Anda di halaman 1dari 54

PELAKSANAAN

PENGADAAN TANAH
BAGI PEMBANGUNAN
UNTUK KEPENTINGAN UMUM
PELAKSANAAN PENGADAAN
TANAH BAGI PEMBANGUNAN
UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Drs. I WAYAN BANI


Kepala Bidang Pengadaan Tanah
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Dasar Hukum Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum

1. UU Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi


Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

2. Perpres Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perubahannya:


Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan • Perpres No. 40/2014
Umum • Perpres No. 99/2014
• Perpres No. 30/2015
• Perpres No. 148/2015

3. Perka BPN Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Perubahannya:


Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi • Permen ATR/KaBPN
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Nomor 6 Tahun 2015
• Permen ATR/KaBPN
Nomor 22 Tahun 2015
Dasar Hukum Pendanaan, Pajak, dan Biaya Operasional

1. PP Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan


Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan, Dan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli Atas Tanah Dan/Atau Bangunan Beserta
Perubahannya

2. PMK Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Biaya Operasional Dan Pendukung Perubahannya:
Pengadaan Tanah Melalui Anggaran APBN PMK Nomor 10 Tahun 2016

3. PMK Nomor 219/PMK.01/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja


Lembaga Manajemen Aset Negara

4. Perpres No. 102 Tahun 2016 tentang Pengadaan Tanah Bagi Tindak Lanjut:
Pembangunan untuk Kepentingan Umum Dalam Rangka Proyek PMK Nomor 21 / Pmk.06 / 20 1 7
Strategis Nasional Tentang Tata Cara Pendanaan
Pengadaan Tanah Bagi Proyek Strategis
Nasional Dan Pengelolaan Aset Hasil
Pengadaan Tanah Oleh Lembaga
Manajemen Aset Negara (LMAN)

5. Permendagri Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Biaya Operasional Dan


Pendukung Anggaran Pengadaan Tanah APBD Prov/Kab/Kota

6. Surat Menteri ATR/Ka Bpn Nomor 3061/2.1/Vii/2016 Tanggal 1 Juli


2016 Perihal Ketentuan Pengelolaan Biaya Satgas A Dan B Dalam
Rangka Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum
Dasar Hukum Penyelesaian Permasalahan

1. Perma Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pedoman Beracara Dalam Sengketa


Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pada Peradilan
Tata Usaha Negara

2. Perma Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan dan
Penitipan Ganti Kerugian Ke Pengadilan Negeri Dalam Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

3. Permen ESDM Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Penyelesaian Teknis Terhadap


Tanah, Bangunan, Dan/Atau Tanaman Yang Dikuasai Masyarakat Pada
Kawasan Hutan Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan
Dasar Hukum Proyek Srategis Nasional

1. Perpres Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Perubahannya:


Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional • Perpres Nomor 58 Tahun
2017
• Perpres Nomor 56 Tahun
2018
2. Perpres Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
3. Perpres Nomor 56 Tahun 2017 Tentang Penanganan Perpres 62 Tahun 2018
Dampak Sosial Kemasyarakatan Dalam Rangka Tentang Penanganan
Penyediaan Tanah Untuk Proyek Strategis Nasional Dampak Sosial Dalam
Rangka Pengadaan Tanah
Untuk PSN dan Non PSN
4. Inpres Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Dasar Hukum Penilaian

1. Standar Penilaian Indonesia (SPI) 306 jo SPI 204 Tentang Penilaian Terhadap
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN
UNTUK KEPENTINGAN UMUM

DIATAS 5 HA
dilaksanakan sesuai tahapan Perpres No 71 Tahun 2012

DIBAWAH 5 HA
Dasar : Pasal 121 Perpres No 40 Tahun 2014
Pasal 34 Perpres No 4 Tahun 2016 (untuk
pembangungan infrastruktur ketenagalistrikan)

DAPAT dilaksanakan langsung oleh instansi yang


memerlukan tanah
(jual beli, tukar-menukar, hibah, bentuk lain yang disepakati)
Dalam hal tertentu / dianggap perlu, dapat dilaksanakan dengan
tahapan sebagaimana UU 2/2012
PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM YANG LUASNYA
TIDAK LEBIH DARI 5 (LIMA) HEKTAR

PENGANGGARAN RKA-K/L DIPA

• Tanpa Penetapan Lokasi


PERENCANAAN Proposal/ Site Plan
• Penyusunan Proposal

- Kesesuaian RTRW - Rekomendasi RTRW


- Penentuan/Survey lokasi - Lokasi yg sesuai
PERSIAPAN - Persetujuan pemilik
- Pertemuan pemilik tanah tanah

PELAKSANAAN Jual beli/ Tukar Menukar/ Hibah Peralihan Hak

Penilaian oleh Appraisal


Nilai Objek Pengadaan
PENILAIAN
Tanah

Pelepasan hak notariil


PELEPASAN HAK Pembayaran Ganti Rugi maupun di depan kepala
kantor
• Pengukuran
PENSERTIPIKATAN • Tim Peneliti Sertipikat
• Proses pensertipikatan
DILAKSANAKAN OLEH / DIMILIKI OLEH
PEMERINTAH
1. INSTANSI PEMERINTAH (APBN)
2. PEMERINTAH DAERAH (APBD)

DILAKSANAKAN SECARA LANGSUNG (JUAL BELI, HIBAH, TUKAR MENUKAR

PROGRAM STRATEGIS NASIONAL

UNDANG – UNDANG 2 TAHUN 2012


01 TAHAPAN PERENCANAAN PENGADAAN TANAH
UNTUK KEPENTINGAN UMUM 02 TAHAPAN PERSIAPAN
DOKUMEN
PERENCANAAN 3hr+20 hr +
10 hr
TIDAK LENGKAP 2 hr 30 hr

