Anda di halaman 1dari 71

PERJALANAN MENGENAL

TATA SURYA
Judhistira Aria Utama, M.Si.
Lab. Bumi & Antariksa
JurDikFis FPMIPA UPI
Sejak Kapan Manusia
Mengamati Langit?
 Manusia mengamati
gerak benda langit
dan perubahan
posisi yang
dialaminya.

 Memahami
keteraturan &
memanfaatkannya
untuk kepentingan
praktis.
Untuk Apa Saja?
Orang-orang Mesir Kuno, yang
sezaman dengan era Megalitikum,
juga telah mengetahui bahwa
Penentuan
munculnyawaktu bercocok
Sirius (bintang tanam.
paling
terang di langit
(tentu saja,malam)
saat ituuntuk
belum
pertama kaliadadaritraktor!)
kaki langit sebelah
timur sebelum terbitnya Matahari
menjadi pertanda akan pasangnya
sungai Nil.

Orang-orang Funisia
dan Minoan telah
menggunakan arah
Keperluan navigasi
terbit dan terbenam
sebagai penunjuk
bintang-bintang arah
seba-
gaiketika berlayar.
alat bantu navigasi
mereka.
Untuk keperluan upacara
keagamaan dan pemujaan.

Grolier Encyclopedia

Bangsa Mesir Kuno percaya bahwa jiwa raja-raja mereka


yang telah meninggal akan menetap di langit dan menjelma
menjadi bintang-bintang, sehingga mereka pun merasa
berkepentingan untuk tetap memberi perlindungan seperti
yang mereka berikan di Bumi, yaitu dengan simbol berupa
sphinx.
Bila kita perhatikan langit dengan saksama, akan kita sadari bahwa
paduan antara rasi Eridanus (Sungai Eridanus) dan Lepus (Kelinci)
mengungkap dengan jelas bahwa bangsa Mesir Kuno sudah
menggunakan langit sebagai sarana pemujaan. Paduan kedua rasi
tersebut menggambarkan sphinx, Sang Penjaga, di tempat
peristirahatan terakhir para pembesar mereka.

SkyMap Pro
Sejak manusia mulai menalar
keteraturan yang teramati, muncullah
sistem penanggalan.

Sistem penanggalan yang mula-mula ada adalah


sistem penanggalan Bulan (lunar calendar), yang
didasarkan pada perubahan penampakan wajah
Bulan dari malam ke malam.
Posisi Kita di Alam Semesta

Bima Sakti (Milky Way) adalah galaksi kita. Garis tengahnya sekitar
30.000 parsec (1 parsec = 3,26 tahun cahaya) dan terdiri atas lebih dari
100 milyar bintang. Massa Bima Sakti sekitar 109 massa Matahari
(massa Matahari: 1,99 x 1030 kg). Bima Sakti merupakan galaksi spiral
(berbatang).
Posisi Kita di Alam Semesta

Bagaimana
Tata Surya
terbentuk?
Hipotesis Pembentukan Tata Surya

 Banyak hipotesis yang diajukan untuk menjelaskan asal-


usul Tata Surya. Hipotesis terbaik saat ini adalah
pengembangan dari hipotesis yang mula-mula diusulkan
Immanuel Kant dan Pierre Simon de Laplace pada
abad 18, disebut sebagai nebular hypothesis. Kelahiran
Tata Surya dapat dirangkum dalam 3 proses utama:
I. Keruntuhan awan gas dan debu
II. Pemipihan awan karena rotasi
III. Kondensasi protobintang & protoplanet
Kelemahan nebular hypothesis adalah dalam hal konservasi momen-
tum sudut (L = mrv ; dengan L konstan).
Sebarang objek yang melakukan gerak melingkar memiliki kuantitas yang
disebut momentum sudut; “momentum sudut dapat dialihkan, namun
momentum sudut adalah konstan”
 Karena pengaruh gravitasi, tekanan gas, dan rotasi,
nebula yang berkontraksi tersebut mulai memipih
menjadi bentuk “pancake” dengan bulge (tonjolan) di
bagian pusatnya.
 Karena gaya sentrifugal lebih kuat di daerah ekuator, di
bagian inilah terbentuk disk (piringan).
Bersamaan dengan keruntuhan yang terus berlanjut, rotasi membentuk
daerah-daerah yang mulai berkontraksi secara gravitasi. Daerah-daerah
kondensasi lokal ini akan membentuk Matahari, planet-planet, satelit
alami, dan benda-benda Tata Surya lainnya.
Ilustrasi seniman yang menunjukkan protobintang yang
dikelilingi bahan-bahan pembentuk planet.

