Anda di halaman 1dari 100

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

KEBAKARAN

Oleh :
ALI SYAHRUL C , SKM , MKKK

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


Disampaikan Pada Pelatihan K3RS ( 08 – 13 Juni 2015 ) – Bale Arimbi – Puncak Bogor
ALI SYAHRUL C , SKM , MKKK
TTL Jakarta, 20 Oktober 1973
Riwayat -Penata Rontgen sd 2012 -Ka Pokja MFK/FMS
Pekerjaan -Sekretaris Tim K3 (2007-2008) -Tim Bimtek KARS
-Supervisor K3RS -Sekarang RSUPF Kemkes
-Tim Rev Standar K3RS
Pengalaman - RS Tebet ( 1996 – 1998 )
Pekerjaan - RSUP Fatmawati (1995 – Sekarang )
Pengalaman - PARI JAYA, - PPMKKI, - FOKKI
Organisasi
Riwayat -S2K3 - AK3 Umum -BATAN JAERI
Pendidikan & -S1K3 - AK3 Kebakaran -AMDAL
Pelatihan -ATRO - TPPK PPSDM Kemenkes
Alamat RSUP Fatmawati – KOMITE K3RS
Kantor Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp. 021-7660552, ext : 1448
Alamat Pasir Putih Residence – Blok C No.4
Rumah Jl. Raya Pasir Putih, Gg. Kupu Bombay, RW.005, RT.01,
Pasir Putih,Sawangan, Dpk
Alamat HP : 0812-8892-5272
Komunikasi Email : alisyachrul73@yahoo.com
RSUD Bekasi, 06-09-2010

IRJ RSUP Fatmawati,


2009 Kebakaran Ruang Coas di RSUD Arga Makmur,
IRNA, RSUP Fatmawati Bengkulu Utara
19-11-2013 (28/1/2014)

RS Jiwa di Rusia, 13-


09-2013
RS di Taiwan, 23-10- RSCM, 6 Februari
2012 2012
TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) :

Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu memahami


tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di
Rumah Sakit
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)

# POKOK BAHASAN #

Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu:


1. Menjelaskan Konsep Terjadinya Api
2. Menjelaskan Identifikasi Bahaya Kebakaran
3. Menjelaskan Metode PemadamanApi
4. Menjelaskan Manajemen Keselamatan Kebakaran
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)
# SUB POKOK BAHASAN #
1. Konsep terjadiya api 3. MetodaPemadaman Api
a. Introduction dan FMS 7 a. Prinsip Penanggulangan Kebakaran
b. Tipologi, Teori dan Elemen Dasar Api b. Sistem Proteksi Kebakaran
c. Penyebab Kebakaran c. Klasifikasi Kebakaran
d. Fenomena Flashover & Dampak Kebakaran d. APAR
e. Perilaku Manusia terhadap kebakaran
4. Manajemen Penanggulangan Kebakaran
2. Identifikasi Bahaya Kebakaran a. Pentingnya FSM
a. Tujuan Identifikasi b. Organisasi
b. Metodologi Identifikasi c. Implikasi FSM
c. AnalisaPotensi BahayaKebakaran d. Tahapan Evaluasi
INTRODUCTION
Kebakaran adalah risiko yang selalu ada di rumah sakit. Karenanya, setiap
rumah sakit perlu merencanakan bagaimana menjamin penghuni rumah sakit
tetap aman sekalipun terjadi kebakaran atau ada asap. Rumah sakit harus
merencanakan secara khusus :
- Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran,
- Bahaya terkait dengan setiap pembangunan di dalam atau berdekatan
dengan bangunan yang dihuni pasien;
- Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila tejadi kebakaran;
- Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, smoke, heat, ion or flame
detector), alarm kebakaran, dan patroli kebakaran; dan
- Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti selang air, supresan
kimia (chemical suppressants) atau sistem penyemburan (sprinkler).

Facility Management and Safety (FMS)


Manajemen Fasilitas Kesehatan ( MFK )
FMS - 7 : Fire Safety Management
FMS 7
Organisasi merencanakan dan mengimplementasikan
program untuk meyakinkan bahwa seluruh pasien,
pengunjung dan staf aman dari bahaya asap dan
kebakaran, atau kegawatdaruratan lain di rumah sakit

Tujuan Umum :
Terciptanya Rumah sakit yang aman & terlindungi untuk seluruh orang dan
properti yang ada dari asap dan kebakaran atau kedaruratan lainnya dalam
rumah sakit.
Sasaran :
Seluruh masyarakat yang berada di Rumah Sakit yaitu ; pasien, pengunjung
karyawan, vendor dan sarana, prasarana serta fasiltas pendukung lainnya.
Pengamanan Kebakaran :
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.
Pencegahan kebakaran 
Upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kebakaran.
Penanggulangan kebakaran 
Upaya yang dilakukan dalam rangka
memadamkan kebakaran.
MAKSUD DAN TUJUAN
MFK 7, MFK 7.1, MFK 7.2 & MFK 7.3
Kebakaran adalah risiko yang selalu ada di rumah sakit.
Karenanya, setiap rumah sakit perlu merencanakan bagaimana
menjamin penghuni rumah sakit tetap aman sekalipun terjadi
kebakaran atau ada asap.
Rumah sakit merencanakan secara khusus :
- Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran, seperti
penyimpanan dan penanganan secara aman bahan mudah terbakar,
termasuk gas medik, seperti oksigen;
- Bahaya yang terkait dengan setiap pembangunan di dalam atau berdekatan
dengan bangunan yang dihuni pasien;
- Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila tejadi kebakaran;
- Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti, deteksi asap (smoke
detector), alarm kebakaran, dan patroli kebakaran; dan
- Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti selang air, supresan
kimia (chemical suppressants) atau sistem penyemburan (sprinkler).
Rumah Sakit menyusun dan mengimplementasikan kebijakan pelarangan
merokok, yang :
- Berlaku bagi seluruh pasien, keluarga, staf dan pengunjung;
- Melarang merokok di lingkungan rumah sakit
Kebijakan rumah sakit tentang merokok menetapkan pengecualian bagi
pasien yang karena alasan medis atau psikiatri mengizinkan pasien
merokok. Bila pengecualian tersebut diberikan maka pasien tersebut
hanya merokok di tempat yang ditentukan, jauh dari pasien lainnya.

