Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SPD 1431
Sub Bahasan
BATANG TARIK
Tujuan Pembelajaran :
• Mengetahui Perilaku Keruntuhan Batang Tarik
• Melakukan Proses Desain Penampang Suatu Komponen Struktur Tarik
Tu Tn
Bila Kondisi Leleh yang menentukan , maka tahanan nominal, Tn dari batang
tarik memenuhi persamaan :
Tn = Ag fy
Tn = Ae fu
Luas netto penampang batang tarik tidak boleh diambil lebih besar daripada
85% luas brotonya,
An 0,85 Ag
Contoh :
Hitung luas netto, An dari batang tarik berikut ini, baut yang digunakan berdiameter
19 mm, lubang dibuat dengan metode punching
Lubang baut 19 mm
T T
Pelat 6 x 100 mm
Solusi :
Luas Kotor, Ag = 6 x 100 = 600 mm2
Lebar lubang = 19 + 2 = 21 mm
T U T
JAWAB :
JAWAB :
Ukuran lubang = 16 + 2 = 18 mm
Potongan 1 : An = 3220 – 2(18)(11,5) – 8,5(18) = 2653 mm2
Potongan 2 : An = 3220 – 2(18)11,5) – 2(18)(8,5)+ ((502)(11,5+8,5)/2))/(4x
71,5) + ((502)(8,5)/2))/(4x100) = 2640,54 mm2
Periksa terhadap syarat An 0,85 Ag
0,85 Ag = 0,85 x (3220) = 2737 mm2
Jadi Ag minimum adalah 2640,54 mm2
Kinerja batang tarik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi yang
penting di cermati adalah sambungan karena sambungan akan
memperlemah batang tersebut. Efisiensi sambungan merupakan fungsi dari
daktilitas material, jarak antar alat pengencang, konsentrasi tegangan pada
lubang baut serta shear lag.
Shear lag terjadi bila komponen batang tarik hanya disambung sebagian saja.
Salah satu mengatasi shear lag adalah dengan memperpanjang sambungan,
Shear lag diistilahkan menjadi luas netto efektif yang dinyatakan sebagai
berikut :
Ae = U. An
1. Bila gaya tarik disalurkan hanya oleh las memanjang ke elemen bukan
pelat atau oleh kombinasi las memanjang dan melintang, maka Ae = Ag
2. Bila gaya tarik disalurkan oleh las melintang saja :
Ae = luas penampang yang disambung las ( u = 1 )
3. Bila gaya tarik disalurkan ke elemen pelat oleh las memanjang sepanjang
kedua sisi bagian ujung elemen : Ae = u Ag
JAWAB :
Kondisi leleh : Tn = Ag. fy = 0,9 (150)(250) = 33,75 ton
Kondisi fraktur :
1,5w = 225 mm > L = 200 mm > w = 150 mm u = 0,75
Ae = u. An = 0,75 (10)(150) = 1125 mm2
Tn = Ae fu = 0,75 (1125)(410) = 34,6 ton
Jadi tahanan tarik rencana dari komponen struktur adalah = 33,75 ton
Elemen plat tipis menerima beban tarik, dan disambungkan dengan alat
pengencang, tahanan dari komponen tarik tersebut kadang ditentukan oleh
kondisi batas sobek atau sering disebut geser block. Pada gambar dibawah
profil siku yang mengalami sobek pada potongan a-b-c, bagian ini sobek .
Geser blok merupakan penjumlahan tarik leleh pada irisan dengan geser
fraktur pada irisan lainnya yang saling tegak lurus. Dan tahanan nominal tarik
dalam keruntuhan geser blok pada persamaan :
2. Geser fraktur – Tarik Leleh ( fu. Ant < 0,6. fu. Anv )
Tn = 0,6 fu. Anv + fy. Agt
JAWAB :
Kondisi leleh : Tn = Ag fy = 0,9(1920)240) = 41,472 ton
Kondisi Fraktur :
An1 = 1920 – 10(16+2) = 1740 mm2 ( 90,6%Ag)
An2 = 1920 – 2(10)(16+2) + (502x10) / 4x40= 1716,25 mm2 ( 89,4%Ag)
An menentukan = 85% Ag = 0,85 x 1920 = 1632 mm2
U = 1 – x/L = 1 – 28,2 / 4x50 = 0,86
Ae = u. An = 0,86 x 1632 = 1403,52 mm2
Tn = Ae fu = 0,75 (1403,52)370 = 38,95 ton jadi tahanan rencana ,
Td=38,95 ton
Td > Tu = 1,2D+1,6L 38,95 = 1,2D + 1,6 (3D) = 6D diperoleh D=6,49 ton
dan L = 19,47 ton. Beban kerja, D + L = 6,49 + 19,47 = 25,96 ton
Untuk Mengurangi problem yang terkait dengan lendutan besar dan vibrasi,
maka komponen struktur tarik harus memenuhi syarat kekakuan. Syarat ini
berdasarkan pada rasio kelangsingan, = L/r, dengan, nilai diambil
maksimum 240 untuk batang tarik utama, dan 300 untuk batang tarik sekunder
Pada umumnya lubang pada batang tarik digunakan oleh alat pengecang,
baut atau paku keling untuk mentranfer gaya dari suatu batang ke batang tarik
yang lainnya. Anggapan dasar alat pengencang dengan ukuran yang sama
akan menyalurkan gaya yang sama besarnya bila diletakan secara simetri
terhadap garis netral komponen struktur tarik.