Anda di halaman 1dari 36

PUBERTAS NORMAL

DEFINISI
 Pubertas  masa transisi antara masa anak –
anak dengan dewasa yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor kompleks.
 Perubahan fisik dan psikologis  perubahan
aktivitas endokrin secara sekuensial dan
teratur
 Perempuan 8 – 13 tahun  pertumbuhan
payudara
 Laki –laki 9 – 14 tahun  pertambahan
volume testis
PERUBAHAN HORMONAL PADA MASA
PUBERTAS
 Aktivasi GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)
pulsatil  LH dan FSH ↑  menstimulasi gonad
sehingga tercapai keadaan hemostatik baru
(gonadarke).
 Pada ♀  peningkatan produksi FSH mendahului
peningkatan estradiol plasma. FSH menstimulasi sel
granulosa untuk menghasilkan estrogen
 Pada ♂  produksi LH meningkat sebelum peningkatan
tajam testosteron. LH merangsang sel Leydig utk
mensekresi testosteron. FSH merangsang sel Sertoli
untuk memproduksi suatu peptida yang disebut inhibin
yang akan menimbulkan reaksi umpan balik dan
menghambat estrogen.
PERUBAHAN HORMONAL PADA MASA
PUBERTAS
PERUBAHAN FISIK PADA LAKI LAKI
 Pertumbuhan testis dan pacu tumbuh
Tanda pertama pubertas  pertumbuhan
testis
Hal ini akibat perkembangan tubulus
seminiferus  pengaruh stimulasi FSH
Pengukuran testis  orkidometer prader
Pacu tumbuh (growth spurt)  10,5 – 16
tahun
Pertumbuhan tinggi badan pada laki – laki
berakhir pada usia 19-20 tahun.
PERUBAHAN FISIK PADA LAKI LAKI

 Pertumbuhan penis dan rambut pubis


Hampir bersamaan dengan pacu tumbuh,
penis dan rambut pubis juga mulai tumbuh.
bentuk penis  infantil  dewasa  ± 2
tahun.
TAHAP PERKEMBANGAN PUBERTAS ANAK PADA
LAKI – LAKI MENURUT TANNER
PERUBAHAN FISIK PADA LAKI LAKI

 Pertumbuhan rambut ketiak, kumis, janggut


dan perubahan suara
Rambut ketiak tumbuh setelah rambut pubis
P4
kemudian diikuti kumis dan janggut
Perubahan suara terjadi akibat bertambah
panjangnya pita suara mengikuti pacu tumbuh
laring.
DIAGRAM PERUBAHAN FISIK ANAK LAKI – LAKI
SELAMA PUBERTAS
PERUBAHAN FISIK PADA PEREMPUAN
 Perubahan payudara, rambut pubis dan ketiak
Tanda pubertas  budding (tumbuhnya
payudara), sekitar ± 15% mengalami
pertumbuhan rambut pubis mendahului
perkembangan payudara.
Rambut pubis dan rambut ketiak  11 tahun
Perkembangan payudara  sekresi estrogen dari
ovarium
Perkembangan rambut pubis  sekresi androgen
dari adrenal.
TAHAP PERKEMBANGAN PUBERTAS ANAK PADA
PEREMPUAN MENURUT TANNER
PERUBAHAN FISIK PADA PEREMPUAN

