Anda di halaman 1dari 56

Persiapan Psikologis,

Deteksi Dini dan Tata Laksana


Gangguan Jiwa Pada Jamaah Haji

Oleh :
Yanti Fitria

Seminar Updating Perdokhi II


Banjarmasin, 25 November 2018
Biodata
dr. Yanti Fitria, Sp.KJ
Banjarmasin, 21 Agustus 1985
Pendidikan :
FK Univ. Lambung Mangkurat Banjarmasin
FK Univ. Airlangga Surabaya
Pekerjaan :
RSUD Ulin Banjarmasin
FK Univ. Lambung Mangkurat Banjarmasin
HP : 082231430782
Email : yan.fitri.kj@gmail.com
Perubahan lingkungan sosial
Perubahan mobilitas

Perubahan menu makanan


Perubahan cuaca

Perubahan zona waktu


Perubahan aktivitas ibadah

Perubahan aktivitas harian


• Seorang jamaah perempuan, 60 tahun,
berteriak-teriak ketika akan menaiki pesawat
pada saat pemberangkatan jamaah haji.
Jamaah meminta segera diantar pulang ke
rumah nya dan tidak kooperatif dengan
petugas yang berusaha menenangkan.
• Seorang jamaah laki-laki, usia 52 tahun,
sudah 5 hari batuk berdahak kental, suhu
tinggi, turgor kulit menurun. Sore tadi tiba-
tiba tampak bingung, gelisah, bicara
meracau, lari-lari di hotel, buang air kecil
sembarangan.
• Seorang jamaah perempuan mengeluh
tubuhnya sakit semua, mudah lelah, malas
makan, mengaku tidak bersemangat untuk
beribadah ke Haram. Jamaah sehari-hari
hanya tidur-tiduran di kamar dan
memandang foto suami nya yang sedang
sakit di tanah air.
• Seorang jamaah laki-laki, usia 35 tahun,
dalam perjalanan ke Arab Saudi, ketika di
pesawat tiba-tiba mengeluh sesak, tidak bisa
bernafas, terasa tercekik, tangan dan kaki nya
dingin, ketakutan seakan-akan dirinya akan
meninggal.
stigma
Peran Petugas Kesehatan Haji

Persiapan psikologis Deteksi dini

Tatalaksana
Kapan ?
Deteksi Dini, Persiapan Psikologis
• Pemeriksaan kesehatan
• Pembinaan masa tunggu
Kapan ? Deteksi dini dan Tatalaksana
• Embarkasi
• Di pesawat
• Arab Saudi
• Debarkasi
Gangguan Jiwa pada Jamaah Haji

Demensia Psikotik
Akut

Depresi Cemas
DEMENSIA
Demensia

• Suatu sindrom akibat penyakit / gangguan otak,


bersifat kronik progresif
• Gangguan : daya ingat, daya pikir, orientasi, daya
konsentrasi, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa
• Kesadaran jernih
• Mengganggu kegiatan harian seseorang seperti:
mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, B.A.B.,
B.A.K
• Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit
6 bulan
Behavioural and Psycholocigal Symptoms
of Demensia (BPSD)

1. IDE DAN WAHAM PARANOID


– “SESEORANG SENGAJA DATANG
MENGAMBIL BARANGNYA ATAU
MENYEMBUNYIKAN BARANGNYA”

2. HALUSINASI
– BERUPA HALUSINASI PENDENGARAN
DAN PENGLIHATAN.
3. GANGGUAN AKTIVITAS
a. WANDERING 10 %. PASIEN BERKELANA
MENINGGALKAN HOTELNYA.

b. AKTIVITAS TANPA TUJUAN. TIDAK DAPAT


MENYELESAIKAN AKTIVITAS ATAU GERAKAN
SAMPAI SELESAI. MIS: MENYIMPAN &
MENGELUARKAN PAKAIAN BERULANG,
PERTANYAAN ATAU PERKATAAN BERULANG.

c. AKTIVITAS YANG TIDAK SESUAI.