SOSIALISASI
INSTANSI YANG DOKU LENGKAP TIM KEPADA PIHAK YG
GUBERNUR BERHAK DAN
MEMERLUKAN TANAH MEN PERSIAPAN
PENDATAAN AWAL
30 hr
DITOLAK 14 hr
3 hr
14 hr SETUJU TIM KAJIAN 30 hr 60 hr
DIBATALKAN
KEBERATAN KEBERATAN
30 hr 30 hr
Putusan MA MENOLAK KONSULTASI KONSULTASI
lanjut/tidak Gugatan ke MA Gugatan PTUN 14 hr PUBLIK ULANG PUBLIK
7 hr
SK PENETAPAN
PENGUMUMAN
LOKASI SETUJU
14 hr DIUMUMKAN 14 HARI
7 hr
2 hr 30 hr

3 hr DAFTAR
PERMOHONAN PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN INVENTARISASI
PELAKSANA PT
NOMINATIF &
KE KANWIL BPN SATGAS A & B & IDENTIFIKASI
PETA BIDANG
PENYERAHAN
HASIL 2 hr 2 hr 14 hr
KEBERATAN PENGADAAN
14 hr
PENILAI OLEH
7 hr VERIFIKASI 14 hr INSTANSI
KANTAH
PELEPASAN HAK MUSYAWARAH PENAKSIRAN PENETAPAN
PEMBERIAN SETUJU
DIHADAPAN GANTI RUGI PENILAI OLEH
KAKANTAH
GANTI RUGI SETUJU GANTI
BENTUK
min 2 OLEH PENILAI KETUA PPT
RUGI hr
04 SETUJU
SETUJU
30 hr 30 hr 30 hr
TAHAPAN TIDAK SETUJU
TIDAK SETUJU
PENYERAHAN
HASIL
MA PN
JW putusan 30 hr REVIU 03 TAHAPAN PELAKSANAAN
TIDAK SETUJU, TITIP
JW putusan 30 hr BPKP
LMAN
TAHAPAN PERENCANAAN
ISI DOKUMEN PERENCANAAN
1. Maksud dan tujuan rencana pembangunan
2. Kesesuaian dengan RTRW dan Prioritas pembangunan
3. Letak tanah
4. Luas tanah yang dibutuhkan
5. Gambaran umum status tanah
6. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah
7. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan
8. Perkiraan nilai tanah
9. Rencana penganggaran
DIDASARKAN PADA :

STUDI KELAYAKAN
1. Survey sosial ekonomi
1. RTRW (Nasional, Prov, Kab/Kota)
2. Kelayakan lokasi
2. Prioritas Pembangunan
3. Analis biaya dan manfaat
- Rencana Pembangunan Jangka
pembangunan bagi wilayah dan
Menengah
masyarakat
- Rencana Strategis
4. Perkiraan nilai tanah
- Rencana Kerja Pemerintah/Instansi
5. Dampak lingkungan dan dampak
Yang Bersangkutan
sosial yang mungkin timbul
6. Studi lain yang dibutuhkan
TAHAPAN PERSIAPAN
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (1)

Pembentukan TIM Tugas Tim Persiapan


1.TIM Persiapan 1. Pemberitahuan Rencana Pembangunan
a) Instansi terkait 2. Pendataan Awal Lokasi
b) Bupati/ walikota 3. Konsultasi Publik/ Konsultasi Publik Ulang
c) Instansi yang memerlukan tanah 4. SK Penetapan Lokasi
d) Saturan Kerja Perangkat Daerah Provinsi 5. Pengumuman penetapan Lokasi
Terkait 6. Keberatan Pihak Yang Berhak
2.TIM Kajian Keberatan 7. Kajian TIM
a) Sekretaris Daerah Provinsi 8. Diterima/ Ditolak Gubernur
b) Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi 9. Keberatan Melalui PTUN
c) Instansi di Bidang Perencanaan 10. Kasasi melalui MA
Pembangunan Daerah 11. Penetapan Lokasi
d) Kakanwil KUMHAM 12. Pemindahan Lokasi
e) Bupati/ Walikota/ yang ditunjuk 13. Penetapan Lokasi Berlaku 2 Tahun Dapat
f) Akademisi Diperpanjang 2 Tahun
3. Sekretariat Provinsi 14. Durasi Maksimal 207 Hari
4. Pendelegasian Persiapan Pengadaan
Tanah kepada Bupati/ Walikota
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (2)

INPRES NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN


PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL

Diktum Kesembilan: Gubernur dan Bupati/Walikota


1. Wajib mendukung percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional di
wilayahnya masing-masing.
2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mendukung pengadaan tanah
dan percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional.
3. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikan kenaikan
harga terkait pengadaan tanah untuk percepatan pelaksanaan proyek strategis
nasional.
4. Melakukan evaluasi dan revisi atas peraturan daerah yang menghambat
dan/atau menimbulkan biaya tinggi pelaksanaan proyek strategis nasional.
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (3)

PEMBERITAHUAN RENCANA PEMBANGUNAN


1. Maksud dan tujuan rencana pembangunan;
2. Letak tanah dan luas tanah yang dibutuhkan;
3. Tahapan rencana pengadaan tanah;
4. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pengadaan tanah;
5. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
6. Informasi lainnya yang dianggap perlu;
7. Pemberitahuan disampaikan secara langsung, kepada
masyarakat melalui sosialisasi, tatap muka, dan surat
pemberitahuan
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (4)

1. Dilaksanakan di kantor kelurahan atau desa


2. Undangan diberikan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum konsultasi
publik dilaksanakan
KONSULTASI PUBLIK
3. Tim persiapan menjelaskan maksud dan tujuan rencana
pembangunan, tahapan pengadaan tanah, peran penilai dalam
menentukan nilai ganti rugi, dsb
4. Konsultasi publik dilakukan secara dialogis

1. Penetapan lokasi dilakukan oleh gubernur berdasarkan hasil


PENETAPAN LOKASI kesepakatan
PEMBANGUNAN 2. Gubernur menetapkan perpanjangan 1 tahun (Non PSN) 2 tahun
(PSN), apabila tidak diperpanjang maka terhadap sisa tanah diproses
ulang dari tahap perencanaan

