Anda di halaman 1dari 27

REAKSI LICHENOID

DEFINISI

Reaksi lichenoid (LCR) adalah sekelompok lesi heterogen pada mukosa oral yang
menunjukkan kesamaan klinis dan histopatologis dengan lichen planus, namun memiliki
penyebab yang berbeda.
ETIOLOGI

Penyebab LCR ada beberapa macam, seperti hipersensitivitas terhadap material restorasi
dental (amalgam, resin komposit) dan akumulasi plak. Dapat juga terjadi karena obat-obatan,
atau manifestasi oral dari penyakit graft versus host
GAMBARAN KLINIS

Muncul sebagai lesi putih dan/atau eritematosa,


biasanya berhubungan dengan perangkat striae
putih halus (Gbr. 1). Lesi menyerupai erosi lichen
planus. Secara karakteristik, lesi terbatas pada
mukosa yang bersentuhan langsung dengan bahan
restoratif, dan tidak bermigrasi ke daerah lain. Lesi
menghilang setelah bahan penyebab dihilangkan
yang berdekatan.

Gambar 1: Reaksi lichenoid karena amalgam: lesi putih dan eritematosa


pada mukosa bukal.
Gambar 2 : DRIL setelah 1 bulan
pengobatan dengan obat cholestyramine
Gambar 3 : Reaksi lichenoid dalam hubungan dengan
penyakit graft versus host setelah transplantasi sumsum tulang.
KLASIFIKASI LESI REAKSI LICHENOID

a. Reaksi lichenoid karena bahan restorasi


LCR dianggap jenis reaksi hipersensitivitas tertunda terhadap kandungan yang berasal dari bahan tambalan
terutama amalgam. Gambaran klinis LCR (Gbr 1) lesi muncul sebagai lesi putih dan/atau eritematosa,
biasanya berhubungan dengan striae (kelainan garis-garis karena peregangan mukosa) putih halus.

• Gambaran Klinis
• Secara klinis menunjukkan pola reaksi yang sama dengan lichen planus, yaitu reticulum, papula, plak,
eritema, dan ulcer. Perbedaan lichen planus dengan LCR karena kontak adalah pada perluasan lesi.
Kebanyakan reaksi lichenoid ini terdapat pada area yang berkontak dengan dental material seperti
mukosa bukal dan tepi lidah. Lesi sangat jarang ada di gingival, palatum, dasar mulut, atau dorsal lidah.
b. Reaksi lichenoid diinduksi obat-obatan (Drug Induced Lichenoid Reaction - DIRL)
Drug-induced lichenoid reactions adalah lesi mukosa oral yang memiliki karakteristik klinis dan
histopatologi yang sama dengan lichen planus, dan yang berhubungan dengan penggunaan obat-
obatan dan sembuh setelah penggunaan obat-obatan tersebut. Beberapa obat yang mampu
menyebabkan reaksi lichenoid

• Gambaran Klinis
• Lesi biasanya unilateral dan tampak pola reaksi ulser. Karakteristik ini tidak konsisten dan tidak
berguna dalam membedakan lichen planus atau LCR.
c. Reaksi lichenoid karena penyakit graft versus host
Penyakit graft versus host kronis atau GVHD kronis terjadi pada 15-50% pasien yang berhasil
melakukan transplantasi. GVHD dapat didefinisikan sebagai penyakit yang terjadi 100 hari paska
transplantasi, umumnya sebagai transisi dari GVHD akut.Penyebab utama penyakit GVHD yaitu transplantasi
sel allogenik yang hematopoetik, bahkan transplantasi autologus juga memiliki kemungkinan
terjadinya GVHD. Pada GVHD, jaringan yang ditransplantasikan berusaha menolak jaringan host.