Tindakan ini, bila digabungkan akan memberi waktu yang cukup


bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung untuk
menyelamatkan diri dari kebakaran dan asap. Tindakan ini tanpa
memandang umur, ukuran atau kontruksi dari fasilitas.
Pertanyaan spesifik saat adanya survey
AKREDITASI :

 Dimana letak katup penutup oksigen? Jika anda harus menutup katup
oksigen,
 Bagaimana cara merawat/mengasuh pasien yg membutuhkan oksigen? Jika
harus dievakuasi ?
 Di mana letak alat pemadam api pada unit anda?
 Bagaimana cara memakainya ( APAR ) ?
 Bagaimana anda melaporkan/jika kejadian kebakaran?
 Bagaimana anda melindungi pasien selama terjadinya kebakaran?
 Bila anda harus mengevakuasi pasien, prosesnya bagaimana?. , dll.
TIPOLOGI KEBAKARAN
( SUPRAPTO, 2004 )
Habislah
semuanya kalau
sudah begini Jiwa melayang
Harta Ludes,
mau tinggal
dimana ??

PASTI ADA ????


YANG GAGAL

HANYA DALAM WAKTU SINGKAT


TEORI API
API : Proses kimia  Proses oksidasi cepat yang menghasilkan panas dan cahaya.
KEBAKARAN : Api tidak terkendali & tidak dikehendaki yg dapat menimbulkan
kerugian baik harta benda. properti maupun korban jiwa.

BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR
Elemen Dasar Api
 Bahan bakar (fuel)
 Panas mula (heat)
HEAT
 Oksigen (oxygen)

REAKSI RANTAI  Reaksi rantai


Segi-3 api bisa juga bidang-4 api

FUEL OXYGEN

Triangle of Fire
KEBAKARAN DAN PENYEBAB-NYA
PENYEBARAN KEBAKARAN
Penyebaran Api dalam Ruangan
Terjadi secara:

 Radiasi
dinding  Konveksi

 Konduksi

konduksi ke lantai

Flashover : kondisi dimana secara tiba-tiba dan cepat seluruh ruangan menyala
serentak .
DAN penyelamatan harus dilakukan SEBELUM Flashover
PERAN SISTEM AKTIF, PASIF DAN PERAN PEMADAM KEBAKARAN
Bahaya Akibat Produk Kebakaran
(1) Temperatur penyulutan dan kalor atau panas pembakaran
(2) Suhu tinggi kebakaran
(3) Bahaya asap kebakaran
(4) Gangguan jarak pandang
(5) Kemungkinan gas-gas beracun
(6) Penjalaran ke tempat lain-nya
BERBAGAI PERILAKU MANUSIA
SAAT KEBAKARAN
CONTOH KASUS KEBAKARAN – NON RUMAH SAKIT
 Kebakaran Toserba Ramayana (1996) (kepanikan akibat pintu terkunci)
 Kebakaran di bank Indonesia (1998)  (kembali ke ruangan rapat lewat lift)
 Serangan bom di gedung WTC (2000)  (berloncatan karena sengatan asap)
 Kebakaran hotel Perdana Wisata (2001) (tidak tahu jalan ke luar & kurang sigapnya crew)
 Kebakaran di restoran Happy (2002)  (minimnya sarana proteksi & sarana ke luar)

CONTOH KASUS KEBAKARAN – DI RUMAH SAKIT


INDONESIA :
Kebakaran Rawat Inap RSUD Argamakmur, Bengkulu Utara  28-01-2014
Kebakaran Ruang Operasi di RSUD Harjono Ponorogo, Jatim  03-01-2014
Kebakaran IFPJ RSU Raden Mattaher Jambi,  02-04-2014
Kebakaran Ruang Tunggu Radiologi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta ,  26-05-2014

LUAR INDONESIA :
Kebakaran RS Swasta di Kolkata, India,  09-11-2011 : Korban 89 orang.
Kebakaran RS Jiwa di Rusia.  13-09-2013 : Korban 37 orang
Kebakaran RS khusus Lansia di Jangseong, Jeolla. Korsel  28-05-2014 : Korban 21 org
ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditioning Engineers  ttg HVAC
KECENDERUNGAN PERILAKU ORANG
SAAT KEBAKARAN
 Cenderung balik ke tempat tadi masuk
 Tidak mengetahui dimana lokasi eksit / rambu darurat
 Kurang berpikir rasional akibat dirasuki asap dan waktu mendesak
 Lupa atau tidak tahu prosedur emergency
 Memikirkan barang miliknya untuk dibawa

AKIBAT KECENDERUNGAN TERSEBUT


 Panik atau bingung
 Berbuat salah asal cepat ke luar
 Tidak berbuat apa-apa
 Gangguan kesehatan / kesadaran
 Pingsan atau hilang kesadaran
KECENDERUNGAN
SEBELUM KEJADIAN

 Tidak atau kurang perhatikan tanda-tanda darurat


 Kurangnya simulasi tentang kebakaran
 Kurang menghargai latihan kebakaran
 Kurang menguasai penggunaan peralatan pemadam
kebakaran
 Kurang memahami prosedur penanggulangan kebakaran
 Kurang disiplin terhadap diri dan lingkungan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KELOMPOK SAAT KEBAKARAN
Jumlah exit, jarak tempuh,
lintasan exit, kapasitas exit,
jumlah koridor buntu, beban
hunian, penerangan

Faktor usia, gender, fisik,


fisiologis, kepemilikan
barang

Sebaran asap, gas-gas racun, gas- Sistem alarm, penandaan,


gas iritasi, sengatan panas, deteksi familiaritas, adanya staf / pemadu,
disaster plan.
Pola Perilaku Staf Rumah Sakit