Nebula M16 oleh Hubble


Space Telescope (HST).
Klasifikasi Planet
• Planet-planet di sebelah dalam orbit Bumi disebut planet inferior: Merkurius dan
Venus.
• Planet-planet di luar orbit Bumi disebut planet superior: Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
• Planet-planet di sebelah dalam sabuk asteroid disebut planet dalam: Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars.
• Planet-planet di luar sabuk asteroid disebut planet luar: Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
Dikenal pula Terrestrial & Jovian Planet
Terrestrial Planets Jovian Planets
Small size, low mass Large and massive
Low density, huge gaseous
Dense, rocky solid surfaces
atmospheres
Farther away (from 5.2 to 30
Close to the Sun (within 1.5 AU)
AU)
Heavy gas atmospheres (N2, O2,
Lighter elements, H and He
CO2)
Fast orbiting velocity Slow orbiting velocity
Few satellites (2) Many moons (over 60)
Weak magnetic fields Strong magnetic fields
No ring system Planetary rings
Kemiripan Di antara Mereka…
 Diduga, pada masa lalu air pernah hadir di seluruh planet
kebumian dalam fase yang berbeda-beda.
 Di Venus dan Merkurius air sudah lama menguap karena
dekatnya jarak dengan Matahari.
 Di Mars, air masih ada di daerah kutub dan di dekat
permukaan.
 Di Bumi, air berada dalam kondisi yang memungkinkannya
hadir dalam fase cair.
Fakta Lainnya…
 Merkurius tidak memiliki atmosfer karena jarak yang terlampau
dekat dengan Matahari. Ketiadaan atmosfer berkontribusi pada
tingginya temperatur permukaan planet.
 Venus justru memiliki atmosfer yang sangat tebal, yang
menghasilkan efek rumah kaca berketerusan (runaway greenhouse
effect) sehingga menjadikannya planet terpanas di Tata Surya!
Kemiripan Di antara Mereka…
 Badai yang besar merupakan hal yang umum di Jupiter,
Saturnus, dan Neptunus. Di Neptunus, angin yang kuat
(mencapai 1100 km/jam) di amati di dekat ekuator. Sementara di
Jupiter, juga di dekat ekuatornya, dikenal the Great Red Spot
yang merupakan badai raksasa dengan kecepatan mencapai 500
km/jam.
 Planet-planet gas semuanya memiliki sistem cincin yang tersusun
atas partikel-partikel es kecil, debu, dan batuan.
Mengapa Planet Dalam Tersusun atas Batuan
sementara Planet Luar Berupa Gas?
Ada tiga alasan utama:

 Di tempat terbentuknya planet-planet kebumian kondisinya


terlampau panas bagi gas raksasa untuk berkondensasi membentuk
partikel padat.

 Ketika Matahari memulai reaksi termonuklir di pusatnya, angin


Matahari (solar wind; aliran partikel bermuatan yang keluar dari
Matahari) meniup gas dan debu menjauh dari daerah tempat
terbentuknya planet-planet kebumian. Di jarak yang semakin jauh,
kekuatan angin Matahari pun berkurang.