1. Gubernur bersama Instansi yang memerlukan tanah mengumumkan


Penetapan Lokasi Pembangunan memuat nomor dan tanggal keputusan
PENGUMUMAN Penetapan Lokasi, peta lokasi, maksud dan tujuan pembangunan, letak dan
PENETAPAN LOKASI luas tanah yang dibutuhkan, perkiraan jangka waktu Pengadaan Tanah
PEMBANGUNAN termasuk waktu pembangunannya
2. Tata cara dan pelaksanaan pengumuman, tempat, media massa,
pengumuman selama 7 (tujuh) hari kerja (diatur secara rinci)
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (5)

PENDATAAN AWAL LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN


Kegiatan:
1. Pengumpulan data awal pihak yang berhak dan obyek
pengadaan tanah.
2. Pasal 17 Perpres 71/2012, Pihak yang berhak terdiri dari:
a. Perseorangan
b. Badan hukum
c. Badan sosial
d. Badan keagamaan
e. Instansi pemerintah
3. Pihak yang berhak meliputi:
a. Pemegang atas tanah  Perseorangan atau badan hukum
b. Pemegang HPL  Instansi Pemerintah dan Badan Hukum
c. Nadzir untuk tanah wakaf  dilakukan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan di bidang wakaf
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (6)

d. Pemilik tanah bekas milik adat, dibuktikan dengan:


1) Petuk pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, ketitir, Verponding Indonesia
atau alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga;
2) Akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan dengan tanda
tangan oleh kepala adat, lurah, kepala desa atau nama lain sebelum
berlakunya PP No. 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah dengan
disertai alas hak yang dialihkan;
3) Surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan peraturan
Swapraja bersangkutan;
4) Surat keputusan hak milik dari pejabat yang berwenang, baik sebelum
ataupun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, yang tidak disertai
kewajiban untuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah
dipenuhi semua kewajiban yang disebut di dalamnya;
5) Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan disertai dengan alas hak yang
dialihkan.
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (7)

e. Masyarakat hukum adat, yang diakui keberadaannya setelah


dilaksanakan penelitian dan ditetapkan dengan Perda setempat:
1) terdapat sekelompok orang yang masih terikat oleh tatanan
hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan
hukum adat tertentu, yang mengakui dan menerapkan
ketentuan persekutuan tersebut dalam kehidupannya sehari-
hari;
2) terdapat tanah ulayat tertentu yang menjadi lingkungan
hidup para warga persekutuan hukum adat tersebut dan
tempatnya mengambil keperluan hidupnya sehari-hari;
3) terdapat tatanan hukum adat mengenai pengurusan,
penguasaan dan penggunaan tanah ulayat yang berlaku dan
ditaati oleh para warga persekutuan hukum adat tersebut.
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (8)

f. Pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad baik, yang dibuktikan
dengan:
1) Sertipikat hak atas tanah yang telah berakhir jangka waktu haknya;
2) Surat sewa menyewa tanah;
3) Surat keputusan penerima obyek tanah landreform;
4) Surat ijin garapan/ membuka tanah; atau
5) Surat penunjukan/ pembelian kavling tanah pengganti.

g. Pemegang dasar penguasaan hak atas tanah, dengan alat bukti


penguasaan, berupa:
1) Akta jual beli hak atas tanah yang sudah bersertipikat yang belum
dibalik nama;
2) Akta jual beli atas hak milik adat yang belum diterbitkan sertipikatnya;
3) Surat ijin menghuni;
4) Risalah lelang; atau
5) Akta ikrar wakaf, akta pengganti ikrar wakaf, atau surat ikrar wakaf.
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (9)

h. Pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan dengan


tanah, yang dibuktikan dengan:
1) Ijin Mendirikan Bangunan dan bukti fisik bangunan;
2) Surat Pernyataan Penguasaan Fisik;
3) Bukti tagihan atau pembayaran listrik, telepon, atau perusahaan
air minum, dalam 1 (satu) bulan terakhir.
Pendapat Penegak Hukum dan Ahli Kurun Waktu Penguasaan Tanah
Terkait Penguasaan Atas Tanah Negara Negara Menurut Peraturan
Pasal 23 Perpres No. 71 Tahun 2012, yang dimaksud : Perundang-Undangan
“secara turun-temurun dalam kurun waktu tertentu” : yaitu selama
20 tahun secara berturut-turut.
“tidak melanggar Peraturan Perundang-undangan” : harus mendapat Pasal 24 ayat (2) PP No. 24
izin dari Negara dalam hal ini Menteri Agraria atau Pejabat yang
ditunjuk. Tahun 1997 :
- 20 Tahun
Pasal 26 Perpres No. 71 Tahun 2012 : - Itikad Baik
Dalam hal bukti kepemilikan atau penguasaan sebidang tanah - Tidak dipermasalahkan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dan pasal 23 tidak ada, oleh masyarakat
pembuktian kepemilikan atau penguasaan dapat dilakukan dengan
bukti lain berupa pernyataan tertulis dari yang bersangkutan dan
Pasal 5 Perpres Nomor 62
keterangan yang dapat dipercaya dari paling sedikit 2 (dua orang Tahun 2018 :
saksi dari lingkungan masyarakat setempat yang tidak mempunyai - 10 Tahun
hubungan keluarga yang bersangkutan sampai derajat kedua, baik - Itikad Baik
dalam kekerabatan vertikal maupun horisontal, yang menyatakan - Tidak diganggu gugat dan
bahwa yang bersangkutan adalah benar sebagai pemilik atau diakui oleh pemilik dan
menguasai sebidang tanah tersebut. luran
“tidak ada” diartikan Surat Ijin Garapan
pernah ada tetapi hilang, sehingga tidak
cukup dibuktikan dengan Surat Pernyataan,
apalagi belum dikuasai selama 20 tahun
secara berturut-turut

Perkaban No. 5 Tahun 2012 Pasal 16 ayat (2) huruf a, hanya mengatur untuk
Pasal 21 ayat (2) dan Pasal 24 ayat (2) Perpres No. 71 Tahun 2012.
Tidak termasuk Pasal 23 ayat (a), terkait jika dengan bukti
penguasaan/kepemilikan tanah yang “tidak ada”
Tanah Timbul
Permen ATR/BPN Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penataan Pertanahan
di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil :
Pasal 1 angka 8
“Tanah timbul adalah deretan yang terbentuk secara alami karena
proses pengendapan di sungai, danau, pantai, dan atau pulau timbul
serta penguasaan tanahnya dikuasai oleh negara”

