• Umur
Lebih dari 83% orang yang meninggal karena penyakit jantung koroner
berusia 65 tahun ke atas. Wanita lebih berisiko meninggal karena
serangan jantung dalam beberapa minggu setelah serangan dibandingkan
laki-laki.
• Laki-laki
Laki-laki lebih berisiko mengalami serangan jantung dibandingkan
perempuan dan mengalaminya pada usia yang lebih muda. Setelah
menopause, angka kematian wanita karena serangan jantung meningkat,
tetapi tetap tidak setajam peningkatan pada laki-laki.
• Kolesterol Tinggi
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring peningkatan kadar
kolesterol darah: memiliki LDL (“kolesterol jahat”) tinggi dan HDL
(“kolesterol baik”) yang rendah.
• Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi meningkatkan beban jantung, membuat
jantung menebal dan kaku, dan meningkatkan risiko stroke,
serangan jantung, gagal ginjal, dan gagal jantung. Bila
tekanan darah tinggi diiringi dengan obesitas, merokok,
kolesterol tinggi atau diabetes, risiko serangan jantung
meningkat berkali-kali lipat.
• Kegemukan
Orang yang kegemukan (lebih dari 20% berat badan ideal)
cenderung berisiko penyakit jantung dan stroke, bahkan bila
mereka tidak memiliki faktor risiko lainnya.
• Minum Alkohol
Banyak meminum alkohol dapat meningkatkan tekanan darah,
menyebabkan gagal jantung dan stroke. Meminum alkohol
juga dapat meningkatkan trigliserida, menyebabkan kanker
dan detak jantung tidak beraturan.
• Riwayat Keluarga
Mereka yang memiliki riwayat keluarga atau saudara
dekat berpenyakit jantung cenderung lebih berisiko
mengidapnya.
Merokok
Merokok meningkatkan risiko penyakit jantung dua
hingga empat kali lipat.
• Diabetes
Memiliki diabetes meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler. Sekitar tiga perempat penderita
diabetes meninggal karena sejenis penyakit jantung
atau pembuluh darah.
Tampilan klinis yang dominan Gejala
Tanda-tanda disfungsi
ventrikel kanan, peningkatan
Gagal jantung kanan Sesak nafas, mudah lelah
JVP, edema perifer,
hepatomegali, asites
DIAGNOSIS GAGAL JANTUNG
a. Pemeriksaan Fisik
- Gejala dan tanda sesak nafas
- Edema paru
- Peningkatan JVP
- Hepatomegali
- Edema tungkai
b. Pemeriksaan Penunjang
- Pada pemeriksaan foto toraks seringkali menunjukkan
kardiomegali (rasio kardiotorasik (CTR) > 50%), terutama
bila gagal jantung sudah kronis. Kardiomegali dapat
disebabkan oleh dilatasi ventrikel kiri atau kanan, LVH,
atau kadang oleh efusi perikard. Derajat kardiomegali
tidak berhubungan dengan fungsi ventrikel kiri.
- Elektrokardiografi memperlihatkan beberapa abnormalitas pada
sebaigian besar pasien (80-90%), termasuk gelombang Q,
perubahan ST-T, hipertropi LV, gangguan konduksi, aritmia.
- Ekokardiografi harus dilakukan pada semua pasien dengan
dugaan klinis gagal jantung. Dimensi ruang jantung, fungsi
ventrikel (sistolik dan diastolik), dan abnormalitas gerakan dinding
dapat dinilai dan penyakit katub jantung dapat disinggirkan.
- Tes darah dirkomendasikan untuk menyinggirkan anemia dan
menilai fungsi ginjal sebelum terapi di mulai. Disfungsi tiroid
dapat menyebabkan gagal jantung sehingga pemeriksaan fungsi
tiroid harus selalu dilakukan.
- Pencitraan radionuklida menyediakan metode lain untuk menilai
fungsi ventrikel dan sangat berguna ketika citra yang memadai
dari ekokardiografi sulit diperoleh. Pemindahan perfusi dapat
membantu dalam menilai fungsional penyakit jantung koroner.
Obat-obat Gagal Jantung
1. Penghambat ACE ( kaptopril, lisinopril dan kuinapril)
2. Antagonis angiotensin ll ( losartan,
kandesartan,valsartan)
3. Diuretik ( furosemid, HCT, torasemid)
4. Antagonis aldosteron ( spironolakton,eplerenon)
5. Β-bloker (bisoprolol, metoprolol)
6. Vasodilator lain ( nitrogliserin, Na.nitroprusid)
7. Digoksin
8. Obat inotropik ( dopamin dan dobutamin)
9. Antitrombotik ( warfarin)
10. Antiaritmia ( amiodaron dan β-bloker)s
DISFUNGSI JANTUNG