Manajemen Keselamatankebakaran - Ali Sy 10 Juni 2015-Kemkes
Manajemen Keselamatankebakaran - Ali Sy 10 Juni 2015-Kemkes
KEBAKARAN
Oleh :
ALI SYAHRUL C , SKM , MKKK
# POKOK BAHASAN #
Tujuan Umum :
Terciptanya Rumah sakit yang aman & terlindungi untuk seluruh orang dan
properti yang ada dari asap dan kebakaran atau kedaruratan lainnya dalam
rumah sakit.
Sasaran :
Seluruh masyarakat yang berada di Rumah Sakit yaitu ; pasien, pengunjung
karyawan, vendor dan sarana, prasarana serta fasiltas pendukung lainnya.
Pengamanan Kebakaran :
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.
Pencegahan kebakaran
Upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kebakaran.
Penanggulangan kebakaran
Upaya yang dilakukan dalam rangka
memadamkan kebakaran.
MAKSUD DAN TUJUAN
MFK 7, MFK 7.1, MFK 7.2 & MFK 7.3
Kebakaran adalah risiko yang selalu ada di rumah sakit.
Karenanya, setiap rumah sakit perlu merencanakan bagaimana
menjamin penghuni rumah sakit tetap aman sekalipun terjadi
kebakaran atau ada asap.
Rumah sakit merencanakan secara khusus :
- Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran, seperti
penyimpanan dan penanganan secara aman bahan mudah terbakar,
termasuk gas medik, seperti oksigen;
- Bahaya yang terkait dengan setiap pembangunan di dalam atau berdekatan
dengan bangunan yang dihuni pasien;
- Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila tejadi kebakaran;
- Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti, deteksi asap (smoke
detector), alarm kebakaran, dan patroli kebakaran; dan
- Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti selang air, supresan
kimia (chemical suppressants) atau sistem penyemburan (sprinkler).
Rumah Sakit menyusun dan mengimplementasikan kebijakan pelarangan
merokok, yang :
- Berlaku bagi seluruh pasien, keluarga, staf dan pengunjung;
- Melarang merokok di lingkungan rumah sakit
Kebijakan rumah sakit tentang merokok menetapkan pengecualian bagi
pasien yang karena alasan medis atau psikiatri mengizinkan pasien
merokok. Bila pengecualian tersebut diberikan maka pasien tersebut
hanya merokok di tempat yang ditentukan, jauh dari pasien lainnya.
Dimana letak katup penutup oksigen? Jika anda harus menutup katup
oksigen,
Bagaimana cara merawat/mengasuh pasien yg membutuhkan oksigen? Jika
harus dievakuasi ?
Di mana letak alat pemadam api pada unit anda?
Bagaimana cara memakainya ( APAR ) ?
Bagaimana anda melaporkan/jika kejadian kebakaran?
Bagaimana anda melindungi pasien selama terjadinya kebakaran?
Bila anda harus mengevakuasi pasien, prosesnya bagaimana?. , dll.
TIPOLOGI KEBAKARAN
( SUPRAPTO, 2004 )
Habislah
semuanya kalau
sudah begini Jiwa melayang
Harta Ludes,
mau tinggal
dimana ??
BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR
Elemen Dasar Api
Bahan bakar (fuel)
Panas mula (heat)
HEAT
Oksigen (oxygen)
FUEL OXYGEN
Triangle of Fire
KEBAKARAN DAN PENYEBAB-NYA
PENYEBARAN KEBAKARAN
Penyebaran Api dalam Ruangan
Terjadi secara:
Radiasi
dinding Konveksi
Konduksi
konduksi ke lantai
Flashover : kondisi dimana secara tiba-tiba dan cepat seluruh ruangan menyala
serentak .