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


Pasal 15
(1) Tanah timbul merupakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara;
(2) Tanah timbul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tanah yang timbul pada pesisir
laut, tepian sungai, tepian danau dan pulau;
(3) Tanah timbul dengan luasan paling luas 100 m2 (seratus meter persegi) merupakan milik
dari pemilik tanah yang berbatasan langsung dengan tanah timbul dimaksud;
(4) Terhadap tanah timbul yang luasnya lebih dari 100 m2 (seratus meter persegi) dapat
diberikan Hak Atas Tanah dengan ketentuan :
a. Penguasaan dan pemilikan tanah timbul harus mendapat rekomendasi Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
b. Penggunaan dan pemanfaatannya sesuai dengan arahan peruntukannya dalam rencana
tata ruang wilayah provinsi/kabupaten/kota, atau rencana zonasi wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil.
TAHAPAN PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
1. Penyiapan pelaksanaan
2. Inventarisiasi dan Identifikasi
3. Pengumuman
4. Verifikasi Peta Bidang dan Daftar Nominatif
5. Pengadaan Peniliai Pertanahan
6. Penaksiran Ganti Kerugian
7. Pemberitahuan Besarnya Ganti Kerugian dan Musyawarah Bentuk
Ganti Kerugian
8. Validasi
9. Pembayaran Ganti Kerugian dan Pelepasan Hak
10. Penitipan Uang ganti kerugian ke Pengadilan
11. Penyerahan Hasil
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI
A. Pembekalan kepada Anggota Pelaksana Pengadaan tanah dan Anggota Satgas A dan Satgas B

Materi yang harus disiapkan sekretariat:


• Daftar hadir tamu undangan, Panitia Pelaksana, Satgas A dan Satgas B
• Daftar penerima SK Satgas A dan Satgas B
• Daftar penerima peralatan kerja Satgas A dan Satgas B
• Penandatanganan Pakta Integritas
• Uraian tugas Satgas A dan Satgas B
• Lebel nama/ ID Card
• Sarana/prasarana lain

B. Pemberitahuan rencana akan dimulainya kegiatan inventarisasi dan identifikasi kepada


kepada warga/pihak yang berhak
• Dilakukan secara tertulis dan tatap muka
• Tugas Satgas A dan Satgas B bersama Kepala Desa setempat untuk menyampaikan kepada pihak yang berhak
tentang rencana pelaksanaan (Pasal 55 huruf a s/d q Perpres 71/2012 dan Pasal 9 ayat 1 s/d 3 Perkaban
5/2012)
Pasal 55 Perpres 71/2012satuan tugas melakukan persiapan pelaksanaan pengadaan tanah yang meliputi
kegiatan:
1) Penyusunan rencana jadwal kegiatan
2) Penyiapan bahan
3) Penyiapan peralatan teknis
4) Koordinasi dengan perangkat Kecamatan dan Lurah/kepala Desa dan Panitia
5) Penyiapan Peta Bidang Tanah
6) Pemberitahuan rencana dan jadwal pengukuran dan pelaksanaan pengumpulan data pihak yang berhak
dan obyek pengadaan tanah
7) Biaya Satgas A dan Satgas B perlu disampaikan atau tidak
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI
A. Penyerahan Peta Bidang dan Daftar Nominatif hasil inventarisasi dan identifikasi dari Satgas
A Satgas B kepada Ketua Pelaksana

• Evaluasi pekerjaan Satgas A dan Satgas B setiap minggu


• Menyiapkan Solusi dan Penyelesaian hambatan/permasalahan di lapangan
• Membuat rekapitulasi hasil inventarisasi dan identifikasi Satgas A dan Satgas B
No Data/ Data Awal Hasil Identifikasi & Hasil Akhir
Lokasi Inventarisasi
Pihak yg Jumlah Pihak yg Jml. Bid. Jml. Bid. Satgas A Satgas B
berhak bidang berhak Satgas A Satgas B

• Membuat daftar/rekapitulasi tanah aset instansi yang menjadi obyek


No Nama Ins Lokasi Alas Hak Luas (m2) Penggunaan Ket
1 TNI AU Dn. Nglawang, HP. No. 3.237 Mess walet TNI AU
Ds. Jangkaran 4/Jangkaran TNI AU
L. = 3.045 m2
2 Pakualaman Dn. Nglawang, 198.553 Tanaman PAG
Ds. Jangkaran Semusim,
Tanaman
keras, kebun,
cemara udang
3 PLN Dn. Seling, Ds. HP. No. 1.329 Makam TKD
Kebonrejo 01/Kebonrejo Joleang
L. = 144 m2
PENGUMUMAN PETA BIDANG DAN
DAFTAR NOMINATIF
• DILAKUKAN DI 3 LOKASI :
a) KECAMATAN
b) KELURAHAN
c) LOKASI PENGADAAN TANAH

• DILAKUKAN PALING LAMA 14 HARI KERJA


MEMBERI KESEMPATAN KEPADA PIHAK YANG BERHAK UNTUK MENCERMATI DATA YANG
DIUMUMKAN DAN MENGAJUKAN KEBERATAN BILA DIRASA KURANG TEPAT

• VERIFIKASI
a) APABILA ADA PIHAK YANG BERHAK YANG KEBERATAN, MAKA SATGAS A DAN SATGAS B
AKAN MELAKUKAN VERIFIKASI
b) BILA KEBERATAN DITERIMA MAKA, DAFTAR NOMINATIF ATAU PETA BIDANG AKAN
DIBETULKAN.
c) BILA KEBERATAN DITOLAK, MAKA DIBUATKAN BERITA ACARA PENOLAKAN KEBERATAN
YANG DITANDATANGANI KETUA PELAKSANA
PENETAPAN PENILAI
Dasar: Daftar Nominatif dan Peta Bidang
Surat untuk mengadakan pengadaan penilai
INSTANSI YANG
KETUA PELAKSANA
Melaporkan hasil pemenang penilai MEMERLUKAN TANAH

SK PENETAPAN PENILAI
PERTANAHAN

1. Penilai Pertanahan melaksanakan penilaian dalam jangka waktu 30


hari kerja.
2. Melaksanakan koordinasi dengan Tim Pelaksana Pengadaan Tanah
apabila terdapat perbedaan daftar nominatif dan peta bidang
dilapangan.
3. Mendampingi Tim Pelaksana pada saat musyawarah.
PEMBERITAHUAN DAN MUSYAWARAH BESAR DAN
BENTUK GANTI KERUGIAN
KETUA PIHAK YANG
PENILAI BERHAK
BERITA ACARA PELAKSANA MUSYAWARAH

1. MUSYAWARAH  sepakat atau tidak sepakat akan dituangkan dalam Berita Acara
Kesepakatan
2. Pihak yang berhak yang belum sepakat dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari
dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri.
3. Untuk keberatan ke Pengadilan Negeri pihak yang berhak dapat mengajukan permohonan
kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah untuk menerbitkan salinan/kutipan BA
Musyawarah Ganti Rugi
4. Ketua Pelaksana dapat membentuk Tim Musyawarah Ganti Rugi yang terdiri dari unsur:
1) BPN
2) Appraisal
3) Satgas A dan B,
4) Pemerintah Daerah setempat
5. VALIDASI:
• Hasil musyawarah bentuk dan besarnya ganti rugi akan diolah, sehingga akan diketahui
berapa yang minta ganti kerugian berbentuk uang, tanah pengganti atau permukiman
kembali serta besaran nilai ganti kerugian dan validasi untuk konsinyasi bidang tanah
yang bersengketa/belum memberikan persetujuan.
• Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak surat Validasi, Instansi yang memerlukan tanah
diharapkan sudah dapat menyiapkan dana untuk pembayaran ganti kerugian
PEMBAYARAN GANTI RUGI DAN
PELEPASAN HAK ATAS TANAH
a. Naskah Berita Acara Pelepasan Hak dan kuitansi disiapkan oleh Sekretariat
Pelaksana Pengadaan Tanah
b. Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dapat membentuk Tim Pembayaran Ganti
Rugi yang terdiri dari unsur:
1. BPN 4. PEMERINTAH DAERAH
2. INSTANSI YG MEMERLUKAN TANAH 5. PIHAK PERBANKAN
3. KEPALA DESA 6. PIHAK KEAMANAN

c. TEKNIS PEMBAYARAN GANTI RUGI:


Meja 1 : Daftar Hadir Meja 4 : Penyerahan Asli Dokumen
Meja 2 : Pemeriksaan kelengkapan Meja 5 : Penandatanganan Kuitansi
dokumen
Meja 3 : Penandatangan Pelepasan Meja 6 : Administrasi
Hak keuangan/Perbankan
PELEPASAN ASET – SUBYEK HAK(1)

NO SUBYEK DASAR HUKUM PENYELESAIAN PELAKSANAAN

1 Tanah Instansi Pemerintah/TNI/Polri - Pasal 45 UU 2/2012 Tidak diberikan ganti rugi - Dilakukan oleh Pejabat yang berwenang
- Pasal 46 UU 2/2012 kecuali: atau yang diberi pelimpahan kewenangan
- Pasal 47 UU 2/2012 Obyek Pengadaan Tanah - Bentuk ganti rugi Tanah/Bangunan atau
telah berdiri bangunan Relokasi
yang digunakan secara - Pelepasan dilaksanakan 60 hari kerja sejak
aktif untuk Penlok
penyelenggaraan tugas - Apabila pelepasan belum selesai dalam
pemerintah waktu 60 hari, tanahnya dinyatakan telah
dilepaskan dan menjadi tanah negara dan
langsung digunakan untuk pembangunan

2 Tanah BUMN/BUMD - UU 2/2012 Obyek Pengadaan Tanah - Pemberitahuan kepada Direksi


- Pasal 45, Pasal 46, dan yang dimiliki/dikuasai BUMN/BUMD
Pasal 47 UU 2/2012 BUMN/BUMD - Tanpa RUPS/Ijin DPRD
- Bentuk Ganti Rugi
a. Uang
b. Tanah pengganti
c. Pemukiman Kembali
d. Kepemilikan saham
e. Bentuk lain yang disepakati

3 Tanah Kas Desa - UU 2/2012 Obyek Pengadaan Tanah - Ijin dari Bupati/Walikota persetujuan
- Pasal 45, Pasal 46, dan Kas Desa Gubernur
Pasal 47 UU 2/2012 - Bentuk ganti rugi
- PMDN 1/2016 a. Tanah/bangunan
b. Relokasi
- Uang (harus mendapat ijin dan persetujuan
Gubernur)
PELEPASAN ASET – SUBYEK HAK(2)

NO SUBYEK DASAR HUKUM PENYELESAIAN PELAKSANAAN

4 Tanah Wakaf - Pasal 17 Perpres 71/2012 Pelepasan/ganti rugi - Koordinasi dengan Badan Wakaf Indonesia
- Perpres 42/2006 tanah wakaf sesuai setempat
ketentuan perundang- - Bentuk ganti rugi
undangan tentang wakaf a. Tanah
b. Bangunan
c. Relokasi
d. Uang (setelah mendapat persetujuan
Badan Wakaf Indonesia)

5 Tanah Kehutanan - Perpres 4/2016 - Sesuai RTRW (diluar - Pelepasan Kawasan Hutan/APL
- Permen ESDM 33/2016 kawasan hutan) - Pinjam-pakai Kawasan
- Dalam Kawasan - Tanam/Tumbuh Bangunan
Hutan - Penyelesaian teknis tanah, bangunan
dan/atau tanaman yang dikuasai
masyarakat dalam kawasan hutan

6 Tanah Ulayat UU 2/2012 - Masyarakat Hukum - Perda tanah ulayat


Pasal 22 Adat harus memenuhi - Bentuk ganti rugi
Pasal 17 persyaratan (Pasal a. Tanah/bangunan
22) b. Relokasi
- Masyarakat Hukum
Adat keberadaannya
setelah dilaksanakan
penelitian dan
ditetapkan dengan
perda setempat

7 Tanah Makam - Tanah Kas Desa Sesuai PMDN 1/2016


- Tanah Wakaf -Bentuk penyelesaian relokasi
- Tanah Instansi (pembangunan pemakaman kembali)
-Koordinasi dengan Dinas
Pemakaman/Kepala Desa/Ahli Waris
TAHAPAN PENYERAHAN HASIL
PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH
1. Penyerahan hasil Pengadaan Tanah (paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak pelepasan hak
Objek Pengadaan Tanah);
2. Berita Acara Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah;
3. Pendaftaran/ pensertifikatan (paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penyerahan hasil);
4. Pelaksanaan Pembangunan;
5. Dokumen yang diserahkan:
• Dokumen 1 : Dokumen perencanaan
• Dokumen 2 : Dokumen tahapan persiapan
• Dokumen 3 : Dokumen Penyiapan pelaksanaan
• Dokumen 4 : Dokumen hasil inventarisasi dan identifikasi, pengumuman dan hasil
verifikasi
• Dokumen 5 : Penilai Pertanahan, Hasil Taksiran ganti kerugian
• Dokumen 6 : Dokumen Musyawarah ganti kerugian, Berita Acara Kesepakatan dan
Validasi
• Dokumen 7 : Dokumen pembayaran ganti kerugian, Berita Acara Pelepasan Hak dan
Kuitansi
• Dokumen 8 : Foto, Video
PERMASALAHAN PENGADAAN TANAH
INFRASTRUKTUR
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGADAAN TANAH

1 PENGADAAN TANAH UNTUK TANAH KEHUTANAN

2 MEKANISME PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN

3 PENOLAKAN MASYARAKAT

SUMBER DANA UNTUK PELAKSANAAN PENGADAAN


4
TANAH INFRASTRUKTUR PUPR

UPDATING DATA PENGADAAN TANAH BENDUNGAN


5
PSN

Secara garis besar, permasalahan


pengadaan tanah yang paling umum
ditemui dalam pelaksanaan pengadaan
tanah untuk infrastruktur PUPR termasuk ke
dalam 5 (lima) klasifikasi isu pengadaan tanah.
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGADAAN TANAH
• Keberadaan peraturan terkait batas-batas waktu pelaksanaan pengadaan tanah merupakan langkah
WAKTU PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
tepat dan baik sebagai upaya percepatan pengadaan tanah. PSN yang umumnya memiliki jangka
waktu target penyelesaian yang singkat menetapkan target waktu minimum untuk menyelesaikan
pekerjaan pengadaan tanah.

• Namun kondisi lapangan yang dinamis, serta banyaknya keterlibatan berbagai pihak dan kepentingan
turut menyumbang sulitnya penerapan peraturan tersebut.

• Adapun beberapa hal yang menjadi faktor keterlambatan pelaksanaan pengadaan tanah antara
lain:

1. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyelesaian permasalahan yang tidak tanggap dan
berlarut-larut;
2. Ketidaktersediaan dana yang cukup untuk melaksanakan ganti kerugian ataupun biaya
operasional;
3. Proses yang berulang diakibatkan data dan informasi pada tahap perencanaan tidak rinci dan tidak
tepat;
4. Ketidaksepakatan akan ganti kerugian antara pelaksana pengadaan tanah dengan pihak yang
berhak.
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGADAAN TANAH
PENDANAAN DAN GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH
1. SUMBER DANA GANTI KERUGIAN DENGAN DANA LMAN
→ Pemahaman terkait persyaratan dan legalitas ganti kerugian dengan menggunakan dana LMAN
→ Mekanisme ganti kerugian dengan menggunakan dana LMAN

2. BIAYA TAK TERDUGA, BIAYA PENDAMPINGAN DAN BIAYA OPERASIONAL


→ Sumber dana yang dapat digunakan
→ Legalitas pengeluaran dana untuk kebutuhan terkait
→ Mekanisme perencanaan anggaran yang tepat
→ Mekanisme koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait

3. BELUM TURUNNYA DANA PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN


→ Berdampak pada timbulnya protes dan penolakan warga
→ Berdampak pula pada potensi munculnya spekulan lahan
→ Membutuhkan pemahaman akan mekanisme penarikan dana yang tepat dan cepat

4. PENGHEMATAN DANA PENGADAAN TANAH UNTUK GANTI KERUGIAN


→ Tindakan yang perlu dilakukan apabila terjadi penghematan yang berakibat pada kekurangan dana ganti kerugian
→ Sumber dana alternatif yang dapat digunakan
→ Solusi dan proses terkait untuk mencegah terjadinya keterlambatan

5. PENGALIHAN PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN DARI PEMDA KEPADA PEMERINTAH PUSAT


→ Pemahaman terkait kewenangan dan legalitas pengalihan pembayaran
→ Sumber dana yang dapat digunakan
→ Langkah koordinasi yang perlu dilakukan
→ Mekanisme dan proses pengadaan tanah yang berkoordinasi dengan Pemda
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGADAAN TANAH

PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH SESUAI UU NO.2 TAHUN 2012


