Malnutrisi
Malnutrisi
6 7 8 9 10
P 16x/I N 67x/I S = 37,3C BB 14, kg TB 115 cm.
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apakah etiologi diare & muntah pada anak?
2. Bagaimanakah anatomi, histologi, fisiologi, dan biokimia dari organ yang
tekait?
3. Bagaimanakah penanganan pada diare & muntah?
4. Bagaimanakah langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis pada kasus
tersebut?
5. Apakah definisi, epidemiologi, dan etiologi malnutrisi?
6. Bagaimakah hubungan diare, muntah, dan malnutrisi pada skenario?
7. Bagaimana manajemen gizi terkait skenario?
8. Apa sajakah diagnosis banding yang dapat diambil berdasarkan skenario?
Jelaskan!
9. Bagaimanakah integrasi keislaman yang terkait dengan skenario?
LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi diare & muntah pada anak.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi, histologi dan fisiologi dari organ yang terkait.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan penanganan diare & muntah terkait skenario.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah-langkah penegakan diagnosis dari skenario.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, serta etiologi dari malnutrisi.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan diare, muntah, dan malnutrisi terkait skenario.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan manajemen gizi terkait skenario.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosis banding yang memungkinkan berdasarkan skenario.
9. Mahasiswa mampu menjelaskan integrasi keislaman yang terkait dengan skenario.
Etiologi 01 infeksi
diare 02 Non infeksi
Etiologi 01 organik
muntah 02 Non organik
Anatomi
Richard L Drake; Wayne Vogl; Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy: Anatomy of the Human8 Body. Elsevier; 2014.
Richard L Drake; Wayne Vogl; Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy: Anatomy of the Human9 Body. Elsevier; 2014.
Richard L Drake; Wayne Vogl; Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy: Anatomy of the Human10
Body. Elsevier; 2014.
Richard L Drake; Wayne Vogl; Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy: Anatomy of the Human11
Body. Elsevier; 2014.
Richard L Drake; Wayne Vogl; Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy: Anatomy of the Human12
Body. Elsevier; 2014.
Gambaran makroskopik hati manusia dari anterior (Putz & Pabst, 2007).
Richard L Drake; Wayne Vogl; Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy: Anatomy of the Human Body. Elsevier; 2014.
Richard L Drake; Wayne Vogl; Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy: Anatomy of the Human15
Body. Elsevier; 2014.
Histologi
16
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical Publications, Clifornia.
17
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical Publications, Clifornia.
18
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical Publications, Clifornia.
19
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical Publications, Clifornia.
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical Publications, Clifornia.
fisiologi
Motilitas Sekresi
Digesti Absorpsi
Hormon
pencernaan
Gastrin
01
Sekretin
02
CCK
03
GIP
04
biokimia
1
Rehidrasi bila disertai diare berat
Pemberian makanan
4
Pemberian antibiotic secara selectif
5
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
MALNUTRISI PADA ANAK
• Penilaian meliputi penentuan status gizi, masalah yang berhubungan
dengan proses pemberian makanan dan diagnosis klinis pasien.
• Anamnesis meliputi asupan makan, pola makan, toleransi makan,
perkembangan oromotor, motorik halus dan motorik kasar, perubahan
berat badan, faktor sosial, budaya dan agama serta kondisi klinis yang
mempengaruhi asupan.
• Pemeriksaan fisik terhadap keadaan umum dan tanda spesifik
khususnya defisiensi mikronutrien harus dilakukan.
• Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB)
menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau
BB/TB).
Klasifikasi Status Gizi
Anak
Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow, WHO 2006, dan CDC 2000
Klasifikasi Status Gizi menurut Wellcome Trust
*Persen BB menurut Umur = (BB pasien/BB normal pada usia yang sama) x 100.
Derajat Malnutrisi berdasarkan BB/TB dan TB/Umur Menurut Waterlow
• Berdasarkan Waterlow
Persen BB menurut TB = (BB pasien/BB normal pada TB pasien) x 100
Pada kasus, tidak terdapat defisit tinggi sehingga malnutrisi berdasarkan waterlow tidak
dihitung berdasarkan TB/Umur, melainkan menggunakan BB/TB (Malnutrisi akut/ wasting).
