Anda di halaman 1dari 22

Menganalisa Hubungan Struktur, Aspek

Streokimia, Dan Aktivitas Obat

Kelompok 6

Nama Kelompok :
1. Aisya Nabila
2. Citra Fitria Hapsari
3. Egi Gian Safitri
Pendahuluan Aspek
Stereokimia

Faktor – Faktor Struktur

Perbedaan Aktivitas
Streoisomer
PETA
KONSEP Modifikasi Isosterisme dan
Contohnya

Biososterisme

Isomer dan Aktivitas


Biologis

Jarak Antar Atom dan


Aktivitas Biologis
Pendahuluan
Streokimia merupakan salah satu faktor
penting dalam aktivitas biologis obat, oleh
karena itu pengetahuan tentang hubungan
aspek stereokimia dengan aktivitas
farmakologis obat sangat menarik untuk di
pelajari
Faktor – Faktor Struktur Penting

a. Streokimia molekul obat


b. Jarak antara atom atau gugus
c. Distribusi elektronik dan konfigurasi molekul
Perbedaan Aktivitas Farmakologis
Streoisomer
a. Perbedaan dalam distribusi nomer dalam
tubuh
b. Perbedaan dalam sifat – sifat interkasi obat
reseptor
c. Perbedaan dalam adsorbsi nomer – nomer
pada permukaan reseptor yang sesuai
Modifikasi Isoterisme
Untuk memperoleh obat dengan aktivitas
yang lebih tinggi, dengan efek samping atau
toksisitas yang lebih rendah dan bekerja lebih
selektif, perlu dilakukan modifikasi struktur
molekul obat.
Istilah isosterisme telah digunakan secara luas
untuk menggambarkan seleksi dari bagian
struktur yang karena karakteristik sterik,
elektronik dan sifat kelarutannya
Arti isosteris mempunyai sifat kimia dan sifat
fisika yang mirip, karena mempunyai persamaan
ukuran, keelektronegatifan atau streokimia
Prinsip Isoterisme digunakan untuk :
a. Mengubah struktur senyawa sehingga di
dapatkan senyawa dengan aktivitas biologis
yang di kehendaki
b. Mengembangkan analog dengan efek
biologis yang lebih selektif
c. Mengubah struktur senyawa hingga bersifat
antagonis terhadap normal metabolit
Contoh pasangan isosterik yang mempunyai sifat
sterik dan konfigurasi elektronik sama

a. Ion karboksilat (- COO - ) dan ion sulfonamida


( - SO2NR)
b. Gugus keton ( - CO ) dan gugus sulfon ( -SO2 )
c. Gugus klorida ( - CL ) dan gugus trifluorometil
( - CF3 )
Contoh modifikasi isosterisme

Note : pergantian gugus – s - pada cincin fenotiazin dan cincin


tioxantin dengan gugus etilen menghasilkan cincin dihidrobezazepin
yang berkhasiat berlawanan
2. Difendhidramin (alergi)
Metadon (Analgesik Narkotika)
DOT (Insektisida)
Note : Mengandung gugus ribosa dan karbonil dan
membentuk siklik sehingga senyawa berikut
dapat berinterkasi dengan reseptor analgesik

3. Prometazin (Obat Gatal)


Bioisosterisme
Bioisosterisme berkembang menjadi salah satu
konsep dasar sebagai hipotesis, idealnya
bioisosterisme melibatkan pergantian gugus
fungsi dalam struktur molekul yang spesifik
aktif dengan gugus lain dan pergantian
tersebut akan menghasilkan senyawa baru
dengan aktivitas biologis yang lebih baik
Klasifikasi Bioisosterisme
menurut Burgion 1970

a. Bioisosterisme Ko Klasik
b. Bioisosterisme Non Klasik
Isomer dan aktivitas biologis obat
Gambaran struktur ini disebabkan oleh orientasi
gugus fungsional dalam ruang dan pola yang
sama. Dari gambaran sterik dikenal beberapa
macam struktur isometri yaitu :
a. Isomer Geometrik dan Aktivitas Biologis
b. Isomer Konformasi dan Aktivitas Biologis
c. Diastereoisomer dan Aktifitas Biologis
d. Isomer Optik dan Aktifitas Biologis
a. Isomer Geometrik ( isomer cis-trans ) dan
Aktivitas Biologis
Adalah isomer yang disebabkan adanya
atom atau gugus yang terikat secara
langsung pada suatu ikatan rangkap atau
dalam suatu sistem alisklik tersebut
membatasi gerakan atom dalam mencapai
kedudukan yang stabil sehingga terbentuk
isomer cis-trans
b. Isomer Konformasi dan Aktivitas Biologis
Isomer konformasi adalah isomer yang terjadi
karena ada perbedaan pengaturan ruang dari
atom atau gugus dalam struktur molekul obat.
Isomer konformasi lebih stabil pada struktur
senyawa non aromatik
c. Diastereoisomer dan Aktivitas Biologis
Diastereoisomer adalah isomer yang disebabkan
oleh senyawa yang mempunyai dua atau lebih
pusat atom asimetrik, mempunyai gugus fungsional
sama dan memberikan tipe reaksi yang sama pula.

Kedudukan gugus substitusi terletak pada ruang


yang relatif berbeda sehingga diastereoisomer
mempunyai sifat fisik, kecepatan reaksi dan sifat
biologis yang berbeda pula.
Lanjutannya .....
Perbedaan sifat diatas berpengaruh terhadap
distribusi, metabolisme, dan interaksi isomer
dengan reseptor
d. Isomer Optik dan Aktivitas Biologis
Adalah isomer yang disebakan oleh senyawa
yang mempunyai atom C asimetrik. Isometrik
optik mempunyai sifat kimia fisika sama dan
hanya berbeda pada kemampuan dalam
memutar bidang cahaya terpolaritas atau
berbeda rotasi optiknya. Masing – masing
isomer hanya dapat memutar bidang cahaya
terpolarisasi ke kiri atau ke kanan saja dengan
sudut pemutaran sama.
Lanjutannya...
Isomer optik kadang mempunyai aktivitas
biologis yang berbeda karena ada perbedaan
dalam interkasi isomer – isomer dengan
reseptor biologis
Jarak Antar Atom dan Aktivitas Biologis
Hubungan antara struktur kimia dengan
aktivitas biologis sering ditunjang oleh konsep
kelenturan reseptor. Pada beberapa tipe kerja
biologis , jarak antar gugus – gugus fungsional
molekul dapat berpengaruh terhadap aktivitas
biologis obat. Hal ini dapat diperkirakan dari “
jarak identitas” atau jarak antar ikatan – ikatan
peptida struktur protein yang memanjang.
Contoh :
a. Obat Parasimpatomimetik
b. Obat Kurare
c. Hormon Estrogen Non Steroid
ありがとうございました

Anda mungkin juga menyukai