KETIDAKSIAPAN DOKUMEN PERENCANAAN PENGADAAN TANAH
Tidak rinci dan tidak tepatnya data yang disajikan dalam DPPT (Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah)
untuk pelaksanaan tahap pengadaan tanah selanjutnya mengakibatkan timbulnya hambatan dan
keterlambatan dengan adanya proses berulang untuk mendapatkan data yang tepat. Seringkali
berdampak besar pada pelaksanaan inventarisasi ataupun pengukuran.
KETIDAKPAHAMAN AKAN TAHAPAN PENGADAAN TANAH SESUAI UU NO. 2 TAHUN 2012
• Pelaksana pengadaan tanah seringkali melewati beberapa proses yang wajib untuk dilaksanakan;
• Pelaksana pengadaan tanah tidak melaksanakan dan menyimpan dokumen-dokumen yang diperlukan
dan dikumpulkan dengan baik, berdampak pada kebutuhan data tersebut ke depannya;
• Sering terjadi miskomunikasi dan miskoordinasi antara instansi yang memerlukan tanah dengan
pemerintah daerah, ATR/BPN, dan pihak-pihak lain yang berwenang dalam pelaksanaan pengadaan
tanah
PELAKSANAAN PROSES-PROSES PADA TIAP TAHAPAN PENGADAAN TANAH
• Pelaksanaan konsinyasi dan potensi konsinyasi yang cukup banyak
• Pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi berulang akibat keterbatasan dan ketidaktepatan data
• Pelaksanaan pengukuran, appraisal, dan pengumuman yang terhambat oleh pelaksanaan dari pihak
terkait
PERUBAHAN RENCANA, PENAMBAHAN KEBUTUHAN, DAN PEMBATALAN KEGIATAN
Kondisi lapangan yang dinamis beserta dengan kebutuhan-kebutuhan tambahan, serta arahan-arahan
langsung dari pimpinan seringkali berdampak pada adanya perubahan rencana dan penambahan
kebutuhan. Performa yang tidak baik serta keterbatasan-keterbatasan yang timbul dalam pelaksanaan
juga dapat berdampak pada adanya pembatalan kegiatan.
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGADAAN TANAH

→ Tanah Wakaf
Dalam keberjalanannya, pelaksanaan pengadaan tanah seringkali
→ Tanah Kas Desa
bersinggungan dengan berbagai pihak, terutama terkait kewenangan dan
→ Tanah Kehutanan
kepemilikan tanah. Dalam melaksanakan pengadaan tanah seringkali
→ Tanah TNI
bersinggungan dengan:
→ dll

PERMASALAHAN YANG UMUM DITEMUI :


→ Ketidakpahaman akan proses dan mekanisme penggantian SOLUSI
tanah K/L terkait
→ Meningkatkan koordinasi dan
→ Kesulitan dalam mengumpulkan data, informasi, dan status komunikasi secara berkala antara
tanah terkait pelaksana pengadaan tanah
dengan K/L terkait
→ Kesulitan pelaksanaan koordinasi dengan K/L terkait
→ Peningkatan kompetensi
pelaksana pengadaan tanah
melalui workshop dan sosialisasi
→ Keberjalanan birokrasi yang memakan waktu lama
pengadaan tanah
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGADAAN TANAH
PENGADAAN TANAH BERSINGGUNGAN DENGAN TANAH MASYARAKAT
OKUPASI MASYARAKAT DI PENOLAKAN OLEH KETIDAKJELASAN
TANAH NEGARA MASYARAKAT KEPEMILIKAN TANAH

Ketidakjelasan status tanah Penolakan umumnya ditemui Kepemilikan tanah yang


seringkali disebabkan adanya saat terjadi ketidaksepakatan terdaftar seringkali tidak
okupansi masyarakat di tanah akan jumlah ganti kerugian atau sesuai dengan masyarakat
negara, khususnya tanah diakibatkan ketidakpahaman yang menempati tanah
kewenangan Kementerian masyarakat akan proses tersebut, atapun tidak
Lingkungan Hidup dan pengadaan tanah sebelum diketahui keberadaan pemilik
Kehutanan. terjadinya kesepakatan atau tanah.
ganti kerugian
Keberadaan masyarakat di Hal tersebut berdampak pada
tanah negara berdampak pada Penolakan dapat berdampak sulitnya pelaksanaan
sulitnya pelaksanaan ganti kepada masyarakat inventarisasi hingga ganti
kerugian. menghalangi tim pelaksana kerugian.
pengadaan tanah bekerja.
FAKTOR KUNCI KESUKSESAN PENGADAAN TANAH
1. Perencanaan yang baik dan akurat
2. Kepastian ketersediaan Uang Ganti Rugi ataupun Biaya Operasional
Pelaksanaan Pengadaan Tanah
3. Tidak adanya penundaan waktu pelaksanaan
4. Tata kelola yang baik dalam pelaksanaan pengadaan tanah:
a) Rincian Anggaran Biaya Operasional
b) Rencana Jadwal Kegiatan
c) Kualitas Daftar Nominatif dan Peta Bidang
d) Kepatuhan terhadap jangka waktu pelaksanaan pengadaan
tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
5. Dokumen yang berkualitas terdiri dari
a) Peta Bidang dan Daftar Nominatif yang berkualitas
b) Pelepasan Hak dan Pembayaran Ganti Rugi
c) Dokumen Penyerahan Hasil
6. Sinergi dan koordinasi antar K/L dan pihak terkait lainnya
TUGAS DAN ANGGOTA P2T, SATGAS A DAN B

P2T

Unsur Keanggotaan: Tugas


1. Kepala Kantor Pertanahan 1. Penyiapan pelaksanaan
(Ketua) 2. Inventarisasi dan identifikasi
2. Kepala Seksi Pengadaan Tanah 3. Penetapan penilai
(Sekretaris) 4. Musyawarah penetapan bentuk
3. Anggota terdiri dari unsur: ganti
A. Dinas Pertanian/Pangan kerugian
B. Dinas PU/Perumahan 5. Pemberian ganti kerugian
C. Camat 6. Penitipan ganti kerugian
D. Lurah 7. Pelepasan objek pengadaan
tanah
8. Pemutusan hubungan hukum
antara pihak yang berhak
dengan objek pengadaan tanah
9. Pendokumentasian peta bidang,
daftar nominatif dan data
adiminstrasi pengadaan tanah
10. Penyerahan hasil pengadaan
TUGAS DAN ANGGOTA P2T, SATGAS A DANB

SATGASA

Unsur Keanggotaan: Tugas


1. Seksi infrastruktur 1. Pengukuran batas keliling lokasi
pertanahan pengadaan tanah
2. Seksi Survei, pengukuran 2. Pengukuran bidang perbidang
dan pemetaan 3. Menghitung, menggambar
bidang
perbidang dan batas keliling
4. Pemetaan bidang perbidang dan
batas keliling bidang tanah
TUGAS DAN ANGGOTA P2T, SATGASA DANB

