Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERNIKAHAN DINI

Di susun oleh :

Salitri (A11601361)
Septi Aryani (A11601365)
Siti Barokatul M (A11601369)
Siti Muslikhah (A11601372)
Sri Wahyuni (A11601374)
Yuliawati (A11601398)
Dewi Ayu Rahmawati (A11601405)
Pengertian Pernikahan Usia Dini

 Pernikahan Usia Dini Istilah pernikahan dini atau


pernikahan muda ini sebenarnya tidak dikenal
dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) tetapi
yang lebih popular adalah pernikahan di bawah
umur yaitu pernikahan pada usia dimana seseorang
tersebut belum mencapai dewasa (Koro, 2012: 72).
 Pernikahan dini (early mariage) merupakan suatu
pernikahan formal atau tidak formal yang
dilakukan dibawah usia 18 tahun (UNICEF, 2014).
Faktor Pemicu Pernikaan Dini
1. Ekonomi
Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup di garis kemiskinan, untuk
meringankan beban orang tuanya maka anak wanitanya dikawinkan dengan orang yang
dianggap mampu.
2. Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak dan masyarakat,
menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan anaknya yang masih di bawah umur.
3. Faktor orang tua
Orang tua khawatir terkena aib karena anak perempuannya berpacaran dengan laki-laki
yang sangat berlebihan sehingga segera mereka mengawinkan anaknya.
4. Media massa
Gencarnya ekspose seks di media massa menyebabkan remaja modern kian Permisif terhadap
seks.
5. Faktor adat
Perkawinan usia muda terjadi karena orang tuanya takutanaknya dikatakan perawan tua
sehingga segera dikawinkan.
Dampak Dari Pernikahan Dini

Dampak positif
1. Dukungan emosional
2. Dukungan keuangan
3. Kebebasan yang lebih
4. Belajar memikul tanggung jawab di usia dini
5. Terbebas dari perbuatan maksiat
Dampak negatif
1. Segi pendidikan
2. Segi ketenagakerjaan
3. Segi kesehatan
4. Segi psikologi
Hasil Penelitian Yang Berkaitan
Dengan Pernikahan Dini
1. Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pernikahan dini pada pasangan
usia subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado.
a. Terdapat hubungan antara peran orang tua dalam komunikasi keluarga
dengan kejadian pernikahan dini yang berarti bahwa orang tua yang kurang
berperan memiliki peluang lebih besar untuk melaksanakan pernikahan dini
pada anaknya dibandingkan orang tua yang memiliki peran yang baik.
b. Terdapat hubungan antara pendidikan orang tua dengan kejadian
pernikahan dini yang berarti bahwa orang tua yang memiliki pendidikan
rendah memiliki peluang lebih besar untuk melaksanakan pernikahan dini
dibandingkan orang tua yang memiliki pendidikan tinggi.
c. Terdapat hubungan antara pendidikan respoden dengan kejadian pernikahan
dini yang berarti bahwa responden yang memiliki pendidikan rendah memiliki
peluang lebih besar untuk melaksanakan pernikahan dini dibandingkan
responden yang memiliki pendidikan tinggi.
d. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan respoden dengan kejadian
pernikahan dini.
e. Faktor yang paling dominan terhadap pernikahan dini adalah faktor peran
orang tua dalam komunikasi keluarga.
2. Kesehatan Ibu dan Bayi pada Pernikahan Dini
Kesehatan ibu pada pernikahan dini saat hamil, melahirkan
dan nifas mengalami permasalahan yaitu adanya kurang
darah ( anemia), persalinan lama/bayi tidak segera keluar,
bengkak pada akhir kehamilan, perdarahan pada saat
melahirkan dan masa nifas, serta adanya infeksi pada jalan
lahir yang ditandai dengan nyeri, demam dan gatal pada
jalan lahir. Kesehatan bayi secara keseluruhan tidak
mengalami masalah, walaupun masih ada 2 bayi premature
dan BPLR. Angka cangkupan imunisasi masih ada yang
tidak lengkap, terutama untuk jenis imunisasi DPT. Status gizi
bayi semuanya normal (pada garis hijau). Petugas
kesehatan dari puskesmas Ngrayun dan KUA Ngrayun
didukung oleh perangkat desa harus melakukan sosialisasi,
penyuluhan dan tidak mempermudah proses rekomendasi
pernikahan dibawah umur agar kejadian pernikahan dini
bisa ditekan.
3. Pengetahuan Ibu Hamil dan Dukungan Keluarga
pada kejadian Kehamilan Usia Muda Remaja
Sebagian besar responden tidak mengalami kehamilan
usia muda, memiliki pengetahuan kurang tentang
kehamilan usia muda, mempunyai dukungan keluarga
yang negative terhadap kehamilan usia muda. Ada
hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga ibu
hamil terhadap kehamilan usia muda pada remaja di
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2017. Saran
bagi sekolah dapat menentukan materi kesehatan
reproduksi untuk disampaikan kepada siswa sehingga
dapat menekan perilaku seksual pra nikah dan tidak
terjadi kehamilan di usia muda. Bagi siswa agar dapat
membedakkan hal yang baik dan buruk untuk diri
sendiri.
Kesimpulan

Pernikahan dini atau pernikahan anak merupakan


pernikahan yang dilakukan pada usia yang terlalu muda, yaitu
usia kurang dari 20 tahun untuk perempuan dan usia kurang
dari 25 tahun untuk pria. Pernikahan dini berdampak buruk
pada kesehatan, baik pada ibu dari sejak hamil sampai
melahirkan maupun bayi karena organ reproduksi yang belum
sempurna. Belum matangnya organ reproduksi menyebabkan
wanita yang menikah usia mudah beresiko terhadap berbagai
penyakit seperti kanker servik, kanker payudarah,perdarahan,
keguguran, mudah terjadi infeksi saat hamil maupun saat
hamil, anemia saat hamil, resiko terkena preeklamsia, dan
persalinan yang lama dan sulit. Sedangkan damak pernikahan
dini pada bayi berupa kemungkinan lahir belum cukup umur,
berat badan bayi lahir rendah (BBLR) ,cacat baawan hingga
kematian bayi.
Daftar Pustaka

Andriana, K. 2018. Pengetahuan Ibu Hamil dan


Dukungan Keluarga Pada Kejadian
Kehamilan Usia Muda Remaja. Jurnal Media
Kesehatan. Volume 11 No.1
Desiyanti, I. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan
Usia Subur Di Kecamatan Mapanget Kota
Manado. JIKMU. Vol.5 No.2
Wassalamualaikum Wr.wb

Anda mungkin juga menyukai