Anda di halaman 1dari 11

TABLET

Kelompok 1 :
Dilla Fauzia
Neng Sri Lisnadia
Rizka Dinda N
Wahyu Agusti
Pengertian tablet

“ Menurut Farmakope Indonesia Edisi V


Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.Tablet
adalah sediaan padat dibuat secara kempa berbentuk cakram pipih atau gepeng, bundar,
segitiga, lonjong, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.

Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002) Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis
dari beberapa bahan aktif dan biasanya dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam.
Komponen Tablet
Zat Aktif Binder atau Bahan Pengikat
01 Harus memenuhi syarat yang 04 Dimaksudkan agar tablet tidak
ditentukan farmakope. pecah atau retak . Contoh :
mucilago gummi arabici
Diluent atau bahan pengisi
02 Berfungsi untuk memperbesar Bahan Penghancur atau disintegran
volume massa agar agar mudah 05 Berfungsi membantu hancurnya tablet
dicetak atau dibuat. Contoh :
setelah ditelan. Contoh : pati, selulosa
saccharum lactis, amylum manihot

Bahan pelicin atau lubrikan


03 Perbaikan alir atau glidan 06 Berfungsi mengurangi gesekan
Bahan yang dapat meningkatkan selama proses pengempaan tablet
kemampuan mengalirnya serbuk. dan juga mencegah massa tablet
Contoh : acidum stearicum menempel pada cetakan. Contoh :
magnesium stearat
Metode Pembuatan Tablet

Metode Granulasi Basah

Metode granulasi basah merupakan metode


pembuaatan sediaan tablet yang biasa digunakan untuk
bahan obat atau zat aktif yang tahan terhadap
pemanasan.
Metode Pembuatan Tablet
Metode Granulasi kering

Metode granulasi kering merupakan metode pembuatan


sediaan tablet yang biasa digunakan untuk bahan obat atau
zat aktif yang tidak tahan terhadap pemanasan.
Metode Pembuatan Tablet
Metode Cetak Langsung

Mode ini merupakan metode pembuatan tablet yang dilakukan


dengan cara langsung diicetak, dengan persyaratan zat aktif
atau bahan obat tersebut mempunyai sifat alir yang baik,
kompresibilitas tinggi serta mempunyai efek lubrikan yang baik.
Keuntungan Kerugian
Keuntungan
1. Tablet dalam bentuk kering
1. Ada beberapa pasien yang sult dan Kerugian
sehingga zaat aktif lebih terjaga
menelan tablet
kestabilannya
2. Dapat disalut untuk melindungi 2. Kebanyakan tablet yang ada
rasa yang tidak enak dari sediaan dipasaran tidak tertutupi rasa
3. Dapat mengandung zat aktif lebih pahit
besar dengan bentuk sediaan 3. Formulasi tablet cukup rumit
yang kecil.
4. Cocok untuk zat aktif yang sulit
larut dalam air
5. Sediaan dapat diproduksi masal
Macam – Macam Kerusakan Tablet
Motling Binding Sticking atau picking
Perlekatan yang terjadi pada punch atas
adalah terjadinya warna kerusakan tablet akibat ma
dan bawah karena permukaan punch
yang tidak merata pada per ssa yang akan di cetak mel
kurang licin , pencetak masih ada
mukaan tablet ekat pada dinding ruang
lemaknya zat licinnya kurang, massanya
cetakan
masih basah

Percetakan tidak pas dengan ruang keadaan yang menggambar Tablet menjadi retak dan rapuh.
cetakan terjadi pelelehan zat aktif kan bagian atas atau bawah Disebabkan kurangnya tekanan
saat pencetakan pada tekanan tinggi tablet terpisah sebagian atau pada pencetakan tablet dan zat
seluruhnya pengikatnya kurang.

Whiskering Capping Crumbling


Evaluasi Tablet
Uji keregasan Keseragaman bobot
Kekerasan tablet bukanlah indikator Tablet harus memenuhi uji
yang mutlak dari kmekuatan tablet. keseragaman bobot. Keseragaman
Cara lain menentukan kekuatan bobot ini ditetapkan untuk menjamin
tablet ialah dengan mengukur keseragaman bobot tiap tablet yang
keregasannya. Syarat: harus lebih dibuat. Tablet- tablet yang bobotnya
kecil dari 0,8% (Ansel, H.C., 1989) seragam diharapkan akan memiliki
kandungan bahan obat yang sama,
sehingga akan mempunyai efek
Uji waktu hancur terapi yang sama.
Waktu hancur adalah waktu yan
g dibutuhkan oleh tablet untuk
menjadi partikel-partikel kecil.
Interval waktu hancur adalah Uji disolusi
5-30 menit (Ansel,H.C., 1989). Disolusi adalah proses pemindahan molekul
obat dari bentuk padat kedalam larutan pada
Uji kekerasan suatu medium (Dirjen POM, 1995).
persyaratan uji disolusi yaitu untuk mengetahui
Ketahanan tablet terhadap goncangan
seberapa banyak persentase zat aktif dalam
pada waktu pembuatan, pengepakan dan
obat yang terlarut dan terabsorbsi ke dalam
distribusi bergantung pada kekerasan
peredaran darah untuk memberikan efek terapi
tablet. Syarat : 4-8 kg (Soekemi, A. R.,
.
1987).
Waktu hancur

Keseragaman
ukuran

Kekerasan

Keseragaman
bobot
Thank you

Anda mungkin juga menyukai