Anda di halaman 1dari 23

DEFINISI

 Tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular melalui


udara yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis (MTB). TB biasanya mempengaruhi paru-
paru tetapi juga dapat mempengaruhi organ lain dari
tubuh. Biasanya diobati dengan regimen obat yang
diambil selama enam bulan sampai dua tahun,
tergantung pada jenis infeksi.

 Tuberkulosis paru relaps (TB paru relaps) adalah


penderita tuberkulosis paru yang pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh
atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali sebagai
TB paru BTA positif melalui pemeriksaan apusan atau
DEFINISI
1. TB PARU
TUBERKULOSIS PARU 2. TB PARU
RELAPS

ETIOLOGI

PATOGENESIS
 TB primer FAKTOR RESIKO &
 TB pasca primer FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PENEMUAN PASIEN
TUBERKULOSIS

 GEJALA KLINIS :
1. Demam naik turun
2. Batuk/batuk darah
3. Sesak napas
4. Nyeri dada
5. Malaise

 PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Dahak mikroskopis
2. Kultur TB
3. Radiologis
PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)

Dosis yang direkomendasikan


Jenis OAT Sifat (mg/kgBB)
Harian 3x seminggu
5 10
Isoniazid (H) Bakterisid
(4-6) (8-12)
10 10
Rifampicin (R) Bakterisid
(8-12) (8-12)
25 35
Pyrazinamide (Z) Bakterisid
(20-30) (30-40)
15 15
Streptomycin (S) Bakterisid
(12-18) (12-18)
15 30
Ethambutol (E) Bakteriostatik
(15-20) (20-35)

Prinsip Pengobatan :
 OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup
dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
 Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung
(DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
 Tahap awal (intensif )
 Tahap Lanjutan

 Pemantauan Dan Hasil Pengobatan TB


Pemantauan hasil pengobatan pada orang dewasa
dilaksanakan dengan pengobatan ulang dahak secara
mikroskopis. Pemeriksaan dahak secara mikoskopis lebih baik
dibandingkan dengan dengan pemeriksan radiologis dalam
pemantauan kemajuan pengobatan. Untuk memantau
kemajuan pengobatan dilakukan pemeriksaan spesimen
sebayak dua kali (sewaktu dan pagi). Hasil pemeriksaan
dinyatakan negatif bila ke 2 spesimen tersebut negatif. Bila
salah satu spesimen atau keduanya positif, hasil pemeriksaan
ulang dahak tesebut dinyatakan positif.
Hasil pengobatan pasien TB BTA positif :
 Sembuh
Pasien telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan
pemeriksaan ulang dahak (folow up) hasilnya negatif pada Akhir Pengobatan
(AP) dan minimal satu pemeriksaan follow-up sebelmnya negatif.
 Pengobatan lengkap
Adalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap
tetapi tidak memenuhi persyaratan sembuh atau gagal
 Meninggal
Adalah pasien yang meninggal dalam masa pengobatan karena sebab apapun.
 Pindah
Adalah pasien yang pindah berobat ke unit pengobatan
lain (dengan register kartu TB 03) dan hasil pengobatannya
tidak di ketahui.
 Default (Putus Berobat/lalai)
Adalah pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut turut
atau lebih sebelum masa pengobatan selesai dengan BTA
positif.
 Gagal
Pasien yang hasil pemerisaan dahaknya tetap positif
pada bulan ke lima atau lebih selama pengobatan.
 Komplikasi TB Paru
Komplikasi dini :
 Pleuritis
 Efusi pleura
 Empiema
 Laryngitis
 TB usus
Komplikasi lanjut :
 Obstruksi jalan napas SOFT (sindrom obstruksi pasca
tuberculosis)
 Kerusakan parenkim berat
 Fibrosis paru
 Kor pulmonal
 Amiloidosis
 Karsinoma paru
 Sindrom gagal napas dewasa
 PENCEGAHAN
Pencegahan Pertama
a. Kebersihan lingkungan
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
Pencegahan Kedua
a. Penemuan kasus (Case finding) yaitu menemukan kasus atau
penderita TB Paru baik secara aktif yaitu mencari penderita TB Paru
di masyarakat maupun secara pasif menunggu penderita TB Paru
yang datang ke fasilitas kesehatan.
b. Memberikan pengobatan yang adekuat dengan hasil pemeriksaan
sputum.
c. Sterilisasi sputum dengan cara menjemur kasur, seprai, pakaian di
bawah sinar matahari langsung.
Pencegahan Ketiga
a. Memperpanjang sistem pengobatan yang diberikan.
b. Memberikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein,
karena penurunan berat badan.
HEPATITIS B
 DEFINISI
Hepatitis B merupakan penyakit nekroinflamasi hepar
yang disebabkan infeksi virus hepatitis B. Virus hepatitis B
menyerang hati, masuk melalui darah ataupun cairan tubuh
dari seseorang yang terinfeksi seperti halnya virus HIV.
 ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB).
Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg pacta tahun
1965 dan di kenal dengan nama antigen Australia. Virus ini
termasuk DNA virus.
Virus hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42
nm yang disebut "Partikel Dane". Lapisan luar terdiri atas
antigen HBsAg yang membungkus partikel inti (core). Pada
inti terdapat DNA VHB Polimerase. Pada partikel inti terdapat
Hepatitis B core antigen (HBcAg) dan Hepatitis B e antigen
(HBeAg).
BAB III
IDENTITAS
Nama : Ny. Sulasmi
Umur : 48 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Tupua Donggala
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 15 Mei 2018
Ruangan : Pav. Seroja RSUD Undata Palu

