Anda di halaman 1dari 14

TRAUMA ZAT KIMIA

PADA MATA
Trauma mata adalah tindakan sengaja
maupun tidak yang menimbulkan
perlukaan mata.
merupakan kasus gawat darurat mata.
Trauma kimia pada mata merupakan
trauma yang mengenai bola mata akibat
terpapar bahan kimia baik yang bersifat
asam atau basa yang dapat merusak
struktur bola mata tersebut.
-Dibimbing keluarga (penglihatan terganggu)
- Masuk dgn memegang satu sisi kepala (mungkin
sedang menderita glaukoma kongestif akut)
- Mata berdarah

Anamnesis
-Zat kimia apa yg terkena? Mata sebelah
mana?
- Bagaimana terjadinya trauma? (tersiram
sekali atau karna ledakan)
- Apakah ada penurunan visus? (Onsetnya)
PF Mata  dilakukan stlh irigasi
u/menetralkan pH
- Defek epitel kornea (keratitis)
- Kekeruhan kornea (menutupi bilik
depan mata)
-Perforasi kornea  TRAUMA BERAT
Pemeriksaan fisik
- Inspeksi
-Segmen anterior
-Sinar langsung dan tidak langsung
- Tonometri

Pemeriksaan pH
Pemeriksaan tes flourescein
Tes Schimmer

WD : Trauma bahan kimia asam atau basa


ODS
 sulfur, hydroflouric, acetic (CH3COOH), krom
(Cr2O3), dan hidroklor (HCL)
 Biasanya kerusakan superficial
 Pengecualian terjadi pada asam hidroflorida.
Bahan ini merupakan suatu asam lemah yang
dengan cepat menembus membran sel .
Riwayat klinis
- nyeri setelah terpajan
-rasa mengganjal di mata
- pandangan kabur,
- fotofobia
-mata merah
- rasa terbakar
 KOH (Potassium hydroxide), magnesium
hydroxide, dan kapur
 Alkali akan menembus dengan cepat kornea,
bilik mata depan, dan sampai jaringan retina.
 terjadi penghancuran jaringan kolagen
kornea.
 pada trauma alkali akan terbentuk
kolagenase yang akan menambahkan
kerusakan kolagen kornea
 akan merusak retina sehingga akan berakhir
dengan kebutaan penderita.
Menurut klasifikasi Thoft maka trauma
basa/alkali dapat dibedakan dalam :
Derajat 1 : hiperemis konjungtiva disertai
keratitis pungtata
Derajat 2 : hiperemis konjungtiva disertai
dengan hilang epitel kornea
Derajat 3 : hiperemis disertai dengan nekrosis
konjuntiva dan lepasnya epitel kornea
Derajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis
sebanyak 50%
 Luas permukaan kontak, kedalaman penetrasi,
dan derajat keparahan sel induk limbal
 Trauma kimia basa -> reaksi saponifikasi atau
persabunan.
 Trauma kimia asam -> denaturasi dan
presipitasi protein pada jaringan
Derajat trauma kimia menurut Roper-Hall
Grade I Grade II Grade III Grade IV
Defek epitel kornea Defek epitel kornea Defek epitel kornea Kekeruhan kornea
tanpa iskemi limbus dengan kekeruhan total dan kekeruhan total iskemi ≥ ½
trauma dan iskemik stroma dan iskemi limbus
kurang dari 1/3 yang melibatkan 1/3
limbus hingga ½ limbus
Epidemiologi
- 1 juta orang mengalami gangguan penglihatan
akibat trauma, 75% buta sebelah mata dan lima puluh
ribu cedera serius mengancam penglihatan
- Pria memiliki rasio terkena trauma 4x lebih besar
daripada wanita
- Sebagian besar 84% merupakan trauma kimia
80% trauma kimia dikarenakan pajanan pekerjaan

Komplikasi
Dapat menyebabkan glaukoma sekunder, simblefaron,
dan katarak.
Prognosis
Tergantung dari derajat keparahan trauma kimia

Pencegahan
APD :safety glass, perisai mata, perisai wajah, dan
google.

Penatalaksanaan
-Irigasi dengan cairan isotonik (salin normal atau ringer
laktat) dianjurkan selama 15 – 30 menit lebih lama lebih
baik
-Dilakukan pengecekan pH berulang sampai pH mencapai
7,3 – 7,7.
-Berikan anastesi topikal. (jangan diresepkan)
-Eversi palpebra dan irigasi bagian forniks untuk
membersihkan benda asing dan jaringan nekrotik
 Trauma basa/alkali
Berikan siklopegik, antibiotika, EDTA untuk mengikat basa.

 Steroid
Untuk mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutofil. Namun
pemberian steroid dapat menghambat penyembuhan stroma
dengan menurunkan sintesis kolagen dan menghambat migrasi
fibroblas. Untuk itu steroid hanya diberikan secara inisial dan
di tappering off setelah 7-10 hari. Dexametason 0,1% ED dan
Prednisolon 0,1% ED diberikan setiap 2 jam. Bila diperlukan dapat
diberikan Prednisolon IV 50-200 mg

 Sikloplegik
Atropin 1% ED atau Scopolamin 0,25% diberikan 2 kali sehari

 Asam askorbat
Natrium askorbat 10% topikal diberikan setiap 2 jam. Untuk dosis
sitemik dapat diberikan sampai dosis 2 gr
 Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor
oral asetazolamid (diamox) 500 mg

 Antibiotik profilaksis
Dapat diberikan bersamaan antara topikal
dan sistemik (doksisiklin 100 mg)

 Asam hyaluronik
Untuk membantu proses re-epitelisasi
kornea dan menstabilkan barier fisiologis.

Anda mungkin juga menyukai