Anda di halaman 1dari 28

MENERAPKAN KESETARAAN HAK

PEKERJA PEREMPUAN DAN LAKI


LAKI DITEMPAT KERJA
Sesi-sesi dalam modul

1.Mengidentifikasi isu-isu gender di tempat


kerja
2.Menerapkan konsep kesehatan reproduksi
3.Mengantisipasi terjadinya pelecehan
seksual di tempat kerja
Perbedaan Seks dan
Gender
PERBEDAAN CIRI BIOLOGIS
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
PERBEDAAN SEKS DAN
GENDER
AKAR MASALAH
Kontruksi Sosial Tentang Pembagian
Peran Gender Yang Tidak Adil

Relasi kuasa dan posisi yang timpang


antara laki-laki dan perempuan

Ketidak Adilan Gender


Adil vs Ketidakadilan
Adil vs Ketidakadilan
Adil vs Ketidakadilan
Adil vs Ketidakadilan
Adil vs Ketidakadilan
Bentuk Ketidakadilan
Bentuk/ Pengertian
Parameter
Diskriminasi Diskriminasi berdasarkan peran, fungsi, hubungan laki-
Gender laki dan perempuan, atau pembedaan perlakuan
karena menganggap laki-laki berbeda dengan
perempuan. Diskriminasi bisa terjadi di ruang publik,
namun juga beroperasi pada tingkatan yang tidak
tampak, seperti melalui ideologi budaya dan
kepercayaan, kemiskinan dll.
Stereotipe/ Pelabelan negatif, pembakuan citra untuk lelaki dan
Pelabelan perempuan.
negatif
Subordinasi Menempatkan perempuan pada posisi kedua setelah
laki-laki atau menganggap tidak penting. Anggapan ini
didasarkan pada penafsiran teks agama, tradisi, dan
mitos-mitos tentang kehebatan laki-laki dan
ketidakberdayaan perempuan
Marginalisasi/ Pemiskinan perempuan, atau peminggiran secara ekonomi.
Peminggiran/ Proses ini terjadi di rumah tangga, masyarakat, dan bahkan
pemiskinan negara.

Beban Ganda Adanya dua pekerjaan yang harus dilakukan oleh perempuan,
yaitu : a) pekerjaan domestik yang dianggap sebagai
kewajiban. b) pekerjaan publik yang dianggap bersifat ‘hanya
tambahan’ c) kegiatan di masyarakat.

Violence/ Tindakan kekerasan, atau serangan pada fisik atau mental


Tindak seseorang.
kekerasan Kekerasan yang dilakukan berkaitan dengan jenis kelaminnya
atau diakibatkan oleh bias gender disebut sebagai gender
based violence (kekerasan berbasis gender).
Kekerasan ini meliputi : kekerasan fisik , kekerasan psikis,
bersifat verbal maupun non verbal, kekerasan seksual,
kekerasan ekonomi.
Hak Kesehatan Reproduksi dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Psl. 76, 81, 82, 83 dan 84)

 Hak-hak kesehatan reproduksi perempuan di tempat


kerja
 Hak cuti haid
 Hak cuti melahirkan
 Hak menyusui anaknya
 Hak mendapatkan kenyamanan dan keamanan selama
bekerja dalam kondisi hamil
 Hak terbebas dari segala bentuk kekerasan seksual di
tempat kerja
PELECEHAN SEKSUAL
MENGENAL PELECEHAN
SEKSUAL

APA ?

JENIS? SANKSI ? DIMANA TERJADI?

SIAPA KORBAN? DAMPAK PADA BAGAIMANA


SIAPA PELAKU ? KORBAN? MENCEGAHNYA ?
PELECEHAN SEKSUAL

Tindakan seksual yang tidak diinginkan


Permintaan untuk melakukan perbuatan
seksual
Tindakan lisan atau fisik atau isyarat yang
bersifat seksual
Perilaku lain apapun yang bersifat
seksual, yang membuat seseorang merasa
tersinggung, dipermalukan dan/atau
terintimidasi
Jenis Pelecehan Seksual
1. Pelecehan fisik

2. Pelecehan lisan (ucapan verbal/


komentar)

3. Pelecehan isyarat (bahasa


tubuh dan atau gerakan tubuh
bernada seksual), kerlingan
yang dilakukan berulang-ulang,
isyarat dengan jari
4. Pelecehan tertulis atau gambar termasuk menam-
pilkan bahan pornografi , gambar, screensaver atau
poster seksual, atau pelecehan lewat email dan
media komunikasi elektronik lainnya

5. Pelecehan psikologis/emosional terdiri


atas permintaan-permintaan dan ajakan-
ajakan yang terus menerus dan tidak
diinginkan, ajakan kencan yang tidak
diharapkan, penghinaan atau celaan
yang bersifat seksual
Menghadapi dan Mencegah
Pelecehan Seksual
1. Kenali bentuk-bentuk pelecehan seksual
2. Berani berkata tidak atau menolak terhadap perlakuan yang
tidak kita kehendaki
3. Tidak mudah untuk mempercayai setiap perkataan dan rayuan
orang lain
4. Memberikan pendidikan seks sejak usia anak-anak, misalnya
tentang pengenalan alat-alat reproduksi dan tidak ada yang
boleh menyentuh atau memegangnya selain ibu kita.
5. Segera mencari pertolongan jika
terjadi pada diri kita

6. Laporkan kasus pelecehan seksual


Serikat Pekerja dalam perusahaan Anda
Dinas Tenaga Kerja atau Lembaga
Bantuan Hukum
Polisi
P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak) -
Pelayanan Informasi, Konsultasi Psikologis
dan Hukum, serta Pendampingan
Sanksi Hukum
Unsur penting dari pelecehan seksual :
ketidakinginan atau penolakan pada
apapun bentuk-bentuk tindakan yang
bersifat seksual
Perbuatan cabul di tempat kerja
Pasal 294 ayat 2 angka 1 KUHP (Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana)
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
jika dilakukan oleh atasan ke bawahannya
• Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun
2014 tentang Perubahan atas UU
23/2003 tentang Perlindungan Anak
Pelaku kekerasan seksual terhadap
anak dijerat hukuman maksimal
kurungan selama 15 tahun.
Apabila pelaku adalah orang yang dekat
dengan anak, seperti orangtua, saudara,
ataupun kerabat, hukuman ditambah
sepertiga waktu hukuman yang asli
sehingga total waktu kurungan menjadi
20 tahun.
Lima alat bukti untuk kasus pidana berdasarkan Hukum
Acara Pidana (“KUHAP”) - Pasal 184 UU No. 8 Tahun 1981
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
Sehingga, apabila terjadi pelecehan seksual, bukti-bukti di
atas dapat digunakan sebagai alat bukti. Untuk kasus terkait
pencabulan atau perkosaan, biasanya menggunakan salah
satu alat bukti surat berupa Visum et repertum sebagaimana
diatur dalam Pasal 187 huruf c KUHAP dan Pasal 133 ayat 1
KUHAP.

Anda mungkin juga menyukai