ANAMNESIS
Keluhan Utama : Batuk disertai darah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien MRS dengan keluhan batuk disertai darah. Sebelum masuk rumah
sakit awalnya pasien batuk disertai darah dan keluar darah melalui hidung.
Frekuensi dahaknya dalam 24 jam sebanyak 2 kali dan volumenya
sebanyak 150ml/hari. Nyeri ulu hati (+), hipertensi (+), pusing (+), sakit
kepala (+), mual (+), muntah (-), sesak nafas (-), penurunan berat badan
(+) dan fasu makan berkurang. BAB cair 4 kali, BAK lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat pengobatan OAT 6 bulan tuntas pada tahun 2017
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga :
Orangtua pasien berobat OAT 6 bulan tuntas
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum:
SP : Compos Mentis/SS/GK BB: 45 Kg TB: 165cm IMT:16,52
kg/cm2
Vital Sign
Tekanan Darah: 140/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,7°C
Kepala
Wajah : Simetris, tampak lemas
Deformitas : Tidak ada
Bentuk : Normochepal
Mata
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterus (+/+)
Pupil : Isokor +/+, ukuran 2,5 mm/2,5mm, Refleks cahaya (+/+)
Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-), tonsil (T1/T1) tidak
hiperemis, bau nafas (fetor hepatikum)
Leher
KGB : Pembesaran (+/+) multifokal, padat, batas cukup tegas,
Mobile, lesi ukuran ±3 cm, dan nyeri tekan (-)
Tiroid : Tidak ada Pembesaran
JVP : Tidak ada peningkatan
Massa Lain : Tidak ada
Dada
Paru-Paru
Inspeksi : Thorax tampak simetris bilateral
Palpasi : Massa (-), Vocal fremitus simetris bilateral,
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Bunyi nafas bronkial (+/+), Rh basah kasar (+/+), Wh (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat linea midclavicularis sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC 5 linea midclavicularis
sinistra
Perkusi
Batas atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas Kanan : SIC IV linea parasternalis dextra
Batas Kiri : SIC V linea axillaris anterior sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler, Murmur (-), Gallop
(-)
Perut
Inspeksi : Perut tampak cembung
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Shifting Dullnes (+)
Palpasi : Nyeri Tekan (+) epigastrium, Hepar teraba 3 cm
dibawah arkus costa, permukaan keras dan nodular, Lien schuffner 2
Anggota Gerak
Atas : Akral Hangat +/+, edema -/-, CRT 1 detik, PPE (+/+), spider nevi
telangiekstasi (-), eritema palmaris (-), kuku murchrche (-), ikterus (+)
Bawah : Akral Hangat +/+, edema +/+, CRT 1 detik, PPE (+/+), ikterus (+)
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin: (Tanggal 15 Mei 2018)
 WBC : 4,47 x 103 /mm3
 RBC : 4,47 x 106/ mm3
 Hb : 12,4 g/dl
 HCT : 38,2 %
 PLT : 351 x 103 /mm3
 MCV : 85 µm3
 MCH : 33,4 pg
 MCHC : 32,5 g/dl
 Serologi
 HBS-Ag : Reaktif
 SGOT : 161 U/L
 SGPT : 74 U/L
Pemeriksaan Anti-HIV
SD : Non Reaktif
Intech : Non Reaktif
Onco Probe : Non Reaktif
Hasil Akhir Non Reaktif
 Lab Biokimia
GDS (15 Mei 2018) : 150 mg/dl (Meningkat)
Creatinin (15 Mei 2018) : 1,17mg/dl (Meningkat)
Urea (15 Mei 2018) : 27, 0 mg/dl (Meningkat)

