TRANSAKSI
P E R PA J A K A N
B y :
Z a c h i y a h A n n a s ( 1 7 0 8 1 0 3 0 1 1 2 2 )
A n n i s a M u t i a r a A s t u t u ( 1 7 0 8 1 0 3 0 1 1 2 5 )
M u h a m m a d I q b a l A r r o s y i d ( 1 7 0 8 1 0 3 0 1 1 3 7 )
A n n i s a D h a m a y a n t i ( 1 7 0 8 1 0 3 0 1 1 4 3 )
M a r ’ a t u l M a ’ r i f a h ( 1 7 0 8 1 0 3 0 1 1 4 9 )
Peraturan DJP Nomor PER-32/PJ/2015
PPh 21 : pajak atas penghasilan berupa
gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, kegiatan,
yang dilakukan oleh orang pribadi subjek
pajak dalam negeri
Dasar Pengenaan:
Peraturan DJP No PER 32/PJ/2015
0 – Rp 50.000.000 5%
Diatas Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 15 %
Diatas Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 25%
Diatas Rp 500.000.000 30%
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
101/PMK.010/2016
PTKP
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Setahun
PTKP
WP Orang Pribadi Rp 54.000.000
Tambahan WP yang sudah menikah Rp 4.500.000
Istri yang pendapatannya digabung dengan
Rp 54.000.000
suami
Tambahan maksimal 3 orang untuk tanggungan
keluarga sedarah dalam satu garis keturunan, Rp 4.500.000
semenda, atau anak angkat
1
PEGAWAI TETAP
hitungan Teknis
Gaji pokok XXX
Tunjangan, bonus, imbalan bulanan lain XXX
Iuran JKK, JKM, JPK yang dibayar perusahaan XXX
Penghasilan bruto per bulan XXX
(Biaya jabatan) (YYY)
(Iuran dana pensiun, JHT, THT yang dibayar karyawan) (YYY)
Penghasilan netto per bulan {x 12} XXX
Penghasilan netto setahun XXX
(PTKP) (YYY)
Penghasilan Kena Pajak {x Tarif} XXX
Pajak terutang setahun {/12} ZZZ
Pajak terutang per bulan ZZZ
• Jumlah yang ditanggung PERUSAHAAN
akan menambah komponen gaji
PKP 40.260.000
Maka
5 % × Rp 40.260.000 = Rp 2.013.000 Pajak terutang setahun
Kas 9.232.250
Utang iuran PPh 21 167.750
Utang iuran JKK 50.000
Utang iuran JKM 30.000
Utang iuran JHT 570.000
Utang Iuran dana pensiun 700.000
Saat menyetor PPh 21 ke kas negara dan iuran lainnya
Jurnal
Beban Gaji Rp 4.800.000
Utang PPh 21 Rp
150.000
Kas Rp 4650.000
PPh 22
PPh 22
Jawaban:
PPh 22 dipungut Bendaharawan Negara
PT. Argabelah melakukan impor atas barang dengan nilai pembelian $ 36.000 (kurs KMK
berlaku Rp 9.100/ $). Perusahaan membayar biaya asuransi dan pengangkutan masing –
masing sebesar 7,5% dan 5% dari nilai pembelian. Bea Masuk sebesar 10% dari CIF dan
Bea Masuk lainnya $ 2.500. Penyerahan barang dikenai PPN dan PPnBM 20%. Jika
perusahaan memiliki API (tarif PPh 22 2,5%), bagaimanakah penjurnalan dilakukan?
PENCATATAN TRANSAKSI
Jawaban:
• Pihak Pemungut
Mencatat penerimaan kas dan mengakui utang pajak, sebab harus disetor ke kas
negara.
• Pihak yang Dipungut
Mencatat pembayaran tersebut sebagai pajak dibayar di muka pada saat pembelian,
sebab kewajiban perpajakannya telah dipenuhi.
PENCATATAN
TRANSAKSI
Membeli beberapa unit kendaraan 1.000.000.000 (pajak 0,45%). PPh 22 sebesar
4.500.000.
