Kelompok 8
1. Ahmad Firmansyah
2. M. Davit
3. Riski Barokah
Kelas : IX - E
a. Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem pemerintahan parlementer berasal dan pertama kali
melaksanakannya adalah kerajaan Brithania Raya, Inggris kemudian banyak
diikuti oleh negara negara lain,terutama negara negara jajahan Inggris, seperti
kerajaan Malaysia, India dan lain lainnya.
Sistem ini mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
1. Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh atau berdasarkan
kekuatan dan atau kekuatan kekuatan yang menguasai parlemen.
2. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya anggota parlemen dan mungkin
pula seluruhnya bukan anggota parlemen.
3. Kabinet dan perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen.
4. Perdana menteri dan kabinet nya dapat dijatuhkan apabila mendapat
5. Mosi tidak percaya dari parlemen.
6. Presiden atau raja dengan saran perdana menteri dapat membubarkan
parlemen.
7. Sistem pemerintahan presidensial
b. Sistem Pemerintahan Semi Parlementer
Dalam periode ini yang dijadikan sebagai pegangan adalah Konstitusi
Republik Indonesia Serikat 1949 (RIS 1949). UUD ini terdiri dari Mukadimah,
197 pasal dan 1 lampiran. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Republik
Indonesia yang Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum
yang demokrasi dan berbentuk federal.
Kekuasaan kedaulatan di dalam Negara Republik Indonesia Serikat
dilakukan oleh Pemerintah bersama-sama dengan Dewan perwakilan Rakyat
dan Senat sesuai dengan pasal 1 ayat 2 Konstitusi RIS 1949, Badan
pemegang kedaulatan ini juga merupakan badan pembentuk undang-undang
yang menyangkut hal-hal yang khusus mengenai satu, beberapa atau semua
negara bagian atau bagiannya. Mengatur pula hubungan khusus antara negara
RIS dengan daerah-daerah yang tersebut dalam pasal 2 dan pasal 127 a.
Pembuatan undang-undang tanpa Senat tetapi hanya dilakukan oleh
pemerintah dan DPR merupakan produk undang-undang yang tidak mengatur
masalah hubungan negara RIS dengan negara bagian
Sistem pemerintahannya adalah Parlementer berdasarkan pasal 118
ayat 2 menyebutkan sebagai berikut “ Presiden tidak dapat diganggu gugat.
Tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah berada ditangan menteri, tetapi
apabila kebijakan menteri/para menteri ternyata tidak dapat dibenarkan oleh
DPR, maka menteri/menteri-menteri itu harus mengundurkan diri, atau DPR
dapat membubarkan menteri-menteri (kabinet) tersebut dengan alasan mosi
tidak percaya.
Menurut ketentuan pasal-pasal yang tercantum dalam Konstitusi RIS
1949, sistem pemerintahan yang dianutnya sistem pemerinhtahan parlementer.
Pada sistem ini, kabinet bertanggung jawab kepada parlemen (DPR), dan
apabila pertanggung jawabannya itu tidak diterima oleh parlemen atau DPR,
maka kabinet secara perseorangan atau secara bersama-sama harus
mengundurkan diri atau membubarkan diri, jadi kedudukan kabinet sangat
tergantung pada parlemen (DPR).
c. Sistem Pemerintahan Presidensial
Sistem pemerintahan presidensial dilaksanakan secara murni hanya di
Amerika serikat. Latar belakang negara Amerika menganut sistem presidensial
adalah kebencian rakyat terhadap pemerintahan raja George III sehingga mereka
tidak menghendaki bentuk negara monarki dan untuk mewujudkan
kemerdekaanya dari pengaruh inggris, maka mereka lebih suka mengikuti jejek
Montesqieu dengan mengadakan pemisahan kekusaan, sehingga tidak
kemungkinan kekuasaan yang satu akan melebihi kekuasaan yang lain,karena di
dalam trias politika terdapat sistem check and balances.
Adapun ciri ciri sistem presidensial sebagai berikut :
1. Presiden sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala Pemerintahan.
2. Presiden dan parlemen sama sama dipilih langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum.
3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen sehingga presiden dan
kabinetnya tidak dapat dibubarkan oleh parlemen.
4. Presiden membentuk kabinet dan mengangkat, memberhentikan menteri
menteri kabinetnya.
5. Parlemen tidak dapat dibubarkan oleh presiden.
Perkembangan Sistem Pemerintahan di Indonesia