Gambaran Klinis
• Gambaran klinis lesi lichenoid pada GVHD sangat sulit dibedakan dengan lesi pada oral lichen planus, di
mana pada lesi ini juga terdapat tipe retikular, eritema dan ulseratif. Tetapi lesi lichenoid memilikiciri khas
yaitu melibatkan daerah yang lebih luas pada mukosa rongga mulut.
TREATMENT

- Penggantian dental material yang berkontak dengan reaksi lichenoid akan menyembuhkan 90% kasus.
Namun kebanyakan lesi sembuh dalam 1-2 bulan, sehingga tidak perlu mengganti restorasi yang tidak
berkontak langsung dengan reaksi lichenoid ini.
- Penghentian obat dan perawatan gejala dengan steroid topical (triamcinolone acetonide 1%) biasanya
cukup. Pasien harus diedukasi dengan baik tentang obat tersebut untuk mencegah LCR kedepannya.
- Sebelum terjadi penyakit ini, lebih baik kita lakukan pencegahan dengan menawarkan donor yang cocok
pada penerima. Berikan obat imunosupresif seperti siklosporin dan prednison. Methotrexate juga dapat
mengurangi prevalensi penyakit ini. Jika GVHD tetap terjadi, dokter dapat meningkatkan dosis obat
tersebut. Untuk ulcer oral focal dapat diberikan steroid topical. Jika terdapat keluhan tidak nyaman dari
pasien, dapat diberikan anestesi topical.

ERITEMA
MULTIFORME
DEFINISI

• Eritema multiforme merupakan suatu erupsi mendadak (akut) dan rekuran pada kulit dan
kadang-kadang pada selaput lendir dengan gambaran bermacam-macam spektrum dan
gambaran khas bentuk iris. Pada kasus yang berat umumnya disertai dengan gejala
konstitusi (demam, malese, nausea, dan nyeri kepala) dengan lesi viseral.
ETIOLOGI

Banyak faktor seperti halnya alergi obat, infeksi bakteri atau virus tertentu, rangsangan fisik, hawa
dingin, matahari, faktor endokrin pada haid atau kehamilan, dan keganasan, namun agen-agen infeksius
dianggap sebagai penyebab utama eritema multiforme.
ETIOLOGI

A.INFEKSI B.OBAT-OBATAN C.LAIN-LAIN

VIRUS BAKTERI MYCOP ANTIB ANTIKON ANTIPI


LASMA IOTIK VULSAN RETIK
A. INFEKSI

Virus:
• Adenovirus, coxsackievirus, cytomegalovirus, echoviruses,enterovirus, Epstein-Barr virus,
hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, herpes simplex
Bakteri:
• Vaksinasi BCG, borreliosis, catscratch disease, diphtheria,hemolytic streptococci,
legionellosis, leprosy, Neisseria meningitidis,
Mycoplasma:
• Coccidioidomycosis, dermatophytosis, histoplasmosis
B. OBAT-OBATAN

1. Antibiotics: Penicillin, ampicillin, tetracyclines, amoxicillin, cefotaxime,cefaclor, cephalexin,


ciprofloxacin, erythromycin, minocycline, sulfonamides, trimethoprim-sulfamethoxazole,
vancomycin
2. Antikonvulsan: Golongan barbiturat, carbamazepine, hydantoin, phenytoin, asam valproat
3. Antipiretik/analgesik
C. LAIN-LAIN

Kontak dengan bahan - bahan kimia ataupn tumbuh – tumbuhan


Imunologi: defisiensi C4 selektif temporer pada bayi
Faktor fisik: paparan cahaya matahari, cuaca dingin
INSIDENSI DAN EPIDEMIOLOGI

Insidensi belum diketahui pasti, namun Eritema multiforme lebih banyak menyerang pria
daripada wanita, dari 2:1 hingga 3:2. Penyakit ini menyerang segala usia, dengan insidensi
tertinggi pada dekade kedua hingga keempat kehidupan.
GAMBARAN KLINIS

- Pada penderita erythema multiforme minor riwayat prodormal tidak ada, atau ringan terdiri atas infeksi
saluran pernapasan atas yang nonspesifik dan ringan.
- Onset ruam biasanya terjadi dalam 3 hari, dimulai dari ekstremitas secara simetris, dengan penyebaran
secara sentripetal.
- Pada eritema multiforme mayor, 50% pasien mengalami gejala prodromal (demam sedang, batuk, sakit
tenggorokan, muntah, nyeri dada dan diare.) Gejala biasa muncul 1 – 14 hari sebelum erupsi kulit terjadi.
Lesi mulai pada area akral dan menyebar secara sentripetal, seperti pada distribusi eritema multiforme
minor. Bentuk terlokalisasi eritema multiforme telah dilaporkan pada aspirasi sumsum tulang.
- Setengah dari anak-anak dengan erythema multiforme memiliki riwayat herpes labialis atau genitalis.
GAMBARAN FISIK

