Anda di halaman 1dari 72

 Memahami gambaran

epidemiologi berbagai penyakit


menular
 Memahami transmisi berbagai
penyakit menular
 Memahami pencegahan

berbagai penyakit menular


HIV (Human Immunodeficiency Virus)

- Merupakan virus RNA, famili retrovirus


- Masa inkubasi (masa laten klinis) lama.
- HIV menghancurkan sistem imun
→ rentan terhadap berbagai penyakit
→ menimbulkan gejala & tanda AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome)
adalah kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan penurunan kekebalan
tubuh akibat HIV (Human
Immunodeficiency Virus).
Perjalanan penyakit HIV/AIDS
Infeksi Mulainya
HIV AIDS

risiko

AIDS Terminal
Tidak Terinfeksi HIV

Masing-masing kelompok mempunyai karakter dan


membutuhkan pelayanan dan dukungan yang berbeda
Klasifikasi WHO
Stadium I
Asimptomatik
Persistent generalized lymphadenopathy
Skala aktivitas I: asimtomatik, kegiatan normal

Stadim II
Berat badan turun <10%
Manifestasi mukokutan ringan (dermatitis seboroik, infeksi jamur pada kuku, sariawan
berulang, kelitis angularis)
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
ISPA berulang (sinusitis bakterialis)
Dan atau skala aktivitas 2: simptomatik, kegiatan normal

Stadium III
Berat badan turun >10%
Diare > 1 bulan
Demam > 1 bulan
Kadidiasis Oral
Oral hairy leukoplakia
Tuberkulosis paru dalam 1 tahun terakhir
Infeksi bakterialis yang berat (pnemonia, piomiositis)
Dan atau skala aktivitas 3: baring ditempat tidur <50% selama bulan lalu

Stadium IV
Penyakit penyakit yang termasuk criteria AIDS
Dan atau skala aktivitas 4: baring ditempat tidur >50% selama bulan lalu
 Bervariasi tergantung usia dan obat ARV.
 Deteksi antibodi memerlukan waktu sekitar
1-3 bulan setelah terinfeksi
 Terjadinya AIDS sekitar <1 thn s/d >15 thn.

 Tanpa pengobatan efektif, 50% pasien akan


menjadi AIDS dalam 10 tahun
.

8-8
PERILAKU RISIKO TINGGI

 Pengguna narkoba suntik bergantian


 Senggama vaginal/anal tanpa kondom
 Kontak oral - anal
KELOMPOK RISIKO TINGGI :

 Pecandu obat bius I.V.


 Pria homoseksual
 Penerima transfusi darah
 Wanita/pria tuna susila
 Pria/wanita dengan banyak mitra seksual
 Mitra seksual dari kelompok diatas
MASA PENULARAN

 Tidak diketahui pasti


 Diperkirakan segera setelah terinfeksi

pasien jadi infeksius seumur hidup


 Kerentanan dan kekebalan:

 Diduga semua orang rentan.


 Pada penderita PMS dan pria yang tidak

dikhitan kerentanan akan meningkat


Abstinance Tidak berhubungan seks

Be faithful Saling setia dengan satu pasangan

Condom Gunakan Kondom bagi yang sering


berganti-ganti pasangan atau sudah
terkena HIV/AIDS
Drug Tidak menggunakan narkoba
Gunakan jarum disposible
HEPATITIS A

Epidemiologi:

seluruh dunia, sporadik, kadang kadang


KLB.

Umumnya : anak usia sekolah dan dewasa


muda.

Case fatality rate rendah (0,1- 0,3%)


HEPATITIS A

Etiologi
Virus hepatitis A (HAV), family Picornaviridae.
Manusia: reservoir.
Banyak asimtomatis, gejala sangat ringan

Cara Penularan
Dari orang ke orang : fecal-oral.
Virus pada tinja terutama 1-2 minggu sebelum gejala.
Sumber penularan: air minum/makanan terkontaminasi ,
makanan tidak diolah dengan baik
HEPATITIS A

Masa inkubasi
15 sampai 50 hari, rata rata 28-30 hari

Masa penularan
Masa penularan: akhir masa inkubasi - beberapa hari
setelah timbul ikterus.
Bayi dan anak : virus pada tinja sampai 6 bulan
setelah sembuh.
HEPATITIS A

GEJALA KLINIS

• Ringan : sembuh sendiri dalam 1-2 minggu

• Berat : beberapa bulan.