Pola Perilaku Pasien


SITUASI, SIKAP, TINDAKAN PENGHUNI
Pasien Tidak berdaya

Tekanan mental Menolak berserah diri


Berdoa, tidak dapat
Ketakutan
bergerak
Mengabaikan
Tergesa berlebihan
keselamatan diri

Emosi tak terkontrol Histeris, teriak, berontak


Akibat ada seseorang lari
Mobilisasi ketakutan akan mendorong
orang lainnya mengikutinya
PANIK Sulit dikendalikan (FATAL)
IDENTIFIKASI
BAHAYA KEBAKARAN

Tujuan identifikasi bahaya :


 Mengetahui potensi bahaya
kebakaran yang ada ditempat
kerja.
 Mengetahui lokasi dan area
potensi kebakaran secara
spesifik.
METODOLOGI IDENTIFIKASI BAHAYA
1. Catatan Rekaman Data Kebakaran :
Data Insiden/kejadian kebakaran yg pernah terjadi ( dalam / luar perusahaan ).
2. Survey potensi :
Survey semua kondisi yg dapat menimbulkan kebakaran dgn cek list :
– Material : Buat daftar semua material secara kuantitatif & kualitatif
dgn kondisi & kemungkinan kebakaran yg ditimbulkan
– Peralatan Proses : Inventarisir semua proses dan peralatan yang
berpotensi untuk terjadinya kebakaran.
– Kondisi Lingkungan : Membuat daftar semua kondisi lingkungan kerja
yg kemungkinan menimbulkan kebakaran
Contoh  WHAT IF ANALYSIS

Metode sederhana dlm identifikasi bahaya secara sistematis dgn kata


dasar WHAT IF.
KelebihanTeknik identifikasi ini, ADALAH :
– Efektif digunakan pada tahap awal kegiatan (feasibility study)
– Tahap saringan melaksanakan analisa secara mendalam dgn
teknik lainnya.
– Memerlukan SDM lebih sedikit dalam waktu yang lebih pendek.
– Dapat digunakan manajemen sebagai bahan pengambilan
keputusan dgn sumberdaya dan biaya terbatas
TEKNIK ‘WHAT IF’
MEGGUNAKAN KATA TANYA WHAT IF
( KALAU/BILA/JIKA ) UNTUK BERBAGAI HAL
MISALNYA :

 What If bila detektor tidak berfungsi


 What If bila apar macet.
 What If bila alarm rusak.
 What If bila terjadi blow out.
 What If bila telepon rusak/tidak berfungsi
 What If bila tiba - tiba tekanan boiler naik
 What If bila tanki bocor
 What If bila pipa ke pompa pecah , dan lain - lain.
MENENTUKAN FREKWENSI /PROBABILITAS
TERJADINYA KEBAKARAN TERSEBUT

 Analisa Frekwensi/Probabilitas secara-kulitatif


– Tinggi atau High (Terjadi lebih dari 1 kali per tahun)
– Medium (Terjadi 1 kejadian per 1 - 100 tahun)
– Rendah atau Low (Terjadi 1 kejadian per 100 –1000 tahun)

 Analisa Tingkat Keparahan secara kuantitatif


– Kebakaran akibat kegagalan komponen tunggal seperti: kegagalan
pipa, kegagalan relief valve atau untuk kegagalan suatu sistem
seperti kegagalan sistem otomatis utk mencegah meluapnya tangki,
maupun kebakaran di alat transportasi & gedung .
 Manfaat analisa potensi bahaya :
– Dapat menentukan sumber dan penyebab timbulnya bahaya.
– Dapat menentukan metoda mengatasi potensi berbahaya.

 Tahapan dalam analisa bahaya adalah sebagai berikut:


– Merumuskan Potensi Bahaya Pada Masing-Masing Sumber
Bahaya/area.
- Menentukan frekwensi /probabilitas terjadinya kebakaran tersebut
- Analisa Akibat :
Analisa akibat didefinisikan sebagai suatu evaluasi tentang akibat
yang ditimbulkan terhadap manusia, harta benda atau lingkungan
jika, terjadinya kebakaran .
"Practice makes perfect"
IDENTIFIKASI POTENSI KEBAKARAN DITEMPAT KERJA

Kelompok : .......................
Anggota : .......................

Objek/ Aktifitas Penyebab Exicting kontrol Pengendalian Ket./ bukti/


bahaya lanjutan foto
kebakaran

Presentasi dan Diskusi Singkat


PRINSIP
PEMADAMAN KEBAKARAN

OKSIGEN PANAS
batasi dinginkan
jumlah oksigen bahan bakar

BAHAN BAKAR REAKSI RANTAI


singkirkan putus reaksi rantai
bahan bakar menggunakan
bahan kimia
Bidang-4 api
Prinsip Penanggulangan Kebakaran
Bahan Bakar, O2 Mencegah
,sumber Energi Penyalaan A
proses P
penyalaan A
Pemadaman pada R
api timbul tahap dini

Mencegah Api Tumbuh Besar,


Tumbuh & Evakuasi manusia & Barang
menyebar Pengendalian Asap
KONDISI
BAHAYA
Flash Mencegah Penyalaan
Over Serentak

Pembakaran Mencegah perambatan


Penuh api ke lain area

Pendinginan Lanjut,
Surut mencegah Backdraft
diruang tertutup
- Cooling
- Smothering
- Starvation
- Breaking Chain Reaction
BAHAN BAKAR
COOLING/PENDINGINAN

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN

BAHAN BAKAR

Menutup drum yang terbakar


STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

Menutup kran/valve pada


Tangki yang terbakar
BREAKING CHAIN REACTION
MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA
BAHAN BAKAR

