Riwayat Alergi
Alergi obat atau makanan disangkal.
Keadan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign :
- Suhu Tubuh : 36.5oC
- Tekanan Darah : 150/90
- Nadi : 90 x/menit, regular
- Laju Nafas : 20 x/menit, reguler
Kepala
mata conjungtiva anemins -/-
hidung dalam batas normal
mulut dalam batas normal
Telinga dalam batas normal
Leher :
Tidak ada pembesaran KB, JVP tidak meningkat
Mulut dan tenggorokan
Bibir : tidak pucat dan tidak sianosis, tidak
kering.
Lidah : mukosa basah
Tonsil : T1-T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
Leher
Kelenjar getah bening: tidak teraba membesar
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Trakea : letak di tengah
Thorax
Paru
Inspeksi : bentuk dada normal dan simetris
: gerak napas tertinggal (-)
Palpasi : nyeri tekan -/-
: ekspansi normal
Perkusi : bunyi sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : vesikuler, wheezing -/-, ronki -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : pekak, batas jantung normal
Auskultasi : S1/S2 normal, (-) murmur, (-) gallop
Abdomen
Inspeksi : datar, bekas luka (-)
Auskultasi : bising usus normal, bruits (-)
Perkusi : tidak ada pembesaran organ
Palpasi : nyeri tekan (-)
: hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Sensorik:
Normoestesi/normoestesi
Koordinasi dan keseimbangan:
Tumit lutut: normal
Tunjuk hidung: normal
Diadokinesia: normal
Refleks fisiologis:
Biceps: dbn
Triceps: dbn
Radioulnar: dbn
Patella: dbn
Achiles: dbn
N. I (Olfactorius)
Daya Penghidu Normosmia Normosmia
N.II (Opticus)
a. Daya penglihatan baik baik
b. Lapang pandang baik baik
N.III (Oculomotorius)
a. Ptosis (-) (-)
b. Gerak mata keatas (+) (+)
c. Gerak mata kebawah (+) (+)
d. Gerak mata media (+) (+)
e. Ukuran pupil 3 mm 3 mm
f. Bentuk pupil Bulat, reguler Bulat, reguler
g. Reflek cahaya langsung (+) (+)
N.IV (Trochlearis) :
a. Gerak mata lateral bawah (+) (+)
b. Strabismus konvergen (-) (-)
c. Diplopia (-) (-)
N.V (Trigeminus)
a. Menggigit (+) (+)
b. Membuka mulut (+) (+)
c. Sensibilitas (+) (+)
d. Reflek kornea (+) (+)
e. Reflek bersin t.d.l t.d.l
f. Reflek masseter t.d.l t.d.l
g. Reflek zigomatikus t.d.l t.d.l
N.VI (Abducens) :
a. Pergerakan mata (ke lateral) (+) (+)
b. Strabismus konvergen (-) (-)
c. Diplopia (-) (-)
N. VII (Facialis)
a. Kerutan kulit dahi (+) (+)
b. Mengerutkan dahi (+) (+)
c. Mengangkat alis (+) (+)
d. Menutup mata (+) (+)
N. VIII (Vestibulocochlearis)
a. Gesekan tangan pemeriksa + +
N IX (Glossopharyngeus)
a. Arkus faring Simetris Simetris
b. Uvula Simetris Simetris
c. Sengau (-) (-)
d. Tersedak (-) (-)
N X (Vagus)
a. Arkus faring Simetris Simetris
b. Bersuara (+) (+)
c. Menelan (+) (+)
N XI (Accesorius)
a. Parese N sternocleidomastoideus Tidak ada Tidak ada
b. Parese N trapezius
Tidak ada Tidak ada
N XII (Hypoglossus)
a. Sikap lidah N N
b. Menjulurkan lidah N N
c. Trofi otot lidah (-) (-)
Diagnosis Banding
Vertigo Perifer
Meniere Disease
Vestibular neuritis
Diagnosis
Diagnosis klinis : Vertigo Perifer et causa
hipertensi kronis
Diagnosis topis : Sistem Vestibular
Diagnosis etiologis : Idiopatik
Ny. Y, 50 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar yang
bertambah parah sejak 1 hari sebelum ke Puskesmas Ciparay. Gejala
muncul muncul secara tiba-tiba, terutama pada pagi dan malam hari
saat bangun dari tempat tidur, serangan bertambah parah dengan
perubahan posisi terutama saat bangun dari tidur, tidur menyamping,
dan saat membungkuk pada waktu shalat. Mual (+), muntah (+) 1 kali,
Nyeri kepala (-), diplopia (-), blurred vision (-). Pasien juga memiliki
keluhan telinga berdengung. Gangguan pendengaran lain (-). BAB dan
BAK dalam batas normal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
- Kesadaran : Compos mentis
- GCS : E4M6V5
- N. VIII : gesekan tangan ke telinga-/-
- Sensorik : propiosepsi nomal
- Koordinasi : tes tunjuk hidung normal
: tes tumit-lutut normal
: disdiadokokinesis normal
Nonmedikamentosa
Edukasi pasien untuk bangun dari tempat tidur secara
perlahan-lahan.
Memberitahu pasien tentang latihan Brandt-Daroff untuk
latihan di rumah agar pasien terbiasa dengan beberapa
posisi sehingga tidak muncul keluhan pusing berputar saat
berpindah posisi.
◦ Medikamentosa
Amlodipin 5 mg 1x1 (0-0-1)
Ranitidin 150 mg 2x1
Paracetamol 3x1
Betahistin 3x1
Ilusi terhadap gerakan atau rasa bergerak dari
tubuh.
Berasal dari bahasa latin “vertere” memutar
Gangguan keseimbangan dinyatakan sebagai
pusing, pening, sempoyongan rasa seperti
melayang atau dunia seperti berjungkir balik.
Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau
lingkungan sekitarnya
Persepsi Berdasarkan
gerakan letak lesi
Vertigo
Vertigo Vertigo Vertigo
non
vestibula vestibula vestibula
vestibula
r r perifer. r sentral.
r
Vertigo Vertigo non
vestibular. vestibular.
Disebabkan :
Disebabkan :
• BPPV
• polineuropati
• Meniere’s Disease
•artrosis servikalis
• neuritis vestibularis,
• trauma leher
• Labirinitis
• presinkop
• obat ototoksik
• hipotensi ortostatik
• Autoimun
• hiperventilasi
• tumor nervus VIII
• tension headache
• microvaskular
• penyakit sistemik
compression
• dll
• dll
BPPV adalah penyebab vertigo dengan prevalensi 2,4 %
dalam kehidupan seseorang Prevalensi ↑ setiap tahun
dengan meningkatnya usai 7x / usia > 60 tahun. W > Lk
Perifer
• timbulnya mendadak setelah perubahan posisi kepala
• rasa berputar yang berat
• mual atau muntah dan keringat dingin
• Bisa disertai gangguan pendengaran berupa tinitus, atau ketulian,
• tidak disertai gejala neurologik fokal seperti hemiparesis, diplopia,
perioralparestesia, paresis fasialis.
sentral
• timbulnya lebih lambat, tidak terpengaruh oleh gerakan kepala
• Rasa berputarnya ringan
• jarang disertai rasa mual dan muntah
• tidak disertai gangguan pendengaran.
• Gejala neurologik fokal seperti hemiparesis, diplopia,
perioralparestesia, paresis fasialis.
Anamnesis
Vertigo non
vestibular.
Beberapa teori
◦ Teori rangsangan berlebihan (Overstimulation)
Overstimulation hiperemi kanalis semisirkularis
fungsinya terganggu timbul vertigo,
nistagmus, mual dan muntah.
◦ Teori neural mismatch
otak mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan
tertentu.
Jika suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak
sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan
timbul reaksi dari Susunan saraf otonom , dan jika
berulang adaotasi tidak lagi timbul gejala
◦ teori neurohumoral
Teori histamin, dopamin dan serotonin menekanan
peranan neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi
susunan saraf otonom vertigo
◦
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik umum dan pemeriksaan neurologis.
Mual/muntah/keringatan ++ +
◦ Kalsium antagonis
Cinnarizine (Dosis biasanya ialah 15-30 mg, 3 kali
sehari atau 1x75 mg sehari.)
Vertigo pada pasien perlu pemantauan untuk mencari
penyebabnya kemudian dilakukan tatalaksana sesuai
penyebab.
◦ Konseling dan Edukasi
◦ Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam
mencari penyebab vertigo dan mengobatinya sesuai
penyebab.
◦ Mendorong pasien untuk teratur melakukan latihan
vestibular.
Kriteria Rujukan
◦ Vertigo vestibular tipe sentral harus segera dirujuk.
◦ Tidak terdapat perbaikan pada vertigo vestibular setelah
diterapi farmakologik dan non farmakologik.
Pada BPPV, prognosis umumnya baik, namun
BPPV sering terjadi berulang.