 Fisik planet-planet kebumian relatif lebih kecil, sehingga gravitasi


tidak mampu menahan lepasnya gas-gas ringan ke angkasa.
Berbeda halnya dengan planet-planet gas raksasa yang memiliki
gravitasi lebih kuat, sehingga mampu menahan gas-gas dalam
jumlah besar.
Pluto yang Kontroversial...
Penemuan Pluto
 Meski Neptunus sudah ditemukan pada 1846, sudah diketahui
bahwa orbit Uranus tidak tepat sama dengan yang diperoleh dari
perhitungan  ada “planet X”!
Clyde
Tombaugh
Pluto Tidak Sendiri...

Potret pertama Pluto-Charon yang diperoleh


dengan teleskop ruang angkasa Hubble.

Tahun 1978, James Christy,


memperoleh potret Pluto yang
berbentuk lonjong  diduga kuat
kehadiran satelit alam milik Pluto,
CHARON.
Tahun 1985, Charon meng-
gerhanai Pluto  bukti penting
bagi keberadaan satelit.
Pluto Tidak Sendiri...

Dua satelit alam tambahan untuk Pluto, yang memiliki nama resmi
Nix dan Hydra.
Bagaimana Dengan Orbit Pluto?

17°

Kemiringan orbit (inklinasi) planet-planet terhadap


orbit Bumi (ekliptika).
Pluto Tidak Selalu yang Terjauh

Pluto tidak akan bertabrakan dengan Neptunus karena


memiliki resonansi orbit 2:3.
Apakah Sabuk Kuiper (Kuiper Belt)?
 Sabuk Kuiper adalah daerah di luar orbit Neptunus,
membentang ke arah luar Tata Surya hingga 1000 AU (1 AU =
149,6 juta km).
 Benda-benda langit yang menghuni daerah ini disebut Objek
Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Objects – KBO‘s) atau Objek trans-
Neptunian (Trans-Neptunian Objects – TNO‘s).
 Objek Sabuk Kuiper yang pertama, ditemukan tahun 1992 silam.

2000: Varuna (dia: 900 km)


2001: Ixion (dia: 760 km)
2002: Quaoar (dia: 1250 km)
2003: Xena (dia: 2400 km)
2004: Sedna (dia: >1000 km)
Total > 800 buah objek Kuiper
Di Sini Masalah Muncul…
 Tidak satupun objek sabuk Kuiper yang telah ditemukan disebut
sebagai planet!
 Mengapa Pluto yang juga terletak di daerah Sabuk Kuiper
disebut sebagai planet?

 Orbit Pluto di sebelah luar orbit


Neptunus  di daerah Sabuk
Kuiper.
Xena  Orbitnya yang sangat miring
2400 (170) menyerupai orbit komet-
km komet yang menghuni Sabuk
Kuiper.
 Komposisi Pluto juga mirip
komposisi komet (icy bodies).
 Ukuran objek Kuiper tidak jauh
berbeda dengan Pluto.
Fakta Lainnya…
 Komet-komet Sabuk Kuiper juga memiliki
resonansi orbit 2:3 dengan Neptunus  serupa
dengan Pluto.
 Objek Sabuk Kuiper juga dapat memiliki satelit
alam, seperti halnya Pluto memiliki Charon, Nix,
dan Hydra.
Resolusi IAU (24 Agustus 2006)

 Dalam sidang umum Himpunan Astronomi


Internasional di Praha – Cekoslowakia Agustus 2006
yang baru lalu, dihasilkan resolusi tentang definisi
baru tentang planet.
 Definisi PLANET selama ini: Benda langit yang
massanya tidak cukup besar untuk menghasilkan
reaksi nuklir yang mengubah hidrogen  helium di
pusatnya.
Definisi Baru untuk Planet

1. Orbitnya mengelilingi Matahari


2. Memiliki massa yang cukup (> 1020 kg) untuk
menghasilkan gaya gravitasi sendiri, berwujud
benda tegar yang bentuknya mendekati bulat
(diameter > 800 km)
3. Memiliki orbit yang TIDAK memotong orbit
planet lain
Bagaimana Status Pluto Sekarang?
 Penentuan status Pluto yang dilakukan
secara voting menghasilkan keputusan:
“Pluto TETAP anggota Tata Surya
tetapi…