Memadamkan API dengan APAR type HALON


SISTEM DAN PERALATAN
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana Proteksi Pasif
 Membatasi bahan-bahan mudah terbakar
 Struktur tahan api & kompartemenisasi
 Penyediaan sarana evakuasi untuk penghuni PERLU DIDUKUNG
 Penyediaan kelengkapan penunjang evakuasi DENGAN
 Kondisi halaman bangunan & akses pemadam FIRE SAFETY
MANAGEMENT
Kelemahan-nya : tidak dirancang dari awal (FSM)
Sarana Proteksi Aktif
 Sistem deteksi dan alarm kebakaran
 Alat pemadam api ringan
 Automatic sprinkler system, hydrant, hose-feel
Berbentuk
 Pemadam api khusus
segitiga juga
 Sarana bantu : sumber air – pompa - genset
Kelemahan-nya : kurang perawatan/maintenance
TRIANGLES OF FIRE
HEAT HUMAN
LIVES

FUEL OXYGEN PROPERTY ENVIRONMENT


Triangle of fire F.S.M Fire Protection
Segi-3 api Triangle
Segi-3 tujuan

ACTIVE PASSIVE
system system
Firesafety Triangle
Segi-3 sistem proteksi
SISTEM PROTEKSI TOTAL
Terwujud apabila ketiga-unsur proteksi ada

 SISTEM AKTIF  ENERGIZED SYSTEM


 SISTEM PASIF  BUILT-IN SYSTEM
 FIRE SAFETY MANAGEMENT  HUMAN SYSTEM

Sistem proteksi aktif Sistem proteksi pasif

indikator
Kehandalan
terhadap
Fire safety management kebakaran
TUNTUTAN PARADIGMA BARU
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
SISTEM PROTEKSI AKTIF
 Sistem deteksi & alarm kebakaran
 Sistem pipa tegak & slang kebakaran
 Sistem sprinkler otomatis
 Sistem pemadam api ringan
 Sistem pemadam khusus
 Sarana bantu operasi sistem aktif (sumber
air untuk pemadaman, pompa kebakaran
dan sumber daya listrik darurat / genset
SISTEM DETEKSI & ALARM
 Jenis sistem :
 Detektor panas (temp.tetap, laju
kenaikan temp, kombinasi
 Detektor asap (ionisasi, photo-electric,
very early smoke detecting apparatus /
vesda)
 Detektor nyala api (flame detector,
beam detector dll)
 Detektor gas (HCl gas detector, gas
leak detector, HF gas detector dll)

 Tipe sistem : konvensional, address-


able, analog, digital, mimic dsb
 Komponen sistem : manual break
glass, panel control, alarm bell, horn
 Desain dasar
 Pengkabelan / wiring
 Standar : SNI 03-3985-2000
SISTEM PEMADAM BERBASIS AIR
 Sistem yang mampu memadamkan Sprinkler system
kebakaran secara otomatis sekaligus
memberikan signal pendeteksian
kebakaran
 Jenis sistem : wet fire sprinkler – dry
fire sprinkler – preaction system dan
deluge system (di Indonesia tidak
digunakan jenis dry fire sprinkler.
 Jenis lain berdasarkan karakter fungsi :
fast response sprinkler, residential /
home fire sprinkler
 Rancangan sistem sprinkler ditentukan
berdasarkan tingkat resiko bahaya
(ringan – sedang – tinggi)
 Acuan standar SNI 03-3989-2000
tentang sprinkler otomatis
SISTEM PIPA TEGAK DAN SLANG KEBAKARAN
(standpipe & hose)
 Jenis sistem :
Tekanan Laju aliran Ukuran
 Klas I (uk. samb. selang 2,5 inch minimum minimum minimum
 Klas II (uk. samb. selang 1,5 inch) Bar / psi Liter/mnt pipa tegak

 Klas III (gabungan klas I & II) Klas I 6,9 bar (100 1893 liter 102 mm (4
(2,5 inch) psi) di titik per menit inch)
terjauh (500 gpm)
 Tekanan dan laju aliran
minimum lihat tabel berikut Klas II 4,5 bar (65 379 liter per
(1,5 inch) psi) menit
di titik (100 gpm)
terjauh

Klas III Gabungan 1893 liter 102 mm (4


(2,5 dan keduanya per menit inch
1,5 inch) (500 gpm)
KLASIFIKASI KEBAKARAN
 Tujuan:
– memudahkan pemilihan media pemadam yang tepat
dari berbagal tipe bahan bakar.
 Klasifikasi kebakaran:
– Klas A : Bahan padat (kertas, kayu, plastik, dll.)
– Klas B : Bahan cair atau gas mudah terbakar
– Klas C : Instalasi listrik
– Klas D : Bahan logam
NFPA/PERMENAKER No. 04/MEN/1980

Kebakaran Kelas A Kebakaran Kelas B


Kebakaran bahan
Kebakaran bahan
biasa yang mudah
cairan yang mudah
terbakar terbakar
Kayu, kertas, kain, Minyak bumi, bensin,
plastik & termasuk gas, lemak dan
tumbuhan kering sejenisnya.

Kebakaran Kelas C Kebakaran Kelas D


Kebakaran listrik Kebakaran dari bahan
(dimana arus listrik mengandung logam
masih hidup)
Peralatan Listrik Zeng, Magnesium,
termasuk peralatan Aluminium, Sodium &
elektronik lain-lain.
ALAT PEMADAM API RINGAN
Portable Fire Extinguisher

Pengertian :
- APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) adalah alat pemadam kebakaran yang
ringan serta mudah digunakan oleh satu orang untuk memadamkan api
pada awal terjadi kebakaran.
- Penggunaan Apar adalah upaya pemadaman kebakaran diawal terjadinya
kebakaran yang dilakukan oleh satu orang

• DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG


• UNTUK PEMADAMAN AWAL MULA KEBAKARAN
• SEBATAS VOLUME API KECIL
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref : Permenaker No Per-04/Men/1980

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA

• JENIS DAN UKURANNYA SESUAI


• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN
DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN
DIRINYA.
 Letak Penyediaan antara APAR yg satu dengan lainnya
15m s/d 25m atau menurut ahli K3 setempat.
 Dipasang pada jarak maks 1,25 s/d 1.5 m dari lantai,
disesuaikan dgn jenis kebakaran