• Gejala: demam, malaise, anoreksia, nausea dan


gangguan abdominal, diikuti timbulnya ikterus
setelah beberapa hari

4-17
HEPATITIS A

Pencegahan

• Kebersihan diri
• Kebersihan lingkungan
• Perilaku hidup sehat
• Kebersihan tangan
• Kebersihan makanan/minuman
Etiologi
Virus Hepatitis B (HBV)
 Virus DNA hepatotropik.
 Golongan Hepadnaviridae.
 Terdiri atas 6 genotipe (A-H).
 Inti HBV mengandung : Protein polimerase
dengan aktivitas reverse transcriptase, HBcAg,
dan HBeAg.
 Selubung lipoprotein mengandung HBsAg.
Transmisi

 Terutama melalui darah


 Hubungan seksual
 Penetrasi jaringan atau mukosa
 Transmisi maternal-neonatal
 Tidak ada bukti penyebaran fekal-oral
Faktor Risiko

Injection drug
Other* 15% use 14% Sexual contact
with hepatitis B
patient 13%

Household
contact of
hepatitis B patient
2%

Men who have


sex with men 6%
Unknown 32%
Medical
Blood transfusion Employee 1%
Multiple sex
0% partners 17% Hemodialysis
0%
RISIKO AKIBAT TERTUSUK JARUM SUNTIK
(Needle Stick Injury)
 HBeAg positif : 30 – 40 %
 HBsAg positif : 2–6%
 HCV (PCR +) : 10 %
 HCV positif (PCR -) :1%
 HIV positif : 0,3 %

8-22
Pencegahan

 Vaksinasi Hepatitis B
 Setia pada satu pasangan
 Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HBV+
diberikan HBIg
 Hati-hati menggunakan peralatan yang
mungkin terkontaminasi darah
 Gunakan jarum suntik sekali pakai
Vaksin

 Immunoprofilaksis sebelum paparan :


Vaksin Hepatitis B
 Immunoprofilaksis pasca paparan :
Vaksin Hepatitis B dan HBIg
Etiologi
Virus Hepatitis C (HCV)
 Termasuk klasifikasi Flaviviridae
 Selubung glikoprotein, RNA rantai
tunggal
 Hanya satu serotype yang dapat
diidentifikasi; terdapat banyak
genotype
8-25
Transmisi

 Transmisi darah
 Transmisi seksual
 Transmisi maternal-neonatal
 Tidak terdapat bukti transmisi
fekal-oral
8-26
Faktor Resiko
Household 3%
Occupational 3% Sexual 21%
Transfusions *
3%

No Identified Risks
10% Illegal Drug Use
60%
*None since 1994
Pencegahan

 Setia pada satu pasangan


 Hati-hati menggunakan peralatan yang
mungkin terkontaminasi darah
 Tidak ada vaksin yang tersedia untuk
Hepatitis C
 Gunakan jarum suntik satu kali pakai
 Tidak recapping jarum suntik habis pakai
Infeksi bakterial :
* Salmonella typhi
* Salmonella paratyphi

Sumber penularan : Manusia

Cara penularan : fecal - Oral

8-29
Gejala klinis
 Sakit Perut  Bingung
 Mencret  Temp. >39
 Konstipasi  Lidah Kotor
 Sakit Kepala  Perut tegang
 Gangguan kesadaran
 Demam tinggi
MASA INKUBASI

Masa inkubasi sekitar 12 - 36 jam

Masa penularan
• Selama sumbernya sakit, beberapa hari-
minggu
• Carrier : beberapa bulan - >1 tahun setelah
sembuh
4-31
Diagnosis klinis :
 Possible case
 Didapat gejala demam, gangguan saluran cerna, gangguan pola
buang air besar dan hepato/spenomegali. Sindrom demam tifoid
yang didapat belum lengkap. Possible case hanya pada pelayanan
kesehatan dasar.
 Probable case
 Didapat gejala klinis lengkap atau hampir lengkap, serta didukung
oleh gambaran laboratorium yang menyokong demam tifoid (titer
widal O >1/160 atau H >1/160 pada satu kali pemeriksaan)
 Definite case
 Diagnosis pasti, ditemukan S.typhi pada pemeriksaan biakan atau
positif S.typhi pada pemeriksaan PCR atau terdapat kenaikan titer
Widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau titer
Widal O >1/320, H >1/640 (pada pemeriksaan sekali).
Pemeriksaan Laboratorium
 Darah :
 Leukopeni