 Pluto digolongkan sebagai dwarf planet


bersama-sama objek Kuiper berukuran besar
lainnya dan asteroid besar di Sabuk Utama.
Apakah Dwarf Planet?
 Dwarf planet atau planet kerdil adalah
benda langit yang memenuhi kriteria:
1. Orbitnya mengelilingi Matahari
2. Memiliki massa yang cukup untuk menghasilkan
gaya gravitasi sendiri, berwujud benda tegar yang
bentuknya mendekati bulat
3. Memiliki orbit yang memotong orbit objek lain di
Tata Surya
4. Bukan satelit alam dari planet
Sabuk Kuiper & Awan Oort
Sebagai Sarang Komet
Komet Sebagai “Bola Salju Kotor”
Komet menghabiskan sebagian besar
waktunya pada jarak yang jauh dari
Matahari  berselimutkan es!
Ketika mendekati Matahari, senyawa
volatile (es air, es metana, CO2 beku,
amonia beku dll) mulai bersublimasi
menjadi gas.

 Gas (ion) tail (menjauhi Mata-


hari karena pengaruh angin Mata-
hari)
 Dust tail (menjauhi Matahari
karena tekanan foton)
 Coma
Inti Komet Halley

Radiasi ultraviolet dari Matahari dapat


mengionisasi gas-gas yang dikandung inti
komet. Ion-ion tersebut dipaksa untuk
mengikuti medan magnet Matahari untuk
membentuk ekor ion. Pada gambar komet
Hale-Bopp di samping, ekor ion ini terlihat
berwarna biru ”sumbangan” dari cahaya
yang diemisikan ion karbon monoksida (ion
lainnya turut menyumbangkan warna lain
bagi ekor komet). Sementara itu, ekor debu
terbentuk dari tumbukan antara foton
Matahari dengan bulir-bulir debu yang
terdapat dalam koma. Karena debu memiliki
ukuran yang lebih besar dibandingkan ion-
ion, debu memantulkan sinar Matahari
dengan baik yang memberikan warna putih
kekuningan pada ekor debu ini.
Asteroid: Batuan Angkasa
 Ada jutaan batuan ”kecil” disebut asteroid yang juga
mengorbit Matahari; sebagian besar berada di antara orbit
planet Mars dan Jupiter (dikenal pula sebagai daerah
sabuk utama).
 Asteroid dengan ukuran kurang dari 300 kilometer
cenderung memiliki bentuk yang tidak beraturan karena
gravitasinya yang tidak cukup kuat memampatkan batuan
untuk dapat memiliki bentuk sferis (membulat).

Asteroid 433 Eros yang memiliki


ukuran elipsoid 33x13x13 km.
 Asteroid dikelompokkan menurut kandungan mineral batuannya, yaitu:
asteroid tipe C (= carbonaceous): asteroid yang tersusun atas material silikat
dengan banyak senyawa karbon sehingga terlihat sangat gelap. Komposisi
material penyusunnya ini dapat diketahui dengan menganalisis spektrum
cahaya Matahari yang dipantulkan permukaan asteroid (hanya 3% hingga 4%
saja sinar Matahari yang dipantulkan). Spektrum pantulan ini menunjukkan
bahwa asteroid jenis ini tergolong primitif, artinya batuan angkasa ini belum
berubah sejak pertama kali terbentuk sebagai sisa-sisa pembentukan planet
pada 4,6milyar tahun yang lampau.

asteroid tipe S (= silicate): asteroid yang tersusun atas material silikat tanpa
senyawa karbon, sehingga terlihat lebih terang daripada asteroid tipe C.
Asteroid tipe ini memantulkan 15% sampai 20% cahaya yang tiba di
permukaannya.

asteroid tipe M (= metal): asteroid yang tersusun atas logam besi dan nikel.
Asteroid logam lebih terang daripada asteroid tipe karbon dan silikat. Asteroid
ini diduga terbentuk dari objek yang intinya mengalami diferensiasi. Objek-
objek besar pada awal pembentukan Tata Surya memiliki temperatur yang
cukup panas sehingga berada dalam keadaan cair. Keadaan seperti ini
memungkinkan besi dan nikel terbenam ke arah pusat sementara material
yang lebih ringan, seperti batuan silikat, bergerak ke arah permukaan. Karena
objek-objek yang lebih kecil mendingin lebih cepat dibandingkan objek-objek
yang lebih besar, intinya pun menjadi kurang terdiferensiasi. Dalam Tata
Surya awal, kondisi yang dinamis membuat objek-objek besar dengan inti
terdiferensiasi tersebut mudah mengalami tumbukan satu dengan lainnya.
Saat bertumbukan itulah, objek-objek tersebut pecah dan menyisakan inti
logam mereka yang sekarang menjadi asteroid tipe M ini.
Mengapa Timbul Musim?

September

Juni

Desember
Maret
1 KW/m2 1 KW/m2

1 m2 2 m2
2000 Dec 21: Winter Solstice 2001 Mar 20: Vernal Equinox

Winter Spring

Summer Autumn

2001 June 21: Summer Solstice 2001 Sept 22: Autumnal Equinox

Summer Autumn

Winter Spring
Presesi Ekuinoks

Saat ini sumbu rotasi Bumi menunjuk ke arah bintang Polaris


(bintang utara). Pada 13.000 tahun mendatang, Vega akan
mengambil alih perang sebagai “bintang utara”.
Efek Lain Presesi:
Perubahan Zodiak
ZODIAK WAKTU LAMA WAKTU BARU
Capricornus 22 Des - 21 Jan 21 Jan - 16 Feb
Aquarius 22 Jan - 21 Feb 16 Feb - 11 Mar
Pisces 22 Feb - 21 Mar 11 Mar - 18 Apr
Aries 22 Mar - 21 Apr 18 Apr - 13 Mei
Taurus 22 Apr - 21 Mei 13 Mei - 22 Jun
Gemini 22 Mei - 21 Jun 22 Jun - 21 Jul
Cancer 22 Jun - 21 Jul 21 Jul - 10 Agu
Leo 22 Jul - 21 Agu 10 Agu - 16 Sep
Virgo 22 Agu - 21 Sep 16 Sep - 31 Okt
Libra 22 Sep - 21 Okt 31 Okt - 23 Nov
Scorpius 22 Okt - 21 Nov 23 Nov - 29 Nov
Ophiuchus --- 29 Nov - 18 Des
Sagitarius 22 Nov - 21 Des 18 Des - 21 Jan
Kuartir Akhir

Waning Crescent Waning Gibbous

Bulan baru Purnama

Waxing Crescent Waxing Gibbous

Kuartir Pertama
Pengaruh Jarak

Bulan di Perigee Bulan di Apogee


Mengapa Hanya Wajah Bulan
Yang Sama?
Periode Rotasi = Periode Orbit
“Earthshine” waxing
crescent

Bulan
Sinar Matahari yang dipantulkan sisi siang Bumi
menerangi bagian gelap Bulan sabit.

Ke arah Matahari

Bumi

Efek ini paling jelas tidak lama


sebelum atau setelah Bulan baru.
Bulan Sideris vs Bulan Sinodik

T=29,5hari
(Sinodik)

T=27,3hari
(Sideris)

T=0d
Bulan baru
Kuis Fase Bulan
• What is the time interval between new and full
moons?
two weeks

• What time does the full moon culminate?


midnight

• What time does the new moon culminate?


noon

• What time does the new moon rise?


sunrise

• What is the phase of the moon that culminates at


sunset?
first quarter

• What is the phase of the rising moon at sunset?


full

• What is the phase of the setting moon at


midnight?
first quarter
Hari Matahari & Hari Bintang
T=24jam
(hari Matahari)

T=23jam 56mnt 04dtk


(hari sideris)

T=0jam
Tengah hari
Konfigurasi Planet

Bumi

Konjungsi Konjungsi
Inferior Superior
Konfigurasi Planet
Elongasi timur maks.