 Pacu Tumbuh dan Haid


pacu tumbuh ♀ 9,5 tahun dan berakhir sekitar
usia 14,5 tahun
Menarche terjadi dalam 2 tahun sejak
berkembangnya payudara (10-16 tahun)
Haid merupakan tahap akhir pubertas pada
perempuan.
Dengan terjadinya haid  berakhirlah
pertumbuhan fisik pada perempuan
DIAGRAM PERTUMBUHAN FISIK PEREMPUAN
SELAMA PUBERTAS
TERIMA KASIH
Variasi Normal Pubertas
Pendahuluan
 Variasi normal pubertas lebih dini meliputi
telarke prematur, pubarke/adrenarke
prematur dan ginekomastia pubertal
 Variasi normal pubertas terlambat adalah
Constituonal delay of growth and puberty.
Telarke Prematur
 Pertumbuhan dini payudara tanpa disertai tanda
seks sekunder lainnya pada anak perempuan
kurang dari 8 tahun.
 20 per 100.000 pasien per tahun.
 Awitan terlihat pada usia 1 – 3 tahun.
 Diduga disebabkan oleh hipersensitifitas jaringan
payudara terhadap kadar estrogen basal.
 Pemeriksaan hormonal  kadar estradiol berada
dalam tingakt prapubertal sesuai dengan usia
pasien, kadang sedikit meningkat.
 Kadar FSH dan LH normal, FSH mungkin agak
meningkat.
Telarke Prematur
 Telarke prematur dapat mengalami regresi,
persisten atau progresif tanpa disertai
gejala lain hingga pasien memasukki usia
pubertas ataupun berkembang menjadi
pubertas prekoks sentral.
Pubarke prematur (Adrenarke)
 Pubarke prematur  munculnya rambut
pubis sebelum usia 8 tahun pada anak
perempuan dan 9 tahun pada anak laki – laki
tanpa disertai oleh tanda – tanda seks
sekunder lainnya.
 Faktor risiko  Berat lahir rendah.
 Mekanisme yang mendasari  terjadi
maturasi dini zona retikularis korteks
adrenal yang menyebabkan produksi
androgen atau adanya manifestasi dini
disregulasi steroidogenik dari sindrom ovari
polikistik
Pubarke prematur (Adrenarke)
 Jika dijumpai pada usia bayi  selalu
merupakan kelainan endokrin yang harus
di tindak lanjuti
 Kadar DHEAS meningkat hingga 40-200
µg/dL.
 Perlu dilakukan pemantauan setiap 4-6
bulan
 Onset pubarke pada usia 7 – 8 tahun,
menjadi risiko menarche dini.
Ginekomastia
 Pembesaran kelenjar payudara pada laki –
laki yang berbatas tegas dan secara
potensial dapat bersifat reversibel yang
diakibatkan oleh berbagai macam
perubahan dlaam payudara termasuk
jaringan penunjang, proliferasi duktus,
penambahan vaskularisasi dan infiltrasi sel
– sel radang kronik.
Ginekomastia
 Etiologi :
efek tropik dan efek stimulasi estrogen
pada jaringan epitel mamae dan kurangnya
inhibisi androgen oleh karena kurangnya
keseimbangan antar kedua pengaruh
tersebut.
Klasifikasi Ginekomastia
1. Ginekomastia Fisiologis
 Ginekomastia pada neonatus
disebabkan perna estrogen maternal atau plasenta
atau kombinasi keduanya.
Menghilang dalam beberap minggu
 Ginekomastia pubertal
Laki – laki  10-17 tahun dengan puncak insiden
pada usia14 tahun
menghilang spontan dalam 2 tahun pada 75%
kasus dan menghilang dalam 3 tahun pada 90%
kasus.
Makroginekomastia besar jaringan payudara
menyerupai tahapan perkembangan payudara
perempuan normal stadium tengan dan akhir atau
diameter ≥ 5 cm.
 Ginekomastia usia lanjut
Klasifikasi Ginekomastia
2. Ginekomastia Patologis
 Defisiensi testosteron
 Kelainan kongenital
 Anorkia kongenital
 Sindrom Klinefelter
 Resistensi Androgen
 Kelainan sintesis testosteron
 Gagal testis sekunder
 Orkitis akibat virus, trauma,
kastrasi, penyakit neurologis dan
granulomatosa