 Limfositosis relatif

 Aneosinofilia

 Trombositopenia

 Kultur (darah, faeces, urine, sumsum tulang, rose


spot)
 Serologi (Widal, Tubex, Typhidot, dipstick test)
 Tehnik Molekuler
TATALAKSANA
 Sebaiknya di RS/ Puskesmas
 Tirah baring
 Makan kurang serat
 Pengobatan : Cotrimoxazole,
Ciprofloxacine, Ceftriaxone, dll
 Cegah penularan
 Pendidikan
PENCEGAHAN
 Kebersihan sebelum makan
 Perlindungan makanan
 Air Minum yang baik
 Pembuangan yang baik
 Vaksinasi:
 Parenteral VICPS ( capsular polisaccharide typhoid vaccine
–Typhim Vi)
 Ty21a-live oral vaccine ( Vivotif Berna)
 Indonesia adalah negara ke 3 dengan
masalah tbc terbesar di dunia
 140.000 kematian di indonesia disebabkan
TBC dan setiap tahun bertambah ¼ juta
kasus baru TBC
 TBC adalah pembunuh nomor 1 diantara
penyakit menular dan penyebab kematian
nomer 3 setelah penyakit jantung dan
penyakit pernafasan akut pada seluruh
golongan usia
8-36
 TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis
 Pada 80% kasus mengenai organ paru, sisanya
mengenai organ lain.
 Gejala:
 Batuk lebih dari 3 minggu

 Demam dan keringat malam

 Berat Badan menurun dan nafsu makan turun

 Nyeri dada dan sesak

 Darah pada soutum


KUMAN TUBERKULOSIS
 Berbentuk Batang
 Mempunyai sifat khusus: Tahan terhadap
asam pada pewarnaan – disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA)
 Cepat mati dengan sinar matahari langsung
 Bertahan hidup beberapa jam di tempat yang
gelap dan lembab
 Dalam jaringan tubuh dapat dormant, tertidur
selama bertahun-tahun
Transmisi
 TBC menular dengan menyebar melalui droplet di
udara
 Penularan dari penderita tbc pada umumnya ketika
batuk, bersin, berbicara atau meludah
 Seseorang dapat tertular hanya dengan menghirup
sejumlah kecil bacilli, tergantung sistem kekebalan
tubuh
 Penderita TBC dengan status BTA +, biasa
menularkan pada 10 – 15 orang setiap tahun.
 Saat ini 1/3 populasi dunia tertular TBC
POPULASI BERISIKO
 Siapa saja dapat tertular, khususnya bila
daya tahan tubuh menurun
 Perempuan dan anak-anak termasuk

populasi rentan
 Merupakan Infeksi oportunistik tersering
pada orang dengan HIV/AIDS
PENGOBATAN TBC
 TBC dapat diobati asal mengikuti
standar pengobatan
 Strategi yang saat ini direkomendasikan

adalah DOTS (Direct Observed


Treatment)
 Indonesia telah mencapai angka
kesembuhan 85% yang sesuai dengan
target global
TIPE PENDERITA
 Kasus Baru:
 Penderita belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah

dapat OAT < 1 bulan


 Kasus Relaps:
 Penderita yang pernah dapat pengobatan OAT dan telah dinyatakan

sembuh, kemudian berobat kembali dengan dahak BTA+


 Kasus Transfer In:
 Penderita yang sudah mulai berobat di satu kabupaten, kemudian

pindah ke kabupaten lain


 Kasus Lalai (drop-out):
 Penderita sudah berobat min. 1 bulan kemudian berhenti
SARS
 Diduga disebabkan oleh mutan baru
Coronavirus.
 Mengenai semua kelompok usia.

 Kematian tertinggi terjadi pada


penderita dengan penyakit kronis
sebelumnya.
 Diduga berawal dari Guangdong,
China.
 Menyebabkan pneumonia atipik.
Pneumonia atipik
 Jaringan sekitar alveoli membengkak sehingga
alveoli kolaps
 Aliran darah ke daerah tersebut berkurang,
sehingga menghambat transfer O2
 Pada foto toraks terlihat bayangan yang tidak jelas
dan tanpa batas tegas.
Keluarga Coronavirus
 Menyebabkan gangguan saluran
pernafasan ringan seperti influenza
 Dapat bertahan di udara kering selama 3
jam.
 Mati bila kena sinar ultra-violet, tidak
tahan sinar matahari.
 Mudah bermutasi yang akan memicu
epidemi penyakit saluran pernafasan.
Metode Transmisi
 Transmisi tersering coronavirus dari
manusia ke manusia adalah droplet.
 Bila penderita batuk atau bersin,

virus yang terdapat dalam percikan


saliva akan mengenai orang yang
berada didekatnya dan menularkan
infeksi
Transmisi Airborne
 Jenis Coronavirus juga dapat bertahan di:
 udara kering selama 3 jam.
 permukaan plastik sampai 48 jam