MENEMPATKAN ATAU MENYEMBUNYIKAN
SESUATU TIDAK PADA TEMPATNYA.
4. PERILAKU AGRESIF
– PERILAKU AGRESIF SECARA ORAL: MAKIAN
– PERILAKU AGRESIF SECARA FISIK
– PEMUKULAN, PENENDANGAN SAMPAI MENGGUNAKAN
ALAT Spt: TONGKAT, SAPU, PISAU.

5. GANGGUAN IRAMA DIURNAL, YAITU: GANGGUAN


IRAMA TIDUR.

6. GANGGUAN AFEK: MUDAH MENANGIS, PIKIRAN TTG


KEMATIAN.

7. ANSIETAS DAN FOBIA


– ANSIETAS TERHADAP HAL YANG AKAN DATANG
– KECEMASAN FINANSIAL, KESEHATAN, DAYA INGAT.
– KETAKUTAN AKAN DITINGGALKAN SENDIRI
– KETAKUTAN AKAN KERAMAIAN, PERJALANAN JAUH.
Deteksi Dini
 Observasi

 Wawancara

 Instrumen penunjang : MMSE


Persiapan Psikologis
• Psikoterapi supportif
• Optimalkan fungsi lansia
• Pengaturan letak barang dan kebiasaan
• Psikoedukasi keluarga/ pendamping
Penatalaksanaan

 Kenali obat dan komplikasi


 Upayakan rumatan berkesinambungan
 Jaga kondisi medik umum
 Psikofarmaka : antipsikotik dosis rendah, anti
insomnia
PSIKOTIK AKUT
Psikotik Akut
Sindrom yang berupa :
 Gangguan isi/ proses pikir
 Gangguan persepsi
 Pembicaraan/perilaku tak terorganisir
 Individu tidak dapat membedakan fantasi dan
kenyataan
 Bersifat akut/ mendadak
Psikotik Akut
Organik Non-Organik

Penyakit fisik yang mendasari Stressor psikososial

Kesadaran berkabut Kesadaran jernih

Halusinasi visual Halusinasi auditorik

Fluktuatif Konstan
Deteksi Dini
Observasi
• Lakukan penilaian adanya bahaya melukai/menyakiti diri
sendiri maupun orang lain.
• Identifikasi kegawat-daruratan psikiatri

Wawancara
• Lakukan komunikasi terapeutik :
 bicara dengan tenang, ajak pasien untuk tenang
 vokal jelas dan nada suara tegas
 intonasi rendah
 gerakan tidak tergesa-gesa
 pertahankan posisi tubuh
 hargai dan bicara dengan sopan kepada pasien
Persiapan Psikologis
KASUS ORGANIK :
MODIFIKASI LINGKUNGAN
• Ciptakan lingkungan dengan kebisingan minimal
atau rangsangan minimal
• Pencahayaan ruangan cukup untuk mengurangi
ilusi dan mispersepsi lingkungan yang dapat
meningkatkan risiko perilaku kekerasan atau
agresif.
• Ciptakan lingkungan yang aman dan tidak
mengancam
Persiapan Psikologis
KASUS NON-ORGANIK :
Psikoterapi Supportif dan Psikoedukasi
• Tiap orang punya kemampuan untuk pulih
• Sedapat mungkin tetap melanjutkan aktivitas sosial dan
harian yang biasanya dilakukan
• Pengobatan yang baik dan teratur akan mengurangi
penderitaan dan masalah akibat penyakitnya
• Tiap orang berhak untuk terlibat dalam setiap pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan pengobatannya
• Penting untuk menjaga kesehatan (dengan diet sehat, tetap
aktif secara fisik, mempertahankan kebersihan diri)
• Kenali dan bicarakan dengan dokter apabila ada keluhan atau
pertanyaan tentang penyakit dan pengobatannya
Penatalaksanaan
• Atasi kausa organik
• Stabilisasi KU
• Psikofarmaka
• Rujuk
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
• Kumpulkan sebanyak mungkin informasi
• Pertanyaan fokus pd keluhan saat ini, kalimat
pendek dan mudah dipahami
• Tetap mempertahankan keselamatan petugas (jarak
aman 2-3 langkah dari pasien)
• Singkirkan kemungkinan masalah terkait penyakit
fisik, ketergantungan zat/alkohol yang mungkin
mengancam nyawa
• Nilai derajat fungsi, berat ringannya gejala psikiatri,
adanya penyakit penyerta, kualitas dan ketersediaan
sistem pendukung
Tatalaksana
gaduh
gelisah
Pelaksanaan pembatasan gerak/pengekangan fisik
(restraint)
Lakukan • Jelaskan tindakan yg akan
informed dilakukan, bukan hukuman
tp untuk keamanan
consent lisan,
tulis di status
Siapkan ruang • Lakukan
isolasi/alat kontrak/kesepakatan utk
pengikat yg aman mengontrol perilakunya

Pilih alat pengikat • Pengikatan min 4 org (1


memegang kepala, 2
yg aman & nyaman, ekstremitas, 1 ekstremitas
bawah
dr bahan katun
Pengikatan di • Ikatan tdk terlalu
tempat tidur dg kencang & tdk terlalu
longgar
posisi terlentang

Observasi tiap 30
menit
DEPRESI
depresi
Perasaan

2 minggu
Prevalensi Akibat Penyakit Fisik

• Artritis : 25.3%
• Kanker : 30.3%
• Diabetes : 22.7% DEPRESI
• Penyakit Jantung : 34.6% &
• Hipertensi : 22.4% KOMORBIDITAS
• Penyakit Paru Kronik : 30.9%
• Penyakit Saraf : 37.5%

39
Gejala Somatik Pada Pasien Depresi

• Kelelahan 86% • Nyeri dada 27%


• Insomnia 79% • Gejala seksual 23%
• Mual 51% • Nyeri ekstremitas 20%
• Dispnea 38% • Pusing 19%
• Palpitasi 38% • Nyeri perut 18%
• Nyeri punggung 36% • Tinitus 18%
• Diare 29% • Nyeri sendi 16%
• Nyeri kepala 28%
Deteksi Dini
Kapan mencurigai depresi?
• Gejala yang banyak dan • Umur lanjut
kabur (misal gastro- • Obesitas
intestinal,kardiovaskular,
neurologis) • Kerabat tingkat pertama
dengan riwayat depresi
• Kelelahan atau gangguan
tidur • Lingkungan rumah yang
miskin
• Nyeri kronik ( mis. nyeri
punggung , nyeri kepala) • Kesulitan keuangan
• Penyalahgunaan zat • Perubahan hidup yang
(alkohol atau obat-obatan) besar
• Dua atau lebih penyakit • Kehamilan atau pasca
kronik persalinan
• Kehilangan minat terhadap • Terisolasi dari pergaulan
aktivitas seksual sosial
Depresi Pada Lansia
• Depresi pada lansia 1–2 % gejala di bawah ambang kriteria
depresi sampai 20%
• Depresi pada lansia yang ada di RS atau institusi lain sd 40%
• Gejala kurang jelas
- Keluhan tidur
- Nafsu makan ↓
- Berat badan ↓
- Apatis, anergi
- Penarikan diri
• Risiko penurunan fungsi fisik meningkat
Persiapan Psikologis
 Psikoterapi Supportif dan
Psikoedukasi
 Identifikasi stresor psikososial terkini

