Anda di halaman 1dari 41

l

Ginjal memiliki sejumlah peranan penting


dalam fungsi fisiologi manusia. Utamanya
ginjal berperan dalam menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit serta
keseimbangan asam dan basa. Ginjal
memproduksi renin, yang memiliki peranan
yang vital dalam mengontrol tekanan darah
dan erythropeietin, yang mempengaruhi
produksi sel darah merah.
Trauma didefinisikan sebagai kondisi morbid
dari tubuh yang diakibatkan oleh kekerasan
eksternal atau suatu keadaan yang
menyebabkan kerusakan tubuh atau organ
tubuh dimana faktor penyebab berasal dari
luar tubuh. Trauma ginjal terjadi 1% – 5% dari
keseluruhan trauma. Ginjal merupakan organ
genitourinaria dan organ abdomen yang
paling sering sering mengalami trauma.
Secara patologis trauma pada ginjal dapat dibagi
atas:
 Kontusio ginjal: + 80 % trauma tumpul ginjal.
Perdarahan di parenkim ginjal tanpa kerusakan
kapsul, kematian jaringan maupun kerusakan
kaliks.
 Laserasi ginjal: robekan parenkim mulai dari
kapsul ginjal berlanjut sampai pelviokaliks.
 Cedera pedikel ginjal: cedera pada arteri
maupun vena utama ginjal ataupun cabang
segmentalnya.
Grade 1 :
 Kontusio renis
 terdapat perdarahan di ginjal tanpa kerusakan
jaringan, kematian jaringan maupun kerusakan
kaliks
 Hematuria dapat mikroskopik/ makroskopik
 Pemeriksaan imajing normal
Grade 2
 Hematom subkapsular atau perirenal yang tidak
meluas, tanpa adanya kelainan parenkim.
Sub kapsular hematom
Grade 3
 Laserasi ginjal tidak melebihi 1 cm
 Tidak mengenai pelviokaliks
 Tidak terjadi ekstravasasi.
Laserasi superfisial
Grade 4 :
 Laserasi lebih dari 1 cm dan tidak mengenai
pelviokaliks atau ekstravasasi urin
 Laserasi yang mengenai korteks, medulla, dan
pelviokaliks
Laserasi dalam/ profunda
Ekstravasasi kontras pada CT scan (tanda panah)
Grade 5 :
Cedera pembuluh darah utama
Avulsi pembuluh darah  gangguan
perdarahan ginjal
Laserasi luas pada beberapa tempat
Ginjal yang terbelah
Infark renal segmental
Infark renal total
Penyebaran
energi