Jenis kebakaran Klas APAR KLAS APAR


USA U.K
Kebakaran benda padat mudah terbakar Klas A Klas A
bukan logam, misal kayu, kertas, kain, karet,
plastik
Kebakaran benda cair mudah menyala, lemak Klas B Klas B & C
masak dan gas

Kebakaran yang melibatkan peralatan Klas C Klas E


bermuatan listrik

Kebakaran yang melibatkan logam mudah Klas D Klas D


terbakar

Kebakaran yang melibatkan minyak untuk Klas K Klas K


memasak (cooking oils)

CATATAN :  SALAH SATU PENGETAHUAN & SKILL WAJIB DARI JCI ADALAH :
SELURUH STAF ADALAH BISA MEMAKAI ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
Tahapan Pemakaian APAR
TAHAPAN CARA PAKAI APAR
Penyapuan ke kanan dan kiri
pada sumber api
CONTOH : JIKA MELIHAT ASAP/API ( RSUP FATMAWATI )
JIKA Ada KEBAKARAN – Lihat API / ASAP -- INGAT !
PINDAHKAN/Amankan PASIEN, KELUARGA, PENGUNJUNG DAN STAF
dari sumber Api
KEMUDIAN LAKUKAN
3 PASS 3

3 (TIGA) : P – Pegang & TariK Pin 3 ( TIGA ) :


1. Teriak Kode Merah…3x A – Arahkan Nozzle 1. Telp Ka Satker / Duty
2. Tekan Tombol Alarm S – Satukan Tuas 2. Telp Satpam
3. Ambil APAR, Padamkan Api S – Sapukan Kanan & Kiri 3. Telp Storing

Untuk Mengoperasikan APAR Ingat P-A-S-S


Pegang & Tarik Arahkan Nozzle SatukanPegangan
Atas Sapukan

Pegangan Pada
Pin Pengunci Nozzle Bawah Ke kanan & kiri
sumber api
66
P ull the pin, A im to low, S quezee the handle, S weep side to side
Pemeliharaan APAR
1. Pemeliharaan setiap enam bulan sekali, dilakukan oleh penanggung
jawab K3 / anggota regu keselamatan di unit kerja.

2. Pengecekan berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya


tekanan dalam tabung, rusak atau tidaknya pengaman cartridge atau
tabung bertekanan dan mekanik penembus segel

Harus selalu menunjuk ke skala warna hijau

3. Pengecekan bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat


termasuk handel dan segel harus selalu baik
4. Pengecekan mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar
yang terpasang tidak boleh retak atau menunjukan kerusakan

5. Pengecekan tanggal kadaluwarsa APAR

5
6. Penguraian serbuk dalam tabung dengan cara membalikkan tabung
berulang-ulang (untuk jenis powder / serbuk) agar serbuk tidak
menggumpal – 3 s/d 4 kali
7. Penimbangan tabung, dan apabila berat tabung berkurang 10% dari
berat tabung yang tertera, segera diisi ulang (untuk jenis CO2 dan
jenis halon/penggantinya )
8. Pelaporan ke Sub Bag.Rumah Tangga /umum / Komite K 3, apabila
ada kerusakan / sudah kadaluwarsa
9. Pendokumentasian hasil pemeliharaan APAR, sesuai dengan formulir
yang tersedia ( kartu Pemeliharaan APAR )

6 9

Keep Clear this


AREA
Bagaimana Saat Pakai APAR ?
 Anda telah TERLATIH dalam penggunaannya
 JANGAN melawan arah angin (jika diluar)
 HANYA padamkan api yang KECIL dan masih terlokalisir
(pada tahap awal kebakaran)
 Lokasi api BUKAN pada daerah BERBAHAYA (gudang kimia,
gudang tabung bertekanan, dll)
 INGAT jaga pintu EXIT / Keluar untuk selalu dibelakang
anda
 SELALU test dulu sebelum menuju ke lokasi ( Posisi Benar )
POTENSI BAHAYA APAR !!

 Daya pancar / semprotan. ( Partikel )-


Hindari terhirup langsung / terkena
mata langsung ( berlebihan )
 Tuas / handle yang berfungsi sebagai
penusuk cartridge (tabung pendorong)
di dalam tabung APAR itu sendiri-
Selalu tes tuas dengan posisi
menyamping ( tidak dalam satu garis
lurus dgn wajah )
 Ujung Nozzle pada tabung gas CO2
( kondensasi )-Hindari memegang
secara langsung pada ujung nozzle
yang terbuat dari metal/logam-lengket
atau menempel di tangan.
Perhatikan !!
 PERHATIKAN area kebakaran
– Jika nyala api terjadi lagi, ulangi lagi pemadaman
– Jika Anda tidak dapat mengontrol kebakaran , TINGGALKAN
SEGERA! Menuju pintu EXIT
 Setiap selesai pemadaman : yakinkan api telah padam, baru mundur
sampai jarak aman dan jangan langsung balik badan.
 Selesai pemadaman sewaktu membalik kembali, pancaran nozzle
harus selalu diarahkan kebawah.