 Program aktivitas fisik

 Ajarkan untuk selalu berpikir positif

dan manajemen stres dengan baik


 Pemantauan reguler secara berkala
Penatalaksanaan

• Lakukan konseling dalam komunikasi terapeutik,


dorong pasien untuk mengekspresikan pikiran
dan perasaan, tentang gejala dan riwayat gejala
• Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor
fisik dan psikologis
• Reaktivasi jejaring sosial
• Bicarakan dan sepakati rencana pengobatan
(psikofarmaka)
CEMAS
Cemas VS Gangguan Cemas
• Tidak semuanya kecemasan akan mengalami
Gangguan Cemas  Jika dapat beradaptasi
dengan stres dan perubahan.
• Kecemasan yang menetap dalam waktu lama,
tidak mereda, atau intensitas yang kuat,
berulang dan mengganggu fungsi sehari-hari
menjadi tanda dari Gangguan Cemas.
Gejala dan Tanda Gangguan Cemas
Komponen Psikologik Komponen Fisik
1. Kognitif: Berkeringat
- berfokus pada apa yang menjadi Gemetar
perhatiannya, lapang persepsi Jantung berdebar
menyempit, tidak mampu menerima Nafas pendek
rangsang luar Nadi dan tekanan darah naik
Mulut kering
2. Perilaku dan emosi: Diare/konstipasi
Mual/rasa tidak enak di lambung
- Khawatir, cemas, panik Nyeri perut/dada
- Tegang, perasaan tidak aman Kepala terasa ringan
- Bicara berlebihan dan cepat Pusing
- Gerakan tersentak-sentak Rasa tercekik
- Takut hilang kendali, takut mati, takut Ketegangan otot
menjadi gila Rasa baal/mati rasa, rasa kesemutan
- Rasa akan pingsan Sulit tidur
Beberapa jenis gangguan
cemas:
▫ Gangguan cemas
menyeluruh
▫ Gangguan panik
▫ Gangguan campuran
anxietas dan depresii
▫ Gangguan somatisasi
Deteksi Dini

1. Dari keluhan fisik yang diutarakan, nilai adanya penyakit organik


dan penyalahgunaan zat, melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
maupun pemeriksaan penunjang (bila perlu).
2. Nilai komponen fisik dan psikologik (kognitif – perilaku &
emosional) dari anxietas
3. Nilai gejala dan tanda spesifik dari beberapa kriteria diagnosis
gangguan ansietas
4. Singkirkan psikotik dan depresi
5. Gali stressor psikososial
Persiapan Psikologis
• Anjurkan untuk berolah raga teratur atau
melakukan aktivitas yang disenangi serta
menerapkan perilaku hidup sehat.
• Ajarkan untuk selalu berpikir positif dan
manajemen stres dengan baik.
• Ajarkan teknik relaksasi (teknik nafas lambat)
Penatalaksanaan
Kondisi cemas dan panik :
• Tetap tenang dan dampingi
• Bawa ke tempat yang tenang, hindari gangguan yang mengejutkan
• Jangan bertanya apa yang ia butuhkan, misalnya: butuh air? Obat?
Mau duduk?. Beritahukan saja apa yang dia butuhkan.
• Jika ia memiliki obat untuk serangan paniknya, segera tawarkan
• Bicara padanya dalam kalimat-kalimat pendek dan sederhana
• Pandu untuk tetap fokus dengan memintanya melakukan teknik
relaksasi
• Beri kata supportif. Misalnya: serangan ini akan segera berlalu/
anda mengerti serangan paniknya sangat membuatnya ketakutan,
namun hal tersebut tidak membahayakan dirinya.
Penatalaksanaan
Kondisi tenang :
• Lakukan konseling dalam komunikasi terapeutik,
dorong pasien untuk mengekspresikan pikiran
dan perasaan, tentang gejala dan riwayat gejala
• Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor
fisik dan psikologis
• Bicarakan dan sepakati rencana pengobatan
(psikofarmaka)
Take Home Message
Haji : Rukun Islam
dengan Syarat
(Istitha’ah)

Tiada
Harta Kesehatan,
Keamanan
Tanpa Kesehatan
Kesehatan Jiwa
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

BINA
LAYANI
LINDUNGI

TUGASKU, IBADAHKU
Haji Mabrur, InsyaAllah

Anda mungkin juga menyukai