Trau Jat
ma A B
uh
langs dud
MEKANISME uk
ung
Type trauma ginjal
Smith’s – General Urology, ed 12
Type trauma ginjal
Smith’s – General Urology, ed 12
Type trauma ginjal
Smith’s – General Urology, ed 12
 Anamnesa yang cermat.
◦ Besarnya senjata,kaliber peluru,lokasi trauma
(dada,flank,abdomen), penting untuk menetukan
beratnya trauma.
 Pemeriksaan fisik:
◦ Inspeksi abdomen,thorak,dan flank – unutuk
tanda-tanda luar dari trauma ; excoriasi,jalan
masuk ddan keluar peluru,fr.kosta,distensi abd.
 Urinalisis :
◦ Sangat penting
 Pemasangan kateter segera dilakukan
setelah sampai di IRD,periksa urin.Kecuali
pasien dicurigai trauma urethra.
 Hematuria
◦ pada 95% pasien dgn trauma ginjal; dan
merupakan indikasi adanya trauma pd ginjal.
◦ Tingkat hematuria,tidak berhubungan langsung
dengan beratnya trauma.Hematuria bisa tidak ada
pada trauma ginjal dengan %-kecil.
◦ Trauma pada renovascular tidak ada hematuria
pada 24-60% kasus.
 Pemeriksaan radiologis.
 Tujuannya :
◦ menentukan secara akurat stadium dari
trauma ginjal,
◦ menentukan perlu operasi dan rencana
tindakan operasi.
Laserasi akibat trauma tumpul ginjal,biasanya terjadi
pada bidang tranversal dari ginjal.
Mekanisme trauma ditransmisikan dari pusat
benturan (center of impact) ke parenkhim ginjal.
Pada deselerasi,ginjal bergerak keatas atau kebawah
 tarikan tiba-tiba pada pedikel ginjal  avulsi
partial atau komplit.
Trombosis akut dari a.renalis,bisa disebabkan oleh
robekan intima pada trauma deselerasi cepat
pada tarikan yang tiba-tiba.
1. Urinoma
Laserasi dalam yang tidak direpair  extravasasi urin yang
persisten  massa besar di perinefrik  hydronephrosis
dan abses.
2. Hydronephrosis
Hematom besar di retroperitoneum dan ektravasasi urine 
fibrosis perinefrik  meliputi ureter di uretropelvic junction
 hydronephrosis
3. Arteriovenous fistula
Bisa terjadi setelah trauma penetran.
Jarang terjadi
4. Renal vascular hypertention
Sekitar 1% dari kasus.
Aliran darah pada jaringan yang rusak akibat trauma terganggu; ini
 vascular hypertension.
Fibrosis dari jaringan sekitar p.d akibat trauma  konstriksi arteri
 vascular hypertention.
 Riwayat
trauma(punggung,pinggang,thorak
bag.bawah,perut bag.atas)
 Fraktur kostae bagian bawah / prosesus
transv.corpus vertebra.
 Hematuria
 Massa di daerah flank
 Hilangnya opasitas ginjal atau adanya
extravasasi dari urin pada pemeriksaan
excretory urography.
 Trauma
 Hematuria
 Nyeri / nyeri tekan didaerah ginjal
 Hemorrhagic shock  oliguria / anuria
 Nausea, vomiting, distensi abdomen ( ileus
)
 Pemeriksaan fisik :
 Ada echymosis , trauma penetran pada CVA
atau flank.
 Ekstravasasi darah atau urin  teraba
massa di flank.
 Pemeriksaan serial Hematokrit – persisten
bleeding.
 Hematuria
 BNO / Plain Foto :
◦ Hilangnya bayangan m.psoas
◦ Fraktur kosta / prosesus transv. CV
 USG
 IVP :
◦ Ginjal bisa N – bila kontusi ringan
◦ Ekstravasasi kontras bila ada laserasi ginjal.
◦ Nonfungsi ginjal – trauma vasa pedikel.
Pemeriksaan IVP (dosis tinggi & tomografi ) pilihan
pertama.
Trauma ginjal terlihat berupa :
1. Ekskresi kontras yang berkurang (bandingkan
kontralateral)
2. Garis psoas / kontur ginjal hilang (tertutup
ekstravasasi urin hematoma)
3. Skoliosis yang menjauhi sisi yang terkena trauma 
kontraksi otot psoas
4. Ekstravasasi kontras
 CT-Scan  terbaik
Dapat menentukan :
o Adanya laserasi ginjal
o Kerusakan arteri
o Ekstravasasi
o Hematoma retroperitoneal
o Jaringan ginjal non-vital
o Trauma penyerta
 Renal Angiography (Bila dicurigai trauma vasculer, dan
penderita stabil)
Pilihan kedua bila IVP tidak informatif dan CT-scan tidak ada
Yang dapat ditemukan pada arteriografi :
- Adanya ekstravasasi
- Bagian ginjal yang avaskuler
- Oklusi total arteri renalis
 Trauma vesika – hematuria.
 Kontusio jaringan lunak sekitar
ginjal
A. AWAL
 Perdarahan perirenal yang berlanjut 
fatal.
 Infeksi pada hematoma perirenal.

B. LAMBAT
 Hydronephrosis
 Hypertensi
 Terapi shock dan perdarahan – resusitasi cairan
dan transfusi.
 Pada trauma tumpul – perdarahan bisa berhenti
spontan – istirahat (bed rest) smp hematuria (-).
 Bila perdarahan persisten  laparotomi.
 Trauma tajam  explorasi
 Perinefrik abses – drainase.
 Hypertensi ok renal ischemia  vascular
reconstruction atau nephrectomy.
Trauma tembus
Hematuria
> 5/LPB

Stabil Tidak stabil


IVP Laparatomi
eksplorasi
Abnormal/ Normal
Tidak informatif Hematom retroperitoneal

eksplorasi Observasi Meluas/berdenyut Tidak meluas

eksplorasi Observasi
Hematuria
mikroskopik
Trauma tumpul
tanpa syok
Hematuria
Imajing (–) Kec: Gross/mikroskopik dengan syok
Trauma penyerta
Deselerasi cepat Tidak stabil
Stabil
IVP Laparatomi
eksplorasi
Tidak informatif Abnormal/ Normal
Hematom retroperitoneal
Trauma penyerta
Observasi Meluas/berdenyut Tidak meluas
(-) (+)

Observasi eksplorasi eksplorasi Observasi


 Dengan follow-up yang cermat, kebanyakan
trauma ginjal mempunyai prognosis baik, dengan
penyembuhan spontan dan fungsi ginjal kembali
baik.
 Follow-up dengan excretory urography dan
observasi tekanan darah – dapat mendeteksi
adanya :
◦ Hydronephrosis
◦ Hypertensi
 Kematian, biasanya karena ada trauma lain.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai