Anda di halaman 1dari 10

KULIAH KEDUA

BIO STATISTIKA
AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH
BAB V. PENGUJIAN HIPOTESIS
(LANJUTAN)
Kesalahan dalam pengujian hipotesis ada dua, yaitu:
1. Kesalahan tipe 1, yaitu kesalahan yang terjadi karena
menolak hipotesis yang benar, biasanya disimbol α.
Contohnya: Ada hipotesis bahwa obat sudah kadaluarsa.
Tetapi tetap ditolak dan menganggap bahwa obat tidak
kadaluarsa, sehingga merugikan banyak orang.

2. Kesalahan tipe 2, yaitu kesalahan yang terjadi karena


menerima hipotesis yang salah, biasanya disimbol β.
Contohnya : Kita sudah percaya bahwa obat kadaluarsa,
padahal sebetulnya belum mencapai masa kadaluarsanya,
sehingga seluruh obat harus dibuang yang sesungguhnya masih
bagus.
Kesalahan tipe 1 disimbol α, yang sering digunakan dalam
pengujian hipotesis di dunia praktek, atau selalu mengabaikan
kesalahan tipe 2.

Nilai α yang umum digunakan adalah 0,01 dan 0,05. Atau


tingkat kepercayaan sebesar 99% dan 95%.

Jika α = 0,05 artinya peluang terjadinya kesalahan dalam


hasilpengujian hipotesis sebesar 5%, dan tingkat kepercayaan
kita terhadap kebenaran hasil pengujian hipotesis sebesar 95%.
Statistik sampel dalam Pengujian hipotesis meliputi:
1. Pengujian rata-rata populasi (μ)
2. Pengujian proporsi populasi (p)

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, beberapa tahapan


yang harus diperhatikan adalah:
1. Pengujian dua pihak atau satu pihak/sisi?
2. Satu atau dua populasi?
3. Populasi terbatas atau tidak terhingga?
4. Sampel besar atau kecil?
5. Varians diketahui atau tidak?
6. Statistik sampel yang akan diuji (rata-rata atau populasi)?
7. Besarnya derajat keberartian yang digunakan?
Varian Populasi Diketahui
Contoh:
Bagian penyediaan obat suatu rumah sakit memesan tetrasiklin
kapsul dalam jumlah besar pada sebuah perusahaan farmasi.
Dari perusahaan tersebut diperoleh informasi bahwa rata-rata
isi kapsul tersebut adalah 250 mg dengan kesalahan baku 2 mg.

Pihak rumah sakit ingin menguji informasi tersebut pada


derajat keberartian 0,05. Untuk keperluan tersebut diambil
sampel sebanyak 100 kapsul dan diperoleh rata-rata 249,5 mg.
Penyelesaian

1. Pengujian dua pihak (karena rata-rata isi kapsul bisa


dibawah atau di atas 250 mg)
2. Satu populasi (tetrasiklin kapsul)
3. Populasi besar
4. Sampel besar (besar jika n>30)
5. Varians diketahui ( kesalahan baku = 2 mg)
6. Statistik sampel yang digunakan adalah uji rata-rata satu
populasi)
7. Besar derajat keberartian α = 0,05
Penyelesaian

H0 = Rata-rata isi kapsul = 250 mg (µ = 250 mg)


H1 = Rata-rata isi kapsul ≠ 250 mg (µ ≠ 250 mg)

n=100 kapsul
σ=2
X bar = 249,5 mg
α =0,05
Z0,05 = 1,96

Rumus:
X bar ±zσ/√n
250 +1,96(2/ √ 100) = 249,5 + (1,96 x 0,2) = 250,4 mg
250 -1,96(2/ √ 100) = 249,5 - (1,96 x 0,2) = 249,6 mg

Kriteria penerimaan : H0 akan diterima apabila hasil perhitungan terletak antara


249,6 mg dan 250,5 mg.

Karena hasil perhitungan lebih kecil daripada limit bawah maka hipotesis ditolak pa
α = 0,05 atau p < 0,05. Kesimpulan bahwa isi kapsul tidak sama dengan 250 mg.
Daerah penerimaan

Daerah Daerah
kritis kritis

X bar = 249,5

249,6 µ = 250 250,4

9
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai