0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
159 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang hiwalah, yaitu akad pemindahan utang atau piutang antara tiga pihak yaitu pihak yang berutang, pemberi pinjaman, dan penerima pemindahan. Dibahas pula rukun, jenis, dan berakhirnya hiwalah serta contoh aplikasinya dalam perbankan seperti factoring dan bill discounting.
Dokumen tersebut membahas tentang hiwalah, yaitu akad pemindahan utang atau piutang antara tiga pihak yaitu pihak yang berutang, pemberi pinjaman, dan penerima pemindahan. Dibahas pula rukun, jenis, dan berakhirnya hiwalah serta contoh aplikasinya dalam perbankan seperti factoring dan bill discounting.
Dokumen tersebut membahas tentang hiwalah, yaitu akad pemindahan utang atau piutang antara tiga pihak yaitu pihak yang berutang, pemberi pinjaman, dan penerima pemindahan. Dibahas pula rukun, jenis, dan berakhirnya hiwalah serta contoh aplikasinya dalam perbankan seperti factoring dan bill discounting.
OLEH : HARDYANTI LIA AZHARINA MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
PENGERTIAN HIWALAH • Menurut Zainul Arifin hiwalah adalah akad peminda han utang/piutang suatu pihak kepada pihak lain. D engan demikian di dalamnya terdapat tiga pihak, ya itu pihak yang berutang (muhil atau madin), pihak y ang memberi utang (muhal atau da‟in), dan pihak y ang menerima pemindahan (muhal ‟alaih). Abdul G hofur Anshori, Perbankan Syariah di indonesia,(Yogy akarta : Gajah Mada UniversityPress, 2009) h. 153 PRINSIP HIWALAH
1. Tolong-menolong 2. Tidak boleh menimbulkan riba 3. Tidak digunakan untuk transaksi obje k yang haram atau maksiat. RUKUN HIWALAH
Menurut madzhab Maliki, Syafi’i dan Hambali, rukun hiwalah ada 6
yaitu : 1. Muhil (orang yang berutang kepada pihak yang haknya dipind ahkan), 2. Muhal (orang yang menerima pemindahan hak, pemberi pinja man, yaitu pemilik piutang yang wajib dibayar oleh pihak yang memindahkan utang), 3. Muhal’alaih (penerima akad pemindahan utang), 4. Piutang milik muhāl yang wajib dilunasi oleh muhīl (objek huk um akad pemindahan utang), 5. Piutang milik muhil yang wajib dilunasi oleh muhal’alaih, dan 6. Shighat (ijab dan qabul). • Wahbah Azzuhaili, Fiqih Imam Syafi’i 2, (Jakarta : Almahira,2010) h.150-151 JENIS JENIS HIWALAH
1) Hiwalah Al-Muqayyadah (pemindahan bersyarat) yaitu
pemindahan sebagai ganti dari pembayaran utang piha k pertama kepada pihak kedua. Contoh : Jika A berpiut ang kepada B sebesar satu juta rupiah. Sedangkan B be rpiutang kepada C juga sebesar satu juta rupiah. B kem udian memindahkan atau mengalihkan haknya untuk m enuntut piutangnya yang terdapat pada C kepada A, se bagai ganti pembayaran utang B kepada A. Dengan de mikian, hiwalah al-muqayyadah, pada satu sisi merupak an hiwalah al-haqq, karena B mengalihkan hak menunt ut piutangnya dari C kepada A. Sedangkan pada posisi lain, sekaligus merupakan hiwalah ad-dain, karena B me ngalihkan kewajibannya membayar utang kepada A me njadi kewajiban C kepada A. LANJUTAN
2) Hiwalah Al-Mutlaqah (pemindahan mutlak) yait
u pemindahan utang yang tidak ditegaskan seba gai ganti dari pembayaran utang pihak pertama kepada pihak kedua. Contoh : Jika A berutang ke pada B sebesar satu juta rupiah. C berutang kepa da A juga sebesar satu juta rupiah. A mengalihka n utangnya kepada C, sehingga C berkewajiban membayar utang A kepada B, tanpa menyebutka n bahwa pemindahan utang tersebut sebagai ga nti dari pembayaran utang C kepada A. Dengan demikian hiwalah al-mutlaqah hanya mengandun g hiwalah ad-dain, karena yang dipindahkan han ya utang A terhadap B menjadi utang C terhadap B. BERAKHIRNYA HIWALAH
1. Apabila kontrak hiwalah telah terjadi, maka tanggungan muhil m
enjadi gugur. 2. Jika muhal’alaih bangkrut (pailit) atau meninggal dunia, maka me nurut pendapat Jumhur Ulama, muhal tidak boleh lagi kemb ali menagih Utang itu kepada muhīl. Menurut Imam Maliki jika m uhil “menipu” muhal, di mana ia menghiwalahkan kepada orang yang tidak memiliki apa-apa (fakir), maka muhal boleh kembali la gi menagih hutang kepada muhil. 3. Jika Muhāl alaih telah melaksanakan kewajibannya kepada Muhal . Ini berarti akad hiwalah benar-benar telah dipenuhi oleh semua pihak. 4. Meninggalnya Muhal sementara Muhal alaih mewarisi harta hiwa lah karena pewarisan merupakan salah satu sebab kepemilikan. Ji ka akad ini hiwalah muqoyyadah, maka berakhirlah sudah akad h iwalah itu menurut madzhab Hanafi. 5. Jika Muhal menghibahkan atau menyedekahkan harta hiwalah ke pada Muhal Alaih dan ia menerima hibah tersebut. 6. Jika Muhal menghapus bukan kewajiban membayar hutang kepa da Muhal Alaih. APLIKASI HIWALAH DALAM PERBANKAN
1. Factoring atau anjak piutang, dimana para nasab
ah yang memiliki piutang kepada pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, bank lal u membayar piutang tersebut dan bank menagi hnya dari pihak ketiga itu. 2. Post-dated check,di mana bank bertindak sebaga i juru tagih, tanpa membayarkan dulu piutang t ersebut. 3, Bill discounting, secara prinsip, bill discounting s erupa dengan hiwalah. Hanya saja, dalam bill di scounting, nasabah harus membayar fee, sedan gkan fee tidak didapati dalam kontrak hiwalah. SELESAI TERIMA KASIH