Anda di halaman 1dari 13

Kasus Tanjung Priok 1984

Oleh :

Amanda Apriliya
Anisatun Nabila
Debry Aisyah
Hafidzah Qoulan S
Moh Ifthon Kamil
Pengertian HAM

• Pengertian HAM:
Secara Umum : Hak dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh
manusia secara kodratisejak dalam kandungan sampai meninggal dunia
sebagai anugrah Tuhan YME.
Berdasarkan Para Ahli :

• G.J Wolhos
Hak asasi manusia adalah sejumlah hak yang sudah mengakar serta
melekat dalam diri setiap manusia dunia dan hak-hak tersebut tidak
boleh dihilangkan, karena menghilangkan hak asasi manusia orang lain
sama saja sudah menghilangkan derajat kemanusiaan.

• A.J.M. Milne
Hak asasi manusia merupakan suatu hak yang sudah dimiliki oleh semua
umat manusia di dunia, di segala masa, dan juga di segala tempat
karena keutamaan keberadaannya ialah sebagai manusia.
• Muladi
Hak asasi manusia adalah segala hak pokok atau
mendasar yang melekat pada diri setiap manusia
dalam kehidupannya.

Dalam teori perjanjian bernegara, terdapat Pactum


Unionis serta Pactum Subjectionis.
Pactum unionis merupakan suatu perjanjian
antarindividu guna membentuk negara
Pactum subjectionis merupakan suatu perjanjian
antara individu serta negara yang dibentuk.
Ciri – Ciri Ham

• Ciri-ciri HAM:
• Tidak dapat dicabut, HAM tidak dapat dihilangkan atau
diserahkan.
• Tidak dapat dibagi, semua orang berhak untuk
mendapatkan semua hak, baik itu hak sipil, politik, hak
ekonomi, sosial, dan budaya.
• Hakiki, HAM merupakan hak asasi semua manusia yang
sudah pada saat manusia itu lahir.
• Universal, HAM berlaku bagi semua orang tanpa
memandang status, suku, jenis kelamin, atau perbedaan
yang lainnya. Persamaan merupakan salah satu dari
berbagai ide hak asasi manusia yang mendasar.
Perundang-undangan yang
menggatur tentang HAM

• 1.Ketetapan MPR No. XVII/MP1R/1998 tentang


Hak-Hak Asasi Manusia
• 2. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia
• 3. Pasal 28 A sampai dengan Pasal 28 J UUD 1945
Amandemen Kedua
Bidang-bidang HAM:

• Hak asasi pribadi / personal Right


• Hak asasi politik / Political Right
• Hak azasi hukum / Legal Equality Right
• Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
• Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
• Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
LATAR BELAKANG TANJUNG
PRIOK
• Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan
rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan kembali
kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen. Lahirnya Orde Baru diawali dengan
dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Dengan
demikian Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) sebagai
tonggak lahirnya Orde Baru. Usaha melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen menjadi tujuan utama pembentukan
pemerintahan Orde Baru. Namun, kehati-
hatianpemerintah Orde Baru terhadap bahaya komunis
menyebabkan peran negara sangat besar dan
mendominasi kehidupan masyarakat. Akibatnya terjadi
beberapa tragedi memilukan , yang menelan korban jiwa.
Salah satunya adalah Tragedi Tanjung Priok 1984.
Sebab akibat
• Peristiwa Tanjung Priok adalah peristiwa kerusuhan yang terjadi pada 12
September 1984 di Tanjung Priok, Jakarta, Indonesia yang mengakibatkan
sejumlah korban tewas dan luka-luka serta sejumlah gedung rusak
terbakar. Sekelompok massa melakukan defile sambil merusak sejumlah
gedung dan akhirnya bentrok dengan aparat yang kemudian menembaki
mereka.Sedikitnya, 9 orang tewas terbakar dalam kerusuhan tersebut dan
24 orang tewas oleh tindakan aparat. Pada tahun 1985, sejumlah orang
yang terlibat dalam defile tersebut diadili dengan tuduhan melakukan
tindakan subversif, lalu pada tahun 2004 sejumlah aparat militer diadili
dengan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia pada peristiwa tersebut.

• Peristiwa ini berlangsung dengan latar belakang dorongan pemerintah


Orde Baru waktu itu agar semua organisasi masyarakat menggunakan asas
tunggal Pancasila. Penyebab dari peristiwa ini adalah tindakan
perampasan brosur yang mengkritik pemerintah di salah satu mesjid di
kawasan Tanjung Priok dan penyerangan oleh massa kepada aparat.
Penjelasan singkat

• Senin, 10 September 1984. Seorang oknum ABRI


beragama Katholik, Sersan Satu Hermanu,
mendatangi mushala As-Sa'adah untuk menyita
pamflet berbau 'SARA'. Namun tindakan Sersan
Hermanu sangat menyinggung perasaan ummat
Islam. Ia masuk ke dalam masjid tanpa melepas
sepatu, menyiram dinding mushala dengan air got,
bahkan menginjak Al-Qur'an.
Solusi Pemerintah
• Kasus Tanjung Priok 1984 ini merupakan kasus yang terjadi sebelum adanya
UU tentang Pengadilan HAMsehingga kasus Tanjung Priok ini harus diputus
oleh Pengadilan HAM ad hoc, hal ini tertera dalam UU Nomor 26 Tahun 2000
pasal 43 ayat 1.
• Hingga saat ini kasus Tanjung Priok masih belum dapat diselesaikan. Binsar
Gultom, seorang Hakim Pengadilan HAM Ad Hoc Jakarta, menyatakan bahwa
kasus Tanjung Priok ini telah selesai, yang ditandai oleh pembebasan Sriyanto
pada tahun 2005, serta Purnowo dan Sutrisno Mascung pada tahun 2006.
Namun bagi para korban Tanjung Priok hal ini sangat tidak adil dan sangat
mengecewakan, karena banyak aturan hukum yang mengatur tentang HAM,
yang salah satunya yaitu terdapat dalam UUD 1945 BAB XA Tentang Hak
Asasi Manusia, khususnya pasal 28I, hingga akhirnya para korban memutuskan
untuk meminta perhatian dari Presiden. Kemudian pada bulan Maret 2006
Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) mengadu
ke Komisi Yudisial, namun hingga saat ini masih belum ada perkembangan yang
signifikan dari kasus Tanjung Priok 1984.
Solusi dari Kelompok

• Solusi :
• 1. Warga seharusnya tidak melakukan demonstrasi
karena bisa berakibat pada kerusuhan.
• 2. Jika melakukan demonstrasi, seharusnya kedua belah
pihak yaitu ABRI dan warga menahan emosi agar tidak
terjadi hal-hal yangtidak diinginkan.
• 3. Pelaku pembunuhan (ABRI) wajib diadili dengan
seadil-adilnyaagar menimbulkan efek jera.
• 4. Seharusnya pemerintah bertindak lebih tegas dalam
melindungi HAM warga negaranya.

Anda mungkin juga menyukai