• Berdasarkan Wellcome Trust
Persen BB menurut Usia = (BB pasien/BB normal pada usia yang sama) x 100
definisi MALNUTRISI
epidemiologi
Malnutrisi adalah keadaan
dimana tubuh tidak Malnutrisi merupakan
mendapat asupan gizi yang masalah yang sering terjadi
pada pasien lansia dan
cukup, malnutrisi dapat juga anak-anak
disebut keadaaan yang masalah kesehatan karena
disebabkan oleh ketidak angka prevalensinya cukup
tinggi tidak hanya di negara
seimbangan di antara berkembang tetapi juga
pengambilan makanan negara maju
dengan kebutuhan gizi Studi di Indonesia yang
dilakukan di Jakarta,
untuk mempertahankan menghasilkan data bahwa
kesehatan dari sekitar 20-60% pasien
yang telah menyadang
status malnutrisi dan 69%-
nya mengalami penurunan
status gizi selama rawat
inap di rumah sakit
Etiologi
1. Primer
Apabila kebutuhan individu yang sehat akan protein ,energi atau
keduanya,tidak dipenuhi oleh makanan yang adekuat.Pada
malnutrisi protein energi primer, kekurangan kalori umumnya
dikaitkan dengan keadaan-keadaan perang,kekacauan social,
ketidaktahuan , kemiskinan , penyakit infeksi,dan ketidak
seimbangan distribusi makanan. Dengan demikian gangguan
sosial ekonomi dapat dianggap sebagai penyebab paling global
kelaparan pada anak di sertai efeknya yang buruk pada
pertumbuhan dan perkembangn anak .
2. Sekunder
akibat adanya penyakit yang dapat menyebabkan asupan
suboptimal,gangguan penyerapan atau pemakaian nutrien,dan
atau peningkatan kebutuhan karena terjadi kehilangan nutrien
atau keadaaan stres.Malnutrisi protein-energi merupakan
penyakit gizi terpenting di negara sedang berkembang dan salah
satu penyebab utama mordibilitas dan mortalitas pada masa
kanak-kanak di dunia
• Penyebab tidak langsung yang dapat menyebabkan malnutrisi
adalah kurangnya ketahanan pangan keluarga, kualitas
perawatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan serta sanitasi
lingkungan
• Malnutrisi berkaitan erat dengan kemiskinan yang dimana
mereka cendrung sulit untuk memenuhi nutrisi yang cukup
untuk tubuh mereka
MANAGEMENT GIZI PADA
ANAK YANG MENDERITA
MALNUTRISI
Langkah-langkah melakukan Asuhan Nutrisi Pediatrik. Dikutip dari American Society for Parenteral and Enteral Nutrition(ASPEN) dengan modifikasi.
Penatalaksanaan
Malnutrisi
Menurut Depkes RI (2005), penatalaksanaan gizi buruk yaitu:
Yandi, RA. Seorang Anak Perempuan Usia Lima Tahun dengan Kwashiorkor. J Medula Unila. 2016
Jan; 3: 127–32.
epi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Gizi Di Indonesia. Jakarta Selatan: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2016. 1-10 p.
etio
Suyadi, ES. Kejadian KEP Balita dan Faktor yang Berhubungan di Wilayah Kelurahan Pancoran Mas
Depok Tahun 2009. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2009
pato
Anggraeny, O., dkk. Korelasi Pemberian Diet Rendah Protein Terhadap Status Protein, Imunitas,
Hemoglobin, dan Nafsu Makan Tikus Wistar Jantan. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2016, Vol. 3 No.2: 105 – 122
kwashiorkor
Dehidrasi Kurang
Kurang
cengeng, vitamin &
protein
rewel, apatis mineral
Rambut tipis,
Pembentukan Tekanan Tidak dapat
kemerahan, seperti
lipoprotein ↓ osmotik ↓ membentuk
jagung, mudah rontok
globin yang
Crazy pavement
Lipid cukup
Ekstravasasi dermatosis
tertimbun di cairan ke jar.
hepar interstisial
Anemia
Hepatomegali Edema
tungkai dan
wajah
Gejala klinis
• Gangguan pertumbuhan
• Perubahan mental cengeng, apatis
• Edema pada seluruh tubuh hingga tampak gemuk
• Wajah anak membulat dan sembap (moon face)
• Gejala gastrointestinal yaitu anoreksia dan diare
• Rambut kepala sering rontok
• Stadium lanjut, rambut akan terlihat kusam, kering, halus, jarang, rambut merah
dan seperti jagung
• Crazy pavement dermatosis bercak-bercak putih atau merah muda dengan
tepi hitam dan ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan dan
disertai kelembapan
• Hepatomegali
• Anemia ringan
Hassan, R., Alatas,H., Latief, A., Napitupulu, P.M., Pudjiadi, A., Ghazali, M.V., et al. 2005. Gizi: Dalam
Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke-11. Jakarta: Infomedika Jakarta.
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemfis
• Pemeriksana penunjang kadar albumin serum yang rendah
dan kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi.
Tatalaksana
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisis
• Pemeriksaan penunjang
Penatalakasanaan
22. Rudolph CD, AM. Rudolph. Marasmus in Rudolph’s Pediatrics. 2005; 1336-1350.
23. Nurhayati, soetjiningsih, Suandi IKG. Relationship Between Protein Energy Malnutrition and Social
Maturity in Children Aged 1-2 Years in Paediatrica Indonesiana, 42th volume, December, 2012.
24. Rosli AW, Rauf S, Lisal JS, Albar H. Relationship Between Protein Energy Malnutrition and Social
Maturity in Children Aged 1-2 Years in Paediatrica Indonesia, 42th volume, Desember, 2012.
Prognosis
25. Departement of Child and Adolescent Health and Development. Severe Malnutrition in
Management of The Child With a Serious Infection or Severe Malnutrition, World Health
Organization, 2004.
Marasmus-Kwarshiorkor
Definisi
Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stenton BF. Nelson Textbook of Pediatrics.18th Edition. United
States of America : Sunders Elsevier Inc.2007. Hal : 229-232.
Epidemiologi
1. Peranan Diet
2. Peranan faktor sosial
3. Peranan kepadatan penduduk
4. Peranan infeksi
5. Peranan kemiskinan
Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi
keempat. Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia. Jakarta. 2005 : 95-137.
Patomekanisme
Tekanan hidrostatik
menurun
Ekstravasasi
cairan
Edema Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stenton BF. Nelson Textbook of Pediatrics.18th
Edition. United States of America : Sunders Elsevier Inc.2007.
Manifestasi Klinis
Sumber : Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis
pada Anak. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia. Jakarta. 2005 : 95-
Diagnosis
• Jika ada tanda syok dan anak letargis atau tidak sadar.
• Timbang anak untuk menghitung volume cairan yang harus diberikan
• Pasang infus (dan ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium gawat darurat)
• Masukkan larutan Ringer Laktat dengan dekstrose5% (RLD5%) atau Ringer
Laktat atau Garam Normal – pastikan aliran infus berjalan lancer. Bila gula darah
tinggi maka berikan Ringer Laktat (tanpa dekstrose) atau Garam Normal.
• Alirkan cairan infus 10ml/kgBB selama 30 menit
• Hitung denyut nadi dan frekuensi napas anak mulai dari pertama kali pemberian
cairan dan setiap 5-10menit.
PRINSIP DASAR PENGOBATAN GIZI BURUK (10 LANGKAH)
Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia. Jakarta.
2005
INTEGRASI KEISLAMAN
َعة
َ ضا َّ املَي ِْن ِل َم ْن أ َ َرا َد أ َ ْن يُ ِت َّم
َ الر ِ ض ْع َن أ َ ْو ََل َد ُه َّن َح ْولَي ِْن َك ُ َواْ َلوا ِل َد
ِ ات يُ ْر
Artinya : Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama
dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna...
• hadits Rasulullah SAW mengatakan yang artinya “Tidak ada
penyusuan kecuali dalam batas usia dua tahun (HR. Ad-
daruquthni dari Abbas) Dahlan Abdul Azis, Ensiklopedia Hukum
Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 2003), h. 1470
• Ayat ini turun (asbabunnuzul) sebagai petunjuk atas beberapa
peristiwa yang dianggap melecehkan posisi bayi pada zaman
jahiliyyah. Sehingga dibutuhkan penegasan (petunjuk) atas
perilaku kasih sayang kepada seorang anak lewat penyusuan.2
Setiap ibu (meskipun janda) berkewajiban menyusui anaknya
sampai anak itu mencapai usia dua tahun. Kalau dikurangi dari
masa tersebut apabila kedua ibu-bapak memandang ada
masalahnya
• Pemberian ASI selama dua tahun sebenarnya telah memenuhi
standard gizi yang cukup memadahi bagi si bayi, tidak boleh
lebih atau kurang. Karenanya, ASI merupakan hak bayi yang
harus dipenuhi oleh orang tua. Sebab ini langkah proporsional
TERIMAKASIH