Kas 1.004.500.000
Utang PPh 22 4.500.000
Penjualan 1.000.000.000
Persediaan 1.000.000.000
Pajak dibayar dimuka PPh 22 4.500.000
Kas 1.004.500.000
PPh 23
PPh 23
Diket
6 bulan sewa, sewa per bulan 1.750.000, tarif 2%
PPh 23 SEWA
Transaksi, PT Akido
Tanggal Keterangan Debit Kredit
18 Okt 2011 Kas/Bank 95.000.000
PPH 23 Dibadim 15.000.000
Pendapatan Royalti 100.000.000
Pajak Keluaran 10.000.000
Transaksi, PT Bambi
Tanggal Keterangan Debit Kredit
18 Okt 2011 Beban Royalti 100.000.000
Pajak Masukan 10.000.000
Utang PPH 23 15.000.000
Kas/Bank 95.000.000
PPh 23 DIVIDEN
Pemotong (PT. Kiskendha) Pihak yang Dipotong Pajaknya (Untuk Satu Pemegang Saham)
Saat Pengumuman Saat Pengumuman
Laba ditahan 137.500.000 Piutang dividen 20.625.000
Utang dividen 116.875.000 Pajak dibayar di muka PPh 23 116.875.000
Utang PPh 23 20.625.000 Penghasilan dividen 137.500.000
Saat Pembagian Saat Pembagian
Utang dividen 116.875.000 Kas 116.875.000
Kas 116.875.000 Piutang dividen 116.875.000
PPh 23 HADIAH
Transaksi, PT Margaret
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Transaksi, PT Matthew
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Pihak Pemotong
Mencatat seperti dalam memperlakukan pajak tidak final.
Pihak yang Dipotong Pajaknya
Pencatatan dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
• Mencatat Gross Seperti pajak tidak final.
• Mencatat Net Hanya sebesar nilai setelah pajak.
Pilihan tergantung bagaimana perusahaan menentukan sistem pembukuan.
Standar akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perlakuan pajak final ini,
sehingga dalam praktik kedua pendekatan dapat diterapkan.
Dampak yang terjadi Tarif pajak efektif akan sangat berbeda antara
kedua pendekatan.
PPh 23 SEWA
Diket
Jasa 525.000.000,00, PPh Final 9.250.000, PPh 23 1.250.000
PPh 23 SEWA
Metode Gross
Piutang dagang 514,500,000
Pajak dibayar di muka PPh Final 9,250,000
Pajak dibayar di muka PPh 23 1,250,000
Pendapatan jasa 525,000,000
Tarif pajak efektif
: (9.250.000+1.250.000)/ 525.000.000 : 2%
Metode Net
Piutang dagang 514,500,000
Pajak dibayar di muka PPh 23 1,250,000
Pendapatan jasa 515,750,000
Tarif pajak efektif
:1.250.000/ 515.750.000 : 0,2424%
PPh 24
PPh 23 SEWA
PT. Waranawata selama tahun pajak berjalan menerima pendapatan bruto dari
dalam negeri sebesar Rp 885.000.000,00 dan pendapatan sewa dari luar negeri
sebesar Rp 240.000.000,00 yang telah dikenai pajak penghasilan oleh otoritas
setempat. Perusahaan mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp 525.000.000,00
terkait pendapatan yang diperolehnya di dalam negeri. Sebagai keterangan
tambahan, perusahaan telah membayarkan sendiri angsuran PPh 25 sebesar Rp
62.500.000,00. Bagaimanakah PT. Waranawata melakukan penjurnalan saat
penerimaan penghasilan dari LN dan di akhir tahun fiskal, jika:
Jawaban:
Penghasilan netto DN = 885.000.000 - 525.000.000
= Rp 360.000.000,00
Total penghasilan netto = 360.000.000 + 240.000.000
= Rp 600.000.000,00
PPh badan sesuai Pasal 17 = 25% x 600.000.000
= Rp 150.000.000,00
Batas kredit PPH 24 = 240.000.000/ 600.000.000 x 150.000.000
= Rp 60.000.000,00
PPh 23 SEWA
Penjurnalan
Saat menerima penghasilan dari LN
Kas 204,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 36,000,000
