Kelompok 1
Kelompok 1
Nurma Yunita
&
Sintia Martina Lubis
Pd akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, semakin jelas bahwa
konsep-konsep fisika memerlukan revisi atau penyempurnaan.
• Untuk suhu yang lebih tinggi, selain intensitas radiasi bertambah , juga
intensitas maksimum terjadi pada panjang gelombang yang lebih
pendek.
Pergeseran puncak spektrum tersebut dijelaskan oleh Wien
secara empiris, menurut Persamaan
λmaxT = b
dengan b = 2,8977729x10-3 m.K, dikenal sebagai konstanta
Wien, harga λmaks adalah panjang gelombang radiasi pada
intensitas maksimum. Persamaan tersebut dikenal sebagai
persamaan atau hukum Pergeseran Wien.
Pada tahun 1900, Max Planck mengusulkan sebuah gagasan (postulat)
yang kemudian dikenal sebagai Teori Kuantum Planck.
Teori ini menyatakan bahwa osilator-osilator berfrekuensi v sebagai
sumber radiasi, hanya bisa melepaskan tenaganya dalam kuantum
(paket-paket) tenaga sebesar E = nhv .
Ini berarti bahwa osilator berfrekuensi v mempunyai tenaga yang
bersifat diskret (merupakan kelipatan dari hv ), yakni
Ev = nhv ,
dengan h = 6,626 x 10-34 J.s , disebut tetapan Planck, dan n adalah
bilangan bulat (n = 1, 2, 3,dst).
Menggunakan teorinya tersebut, Planck kemudian menurunkan
persamaan spektrum radiasi termal, dan memperoleh hasil sebagai
I(v,T) = Daya atau energi per satuan waktu yang diradiasikan per satuan area permukaan
yang melepas pada arah normal per satuan solid angle per satuan frekuensi oleh benda hitam
pada temperatur T.
h= Konstanta Planck
c= Kecepatan cahaya dalam ruang hampa
k= Konstanta Boltzmann
v= Frekuensi radiasi elektromagnetik
T= Temperatur absolut benda
Er = hv
(1.11)
Jadi, jika suatu radiasi yang dikenakan pada suatu logam frekuensinya v
> vo baru bisa menimbulkan efek fotolistrik, dan jika intensitas radiasi
naik, maka cacah foto-elektron bertambah karena cacah foton
bertambah.