Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS

TERPADU DI DIY
R A K E R K E S N A S J A K A RTA
R A BU, 1 3 F E B R UA R I 2 0 1 9
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
GEOGRAFI

DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara geografis terletak pada 7 o3’-8o12’ Lintang Selatan dan 110 o00’-
110o50’ Bujur Timur, dengan luas 3.185,80 km2 dengan jumlah penduduk 3.762.167 jiwa 2
PERMASALAHAN LIMBAH B3 FASYANKES DI DIY
1. 78 RS, 121 Puskesmas dan 324 klinik yang terdata berkewajiban untuk
mengolah limbah yang dihasilkan, RS sebagai produsen limbah B3
Fasyankes terbesar,karena berbagai pertimbangan pengolahan limbah B3
telah bekerjasama dengan pihak ketiga (Ps. 59 UU 32 Tahun 2009)
2. Pernah terjadi wan prestasi pihak ketiga yang melakukan penghentian
sementara pengelolaan limbah B3 fasyankes, mengakibatkan limbah B3
tidak terangkut dan menumpuk di TPS Fasyankes.
3. Terjadi “Situasi DARURAT Pengelolaan Limbah B3” di DIY yang
mengakibatkan Fasyankes berpotensi melanggar regulasi dan operasional
layanan fasyankes tidak memenuhi standar kesehatan lingkungan
4. Saat itu, Proses perijinan mengolah limbah B3 di KLHK membutuhkan
proses dan waktu lama (terkait pemenuhan persyaratan teknis incenerator)
sehingga beberapa fasyankes yang mempunyai incinerator tidak dapat
mengolah limbahnya sendiri karena tidak memiliki ijin operasional.
Lanjutan ……

 Jarak Fasyankes ada yang jauh dari pusat kota dan timbulan limbahnya
sedikit, sehingga pihak ketiga ada yang mengambil limbahnya > 2 x 24 jam.
 Pengolah limbah tidak ada di DIY, sebagian besar limbah B3 Fasyankes di
DIY diolah di Jawa Barat.
 Saat krisis pengolahan limbah, terjadi permainan harga pengolahan limbah
B3 oleh pihak ketiga (teori demand-supply), fasyankes harus membayar
mahal karena posisinya yang lemah.
 Permalasahan limbah yang tidak terkelola dengan baik menyebabkan rumah
sakit tidak dapat memenuhi persyaratan akreditasi , sehingga ijin operasional
rumah sakit terancam dan dapat menimbulkan masalah baru terhadap
pelayanan maupun jaminan kesehatan.
Potensi Limbah B3 di DIY

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH


KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH DI DIY

1. Inventarisasi sumber dan jumlah timbulan limbah


2. Memilah limbah yang wajib dan tidak wajib insenerasi
3. Menyimpan limbah di TPS dan area RS yang aman
4. Melaporkan rutin tumpukan limbah setiap hari Jumat
5. RS yang mempunyai insinerator berijin maupun ijin dalam
proses, dapat mengolah limbah mandiri

6
INOVASI DAN DUKUNGAN PEMDA DALAM
PENGELOLAAN LIMBAH
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki pengolah Sampah dan Limbah
B3 terpadu dengan skema KPBU
STRENGTH WEAKNESS

- Produsen sampah jelas - high cost


- Peraturan dan Perundangan tersedia cukup - High technology
- Kebijakan ada - Lokasi dengan persyaratan khusus

OPPRTUNITY THREAT

- Usaha sejenis belum ada di wilayah DIY


- Biaya produksi lebih rendah (biaya transport - Kompetitor
berkurang) - Perubahan peraturan perundangan
- Kepatuhan waste contributor (penghasil limbah)
lebih terjamin
Kondisi TPA Regional Piyungan
Luas
Area perluasan perluasan Luas 12,5
2,3 Ha Kondisi eksisting
(2.3 ha) : Ha
TPA Piyungan:

dialokasikan 1. Ketinggian “bukit


untuk TEKNOLOGI sampah” sudah
pengolahan/ mencapai 27.5 m
Pemanfaatan
Sampah yang sesuai 2. Kapasitas akan
PENUH tahun 2019
untuk
memperpanjang
umur TPA dan
meringankan beban
anggaran

8
INOVASI DAN DUKUNGAN PEMDA
dengan skema KPBU
9

1. Pengolahan limbah B3 – membangun


dan mengoperasikan insinerator di lahan
perluasan
2. Produksi Refuse-Derived Fuel (RDF) -
membangun dan mengoperasikan pabrik di
lahan perluasan
3. Pemanenan landfill gas (metan) untuk
energi insinerator dan pabrik RDF –
pemeliharaan sel-sel di TPA lama
4. Fasilitas pemilahan sampah
5. Penataan landscape kawasan
6. Pemeliharaan seluruh kawasan

DIRENCANAKAN AKAN MELAYANI SELURUH WILAYAH DIY DAN WILAYAH SEKITAR DIY
Kepastian KPBU Memiliki
Dasar Pemikiran Teknis dan Ekonomi

4000.0

3000.0
Volume (m3/hari)

2000.0

1000.0

0.0
2017 2022 2027 2032
Tahun

Pertumbuhan Timbulan Sampah yang masuk ke TPA Piyungan (Sumber: Laporan


Akhir Review Masterplan TPA Piyungan, 2017)
10
POTENSI
PENDAPATAN DUKUNGAN PEMERINTAH

 Penyediaan lahan
 Retribusi yang diterima oleh TPA Piyungan  Perizinan (untuk pengolahan
limbah B3, diperlukan ijin ke
 Rerata harga yang harus dibayar oleh Menteri KLHK)
fasyankes kepada pihak ketiga jika akan  Dukungan regulasi
membuang limbah B3: Rp. 18.000,-/kg
limbah B3  Pembinaan sosial budaya untuk
peningkatan peran masyarakat
 Apabila TPA dapat menghasilkan energi
 Dukungan kebijakan
(surplus energi) akan menghasilkan pembangunan keterpaduan
tambahan pendapatan infrastruktur terkait pengelolaan
sampah
11
REKOMENDASI BENTUK KPBU

BOT : Build-Operate-Transfer
DBFOT : Design-Build-Finance -Operate-Transfer 12
BT : Build-Transfer
BOOT : Build-Own-Operate-Transfer
E S T I M A S I J A D W A L K E G I AT A N

No. Tahapan Kegiatan Durasi Pelaksanaan


(bulan)

1. Identifikasi Proyek 1
2. Studi Pendahuluan 2
3. Kajian Awal Pra-Studi Kelayakan (OBC) 4
4. Kajian Akhir Pra-Studi Kelayakan (FBC) 4
5. Pra Kualifikasi 2
6. Permohonan Proposal 2
7. Penunjukan Pemenang Lelang 1
8. Penandatanganan Perjanjian KPBU 1
9. Pemenuhan Pembiayaan 1
10. Konstruksi 16

34
13
Terimakasih … monggo diskusi

14

Anda mungkin juga menyukai