INGATT….!!
JANGAN PERNAH memadamkan api jika kondisi berikut terjadi:
• TIDAK mempunyai peralatan pemadam yang memadai
• API telah menjalar melampaui titik aslinya ( Meluas/Flash Over )
• NALURI Anda mengatakan kepada anda untuk KELUAR
ALAT PEMADAM KHUSUS
 Jenis : bahan pemadam halon 1301 (fixed
system) dan halon 1211 untuk streaming
(pemadam tabung) . Kedua jenis bahan sangat
efektif untuk pemadam di ruang komputer,
electronic dan data processing.
 Bahan Pengganti : Karena berpotensi
menipiskan lapisan ozon maka kecuali untuk
critical uses, terdapat bahan pengganti seperti
FM-200, NAFS-III, Inergen, water mist (Hi-fog),
AF11e, CO2 system (pengganti halon 1301) dan
dry-chemical, CO2 , AF1-11e, dan halotron untuk
pengganti halon 1211.
 Fixed system terdiri atas total flooding system
dan local application.
 Untuk penanganan penghapusan halon telah
dibentuk Indonesia Halon Bank (IHB)
SARANA PENUNJANG
 Sumber air untuk
pemadam kebakaran
 Pompa kebakaran
 Sumber daya darurat
SISTEM PROTEKSI PASIF
 Pemilihan bahan bangunan
 Ketentuan ketahanan api komponen struktur
 Penerapan sistem kompartemenisasi
 Perlindungan pada bukaan
 Sistem pengendalian asap (smoke control)
TERMASUK PULA DISINI
 Sarana jalan ke luar termasuk sarana penunjuk arah
 Kondisi halaman bangunan kaitan dengan akses
 Fasilitas jalan masuk untuk penyelamatan dan
pemadaman tmsk pos kendali keadaan darurat
 Jarak-jarak bangunan
PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN
 Pertimbangan klas mutu bahan
 Pertimbangan inersia termal
 Jumlah dan perletakan bahan combustible
 Beban api dan faktor bukaan / ventilasi
 Penggunaan bahan penghambat api (fire retardant materials)
 Integrasi dengan sistem proteksi aktif
 Integrasi dengan sistem aktif dan fire safety management (FSM)
Bahan bangunan dibagi dlm 5 klas mutu :
BAHAN 
a. tidak mudah terbakar (I)
BANGUNAN b. semi tidak mudah ter-bakar (II)
& KEBAKARAN c. menghambat api (III)
d. semi menghambat api (IV)
e. mudah terbakar (V).
 Peningkatan mutu dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
penghambat api (fire retardant materials)
 Penggunaan bahan-bahan mudah terbakar perlu diperhatikan
khususnya pada bangunan kedap suara, bangunan ber-insulasi
serta penggunaan bahan atap.
 Penggunaan bahan-bahan mudah terbakar perlu dikompensasi
dengan penerapan sistem proteksi aktif yang lebih intens.
IMPLIKASI PENGGUNAAN BAHAN KAITAN
DENGAN KEBAKARAN
Penggunaan Check sifat bahan
Bahan bangunan

Combustible Non combustible

Risiko Fire risk meningkat Beban api meningkat


Menjalar lebih cepat
Berbagai solusi
Ganti non Beri fire Pasang detektor
combustible retardant Sistem sprinkler
sensitif Premi asuransi
otomatis
meningkat
ANGKA KETAHANAN API (FIRE RESISTANCE)
Ketahanan api terdiri atas :
Contoh :Uji pintu kebakaran  Unsur stabilitas
Klas Fungsi / Uraian TKA (jam)  Unsur integrasi
Residensial Rumah tinggal biasa 1  Unsur insulasi
Flats 90 menit Ketiga unsur tersebut
Apartemen 2
membentuk level ketahanan api
Perkantoran Bangunan kantor < 20 m 1
Bangunan kantor > 20 m 2 (fire resistance level), atau
Pertokoan & Pertokoan < 20 m, 20-30 M 1, 2 Tingkat Ketahanan Api (TKA)
komersial Komersial > 30 m 3

Institusi Perawatan 1
Rumah sakit 2
ICU 3-4
Assembly Peribadatan 90 men
Terminal, restoran 2
Industri Pabrik dan industri 3
Bagian belakang dinding harus tidak mengalami retak
Gudang Gudang, bahaya ringan 2
tembus (integrasi) atau temperaturnya mencapai 140oC
Gudang, bahaya berat 3
(insulasi)
PERLINDUNGAN PADA BUKAAN
 Setiap penembusan di dinding, atap atau lantai kompartemen
harus dilindungi dengan fire stopping
 Setiap saluran udara (ducting) yang menembus dinding
kompartemen harus dipasang damper api / asap
 Bukaan ventilasi pada bangunan yang digunakan untuk saf
pipa, saf ventilasi listrik harus sepenuhnya tertutup dengan
dinding dari bawah sampai atas dengan konstruksi tahan api
( Jika ada bukaan / pintu harus tahan api )

MEMBENTUK KOMPARTEMENISASI
PENCEGAHAN TERHADAP KEBAKARAN
 Hindari terjadinya penyulutan
 Upayakan kebakaran dipadamkan pada
tahap dini
 Hati-hati bekerja dengan peralatan listrik
 Penggunaan bahan tidak mudah terbakar
(non-combustible)
 Pekerjaan menggunakan peralatan &
proses penimbul panas (hot works)
dilakukan oleh orang yang profesional
dan diawasi
 Lakukan pemeriksaan & perawatan
berkala terhadap peralatan proteksi
 Laksanakan fire-safe housekeeping
KOMUNIKASI
adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima)
dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu
baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud
memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan
yang diingikan komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says
what, in which channel, to whom, with what effect.

KOMUNIKASI DARURAT

Komunikasi adalah kunci utama dalam pengiriman berita


darurat secara tepat. Koordinasi dan kerjasama tim tanggap
darurat tidak akan berjalan dengan baik tanpa tersedianya
sarana komunikasi darurat. Penghuni di dalam maupun diluar
bangunan juga tidak akan mendengar informasi berita maupun
instruksi darurat jika tidak tersedia sarana yang memadai.
PENTINGNYA FSM
Lingkup FSM :
 Pemeriksaan berkala
 Pembentukan tim
emergency response
 Pelatihan personil
 Penyusunan FEP
 Latihan kebakaran dan
evakuasi (fire/evacuation drill)
 Melakukan fire safety audit
 Menyusun SOPs
 Fire safe housekeeping
 Fire safety campaign
MANAJEMEN PENCEGAHAN
& PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pre Fire control In Case Fire Post Fire
• Identifikasi potensi bahaya kebakaran Control Control
• Identifikasi tingkat ancaman •Deteksi alarm
bahaya kebakaran •Padamkan
• Identifikasi scenario •Lokalisir •Investigasi
• Perencanaan tanggap darurat •Evakuasi •Analisis
• Perencanaan sistem proteksi kebakaran •Rescue •Rekomendasi
• Pelatihan •Amankan •Rehabilitasi