 Gagal ginjal
Klasifikasi Ginekomastia
 Peningkatan Produksi Estrogen
 Kelainan kongenital
 Tumor testis
 Karsinoma bronkogenik dan tumor lain
yang memproduksi HCG
 Hermafroditisme sejati
 Peningkatan Zat untuk aromatisasai
jaringan ekstragrandular
 Penyakit adrenal, hepar, kelaparan,
tirotoksikosi
 Peningkatan aromatisasi jaringan
ekstragrandular
Klasifikasi Ginekomastia
 Obat - obatan
 Estrogen atau obat yang beraksi seperti estrogen
 Dietilstillbestrol, kosmetik yang mengandung estrogen, pil
KB, digitalis
 Makanan yang terkontaminasi estrogen
 Fitoestrogen
 Obat yang meningkatkan pembentukan estrogen endogen
 Gonadotropin, Klomifen
 Obat yang menghambat sintesis testosteron
 Ketokonazol, metronidazol, simetidin
 Etomidat
 Alkylating agents
 Sisplatin
 Flutamid
 Spironolakton
Klasifikasi Ginekomastia
 Obat - obatan
 Obat yang mempunyai mekanisme aksi tidak
diketahui
 Busulfan
 Isoniazid
 Metildopa
 Zat penghambat pompa kalsium
 Kaptopril
 Antidepresan trisiklik
 Penisilamin
 Diazepam
 Marijuana
 Heroin
3. Ginekomastia Idiopatik
Perbedaan Ginekomastia pubertal
dan patologis
Ginekomastia
Pendekatan Diagnosis :
 Anamnesis
Riwayat pemakaian obat, riwayat keluarga,
riwayat penyakit kronik.
identifikasi gagal ginjal, sirosis, hipotiroid,
hipogonad, malnutrisi, adanya trauma lokal
dinding dada
 Pemeriksaan fisik
Konsistensi dan diameter ginekomastia serta
mencari tanda – tanda penyakit yang
mendasari.
Ginekomastia
 Laboratorium :
Uji faal ginjal, hati dan tiorid.
Anak laki – laki  LH, FSH, estradiol, testosteron,
DHEAS, hCG dalam darah.
Kadar prolaktin diukur jika terdapat galaktorea
Kadar DHEAS tinggi  USG adrenal
Kadar estradiol tinggi  USG hati, ginjal dan testis.
Kadar hCG yang tinggi  MRI otak, dada,
abdomen dan testis untuk mencari tumor yang
mensekresi hCG.
Mamografi / USG untuk membedakan
ginekomastia dan adipomastia pada anak laki- laki
obes.
Tatalaksana Ginekomastia
 Bergantung pada penyebab dan lamanya.
 Talakasana awal adalah mengatasi
penyebab dan menghentikan obat – obat
penyebab atau menghilangkan paparan
lingkungan sebagai penyebab.
 Ginekomastia pada neonatus  tidak
memerlukan terapi
 Ginekomastia pada pubertas  dukungan
psikososial.
Tatalaksana Ginekomastia
 Terapi Medis
Raloksifen, klomifen sitrat, tamoksifen, testolakton,
danazol dan testosteron atau dihidrotestosteron
heptanoat.
Tamoksifen  antiestrogen
dosis 10-20 mg sebanyak 2 kali sehari pada remaja
Testolakton  menghambat aktivitas aromatase
yang diperlukan untuk mengubah androgen dari
adrenal dan testis menjadi estrogen.
Dosis 150 mg 3 kali sehari
Tatalaksana Ginekomastia
 Terapi Bedah
 Bila lebih dari 6 cm
 Jaringan mamae telah ada selama 4 tahun
menjadi keras karena fibrosis yang luas
 Metode periareolar or reduction
mammoplasty
 Ginekomastia < 2 tahun dengan stres
psikologik
 Terapi medis dapat diberikan setelah
pembedahan jika terdapat kekambuhan
Tatalaksana Ginekomastia
 Ginekomastia patologis
 Mengoreksi penyebab yang mendasarinya.
 Penghentian pemakaian obat – obatan
penyebab, pengangkatan tumor, dan
mengoreksi penyakit yang mendasari
seperti hipertiroid, malnutrisi dan kelainan
adrenal.
 Injeksi testosteron dosis rendah setiap
bulan(50mg) yang secara bertahap
dinaikkan  indikasi pada hipogonadisme
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai