Anda di halaman 1dari 17

Epidemiologi Penyakit Menular

“Penyakit Anthraks”

Septi Widyastuti
6411418159
3D
PENGERTIAN
 Anthrax adalah penyakit infeksi serius yang
disebabkan oleh bakteri gram-positif berbentuk
batang yang dikenal sebagai Bacillus Anthracis.
Antraks dapat ditemukan secara alami di tanah dan
umumnya menyerang hewan (zoonosis) peliharaan
dan hewan liar di seluruh dunia yg dpt ditularkan ke
manusia.

 Asal kata anthrax (bhs Yunani) yang berarti


arang/karbon karena pada kulit penderita muncul luka
yang berwarna hitam.
ETIOLOGI
 Penyebab: Bacillus anthracis
 Bakteri gram positif, tidak bisa bergerak, berkapsul, &
mampu membentuk spora,
 Ukuran 1-2 mk x 5-10 mk, berbentj batang, ujung
batang berbatas tegas, berderet seperti ruas bambu,
 Tumbuh optimal pd media agar bernutrisi/agar darah
pd suhu 37 drjtC & pH 7-7,4
 Bakteri mdh mati oleh antibiotik, disinfektan, atau
antiseptik
 Kuman mati pd suh 54 drjtC slm 30 menit
LANJUTAN…
 Spora berbentuk oval, tdk terlihat dengan pewarnaan
gram, tahan terhadap pnas & dingin
 Pd tanah kering, spora bertahan 60 th,terbentuk pada
kondisi aerob & sedikit kalsium.
 Spora akan mati pda suhu 100 drjtC dlm waktu 10
menit, karbol 5% slm 40 hr, formalin 10% slm 4 jam,
Hidrogen peroksida slm 1 jam.
 Spora hasil rekayasa genetik dpt dikirim lewat surat &
produk pos lainnya. Spora berukuran 1-3 mk dapat
melewati pori2 amplop kertas yg besarnya 10 mk.
 Spora akan berhamburan jika amplop
digoyangkan/digerakkan & akan menempel di
kulit/terhisap
KLASIFIKASI ILMIAH
Kingdom: Bacteria

Filum: Firmicutes

Kelas: Bacilli
Ordo: Bacillales

Famili: Bacillaceae

Genus: Bacillus
Spesies: B. anthracis

Nama binomial
Bacillus anthracis
PATOGENESIS
 Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung
spora yang ada di tanah, tanaman, maupun bahan
dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah).
Mengonsumsi produk hewan yang kena anthrax atau
melalui udara yang mengandung spora, misalnya,
pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang.
Karenanya ada empat tipe anthrax, yaitu anthrax
kulit, pencernaan/anthrax usus, pernapasan/anthrax
paru dan anthrax otak. Anthrax otak terjadi jika
bakteri terbawa darah masuk ke otak.
LANJUTAN…

Cara penularan ke manusia:


 Kontak dg kulit manusia yg lesi, lecet atau abrasi.
 Mengkonsumsi daging yang terkontaminasi
 Menghisap spora di tempat kerja yg berkaitan dg
produk ternak
 Digigit serangga yg baru menggigit hewan infektif
(jarang)
PATOGENESIS
GEJALA & TANDA
 Jumlah spora yg dpt menimbulkan manifestasi klinis
sd 40.000
 Masa inkubasi 7 hr rata-rata 2-5 hr
 Dibedakan antraks kulit, saluran pencernaan, paru,
dan otak.
GEJALA & TANDA
 Antraks Kulit
tipe terbanyak (90%), gatal. Vesikel, pecah, lalu terbentuk ulkus yg
tertup kerak hitam kering (eschar)

 Antraks Saluran Pencernaan


sakit perut yg hebat, mual, muntah, & demam. CFR 25-75%

 Antraks Paru
paling jarang, gejala tdk khas bisa batuk, lesu, lemah, & tanda
bronkitis. CFR 75-90%

 Antraks Otak
sangat jarang, komplikasi dari tipe lainnya.
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan awal adalah untuk menyingkirkan kemungkinan
penyakit-penyakit lainnya yang memiliki gejala serupa,
misalnya flu atau pneumonia dengan gejala yang mirip
anthrax. Setelah itu, dapat dilakukan pemeriksaan-
pemeriksaan lanjutan, seperti :

 Pemeriksaan patologi : cairan dari luka yang dicurigai atau


sampel jaringan kulit pada daerah yang terinfeksi akan
diambil untuk diperiksa.
 Pemeriksaan darah : memeriksa ada tidaknya bakteri anthrax
dalam darah pasien.
LANJUTAN…

 Pemeriksaan kotoran : kotoran pasien diperiksa


untuk memastikan diagnosa anthrax gastrointestinal.
 Pemindaian : foto rongten atau CT-Scan dada,
dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita
anthrax inhalasi.
 Pungsi lumbal (spinal tap) : pengambilan sampel
cairan otak dari area tulang belakang pasien untuk
diperiksa lebih lanjut, guna menginformasi diagnosis
meningitis yang disebabkan oleh anthrax.
EPIDEMIOLOGI

 Serangan penyakit bersifat sporadis di Asia, Eropa, &


Afrika
 Prevalensi di dunia diperkirakan 10 rb – 100 rb/th
 Di Amerika ada 400 kasus selama th 1945-1955, 80%
penderita punya riwayat kontak dengan wol, bulu
kambing.
 Di Inggris, th 1965-1980 ada 145 kasus, 23 diantaranya
tdk berhubungan dengan pekerjaan .
EPIDEMIOLOGI
 Di Indonesia, pertama kali dilaporkan di Kab Kolaka
Sultenggara th 1832. th 1969, 36 meninggal setelah makan
daging, 1970 4 meninggal.

 KLB di Teluk betung th 1884, Buleleng (Bali) & Palembang


Sumsel th 1985 dengan ribuan ternak babi mati, 11 orang
meninggal setelah makan daging babi.

 Th 1990 di Jateng (Semarang, Boyolali, & Demak) total


kasus 48 orang tanpa kematian.

 Th 2000, KLB di Purwakarta Jabar dengan 32 kasus, th 2001


di Bogor dengan 22 penderita (CFR=9%).

 Saat ini sdh 11 provinsi tertular antraks, yaitu Jakarta, Jabar,


Jateng, NTB, NTT, Sumbar, Sulteng, Sultra, Papua. Total
kasus 1992 hingga 2001 = 599 dg 10 orang meninggal.
PENGOBATAN
 Pilihan utama : penisilin jika hioersensitif dpt diganti
tetrasiklin, kloramfenikol, atau eritromisin
 Tipe kulit: penisilin prokain 2 x 1,2 juta unit/hari slm 5-7
hr secara intramuskuler, atau benzil penisilin 4 x
250.000 unit/hr melalui skin test dulu.
 Tipe sal. Pencernaan : tetrasiklin 1 gr/hr ditambah
strepto 1-2 mg.
PENCEGAHAN
1. Penyembelihan hewan hanya di RPH, selain itu
harus ada ijin.
2. Hewan dicurigai antraks tidak boleh dipotong.
3. Daging dicurigai antraks tidak boleh dikonsumsi.
4. Tidak boleh sembarangan memandikan orang
meninggal yang dicurigai antraks.
5. Dilarang memproduksi hasil ternak yang sakit/mati
karena antraks.
6. Melapor ke puskesmas/dinas peternakan
setempat.
7. Melakukan vaksinasi antraks pada hewan.

Anda mungkin juga menyukai