Anda di halaman 1dari 6

Klasifikasi obat yang menganggu janin

Pada tahun 1979, FDA merekomendasikan 5 kategori obat yang kemungkinan berefek
terhadap janin.
• Kategori A (Obat yang sudah pernah diujikan pada manusia hamil dan terbukti tidak
ada risiko terhadap janin dalam rahim.c/ Vitamin)
• Kategori B (Obat yang sudah diujikan pada binatang dan terbukti ada atau tidak ada
efek terhadap janin dalam rahim akan tetapi belum pernah terbukti pada manusia)
B1 : Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan
janin (fetal damage). Contoh : Simetidin, Dipiridamol, dan Spektinomisin.
B2 : Data dari penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak
meningkatnya kejadian kerusakan janin. Contoh : Ikarsilin, Amfoterisin,
Dopamin, Asetilkistein, dan Alkaloid Belladonna.
B3 : Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin,
tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Contoh : Karbamazepin,
Pirimetamin, Griseofulvin, Trimetoprim, dan Mebendazol.
• Kategori C (Obat yang pernah diujikan pada binatang atau manusia akan
tetapi dengan hasil yang kurang memadai. Meskipun sudah di ujikan pada
binatang terbukti ada efek terhadap janin akan tetapi pada manusia belum
ada bukti yang kuat . obat golongan ini boleh diberikan pada ibu hamil
apabila keuntungannya lebih besar dibanding efeknya terhadap janin
(Kloramfenicol, Rifampisin, PAS, INH))
• Kategori D (Obat yang sudah dibuktikan mempunyai risiko terhadap janin
manusia. Obat golongan ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ibu hamil.
Terpaksa diberikan apabila dipertimbangkan untuk menyelamatkan jiwa
ibu (Streptomisin, Tetrasiklin, Kanamisin).
• Kategori X (Obat yang sudah jelas terbukti ada risiko pada janin manusia
dan kerugian dari obat ini jauh lebih besar daripada manfaatnya bila
diberikan pada ibu hamil, sehingga tidak dibenarkan untuk diberikan pada
ibu hamil atau yang tersangka hamil)
Obat obat yang termasuk kategori X

Obat Efek Teratogenik

Thalidomida Phocomelia

Androgen & Progestin Verilisasi

Tetrasiklin Perubahan warna & gigi cacat, pertumbuhan tulang


terhambat

Alkohol IQ rendah, sindrom janin alkohol

Obat antitiroid Janin gondok dan hipotiroid

Isotretinoin Jantung kraniofasial dan cacat CNS

Warfarin Hidung tertekan; cacat mata & tangan

Fenitoin Tulang jari hipoplastik, bibir sumbing, mikrosefalus

Karbamazepin Cacat tabung saraf, kelainan lainnya


Obat-obat yang tidak boleh digunakan ibu
menyusui
• Antikoagulan ; fenindion & etilbiskumasetat, menyebabkan kekurangan protrombin pd
bayi.
• Tetrasiklin & aminoglikosida, menyebabkan pewarnaan gigi, gangguan pertumbuhan
tulang, flora usus bayi.
• Kloramfenikol, toksisitas pd bayi.
• Penisilin, menyebabkan anafilaksis.
• Ampisilin, menyebabkan diare & kandidiasis pd bayi.
• Antituberkulosis ; INH, menyebabkan defisiensi piridoksin pd bayi.
• Siklofosfamid, metotreksat, & obat antineoplastik/imunosupresif, kontraindikasi dlm
masa menyusui.
• Aspirin dosis tinggi, mempengaruhi trombosit bayi.
• Barbiturat, diazepam, antihistaminika menimbulkan gejala depresi pd bayi.
• Primidon, menimbulkan depresi susunan saraf pusat pd bayi.
• Heroin dosis tinggi, menyebabkan koma pd bayi.
• Petidin, mengganggu susunan saraf pusat.
• Amitriptilin & nortriptilin, efek farmakologik pd bayi.
• Klorpromazin, menyebabkan pusing & letargi pd bayi.
• Alkohol, menyebabkan depresi susunan saraf pusat.
• Teofilin, menyebabkan iritabilitas pd bayi.
• Estrogen dosis tinggi, menyebabkan penurunan produksi air susu, poliferasi dan
epitel vagina pd bayi perempuan & ginekomastia pd bayi laki-laki.
• Antiaritmia & amiodaron, menyebabkan brakardia pd bayi.
• Alkaloid ergot, menimbulkan gejala intoksikasi ergot.
• Derivat antrakinon & fenoltalein, menyebabkan diare pd bayi.

Anda mungkin juga menyukai