PERIODONTITIS • Periodontitis merupakan infeksi gusi berat yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak dan tulang penyangga gigi. • Kondisi ini tidak boleh dianggap enteng dan harus segera diobati. Selain bisa menyebabkan gigi tanggal, bakteri yang ada di dalam jaringan gusi juga bisa masuk ke aliran darah dan menyerang organ tubuh lainnya, misalnya paru-paru dan jantung. Peranan Bakteri Dalam Periodontitis Periodontitis : peradangan pada jaringan periodontal Disebabkan jumlah bakteri meningkat pada sulkus gingiva dan permukaan gigi Faktor resiko yang dapat mempengaruhi periodontitis : lokal (genetik, nutrisi, merokok, stress), penyakit sistemik (DM), ketidakseimbangan hormonal (puber, kehamilan), dan obat-obatan. Pertumbuhan bakteri meningkat pada plak dental yang menumpuk ke permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut (prothesa).
Lingkungan biofilm sering
menguntungkan mikroorganisme untuk bertumbuh. PEMBENTUKAN PLAK PADA GIGI Plaksupra gingiva pada atau koronal dari tepi gingiva → bakteri fakultatif anaerob (Aktinomyces sp dan streptococcus) bakteri gram negatif (Veillonella, haemofilus & bakteroides). Plaksubgingiva pada apikal dari tepi gingiva , diantara gigi dan jaringan yang mendindingi sulkus gingiva → bakteri gram positif (Streptokokus mitis, S. sanguis, aktinomises viskous, A. naeslundii, propioni bakterium) Actinomyces sp. Klasifikasi: Domain : Bacteria Phylum : Actinobacteria Order : Actinomycetales Family : Actinomycetaceae Genus : Actinomyces Actinomyces sp. Penyebaran: Aktinomikosis adalah suatu infeksi menahun yang disebabkan terutama oleh Actinomyces, bakteri yang bisa ditemukan di gusi, gigi, dan amandel.
Infeksi ini menyebabkan terbentuknya abses di
beberapa tempat. Aktinomises memiliki 4 macam bentuk dan paling sering menyerang pria dewasa.
Aktinomikosis kadang terjadi pada wanita yang
menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR, IUD, spiral). Actinomyces sp. Bentuk aktinomikosis yang khas adalah suatu pembengkakan yang keras, merah, relatif tidak nyeri dan biasanya timbul perlahan-lahan.
Lesi-lesi meluas secara
bersambungan. Penyebaran melalui aliran darah sangat jarang terjadi. Pada sekitar separuh kasus aktinomikosis, lesi awal adalah servikofasial, mengenai wajah, leher, lidah, atau mandibula. Veillonella sp. Genus veillonella dibagi atas dua spesies ; Veillonella alcalescens dan Veillonella parvula. Mempunyai diameter 5µm tidak bergerak, • gram-negatif, • oxidase-negatif, • anaerob diplococci, • tidak memfermentasi karbohidrat, memanfaatkan lactic, succinic dan asam2 lain sebagai sumber energi. Veillonella sp. Rogosa (1956) menemukan media khusus untuk membiakan dari spesimen yang berasal dari klinik.
Veillonella adalah flora yang
hidup dalam keadaan normal didalam usus dan sistim urogenital manusia dan di dalam mulut. Neisseria / Branhamella CIRI-CIRI : Tidak bergerak, tidak membentuk spora, berbentuk coffee bean/diplococci, aerobik, membentuk ”enzyme cytochrome oxidase” yang merupakan bakteri yang terdapat pada mucous membran rongga mulut dan saluran nafas bagian atas.
Genus dari Neisseria dibagi menjadi :
• spesies yang pathogenik yaitu Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis dan • spesies yang commensal yaitu Neisseria sicca, Neisseria subflava, Neisseria flavescens dan Neisseria mucosa, pembagian ini berdasarkan reaksi fermentasi karbohidrat. Spesies yang tadinya disebut Neisseria catarrhalis sekarang disebut Branhamella. Neisseria / Branhamella Branhamella catarrrhalis beda dari spesies Neisseria umumnya karena tidak memproduksi asam dari karbohidrat seperti glucosa, maltosa, sukrosa dan fruktosa.
Dua spesies yaitu Neisseria gonorrhoeae dan
Neisseria meningitidis tidak terdapat secara normal didalam mulut manusia.