DAN penyelamatan harus dilakukan SEBELUM Flashover
PERAN SISTEM AKTIF, PASIF DAN PERAN PEMADAM KEBAKARAN
Bahaya Akibat Produk Kebakaran
(1) Temperatur penyulutan dan kalor atau panas pembakaran
(2) Suhu tinggi kebakaran
(3) Bahaya asap kebakaran
(4) Gangguan jarak pandang
(5) Kemungkinan gas-gas beracun
(6) Penjalaran ke tempat lain-nya
BERBAGAI PERILAKU MANUSIA
SAAT KEBAKARAN
CONTOH KASUS KEBAKARAN – NON RUMAH SAKIT
Kebakaran Toserba Ramayana (1996) (kepanikan akibat pintu terkunci)
Kebakaran di bank Indonesia (1998) (kembali ke ruangan rapat lewat lift)
Serangan bom di gedung WTC (2000) (berloncatan karena sengatan asap)
Kebakaran hotel Perdana Wisata (2001) (tidak tahu jalan ke luar & kurang sigapnya crew)
Kebakaran di restoran Happy (2002) (minimnya sarana proteksi & sarana ke luar)
LUAR INDONESIA :
Kebakaran RS Swasta di Kolkata, India, 09-11-2011 : Korban 89 orang.
Kebakaran RS Jiwa di Rusia. 13-09-2013 : Korban 37 orang
Kebakaran RS khusus Lansia di Jangseong, Jeolla. Korsel 28-05-2014 : Korban 21 org
ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditioning Engineers ttg HVAC
KECENDERUNGAN PERILAKU ORANG
SAAT KEBAKARAN
Cenderung balik ke tempat tadi masuk
Tidak mengetahui dimana lokasi eksit / rambu darurat
Kurang berpikir rasional akibat dirasuki asap dan waktu mendesak
Lupa atau tidak tahu prosedur emergency
Memikirkan barang miliknya untuk dibawa
Kelompok : .......................
Anggota : .......................
OKSIGEN PANAS
batasi dinginkan
jumlah oksigen bahan bakar
Pendinginan Lanjut,
Surut mencegah Backdraft
diruang tertutup
- Cooling
- Smothering
- Starvation
- Breaking Chain Reaction
BAHAN BAKAR
COOLING/PENDINGINAN
BAHAN BAKAR
ACTIVE PASSIVE
system system
Firesafety Triangle
Segi-3 sistem proteksi
SISTEM PROTEKSI TOTAL
Terwujud apabila ketiga-unsur proteksi ada
indikator
Kehandalan
terhadap
Fire safety management kebakaran
TUNTUTAN PARADIGMA BARU
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
SISTEM PROTEKSI AKTIF
Sistem deteksi & alarm kebakaran
Sistem pipa tegak & slang kebakaran
Sistem sprinkler otomatis
Sistem pemadam api ringan
Sistem pemadam khusus
Sarana bantu operasi sistem aktif (sumber
air untuk pemadaman, pompa kebakaran
dan sumber daya listrik darurat / genset
SISTEM DETEKSI & ALARM
Jenis sistem :
Detektor panas (temp.tetap, laju
kenaikan temp, kombinasi
Detektor asap (ionisasi, photo-electric,
very early smoke detecting apparatus /
vesda)
Detektor nyala api (flame detector,
beam detector dll)
Detektor gas (HCl gas detector, gas
leak detector, HF gas detector dll)
Klas III (gabungan klas I & II) Klas I 6,9 bar (100 1893 liter 102 mm (4
(2,5 inch) psi) di titik per menit inch)
terjauh (500 gpm)
Tekanan dan laju aliran
minimum lihat tabel berikut Klas II 4,5 bar (65 379 liter per
(1,5 inch) psi) menit
di titik (100 gpm)
terjauh
Pengertian :
- APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) adalah alat pemadam kebakaran yang
ringan serta mudah digunakan oleh satu orang untuk memadamkan api
pada awal terjadi kebakaran.
