Anda di halaman 1dari 25

ICRA

Infection control is everybody’s bussiness

Infection prevention and control strategies are


designed to protect patients/residents/clients,
healthcare providers and the community from
the risk of transmissible disease.
REGULASI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIANOMOR : 382/Menkes/SK/III/2007TentangPEDOMAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSIDI RUMAH
SAKIT DAN FASILITAS KESEHATAN LAINNYA

 Tujuan: Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit meliputi


kualitas pelayanan, manajemen risiko, Clinical governance, serta
kesejahtraan dan keselamatan kerja.

 Pedoman ini sebagai acuan untuk mengevaluasi pelaksanaan


program pecegahan dan pengendalian infeksi
Infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit disebut sebagai
infeksi rumah sakit (Hospital infection).

Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang


dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau penyembuhan pasien,
bila dilakukan tidak sesuai prosedur berpotensi untuk menularkan
penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan pada
petugas kesehatan itu sendiri.Sekarang istilah infeksi nosokomial
(Hospital acquired infection) diganti dengan istilah baru
yaitu“Healthcare-associated infections” (HAIs)
Faktor Risiko HAIs :

 Umur

 Status Imun yang rendah/Imunokompromais

 Interupsi barier anatomis

 Implantasi benda asing

 Perubahan mikroflora normal


Strategi Pencegahan dan Pengendalian infeksi:

 Peningkatan daya tahan pejamu

 Inaktivasi agen penyebab infeksi

 Memutus rantai penularan:

 “Isolation Precautions” (Kewaspadaan Isolasi) yang terdiri dari


dua pilar/tingkatan yaitu “Standard Precautions” (Kewaspadaan
standar) dan “Transmission-based Precautions” ( Kewaspadaan
berdasarkan cara penularan)

 Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure


Prophylaxis” / PEP) terhadap petugas kesehatan
DEFINISI ICRA

proses untuk menentukan potensial terjadinya resiko


penularan yang dapat terjadi dari udara dan air melalui
kontaminasi biologis di fasilitas selama adanya kegiatan
pemeliharan,kontruksi dan renovasi bangunan.

Identifikasi Hazard

Analisa risiko terkait hazard tersebut

Tentukan/putuskan cara untuk


mengeliminasi,mengendalikan hazard
Mengapa Penting?

 Menentukan apakah
Membantu : tindakan pengendalian
Menciptakan kesadaran yang berlaku saat ini
akan hazard dan risiko sudah tepat atau perlu
ditingkatkan
Mengidentifikasi siapa
berisiko (pemberi asuhan
pasien, tatagraha,  Mencegah terjadi injuries
pengunjung, kontraktor,dll) dan penyakit
Bagaimana caranya?
 Identifikasi tindakan yang
 Identifikasi Hazard
diperlukan untuk mengeliminasi
 Evaluasi Kemungkinan terjadi dan mengendalikan risiko

(Likelihood of occuring) dan dampak  Monitor dan ecaluasi untuk


(severity) memastikan risiko telah terkendali

 Pertimbangkan situasi operasional  dokumentasikan

normal dan juga kejadian yang tidak  Berdasarkan risiko yang


sesuai standar teridentifikasi, RS menetapkan
tujuan untuk meminimalkan
 Review informasi tentang kesehatan
kemungkinan terjadinya penularan
dan keselamatan pasien yang tersedia infeksi
tentang hazard
Cara mengidentifikasi Hazard

 Seluruh aspek perlu dikaji

 Aktivitas yang tidak rutin dilakukan

 Seluruh catatan tentang kejadian yang signifikan yang


tercatat dan telah dikaji
ICRA CONSTRUCTION

 Pembangunan , renovasi, demolisi (pembongkaran,


penghancuran gedung), menyebabkan meningkatnya
jumlah debu yang bisa mengandung jamur, kuman
potensial patogen

 Air terkontaminasi
SIAPA SAJA YANG HARUS TERLIBAT

1. Tim PPI
 Buat pertemuan
2. Kesling dan K3RS
sebelum pembangunan
3. Rumga
 Selama pembangunan
4. Pelayanan medis
 Setelah pembangunan
5. Keperawatan

6. Penujang medis
KEGIATAN YANG HARUS DILAKUKAN

 Instalasi membuat laporan tertulis adanya ruangan yang akan direnovasi


kebagian Rumga

 Rumga membuat program kerja renovasi tersebut dan melaporkan ketim


PPI untuk mendapatkan rekomendasi

 Tentukan tipe kontruksi A sampai D yang akan direnovasi

 Tentukan grup pasien yang beresiko; low risk, medium risk, high risk dan
retertinggi.

 Gunakan ICMatrix-Kelas Kewaspadaan: Proyek Konstruksi Menurut


Risiko Pasien

 Tentukan tindakan yang diperlukan untuk pencegahan infeksi


Langkah–langkah untuk ICRA Renovasi
Langkah1Tipe kontruksi

TIPE A
TIPE B
KRITERIA :
KRITERIA :
Pengawasan tanpa melakukan kegiatan yang
Skala kecil, waktu yang di butuhkan tidak
besar,seperti:
lama dan menghasilkan debu yang minimal
1. Merapihkan natubin tidak boleh lebih
seperti;
dari 1.5 meter
1. Instalasi kabel telepon dan computer
2. Cat tembok tanpa menghasilkan debu

3. Memasang wallpaper, saluran pipa,dan 2. Membuat ruang antara


kabel listrik dalam ruang lingkup kecil 3. Pemisahan dinding dengan debu yang
tanpa menghasilkan debu yang banyak
bisa terkontrol
TIPE C
TIPE D
Pekerjaan yang menghasilkan debu yang
banyak seperti renovasi;
Kontruksi dan demolisi seperti:
 Plester dan ngaci dinding

 Bongkar ubin,bongkar plafon  Kegiatan memerlukans hifts

 Membuat dinding baru  Bangunan baru


 Pemasangan instalasi listrik diatas plafon
 Pemindahan gedung atau ruangan
 Pemasangan kabel besar Atau pekerjaan yang besar dengan semua sistem
yang memerlukan rekanan atau tim yang
kabelnya
besar

 Untuk pekerjaan yang tidak bisa


diselesaikan dalam 1 shift perlu
dipertimbangkan dinding penghalang
Langkah 2 Grup pasien resiko

LOW RISK MEDIUM RISK

 Ruang meeting
 Area kantor
 Poliklinik
 Administrasi
 Semua pasien yang bukan
 Area public
digrup 3 atau 4
HIGH RISK
RESIKO TINGGI
Pasien gawat darurat Unit transplantasi
Radiologi/MRI Kamar Operasi
Pasien di RR
Nursestation
Nursestation
Ruang cardio vaskuler
Kamar bersalin
Ruang cateterisasi jantung
Intermediate kamar bayi
Perawatan pasien immunocompromised
Perina

Perawatan nuklir
Perawatan luka bakar

Fisioterapi HCCU

Dapur CSSU

Perawatan jantung ICU


Laboratorium
ISOLASI
Unit bedah
ONKOLOGI
Langkah 3 : IC Matrix -Kelas Kewaspadaan
Langkah 4 tindakan yang diperlukan untuk pencegahan infeksi

SELAMA RENOVASI
LEVEL1

 Meminimalkan peningkatan debu sewaktu


revonasi
SETELAH RENOVASI
 Segera mengganti natubin yang terlihat rusak

 Penganggung jawab bangunan harus mengerti


Sesuai dengan SPO general cleaning
dan memahami tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi Segera bersihkan kotoran atau puing-
 Cek kelengkapan petugas dan perlatan seperti puing bangunan
kain pel, sapu, tempat sampah dan lap bersih
untuk membersihkan lantai dan permukaan

 Jalan yang digunakan tidak boleh dilalui oleh


pasien dan pengunjung
Selama renovasi Setelah renovasi

LEVEL2  Setelah pekerjaan selesai pastikan sistem sirculasi udara


dalam kondisi bersih
 Sirkulasi udara :Tutup rapat semua jendela, pintu,atau

ventilasi sebelum pekerjaan dimulai  Monitor penggantian filter udara

 Buat pembatas antara ruang yang akan dibngun, agar


 Air: pastikan saluran air tidak terkontaminasi
suara tidak mengganggu keruang sebelah
 Puing bangunan: siapkan tempat kusus tertutup untuk
 Gunakan lift atau jalur khususuntuk pengangkutan puing
mengangkut puing bangunan
 Beri tanda keluar masuk hanya petugas yang
 Debu: Bersihkan debu yang tersisa dengan HEPA vakum kepentingan
atau lap basah
 Bersihkan permukaan dengandesinfektan
 Saluran air yang berdekatan dengan kontruksi harus
 Bersihkan alat kerja setelah digunakan
dibersihkan atau flushing
 Tutup rapat container yang membawa puing reruntuhan
 Menyediakan alat penghisap debu atau exhous fan yang
 Gunakan petunjuk khusus jalur pembuangan puing
secara otomatis dapat difungsikan
reruntuhan

 Pintu dan jendela diarea kerja harus selalu tertutup  Penghisap debu atau exhous fan harus dibersihkan dari
debu setiaphari
 Pastikan udara didaerah kontruksi teriolasi
 Petugas kontruksi wajib menjaga kebersihan areanya
SELAMA RENOVASI

LEVEL 3

 Tambahkan dari level 1 dan 2


 Lantai: lantai tidak boleh bersudut, tidak
 Adanya Izin kontruksi dari PPI merekomendasi pemakaian karpet dikamar
karena dapat mengakibatkan jatuh dan
 Diklat untuk staf dan petugas bangunan
meninggalkan debu
 Minimalisasi debu: buat penghalang dari partisi
 Air: saluran pipa air, kran air harus ditutup, bila
yang kuat dan rapat dan dilapisi plastik, semua
ada pasien disekitar area pembangunan gunakan
penghalang debu sebaiknya dibuang
sumber air yang fortabel untuk minum dan
 Puing-puing harus dibuang dan area harus segera mandi
dibersihkan
 Buat petunjuk alur keluar masuk dan tanda
 Pastikan sistem aliran udara di area kontruksi dilarang masuk kecuali petugas
tertutup
 Gunakan APD lengkap selama diarea kontruksi
 Zink: permukaan zink harus mudah dibersihkan
 Menyediakan alat penghisap debu atau exhous
dan dapat digunakan untuk mencuci instrument
fan yang secara otomatis dapat difungsikan
dan mencuci tangan
Setelah renovasi

 Gunakan hepa filter atau tekanan negatif

 Monitor dan catat tekanan udara Beri tanda keluar masuk hanya
petugas yang kepentingan Sesuai dengan SPO general cleaning

 Lakukan pemeriksaan bakteri udara setelah selesai dibersihkan

 Tangani APD dengan hati-hati agar debu tidak bertebaran diarea


yang sudah dibersihkan
Selama renovasi Setelah renovasi

LEVEL 4
 Bersihkan peralatan, area kontruksi
Tambahkan dari level1, 2 dan 3
dengan menggunakan cairan pembersih
 Tutup semua lubang pipa, saluran
 Bersihkan juga area lain yang
ventilasi agar debu tidak keluar
berdekatan dengan area kontruksi
 Buat ruang pembatas antara ruangan
yang akan direnovasi dengan yang tidak  Sepatu pelindung harus digunakan dan
dilakukan renovasi dilepas setelah meninggalkan area

 Semua petugas wajib menggunakan konruks


APD lengkap selama diarea kontruksi
 Periksa bakteri udara dan air
 Debu yang menempel di petugas harus
dibersihkan mengunakan vacum

Anda mungkin juga menyukai