Neisseria gonorrhoaea menyebabkan stomatitis
primer, parotitis atau pharyngitis, terjadi karena terjadi kontak antara mulut dengan alat genital. Proses pembentukan plak dapat dibagi atas 3 tahap, yaitu: Pembentukan pelikel yang membalut permukaan gigi Pertumbuhan awal oleh bakteri Pertumbuhan sekunder bakteri dan martikulasi plak. 1.Pembentukan pelikel dental Pada tahap awal, permukaan gigi ataupun restorasi akan dibalut pelikel glikoprotein →berasal dari saliva dan cairan sulkular, begitu juga dari produk sel bakteri dan pejamu, dan debris. Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif,yang bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah desikasi (pengeringan) jaringan. 2.Pertumbuhan awal bakteri pada permukaan gigi Bakteri yang pertama-tama bertumbuh didominasi oleh fakultatif gram positif (faktor primer), seperti Aktinomises viskous dan Streptokokus sanguis. Pertumbuhan awal bakteri melekat dengan bantuan adhesin. Kemudian , adhesin berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Massa plak →mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat terjadi perubahan ekologis pada biofilm, terjadi peralihan dari lingkungan awal yang aerob menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen Peralihan mikroorganisme pada struktur plak dental dari gram positif ke gram negative sejalan dengan peralihan fisiologis pada permukaan plak. Pertumbuhan awal bakteri ; misalnya streptokoki dan aktinomises; mempergunakan oksigen sehingga menurunkan potensi reduksi-oksidasi pada lingkungannya yang kemudian akan menguntungkan bakteri anaerob. 3. Pertumbuhan sekunder bakteri dan pematangan plak Pertumbuhan bakteri sekunder diantaranya: Prevotella intermedia ; Prevotella loescheii ; spesies kapnositofaga ; Fusobakterium nukleatum, dan forfiromonas gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah ada dalam massa plak. Interaksi tsb →disebut koagregasi. Hubungan antara mikroorganisme plak dengan penyakit periodontal Hipotesa plak non spesifik Loesche thn 1976. Berdasarkan hipotesa ini, penyakit periodontal berasal dari produk perusak dari seluruh flora plak yang ada. Hipotesa plak spesifik bahwa hanya bakteri plak tertentu yang patogen yang menyebabkan periodontitis dimana patogenitasnya tergantung pada keberadaan atau peningkatan mikroorganisme yang spesifik. Mekanisme perusakan jaringan Kemampuan bakteri tsb secara langsung menyebabkan degradasi atau penghancuran sel pejamu Kemampuan bakteri memicu jaringan pejamu sehingga sel- sel jaringan pejamu melepas substansi yang secara biologis aktif dan dapat merusak jaringan pejamu itu sendiri. Produk bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan atau metabolisme sel-sel jaringan pejamu: Ammonia, Senyawa sulfur, Asam lemak , Peptide, Indol, Enzim Produk bakteri dapat pula menimbulkan efek biologis pada sel-sel jaringan pejamu ,
Memicu sistem imunitas , akhirnya bisa menimbulkan
perusakan jaringan pejamu. Misal : interleukin-2 :TNF (tumor necrosis factor) dan prostaglandin dari monosit yang terpapar dgn endotoksin bakteri.
Berpotensi utk menyebabkan resorpsi tulang dan
menghambat ataupun mengaktifkan sel-sel imunitas lainnya yang dapat menimbulkan kerusakan lain Pemeriksaan pemeriksaan klinis →gigi-gigi mengalami kegoyangan. dokter gigi melakukan periodontal probing → untuk mengukur kedalaman poket Sebagai tambahan, pemeriksaan radiografik (x-rays) → melihat tingkat keparahan kerusakan tulang. Perawatan Pada kasus periodontitis yang belum begitu parah, →perawatannya root planing dan kuretase. Pada kasus-kasus yang lebih parah, perawatan →lebih kompleks. Bila dgn kuretase tidak berhasil →tindakan operasi kecil (gingivectomy). Antibiotik →menghentikan infeksi pada gusi dan jaringan di bawahnya. Yang terpenting menjaga oral hygiene Pencegahan Periodontitis Sikat gigi dua kali sehari Lakukan flossing sekali dalam sehari Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dalam mulut, misalnya obat kumur yang mengandung chlorhexidine (Konsultasikan terlebih dahulu) Berhenti merokok Lakukan kunjungan teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali → kontrol rutin dan pembersihan.