1. lesi kulit

Bentuk lesi awal berupa makula merah atau plak urtikaria


yang meluas menjadi ukuran maksimum 2 cm dalam 24 – 48
jam. Di bagian tengahnya berkembang papula, vesikel, atau
bulla kecil, mendatar dan kemudian hilang. Berkembang suatu
area berbentuk lingkaran dan meninggi, pucat dan edematosa.
Sisi tepinya sedikit demi sedikit berubah menjadi kebiruan
atau keunguan dan membentuk lesi target yang konsentrik.
Beberapa lesi hanya tersusun atas 2 area konsentris (lihat
Gambar 1). Lesi polisiklik atau arkuata dapat juga terjadi (lihat
Gambar 2). Beberapa lesi muncul pada area trauma yang
sebelumnya (fenomena Koebner). Nikolsky sign negative.

Gambar 1 lesi target pada eritema multiforme


2. penyebaran lesi kulit

Lesi berbentuk simetris, sebagian besar pada


permukaan akral ekstensor ekstremitas,
danmenyebar secara sentripetal. Telapak
tangan, leher, dan wajah sering juga terkena.
Lesi pada telapak kaki dan aspek fleksural
ekstremitas lebih jarang. Penyebaran seperti
pada herpes zoster (zosteriform distribution)
dapat juga terjadi.
3. lesi mukosa
Keterlibatan mukosa terjadi pada 70% pasien
dengan erythema multiforme. Derajatnya biasanya
ringan dan terbatas pada satu permukaan mukosa.
Lesi oral yang paling sering terkena adalah di
daerah bibir, palatum dan gusi. Erosi yang lebih
parah pada setidaknya 2 permukaan mukosa terlihat
pada erythema multiforme mayor danditandai
dengan kerak hemoragik (hemorrhagic crusting)
pada bibir dan ulserasi pada mukosa nonkeratinized.
Biasanya, lesi mukosa yang sangat nyeri ini cukup
luas, dengan sedikit atau tanpa lesi kulit.
KLASIFIKASI

Berdasarkan gejala klinis eritema multiforme dibedakan menjadi:

1. Tipe Makula – Eritema


Erupsi timbul mendadak, simetris dengan tempat predileksi di punggung tangan, telapak tangan, bagian
ekstensor ekstremitas, dan selaput lendir. Pada keadaan berat dapat juga mengenai badan. Lesi terjadi tidak
serentak, tetapi berturut-turut daalm 2-3 minggu.
Gejala khas ialah bentuk iris (target lesion) yang terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian tengah berupa vesikel atau
eritema yang terdiri atas 3 bagian, yaitu bagian tengah berupa vesikel atau eritemayang keungu-unguan,
dikelilingi oleh lingkaran konsentris yang pucat dan kemudian lingkaran yang merah.
2. Tipe Vesikulobulosa
Lesi mula-mula berupa macula, papul, dan urtika yang kemudian timbul lesi vesikobulosa ditengahnya. Bentuk
ini dapat juga mengenai selaput lendir.
TREATMENT

• Erythema multiforme (EM) mayor dapat membutuhkan rawat inap untuk pengobatan
komplikasi dan sekuelae. Profilaksis untuk kekambuhan herpes-associated erythema
multiforme (HAEM) harus dipertimbangkan pada pasien dengan serangan lebih dari 5 kali
per tahun. Acyclovir dosis rendah (200 mg qd sampai 400 mg bid) dapat efektif untuk
mencegah kekambuhan HAEM, bahkan pada infeksi HSV subklinis. Untuk anak-anak, 10
mg/kg/hari dapat dipertimbangkan. Profilaksis mungkin dibutuhkan selama 6 – 12 bulan
atau lebih. Jika unresponsive, terapicontinuous dengan valacyclovir (500 mg bid) telah
dilaporkan keefektifannya.
PROGNOSIS

Pada erythema multiforme minor, lesi akan hilang dalam 2 – 3 minggu tanpa
meninggalkan jaringan parut. Kekambuhan erythema multiforme minor biasa terjadi dan
kebanyakan didahului oleh infeksi HSV subklinis atau nyata.
Erythema multiforme mayor memiliki tingkat mortalitas kurang dari 5%. Biasanya,
erythemamultiforme bentuk ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk hilang, sekitar 3
– 6minggu.

Anda mungkin juga menyukai