Pendapatan sewa 240,000,000
Saat akhir tahun
Beban pajak kini 150,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 36,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 25 62,500,000
Utang PPh 29 51,500,000
PPh 23 SEWA
Penjurnalan
Saat menerima penghasilan dari LN
Kas 180,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 60,000,000
Pendapatan sewa 240,000,000
Saat akhir tahun
Beban pajak kini 150,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 60,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 25 62,500,000
Utang PPh 29 27,500,000
PPh 23 SEWA
Penjurnalan
Saat menerima penghasilan dari LN
Kas 156,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 84,000,000
Pendapatan sewa 240,000,000
Saat akhir tahun
Beban pajak kini 150,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 60,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 25 62,500,000
Utang PPh 29 27,500,000
Untuk mencatat pajak LN yang belum dibebankan
Beban pajak kini 24,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 24 24,000,000
PPh 25
PPh 25
Fa. Ekacakra senantiasa melaporkan SPT pada pertengahan Maret setiap tahun dan melakukan
pembayaran angsuran PPh 25 berdasar pelaporan tersebut. Di bulan Desember tahun lalu Fa. Ekacakra
membayarkan angsuran pajak sebesar Rp 13.200.000,00, sedangkan berdasar SPT tahun ini Fa. Ekacakra
akan membayarkan angsuran sebesar Rp 15.750.000,00 per bulan. Bagaimanakah Fa. Ekacakra
melakukan penjurnalan di setiap bulannya, dengan menggunakan pendekatan pembebanan akhir tahun
atau pendekatan pembebanan langsung?
Pendekatan pembebanan akhir tahun Pendekatan pembebanan langsung
Bulan Januari dan Februari Bulan Januari dan Februari
Pajak dibayar di muka PPh 25 13,200,000 Beban pajak kini 13,200,000
Kas 13,200,000 Kas 13,200,000
Bulan Maret - Desember Bulan Maret - Desember
Pajak dibayar di muka PPh 25 15,750,000 Beban pajak kini 15,750,000
Kas 15,750,000 Kas 15,750,000
Pajak
Penghasilan
(PPh) Pasal 26
PPh Pasal 26
Jawaban :
Pajak terutang = 10% x 115.000.000
= 11.500.000
Jurnal oleh perusahaan
Beban royalti 115.000.000
Utang pajak 11.500.000
Kas 103.500.000
Pencatatan Transaksi
2. 20% dari jumlah Perkiraan Penghasilan Neto
Pencatatan Transaksi :
Asuransi dibayar dimuka xxx
Utang PPh 26 xxx
Kas xxx
Jawaban :
A.
Pajak terutang = 20% x (50% x 650 x 9.300)
= 20% x 3.022.500
= Rp 604.500,00
Jurnal :
Tanggal 5 Januari Asuransi dibayar dimuka 3.022.500
Utang PPh 26 604.500
Kas 2.418.000
Tanggal 10 Februari Utang PPh 26 604.500
Kas 604.500
Pencatatan Transaksi
(Premi Asuransi)
LANJUTAN
Jawaban :
B.
Pajak terutang = 20% x (10% x 650 x 9.300)
= 20% x 604.500
= Rp 120.900,00
Jurnal :
Tanggal 5 Januari Asuransi dibayar dimuka 604.500
Utang PPh 26 120.900
Kas 483.600
Tanggal 10 Februari Utang PPh 26 120.900
Kas 120.900
Pencatatan Transaksi
• PPN Masukan
PPN yang dibayar ketika PKP membeli barang/jasa
dari pihak lain.
• PPN Keluaran
PPN yang dipungut ketika PKP menjual atau
menyerahkan barang/jasanya kepada pihak lain.
PPN Kurang (Lebih) Bayar
PPN Masukan > PPN Keluaran PPN Keluaran > PPN Masukan
Saat penjualan/penyerahan
BKP/JKP
Penjualan Rp 50.000.000,00
Kas Rp 40.000.000,00