- Penggunaan Apar adalah upaya pemadaman kebakaran diawal terjadinya
kebakaran yang dilakukan oleh satu orang
CATATAN : SALAH SATU PENGETAHUAN & SKILL WAJIB DARI JCI ADALAH :
SELURUH STAF ADALAH BISA MEMAKAI ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
Tahapan Pemakaian APAR
TAHAPAN CARA PAKAI APAR
Penyapuan ke kanan dan kiri
pada sumber api
CONTOH : JIKA MELIHAT ASAP/API ( RSUP FATMAWATI )
JIKA Ada KEBAKARAN – Lihat API / ASAP -- INGAT !
PINDAHKAN/Amankan PASIEN, KELUARGA, PENGUNJUNG DAN STAF
dari sumber Api
KEMUDIAN LAKUKAN
3 PASS 3
Pegangan Pada
Pin Pengunci Nozzle Bawah Ke kanan & kiri
sumber api
66
P ull the pin, A im to low, S quezee the handle, S weep side to side
Pemeliharaan APAR
1. Pemeliharaan setiap enam bulan sekali, dilakukan oleh penanggung
jawab K3 / anggota regu keselamatan di unit kerja.
5
6. Penguraian serbuk dalam tabung dengan cara membalikkan tabung
berulang-ulang (untuk jenis powder / serbuk) agar serbuk tidak
menggumpal – 3 s/d 4 kali
7. Penimbangan tabung, dan apabila berat tabung berkurang 10% dari
berat tabung yang tertera, segera diisi ulang (untuk jenis CO2 dan
jenis halon/penggantinya )
8. Pelaporan ke Sub Bag.Rumah Tangga /umum / Komite K 3, apabila
ada kerusakan / sudah kadaluwarsa
9. Pendokumentasian hasil pemeliharaan APAR, sesuai dengan formulir
yang tersedia ( kartu Pemeliharaan APAR )
6 9
INGATT….!!
JANGAN PERNAH memadamkan api jika kondisi berikut terjadi:
• TIDAK mempunyai peralatan pemadam yang memadai
• API telah menjalar melampaui titik aslinya ( Meluas/Flash Over )
• NALURI Anda mengatakan kepada anda untuk KELUAR
ALAT PEMADAM KHUSUS
Jenis : bahan pemadam halon 1301 (fixed
system) dan halon 1211 untuk streaming
(pemadam tabung) . Kedua jenis bahan sangat
efektif untuk pemadam di ruang komputer,
electronic dan data processing.
Bahan Pengganti : Karena berpotensi
menipiskan lapisan ozon maka kecuali untuk
critical uses, terdapat bahan pengganti seperti
FM-200, NAFS-III, Inergen, water mist (Hi-fog),
AF11e, CO2 system (pengganti halon 1301) dan
dry-chemical, CO2 , AF1-11e, dan halotron untuk
pengganti halon 1211.
Fixed system terdiri atas total flooding system
dan local application.
Untuk penanganan penghapusan halon telah
dibentuk Indonesia Halon Bank (IHB)
SARANA PENUNJANG
Sumber air untuk
pemadam kebakaran
Pompa kebakaran
Sumber daya darurat
SISTEM PROTEKSI PASIF
Pemilihan bahan bangunan
Ketentuan ketahanan api komponen struktur
Penerapan sistem kompartemenisasi
Perlindungan pada bukaan
Sistem pengendalian asap (smoke control)
TERMASUK PULA DISINI
Sarana jalan ke luar termasuk sarana penunjuk arah
Kondisi halaman bangunan kaitan dengan akses
Fasilitas jalan masuk untuk penyelamatan dan
pemadaman tmsk pos kendali keadaan darurat
Jarak-jarak bangunan
PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN
Pertimbangan klas mutu bahan
Pertimbangan inersia termal
Jumlah dan perletakan bahan combustible
Beban api dan faktor bukaan / ventilasi
Penggunaan bahan penghambat api (fire retardant materials)
Integrasi dengan sistem proteksi aktif
Integrasi dengan sistem aktif dan fire safety management (FSM)
Bahan bangunan dibagi dlm 5 klas mutu :
BAHAN
a. tidak mudah terbakar (I)
BANGUNAN b. semi tidak mudah ter-bakar (II)
& KEBAKARAN c. menghambat api (III)
d. semi menghambat api (IV)
e. mudah terbakar (V).