 Pada kondisi seperti itu, virus mengkristal


dan dapat terbang diudara seperti debu.
 Diduga bahwa virus SARS dapat menular
dengan cara ini.
Virulensi dan Patogenitas
 Virulensi :
 Secara epidemiologis virulensi virus SARS
rendah.
 Jenis coronavirus lainnya memiliki virulensi
sangat tinggi.
 Patogenitas :
 Patogenitas (kemampuan merusak organ) virus
SARS sangat tinggi.
 Jenis coronavirus lainnya memiliki daya
patogenitas rendah.
Masa Inkubasi

 3-10 hari
 Menurut data, pada masa inkubasi tidak

terjadi penularan.
 Penularan baru terjadi bila telah timbul

gejala pertama: batuk, bersin – yang


menyebarkan droplets berisi virus.
Gejala
 Batuk, hidung tersumbat, bersin
 Demam (39°C atau lebih)

 Nyeri otot dan sendi

 Sulit bernafas – mirip asma

 Nyeri dada, yang meningkat pada waktu


inhalasi.
Kasus Suspek
 Demam tinggi dengan batuk atau kesulitan
bernafas
DAN
 10 hari sebelum timbul gejala:
 Kontak dengan kasus SARS suspek/ probable
 Bepergian ke area yang baru saja ada kasus SARS
 Tinggal di area dimana baru saja ada kasus SARS
KASUS PROBABLE

 Suspek SARS + foto toraks


menunjukkan pneumonia atau RDS
 Suspek SARS + Tes SARS Co-V positif

 Suspek SARS + pada otopsi terlihat

RDS tanpa diketahui penyebabnya


SWINE FLU/INFLUENZA H1N1 BARU

Infeksi pernafasan akut yang sangat


menular, disebabkan virus swine flu A
Morbiditas tinggi, mortalitas rendah
Penyebaran diantara babi melalui aerosols
dan kontak langsung
Outbreaks : pada musim dingin / gugur
Tersering H1N1 (H1N2, H3N1, H3N2)
Babi sering terinfeksi virus flu dari babi lain
(swine flu), burung (Avian flu) atau manusia
(human flu mutan baru)
Implikasi pada manusia

 Sering dilaporkan sebagai outbreak


 Gejala klinis menyerupai influenza
musiman namun manifestasi
bervariasi dari tanpa gejala sampai
pneumonia berat yang menyebabkan
kematian
Infeksi pada manusia
 Biasanya berasal dari babi,
walaupun pada beberapa
kasus, manusia tidak kontak
dengan babi ataupun
lingkungannya
 Transmisi antar manusia
pernah terjadi, tapi terbatas
pada close contacts dan
closed groups of people
RISIKO PANDEMI
 Tergantung virulensi virus, immunitas
pasien, proteksi silang dari antibodi dan
faktor host
 Swine Flu virus dapat bermutasi dengan
cara bergabung dengan human
influenza virus dan menyebabkan
pandemi
HUMAN VACCINE
 Belum ada vaksin untuk manusia
 Virus Influenza mudah sekali
berubah
 Missmatch antara vaksin dan virus
penyebab, mengakibatkan
imunitas tidak adekuat
REKOMENDASI

 Cuci tangan dengan air mengalir


 Gunakan alcohol-based hand gels bila
tak ada sabun
 Menutup mulut dan hidung dengan
tisue atau saputangan bila bersin atau
batuk.
 Gunakan masker.
 Jika menderita demam, batuk, nyeri
menelan dan sesak kunjungi dokter.
Sampaikan riwayat kontak
 Hindari menyentuh mata, hidung dan
mulut.
FLU BURUNG
(Avian Influenza)

• Penyakit menular pada unggas, penyebab:


Virus Influenza tipe A subtype H5N1
• Alami pd semua burung (burung air liar)
• Menular ke hewan lain atau manusia
• Indonesia: meningkat sejak Juni 2005.
• Diperkirakan akan terjadi mutasi virus Flu
Burung
→ menyebabkan Pandemi Influenza.
FLU BURUNG
(Avian Influenza)
.