Bumi

Elongasi barat maks.


Konfigurasi Planet

Oposisi Konjungsi
Bumi
Kuadratur Konfigurasi Planet
timur

Oposisi Bumi Konjungsi

Kuadratur
barat
Gerak Retrograde Mars
Pada 1994/95

1995 Mar 24
1994 Sept 24

1995 Jan 2

1995 July 4
Mars
11/1998-10/1999
Saturn

Jupiter

Saturn & Jupiter


4/1999 - 6/2000
Venus
Mercury 6-11/1999
10-12/1999
Bagaimana Ptolomeus Menjelaskan
Gerak Retrograde Mars?
Epicycle

Bumi
Deferent
Model Ptolemeus

Earth
Mercury
Venus

Sun
Mars

Jupiter

Saturn
Penjelasan Copernicus

Mars
Bumi
Penentuan Jarak
Venus - Matahari

46º DVenus

1 AU

DVenus  1 AU  sin(46)
 0.719 AU
Hk. I Kepler

Sumbu semimayor

F1 Pusat elips F2
Hk. II Kepler

T=0hari

T=10h
T=0h
T=10hari Menyapu luas yang SAMA
dalam selang waktu yang SAMA
Hk. III Kepler

Untuk sebarang dua buah planet,


rasio pangkat tiga jarak rata-rata
mereka ke Matahari sama dengan
rasio kuadrat periode orbitnya.

(a1/a2)3 = (P1/P2)2
Planet yang terletak lebih jauh memerlukan
waktu lebih lama untuk menyelesaikan satu
kali putaran mengelilingi Matahari.
Hk. Gravitasi Newton

Apel yang jatuh:


Kelajuan berubah
(dipercepat)
Arah sama
(ke bawah)
d
GM 1M 2
M1 F M2
d2

2d
GM1M 2 1 GM1M 2
M1 F 2
 M2
(2d ) 4 d2

d/2 GM1M 2 GM1M 2


F 2
4
(d / 2) d2
M1 M2
d GM 1M 2
F
d2
M1 M2

d G (2 M 1 ) M 2 GM 1M 2
F 2
2
d d2
M2
2M1

d G (2 M 1 )(2 M 2 ) GM 1M 2
F  4
d2 d2
2M2
2M1
Kurva Irisan Kerucut

Lingkaran Elips

Parabola Hiperbola
Parabola Hiperbola
v = vE v>vE

Elips
Elips Lingkaran
vC<v<vE v = vC
v<vC
Apa Yang Sudah Kita Pelajari?
• Why are the warmest days typically a month after
the beginning of summer?
• The summer solstice is usually considered the first day
of summer, but the warmest days come later because
it takes time for the more direct sunlight to heat up the
ground and oceans from the winter cold.
• How does the night sky change through the
year?
• The visible constellations at a particular time of night
depend on where the Earth is located in its orbit
around the Sun.
• What is the Earth’s cycle of precession?
• A roughly 26,000 year cycle over which the earth’s
axis traces a cone as it gradually points to different
places in space.
• Why do we see phases of the Moon?
• At any time, half the Moon is illuminated by the
Sun and half is in darkness. The face of the
Moon that we see is some combination of
these two portions, determined by the relative
locations of the Sun, Earth, and Moon.
• Why do planets sometimes seem to move
backwards relative to the stars?
• Apparent retrograde motion occurs over a
period of a few weeks to a few months as the
earth passes by another planet in its orbit.
• Why did the ancient Greeks reject the idea that
the Earth goes around the Sun, even though it
offers a more natural explanation for planetary
motion?
• A major reason was their inability to detect stellar
parallax --- the slight shifting of nearby stars against
the background of more distant stars that occurs as
the Earth orbits the Sun. To most Greeks, it seemed
unlikely that the stars could be so far away as to
make parallax undetectable to the naked eye, even
though that is in fact the case. They instead
explained the lack of detectable parallax by
imagining the Earth to be stationary at the center of
the Universe.

Anda mungkin juga menyukai