Peningkatan mutu dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
penghambat api (fire retardant materials)
Penggunaan bahan-bahan mudah terbakar perlu diperhatikan
khususnya pada bangunan kedap suara, bangunan ber-insulasi
serta penggunaan bahan atap.
Penggunaan bahan-bahan mudah terbakar perlu dikompensasi
dengan penerapan sistem proteksi aktif yang lebih intens.
IMPLIKASI PENGGUNAAN BAHAN KAITAN
DENGAN KEBAKARAN
Penggunaan Check sifat bahan
Bahan bangunan
Institusi Perawatan 1
Rumah sakit 2
ICU 3-4
Assembly Peribadatan 90 men
Terminal, restoran 2
Industri Pabrik dan industri 3
Bagian belakang dinding harus tidak mengalami retak
Gudang Gudang, bahaya ringan 2
tembus (integrasi) atau temperaturnya mencapai 140oC
Gudang, bahaya berat 3
(insulasi)
PERLINDUNGAN PADA BUKAAN
Setiap penembusan di dinding, atap atau lantai kompartemen
harus dilindungi dengan fire stopping
Setiap saluran udara (ducting) yang menembus dinding
kompartemen harus dipasang damper api / asap
Bukaan ventilasi pada bangunan yang digunakan untuk saf
pipa, saf ventilasi listrik harus sepenuhnya tertutup dengan
dinding dari bawah sampai atas dengan konstruksi tahan api
( Jika ada bukaan / pintu harus tahan api )
MEMBENTUK KOMPARTEMENISASI
PENCEGAHAN TERHADAP KEBAKARAN
Hindari terjadinya penyulutan
Upayakan kebakaran dipadamkan pada
tahap dini
Hati-hati bekerja dengan peralatan listrik
Penggunaan bahan tidak mudah terbakar
(non-combustible)
Pekerjaan menggunakan peralatan &
proses penimbul panas (hot works)
dilakukan oleh orang yang profesional
dan diawasi
Lakukan pemeriksaan & perawatan
berkala terhadap peralatan proteksi
Laksanakan fire-safe housekeeping
KOMUNIKASI
adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima)
dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu
baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud
memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan
yang diingikan komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says
what, in which channel, to whom, with what effect.
KOMUNIKASI DARURAT
Kordinator Informasi & Koordinator Keselamatan, Kordinator logistic Koordinator teknik Koordinator Medik
Komunikasi (IPH) Keamanan dan Pemantauan ( Bag Umum/Rumah (IPSRS) ( IGD )
(Sub Komite Keselamatan Tangga)
Kerja)
Kurir Penanggung jawab Logistik obat/ alkes Kesiapan alat Tim Dokter
darurat gedung habis pakai ( Inst. Keselamatan
Farmasi)
Tim Perawat
Teleponis, Radio Tim Security
Operator, Paging Logistik gizi ( Inst.
Utility Tim Area Evakuasi
Tim Pemadam Gizi)
awal
• Kebakaran
• Ledakan
UNSAFE
BIAYA • CONDITION
• Kecelakaan
• ACT • Pencemaran
• Penyakit
KERUGIAN Akibat Kerja
AMAN Kebakaran : potensi bahaya KEBAKARAN yang telah
di-identifikasi dan dianalisa serta telah dikendalikan ke
tingkat yang memadai
POTENSI KEBAKARAN TIDAK BISA DIELIMINASI SECARA
TOTAL, NAMUN HANYA DIKURANGI TINGKAT RESIKONYA
EVALUASI BAHAYA KEBAKARAN
1. Apakah material dapat terbakar?
5 9
Penerapan
1 2 3 4 7 8 (11) Audit
Audit
berkala
6 10
ECXELLENT
Contoh
Work Sheet Identifikasi Potensi Bahaya
Potensi Penilaian Risiko
Skenario
Ruangan Bahaya Akibat/ Level Pengendalian Catatan
accident Peluang
Dampak Risiko