PROGRAM PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN KEBAKARAN


1. Program termasuk pengurangan risiko kebakaran;
2. Program termasuk asesmen risiko kebakaran saat ada pembangunan di/ berdekatan
3. Program termasuk deteksi dini kebakaran dan asap;
4. Program termasuk meredakan kebakaran dan pengendalian (containment) asap.
5. Program termasuk evakuasi/ jalan keluar yang aman dari fasilitas bila terjadi
kedaruratan akibat kebakaran dan kedaruratan bukan kebakaran.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
CONTOH -> STRUKTUR ORGANISASI SIAGA BENCANA RSUP FATMAWATI Kepmenkes RI
Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
Direktur Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dinas Pemadam Kebakaran
Tim SAR
Direktur Keuangan Direktur USP Rumah Sakit Terdekat
Direktur Keadaan Darurat Bencana TNI
(Direktur Medik dan Keperawatan) Kepolisian

Bid.Yan Medik Bid.Yan Keperawatan


Kepala Keadaan Darurat Bencana
(Ketua K3)

Kordinator Informasi & Koordinator Keselamatan, Kordinator logistic Koordinator teknik Koordinator Medik
Komunikasi (IPH) Keamanan dan Pemantauan ( Bag Umum/Rumah (IPSRS) ( IGD )
(Sub Komite Keselamatan Tangga)
Kerja)

Kurir Penanggung jawab Logistik obat/ alkes Kesiapan alat Tim Dokter
darurat gedung habis pakai ( Inst. Keselamatan
Farmasi)
Tim Perawat
Teleponis, Radio Tim Security
Operator, Paging Logistik gizi ( Inst.
Utility Tim Area Evakuasi
Tim Pemadam Gizi)
awal

Rekam Medik Tim Evakuasi


Logistk Umum (Bag. Tim Area Evakuasi
RT) Panel Kontrol Lanjutan / RS
Tim Parkir
Lapangan
ISIPD
Tim Pembersih Tim Forensik dan
Logistik alat medic Kamar Jenazah
(Fasilitas Medis) Tim Perbaikan &
Pusat Informasi Tim Pemantau/
Sanitasi
Bencana Monitor/ Evaluasi Tim Ambulans
STRUKTUR ORGANISASI REGU KESELAMATAN
DIMASING-MASING SATUAN KERJA
CONTOH ->
KETUA REGU

REGU REGU F1 REGU EVAKUASI REGU EVAKUASI


PEMADAM Respon Emergency JIWA BARANG
(SALVAGE)

Tugas pokok : REGU F1 (Respon Emergency) :


1. Melakukan pertolongan terhadap korban yg terjadi di lokasi
KETUA REGU : satuan kerjanya
1. Mengkoordinir semua kegiatan K3 dilingkungan kerjanya. 2. Membantu pertolongan korban dilokasi terdekat jika terjadi
2. Melaporan kegiatan K3 ke Komite K3 RSUP Fatmawati kedaruratan
3. Melakukan pertolongan terhadap korban dilokasi titik kumpul

REGU PEMADAMAN : REGU EVAKUASI JIWA :


1. Mengkoordinir semua kegiatan apabila terjadi Kebakaran 1. Sebagai koordinator penanganan korban pada saat evakuasi
dilingkungan/ sector ruang / unit kerjanya 2. Memandu korban saat berlangsungnya evakuasi pada kondisi
2. Mengkoordinir pengunaan APAR sebelum / bila terjadi darurat
kebakaran dilingkungan/ sector/ ruang / Unit kerjanya
3. Mengkoordinir kebutuhan air sebelum terjadi atau bila REGU EVAKUASI BARANG :
terjadi kebakaran dilingkungan / sector/ unit kerja 1. Mengetahui barang-barang inventaris penting di satuan kerjanya
2. Mengkoordinir / melakukan evakuasi terhadap barang penting pd
bersama dengan petugas IPSRS
kondisi bencana di satuan kerjanya
4. Memonitor masa berlaku APAR dan fungsi alat 3. Mengkoordinir pengamanan lokasi kebakaran dan barang –
pemadam api yang lain barang / inventaris bekerjasama dengan SATPAM

IMPLIKASI FSM
Pembinan SDM
• Peralatan Sesuai Standard
• Kondisi Kerja Yang Standard
• Penanganan Material Secara
Benar
• Tata Kerja Tersedia dan Diikuti
SAFE PRODUCTION
• TARGET KWANTITAS PRODUKSI TERCAPAI
• TARGET KWALITAS PRODUKSI MEMENUHI
SISTEM STANDARD
• PEKERJAAN DILAKSANAKAN DENGAN
SELAMAT

• Kebakaran
• Ledakan
UNSAFE
BIAYA • CONDITION
• Kecelakaan
• ACT • Pencemaran
• Penyakit
KERUGIAN Akibat Kerja
AMAN Kebakaran : potensi bahaya KEBAKARAN yang telah
di-identifikasi dan dianalisa serta telah dikendalikan ke
tingkat yang memadai
POTENSI KEBAKARAN TIDAK BISA DIELIMINASI SECARA
TOTAL, NAMUN HANYA DIKURANGI TINGKAT RESIKONYA
EVALUASI BAHAYA KEBAKARAN
1. Apakah material dapat terbakar?

(1) Identifikasi • Bahan padat yang mudah terbakar


• Cairan yang mudah terbakar
Hazard material • Uap/Gas yang mudah terbakar
• Debu yang mudah meledak

2. Bagaimana bahan tersebut dapat terbakar?


(2) Identifikasi • Tumpahan
(1) Identifikasi • Peralatan pecah
potensi yg dpt
Hazard material menimbulkan • Korosi
• Pemanasan berlebihan
kebakaran
• Reaksi kimia
• Loncatan bunga api
3. Sumber energy yang dapat menimbulkan kebakaran • Welding/cutting
• Elektro statis
(2) Identifikasi
(1) Identifikasi (3) Identifikasi • Gesekan
potensi yg dpt • Rokok
metoda paparan
Hazard material menimbulkan • Api terbuka
sumber panas • Petir
kebakaran
• Konsleting, dll.
4. Bagaimana dampak kebakaran?
(2) Identifikasi
(1) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi
potensi yg dpt • Kebakaran
metoda paparan dampak
Hazard material menimbulkan • Ledakan
sumber panas kejadian
kebakaran • Paparan bahan beracun

5. Apakah ada usaha pencegah kebakaran?


• Komitmen &
(1) Identifikasi
(2) Identifikasi
(3) Identifikasi (4) Estimasi (5) Identifikasi Kebijakan
potensi yg dpt • Housekeeping
metoda paparan dampak Prog. Pencegahan
Hazard material menimbulkan • Design review
sumber panas kejadian Kebakaran
kebakaran • Prosedur
• sertifikasi, testing,
kalibrasi, dll.
6. Apakah ada peralatan / sistem proteksi kebakaran?
• Sistem deteksi
(5) Identifikasi kebakaran
Prog. Pencegahan
(2) Identifikasi • Sistem Pemadam
(1) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi Kebakaran
potensi yg dpt
metoda paparan dampak
Kebakaran
Hazard material menimbulkan • Peralatan
sumber panas kejadian
kebakaran Pemadaman
(6) Identifikasi • SDM
Peralatan Sistem • PPGD
Kebakaran • Sistem
Penanggulangan dg
Zone
7. Apakah usaha pencegahan dan proteksi kebakaran sudah efektif?
(5) Identifikasi
Prog. Pencegahan (7) Review
Kebakaran keefektifan Bandingkan kondisi yang
1 2 3 4 usaha yang ada dengan persyaratan
sedang minimum (standard)
(6) Identifikasi nasional/ international
Peralatan Sistem berjalan
Kebakaran

8. Apakah perlu dilakukan perbaikan? • Sistem pencegahan


• Peningkatan
5 (8) Susun pelatihan
1 2 3 4 7 program • Perbaiki sistem
perbaikan
6 proteksi kebakaran
• Perbaiki Fire
fighting system
9. Apakah ada program inspeksi berkala? • Inspeksi sistem
proteksi kebakaran
(9) Susun
5 program • Inspeksi kegiatan
1 2 3 4 7 8 inspeksi & operasi
pengujian
6 berkala dan
• Pengujian peralatan
pemadam kebakaran
perawatan
• Prosedur perawatan
10. Apakah ada Rencana tanggap darurat yang terdokumentasi?
(10) Susun • Prosedur
5 Prosedur Tanggap Darurat
1 2 3 4 7 8 9 tanggap darurat • Simulasi /Drill
dengan
6 memberdayakan • Accident
fasilitas yang Investigation
tersedia • Rehabilitasi
11. Apakah pernah dilakukan audit?

5 9
Penerapan
1 2 3 4 7 8 (11) Audit
Audit
berkala
6 10

12. Bagaimana Rencana Tindak Lanjut Audit?


(5) Identifikasi
(2) Identifikasi Prog. Pencegahan (7) Review
(1) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi
potensi yg dpt Kebakaran keefektifan
metoda paparan dampak
Hazard material menimbulkan usaha yang
sumber panas kejadian
kebakaran (6) Identifikasi sedang berjalan
Peralatan Sistem
Kebakaran
(9) Susun program
Inspeksi berkala (8) Susun
(11) Audit rencana /
program
(10) Susun prosedur perbaikan
Tanggap darurat
S E T I A P K E B A K A R A N S E B E N A R N YA
FILOSOFI DA PAT D I PA DA M K A N , C U K U P
PEMADAMAN DENGAN SE-EMBER AIR
. . . A S A L . . . WA K T U N YA T E PAT ! ! !
BAGAIMANA DENGAN SISTEM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI BANGUNAN /
TEMPAT KERJA KITA ?

 Basis potensi bahaya


 Analisis risiko
 Sistem proteksi total
( aktif-pasif-FSM)
IN PEACE WE PREPARE FOR WAR, IN WAR WE PREPARE FOR PEACE
Sun Tsu, Art of War, 506 SM
REVIEW NYOOKK...!!!
APA SAJA KOMPONEN-KOMPONEN TERBENTUKNYA API ?
?
Oksigen, Bahan Bakar dan Panas 
APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA PERTAMA KALI MELIHAT ASAP/API ?
Selamatkan pasien ke lokasi yang aman 
APA YANG DIMAKSUD DENGAN APAR ?
Alat pemadam api yg digunakan pada awal mula terjadinya
kebakaran saat api kecil digunakan oleh satu orang 
APA SAJA YANG TERMASUK DALAM BAGIAN FIRE SAFETY MANAGEMENT ?
Pemeriksaan berkala, tim emergency response, Pelatihan personil
Penyusunan FEP, Latihan kebakaran dan evakuasi (fire/evacuation
drill) Melakukan fire safety audit, Menyusun SPO, Fire safe
housekeeping, Fire safety campaign
ECXELLENT
Lanjutan REVIEW ...!!! ?
APA SAJA YANG TERMASUK DALAM SISTEM PROTEKSI AKTIF ?
Sistem deteksi & alarm kebakaran, Sistem pipa tegak & slang
kebakaran, Sistem sprinkler otomatis, Sistem pemadam api ringan
Sistem pemadam khusus, Sarana bantu operasi sistem aktif
(sumber air untuk pemadaman, pompa kebakaran dan sumber
daya listrik darurat / genset

APA SAJA YANG TERMASUK DALAM SISTEM PROTEKSI TOTAL ?


SISTEM AKTIF  ENERGIZED SYSTEM
SISTEM PASIF  BUILT-IN SYSTEM
FIRE SAFETY MANAGEMENT  HUMAN SYSTEM

ECXELLENT
Contoh
Work Sheet Identifikasi Potensi Bahaya
Potensi Penilaian Risiko
Skenario
Ruangan Bahaya Akibat/ Level Pengendalian Catatan
accident Peluang
Dampak Risiko

Anda mungkin juga menyukai