Dr.Ristika Fitri
Pembimbing:dr.Eka mayanti
-Skizo Retak atau
pecah
-Frenia Jiwa
-Skizofrenia
Seseorang yang
mengalami keretakan
jiwa atau keretakan
kepribadian.
2
SKIZOFRENIA
PPDGJ-III
3
ETIOLOGI
• Belum ditemukan etiologi yang pasti
• Hipotesis yang paling banyak digunakan: adanya
gangguan transmitter sentral, yaitu terjadinya
peningkatan aktivitas dopamin sentral
• Ada beberapa teori yang banyak digunakan untuk saat
ini:
– Biologi
– Biokimia
– Genetika
– Faktor keluarga 4
Gejala Klinis
menurut PPDGJ
sedikitnya 1 gejala yg amat jelas (2 gejala/lebih apabila gejala2 tsb
kurang jelas), yaitu:
• A. Thought echo
• Thought insertion/withdrawal
• Thought broadcasting
• B. Delution of influence
• Delution of control
• Delution of perseption
• Delution of passivity
• C. Halusinasi auditorik
• D. Waham – waham menetap jenis lainnya
5
KLASIFIKASI
• F 20.0. Tipe Paranoid
8
2. Tipe Ter disorganisasi F20.1
•Tidak memenuhi kriteria utk tipe katatonik
•Sering inkoheren
•Menyeringai
•Afek dangkal dan tidak wajar, disertai cekikikan atau perasaan puas diri,
senyum sendiri, menyeringai
Rigiditas
Echolalia/echopraxia
11
5. Tipe Residual F20.5
Kriteria berikut ini terpenuhi:
Piperidine
PENGOBATAN
Anti-Psikotik Generasi Pertama (APG-I)
15
PROGNOSIS
Gambaran klinik yang dikaitkan dengan prognosis baik:
17
“Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Ketidak patuhan
Minum Obat Pada Pasien
Skizofrenia di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru”
18
Diagram Jumlah Pasien
Skizofrenia
• Kasus Skizofrenia yang tercatat di wilayah kerja
puskesmas ialah 37 orang, dengan hasil sebagai
berikut:
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
19
• Dari grafik Pasien skizofrenia, berjumlah 37 orang dengan jumlah
Laki-laki sebanyak 27 orang dan Perempuan sebanyak 10 orang.
Angka Kejadian tersebut tersebar dari beberapa daerah yang pernah
berobat ke Puskesmas Pakuan Baru.
20
15
10
0
Ya Tidak
21
• Grafik menunjukkan bahwa dari 37 orang pasien
yang mengalami Skizofrenia hanya terdapat 13 orang
pasien yang patuh dalam minum obat, sementara
pasien yang tidak patuh minum obat lebih banyak
dengan jumlah 24 orang.
22
Usia
30
25
20
15
10
0
17-20 tahun 26-45 tahun 46-60 tahun
23
• Grafik di atas kelompok usia yang lebih banyak
mengalami Skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas
Pakuan Baru ialah kelompok usia muda dengan
rentang usia 26-45 tahun dan kelompok yang
terendah adalah usia 46-60 tahun. Di kalangan usia
muda, terutama pria, cenderung mempunyai tingkat
kepatuhan yang buruk terhadap pengobatan.
24
Masalah Sosial Ekonomi
16
14
12
10
0
Baik Kurang
25
• Grafik menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
skizofrenia berasal dari keluarga dengan ekonomi yang
kurang yaitu berjumlah 16 orang. Beberapa keluarga
pasien mengeluhkan tidak mempunyai biaya cukup
untuk mengobati pasien ataupun jika mampu jarak
tempuh dan transportasi yang jauh dari kediaman
mereka ke Puskesmas dapat menjadi penghalang.
26
Tingkat Pendidikan
9
0
Tidak Sekolah SD SMP SMA
27
• Grafik diatas menunjukkan pasien Skizofrenia lebih
banyak yang mempunyai pendidikan rendah dengan
lulusan SD berjumlah 8 orang, yang tidak sekolah
dan lulusan SMP dengan jumlah yang sama yaitu 8
orang, dan yang terendah adalah lulusan SMA
dengan jumlah 4 orang.
28
• Pengetahuan pasien atau keluarga yang rendah tentang
pengobatannya dapat mengakibatkan pasien tidak patuh dalam
minum obat.
30
Faktor Lingkungan
• Dari alloanamnese yang dilakukan terhadap beberapa keluarga pasien,
terdapat 1 keluarga yang masih melakukan tindakan pasung terhadap
pasien dan 2 keluarga yang membiarkan pasien berkeliaraan bebas di
luar rumah.
32
Faktor Sehubungan dengan dokter
dan pihak apotik
• Ketersediaan obat diapotik Puskesmas Pakuan Baru menjadi faktor
penting yang menyebabkan pasien tidak patuh dalam berobat dimana
Pemberian obat dibatasi untuk 10 hari atau paling lama untuk 20 hari
saja. Hal ini mengharuskan pasien atau keluarga untuk lebih sering
datang ke Puskesmas Pakuan Baru. Keterbatasan waktu, tenaga dan
jarak yang harus ditempuh oleh pasien untuk melakukan kontrol
menyebabkan mereka tidak datang pada waktu yang tepat ke
Puskesmas, yang pada akhirnya akan menyebabkan pasien mengalami
putus obat untuk beberapa waktu.. 33
KESIMPULAN
Permasalahan utama pada pembahasan ini adalah masih banyak pasien
skizofrenia yang tidak patuh dalam minum obat. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan ketidakpatuhan pasien dalam minum obat, yang dilihat dari
berbagai sisi :
1. pasien yang meliputi : usia, masalah sosial ekonomi dan tingkat pendidikan
dan pengetahuan pasien atau keluarganya.
2. pengobatan.
3. faktor lingkungan
34
4. dokter dan pihak apotik.
• Keluarga sebagai unsur yang terdekat dengan pasien harus bersifat
terapeutik, sehingga dapat memberikan dukungan sebaik mungkin
terhadap pasien dalam proses kesembuhannya. Pihak apotik yang
berada di bawah wewenang puskesmas Pakuan Baru harus
menjamin ketersediaan obat yang cukup bagi pasien skizofrenia
sehingga mereka tidak harus mengalami putus obat karena
keterbatasan obat di Puskesmas. Kerjasama yang baik dari berbagai
pihak ini diharapkan akan membantu mempermudah pasien
skizofrenia dalam menjalani proses penobatannya. 35
36