FLU BURUNG PADA UNGGAS

 Unggas yang terpajan,


timbul gejala dalam 3-7 hari,
 Sekretnya menular minimal
selama 10 hari
 Penularan : kontak langsung
dengan saliva, sekret
hidung, feses atau benda-
benda yang terkontaminasi
FLU BURUNG
(Avian Influenza)
Replikasi & Transmisi H5N1
 Sangat mudah alami perubahan :
 unggas,babi,manusia

 Penularan ke manusia melalui :


 Binatang : Kontak langsung unggas /binatang sakit /
produk unggas sakit.
 Lingkungan : Udara atau peralatan tercemar virus
 Manusia : Sangat terbatas (ditemukan beberapa
kasus dalam kelompok / cluster ).
 Makanan : konsumsi produk unggas terserang AI
mentah / tidak dimasak sempurna
FLU BURUNG
(Avian Influenza)
Virus Flu Burung (H5N1)
 dalam air; sangat tahan suhu 22 °C selama 4
hari,suhu 0 ºC tahan >30 hari,
 dalam tinja unggas
bertahan 32 hari.mati dg
pemanasan 56 ºC - 3 jam & 60 ºC
- 30 menit.
 dalam telur mati dg pemanasan 64ºC - 5’
 Virus mati dengan deterjen, alkohol 70%, klorin
(Na-hipoklorit) & desinfektan lain.
FLU BURUNG
(Avian Influenza)
Masa inkubasi

 Virus Influenza manusia :


 2 - 3 hr (1 – 7 hr)

 Virus Influenza A (H5N1) :


 3 hr (2 - 8 hr)
FLU BURUNG
(Avian Influenza)
Gejala umum Influenza

Muncul sangat cepat dan mendadak, yaitu:


 Demam (T >38 ºC)
 Sakit tenggorokan
 Batuk
 Pilek
 Sakit kepala
 Pegal–pegal
FLU BURUNG
(Avian Influenza)
Gejala klinis Flu Burung
 Demam tinggi (suhu ≥38 ºC)
 Batuk
 Pilek
 Nyeri tenggorokan
 Sakit kepala
 Nyeri otot
 Sesak (frekuensi nafas >normal)
 Infeksi selaput mata
 Diare atau gangguan saluran cerna
 Fatique (letih)
FLU BURUNG
(Avian Influenza)
Gambaran klinis Karakteristik gambaran hasil
tes laboratorium
• Leukopenia (83,6%) (61/73), some
with lymphopenia (47.8%) (22/46)
• Thrombocytopenia (66,7%) (44/66)

Karakteristik gambaran radiologis


• Perburukan yang cepat dalam 1-2 hr
• Pneumonia: merata, bilateral
• Sering +pleural effusion (44,7%)
(34/76)
FLU BURUNG
(Avian Influenza)

Definisi Kasus
 Orang dalam investigasi
 Kasus Suspek
 Kasus Probabel
 Kasus Konfirm (terbukti)
FLU BURUNG
(Avian Influenza)

1. Kasus Investigasi
Seseorang atau sekelompok orang
yang diputuskan oleh pejabat
kesehatan yang berwenang, untuk
dilakukan penyelidikan
epidemiologi terhadap
kemungkinan terinfeksi H5N1.
FLU BURUNG
(Avian Influenza)

2. Kasus Suspek
Seseorang yang menderita demam/suhu >
38°C disertai satu atau lebih gejala :
 batuk

 sakit tenggorokan

 pilek

 sesak napas

dan...
FLU BURUNG
(Avian Influenza)
Diikuti satu atau lebih keadaan berikut :
(dalam 7 hari sebelum terjadi gejala)
 Kontak (<1 meter) dengan pasien probable / konfirm
(berbicara, merawat, bersentuhan)
 Terpapar unggas, lingkungan tercemar kotoran yang
dicurigai /dipastikan terinfeksi H5N1 pada unggas atau
manusia dalam 1 bulan terakhir
 Mengkomsumsi bahan baku atau produk ternak yang
tidak dimasak sempurna
 Kontak dengan binatang yang sudah dipastikan tertular
H5N1
 Kontak dengan bahan pemeriksaan hewan atau manusia)
yang dicurigai mengandung H5N1
Pandemi Influenza
Jumlah kasus penyakit yang sangat
besar dan terjadi pada area geografis
yang luas / menyebar ke seluruh
dunia.

Anda mungkin juga menyukai