Elektrolit Darah:
Natrium : 136 mmol/L
Kalium : 3,2 mmol/L
Clorida : 88 mmol/L
 GeneXpert : MTB DETECTED MEDIUM
Rif Resistance NOT DETECTED
e. Urinalisis
 PH : 6,0
 Berat Jenis : 1,020
 Protein :-
 Glukosa : +4
 Keton :-
 Bilirubin :-
 Urobilinogen : Normal
 Nitrit :+
 Lekosit : +2
 Eritrosit :-
 Sedimen :
 Lekosit : 10
 Eritrosit :2
 Silinder :-
 Epitel : ++
 Kristal :-
 f. Radiologi:
Foto thorax:
 Bronkopneumonia dextra dengan efusi pleura dextra ec proses spesifik
 Perselubungan homogen pada bagian apeks paru dextra
 Batas cor normal
 Tulang intak
USG: Cholelithiasis, Gastritis dan nefrolithiasis

 RESUME
Pasien MRS dengan keluhan batuk disertai darah. Sebelum masuk rumah
sakit awalnya pasien batuk disertai darah dan keluar darah melalui hidung. Frekuensi
dahaknya dalam 24 jam sebanyak 2 kali dan volumenya sebanyak 150ml/hari. Nyeri
epigastric (+), hipertensi (+), vertigo (+), cephalgia (+), nausea (+), vomitus (-), sesak
nafas (-), penurunan berat badan (+), berkeringat malam hari (+), Cephalgia (+).
Tidak ada nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan thorax tampak simetris
bilateral, perkusi apeks paru redup (+/-), auskultasi bunyi nafas bronkial (+/+), Rh
basah kasar (+/-). Pada pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan Genexpert terdeteksi
kuman TB, pada foto thorax terdapat perselubungan homogen pada bagian apeks paru
kanan, kesan tuberkulosis. BAB cair 4 kali, BAK lancar.
DIAGNOSIS KERJA :
Hemoptue ec Sp. Tb Paru Relaps + HT + Dyspepsia + Hepatitis B
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa : Istirahat yang cukup
Medikamentosa :
 IVFD RL 20 Tpm
 Ranitidin 2x1 amp/iv
 Transamin 3x1 amp/iv
 Amlodipin 5mg 1x1
 Alprazolam 0,5mg 1x1

DIAGNOSIS AKHIR
 Hemomptoe ec Sp. TB paru relaps + HT +Dyspepsia + Hepatitis B
ANJURAN PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan Foto Thorax
 Pemeriksaan BT
PROGNOSIS
Qua Ad Vitam : Dubia
Qua Ad Functionam : Dubia
Qua Ad Sanationam : Dubia
BAB IV
PEMBAHASAN
Diagnosis tuberkulosis pada pasien ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Dari anamnesis didapatkan pasien mengalami batuk
darah ± 3 kali, disertai adanya lendir. Sebelumnya, pasien sudah
mengalami batuk kering ± 1 tahun yang lalu kemudian muncul
batuk berdarah. Pasien juga mengeluhkan demam (+) 2 hari,
demam naik turun, dalam waktu yang tidak menentu, sakit
kepala (+), berkeringat malam hari (+), berat badan menurun
(+), tidak ada nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
thorax tampak simetris bilateral, perkusi apeks paru redup (+/-),
auskultasi bunyi nafas bronkial (+/+), Rh basah kasar (+/-). Pada
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan Genexpert terdeteksi
kuman TB, pada foto thorax terdapat perselubungan homogen
pada bagian apeks paru kanan, kesan tuberkulosis.

Anda mungkin juga menyukai