Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan

Gagal Ginjal
Pengkajian Gagal Ginjal Akut

 Anamnesa

Pengkajian pada jenis kelamin, pria mungkin disebabkan oleh


hipertrofi prostat. Pada wanita, infeksi saluran kemih yang berulang
dapat menyebabkan Gagal Ginjal Akut, serta pada wanita yang
mengalami perdarahan pasca-melahirkan. Keluhan lain yang mungkin
didapatkan adalah nyeri, demam
 Riwayat Kesehatan Sekarang

Pengkajian ditunjukan sesuai dengan predisposisi etiologi penyakit


terutama pada prerenal dan renal. Secara ringkas perawat menanyakan
berapa lama keluhan penurunan jumlah urine output dan apakah
penurunan jumlah urine output tersebut ada hubungannya dengan
predisposisi penyebab
 Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem


perkemihan yang berulang, penyakit diabetes mellitus dan penyakit
hipertensi pada masa sebelumnya
 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien lemah, terlihat sakit berat, dan alergi. Pada TTV
sering didapatkan adanya perubahan, yaitu pada fase oliguri sering
didapatkan suhu tubuh meningkat, frekuensi denyut nadi mengalami
peningkatan dimana frekuensi meningkat sesuai dengan peningkatan suhu
tubuh dan denyut nadi.Tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi
ringan sampai berat. Perubahan pola kemih pada periode oliguri akan
terjadi penurunan frekuensi dan penurunan urine output <400 ml/hari,
sedangkan pada periode diuresis terjadi peningkat yang menunjukan
peningkatan jumlah urine secara bertahap, disertai tanda perbaikan filtrasi
glomerulus. Pada pemeriksaan didapatkan prubahan warna urine menjadi
lbih pekat/gelap
Diagnosa Keperawatan Gagal Ginjal
Akut
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan
serta natrium.
 Nyeri berhubungan dengan obstruksi saluran
kemih.
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah, pembatasan diet dan perubahan
membrane mukosa mulut.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
keletihan, anemia, dan retensi.
Intervensi Diagnosa No 1
1. Timbang popok/pembalut jika
Kelebihan volume cairan berhubungan diperlukan
dengan haluaran urine, diet berlebih 2. Pertahankan catatan intake dan
dan retensi cairan serta natrium. output yang akurat
3. Monitor tanda-tanda vital
4. Monitor hasil Hb yang sesuai
• Keseimbangan elektrolit dan asam dengan retensi cairan
basa. 5. Monitor indikasi retensi/ kelebihan
• Keseimbangan cairan cairan
6. (cracles,CVP, edema, distensi vena
leher, asites)
7. Kaji lokasi dan luas edema
8. Monitor masukan makanan/cairan
dan hitung intake kalori
9. Monitor status nutrisi
Intervensi Diagnosa No 2
• Lakukan pengkajian nyeri
Nyeri berhubungan dengan secara komprehensif termasuk
obstruksi saluran kemih. lokasi karakteristik durasi
frekuensi kualitas dan faktor
presipitasi
• Observasi reaksi nonverbal
• Tingkat kenyamanan dari ketidaknyamanan
• Pengendalian nyeri • Gunakan komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
• Kaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
• Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
Intervensi Diagnosa No 3
1. Kaji adanya alergi makanan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang 2. Anjurkan pasien untuk
dari kebutuhan tubuh berhubungan meningkatkan intake Fe
dengan anoreksia, mual dan muntah, 3. Anjurkan pasien untuk
pembatasan diet dan perubahan meningkatkan protein dan
membrane mukosa mulut. vitamin C
4. Berikan substansi gula
• Status Nutrisi : Asupan makanan 5. Yakinkan diet yang dimakan
dan cairan. 6. mengandung tinggi serat untuk
• Status Nutrisi : Asupan Nutrien mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
Intervensi Diagnosa No 4
• Bantu klien untuk
Intoleransi aktivitas berhubungan mengidentifikasi aktivitas yang
dengan keletihan, anemia, dan mampu dilakukan
retensi • Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologis dan
• Toleransi aktivitas sosisal
• Ketahanan • Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
• Bantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, kruk
Pengkajian Gagal Ginjal Kronik
 Keluhan Utama
Keluhan utama yang di dapat biasanya bervariasi,
mulai dari urine output sedikit sampai tidak dapat
BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran

 Riwayat Kesehatan Sekarang


Kaji onset penurunan urine output, penurunan
kesadaran, perubahan pola napas, kelemahan fisik,
adanya perubahan kulit
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat gagal ginjal akut, infeksi saluran
kemih, payah jantung, penggunaan obat-obat
nefrotoksik, Benign Prostatic Hyperplasia, dan
prostatektomi
 Keadaan Umum Tanda-Tanda Vital
Keadaan umum klien lemah dan terlihat sakit
berat. Tingkat kesadaran menurun sesuai
dengan tingkat uremia dimana dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat. Pada Tanda-
Tanda Vital sering didapatkan adanya
perubahan; RR meningkat, Tekanan darah
terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai
berat.
Penurunan urine output <400 ml/hari sampai
anuri, terjadi penurunan libido berat.
Pengkajian Diagnostik
 Laju Endap Darah (LED) :  Phosphate alkaline meninggi akibat
meninggi yang diperberat oleh gangguan metabolisme tulang,
adanya anemia, dan tertama isoenzim fosfate lindi tulang.
hipoalbuminemia.  Hipoalbuminnemia dan
hipokolesterolemia : umunya
 Ureum dan kreatinin : meninggi, disebabkan gangguan metabolisme
biasanya perbandingan dan diet rendah protein.
antaraureum dan kreatinin  Peninggian gula darah, akibat
kurang lebih 20:1. gangguan metabolisme karbohidrat
 Hiponatremi : umunya karena pada gagal ginjal (resisten terhadap
kelebihan cairan. pengaruh insulin di jaringan perifer).
 Hiperkalemia : biasanya terjadi  Hipertrigliserida, akibat gangguan
metabolsme lemak, disebabkan
pada gagal ginjal akut lanjut peninggian hormone insulin dan
bersama dengan menurunnya menurunnya lipoprotein lipase.
diuresis.
 Hipokalsemia dan hiperfosfatemia
: terjadi karena berkurangnya
Diagnosa Keperawatan Gagal
Ginjal Kronik
 Ketidakefektifan pola nafas b/d anemia, kelebihan
beban volume, dan penekanan dialisat pada diagfragma
 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan yang
tidak normal (muntah),kehilangan darah yang tidak
normal sekunder akibat prosedur hemodialisis, asupan
cairan yang tidak adekuat.
 Kerusakan integritas kulit b/d edema, kulit kering,
pruritis, gangguan sirkulasi vena sekunder akibat
pembedahan pembuatan akses darah hemodialisa,
gangguan sirkulasi arteri sekunder akibat hipertensi,
hiperglikemia
Intervensi Diagnosa No 1
• Buka jalan nafas, gunakan teknik chin
Ketidakefektifan pola nafas b/d lift atau jaw thrust bila perlu
anemia, kelebihan beban volume, dan • Posisikan pasien untuk
penekanan dialisat pada diagfragma. memaksimalkan ventilasi

• Identifikasi pasien perlunya


pemasangan alat jalan nafas buatan

• Lakukan fisioterapi dada jika perlu

• Keluarkan sekret dengan batuk atau


suction

• Auskultasi suara nafas, catat adanya


suara nafas tambahan

• Lakukan suction
Intervensi Diagnosa No 2
1. Pertahankan cairan intake dan output yang
Kekurangan volume cairan b/d akurat
kehilangan cairan yang tidak normal
2. Monitor status hidrasi (kelembaban
(muntah),kehilangan darah yang membran mukosa, nadi adekuat, TD
tidak normal akibat prosedur ortostatik) jika diperlukan
hemodialisis, asupan cairan yang
3. Monitor vital sign
tidak adekuat, diuresis
4. Monitor masukan makanan/ cairan dan
hitung intake kalori harian

5. Kolaborasikan pemberian cairan IV

6. Monitor status nutrisi

7. Dorong masukan oral


Intervensi Diagnosa No 3
Kerusakan integritas kulit b/d edema, 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
kulit kering, pruritis, gangguan sirkulasi pakaian yang longgar
vena sekunder akibat pembedahan
pembuatan akses darah hemodialisa, 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
gangguan sirkulasi arteri sekunder akibat
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
hipertensi, hiperglikemia.
dan kering

4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)


setiap 2 jam sekali
5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil
pada daerah yang tertekan
7. Monitor aktivitas dan mobilisasi
pasien

Anda mungkin juga menyukai