SATGASB

Unsur Keanggotaan: Tugas


1. Kantor Pertanahan 1. Melaksanakan pengumpulan data tentang
2. Dinas PUPR/Perumahan nama, pekerjaan, dan alamat pihak yang
3. Dinas Pertanian/perikanan berhak
4. Staf kelurahan 2. NIK atau identitas diri pihak yang berhak
3. Bukti penguasaan dan/atau kepemilikan tanah,
bangunan, tanaman dan/atau benda yang
berkaitan dengan tanah
4. Letak tanah, luas tanah dan nomor identifikasi
bidang
5. Status tanah dan dokumennya
6. Jenis penggunaan dan pemanfaatan tanah
7. Penguasaan dan/atau kepemilikan tanah,
bangunan dan/atau benda lainya yang
berkaitan dengan tanah
8. Pembebanan hak atas tanah
9. Ruang atas dan ruang bawah tanah
ALUR INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI

INVENTARISASI

OUTPUT
PENGUKURAN TANAH PETABIDANG
(TANAH = 191BIDANG)

INVENTARISASI OUTPUT DAFTAR


BANGUNAN, NOMINATIF
(TANAH = 108
TANAMAN DAN BIDANG BANGUNAN
ASET LAINNYA = 139 UNIT)

APPRAISAL
PEMBERKASAN

REVIU BPKP
ALUR VERIFIKASI DOKUMEN OLEHBPKP

PPK
menyampaikan
Dokumen/berkas REVIU BPKP
Warga

TIDAKELIGIBLE
ELIGIBLE

VALIDASI BPN
TIDAKLENGKAP DATA TDK
SESUAI
DANOM
VERIFIKASI/PERSE
T UJUAN LMAN BPNREVISI DANOM

WARGAMELENGKAPI
BAYAR DOKUMEN

REVIU BPKP

REKOMENDASI
PEMBAYARAN
Kelengkapan Dokumen Review BPKP
No Dokumen warga per bidang Pribadi Badan
No Dokumen Umum tanah Usaha
1 Penetapan Lokasi 1 Copy Sertipikat Alas Hak (Sertipikat, √ √
AJB,
2 SKP2T, Satgas A dan B Girik, dll)
3 Peta Bidang 2 Copy KTP dan KK √ √

4 Daftar Nominatif 3 Copy SSP PBB √ √


4 Surat Pernyataan Menerima Hasil √ √
5 Laporan Hasil Appraisal Ukur
(dilengkapi materai 6000)
5 Surat Pernyataan Penguasaan Fisik √ √
(Sporadik) diketahui oleh lurah

6 Surat Pernyataan Tidak Sengketa √ √


diketahui
oleh Lurah
7 Surat Pernyataan Memiliki Bangunan √ √
atas persetujuan Pemilik Tanah yang
diketahui oleh Lurah (Jika Pemilik
Catatan: bangunan berbeda dengan pemilik
Apabila terdapat perbedaan lahan)
luasan antara pengukuran 8 Copy Akta Pendirian Perusahaan √
dengan Alas hak maka diperlukan 9 Copy AD/ART Perusahaan √
surat pernyataan Perbedaan
10 Copy SIUP √
luas yang di tandatangani oleh
tetangga yang bersebelahan. 11 Copy NPWP Perusahaan √
12 Copy SK Direktur Utama √
13 Surat Kuasa dengan Akta Notaris bila √
VERIFIKASILMAN

No Dokumen yang diverifikasi oleh LMAN

1 Copy Dokumen Identitas Warga (KTP dan KK)


2 Copy Daftar Nominatif
3 Copy Peta Bidang
4 Copy Laporan Penilaian Appraisal
5 Copy Surat Validasi BPN
6 Copy Laporan Reviu BPKP
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGADAAN TANAH
Perencanaan Persiapan Pelaksanaan Penyerahan Hasil
• Belum adanya standar • Sosialisasi tidak • Keterbatasan SDM untuk • Kesulitan dalam
dari Dokumen dilakukan secara efektif panitia pelaksana maupun identifikasi antara tanah
dan menyeluruh Satgas A dan Satgas B yang dibebaskan K/L.
Perencanaan
• Gubernur kurang • Data Awal tidak lengkap LMAN, atau Pemda
Pengadaan Tanah yang terinformasikan mengenai • Penguasaan tanah oleh • Kelengkapan/kerapihan
menjadi acuan status dan isu-isu/dampak penggarap dokumen khususnya pada
dari tanah yang dibebaskan • Pembebasan tanah pada kasus splitsing (pemisahan
• Kurang dilibatkannya • Ketidaksesuain antara trase Tanah Wakaf, Tanah Kas hak).
BPN dalam proses yang telah disepakati Desa, TAnah Instansi • Kurangnya fasilitas
dengan trase pada Penlok Pemerintah, dan TAnah pendukung (printer, mesin
perencanaan
yang diterbitkan BUMN/D fotokopi, dll) di beberapa
• Kurangya pendampingan • Banyaknya gugatan perdata tempat
pemerintah pusat kepada kepada PPK Pengadaan • Pemahaman masih belum
pemerintah daerah Tanah terhadap hasil merata diantara kantor
• Terdapat keraguan dari penetapan BPN;
pemerintah daerah untuk • Penolakan hasil appraisal • Kurang sinergiya antara
mengeluarkan Penlok dari masyarakat BPN dan PPK
dalam pelaksanaan • Perbedaan pemahaman • Keterbatasan dana untuk
pengadaan tanah dibawah diantara hakim dalam implementasi sertifikasi
5 hektar menangani kasus terkait
• Penlok yang membutuhkan pengadaan tanah
revisi karena pelaksanaan • Kejelasan ketentuan
terlambat atau adanya pembebasan lahan pada
ketidaksesuaian seperti tanah instansi seperti tanah
dengan RTRW atau rencana TNI, Perhutani, dan tanah
pengembangan lainnya aset pemerintah
• • Banyak dokumen yang
tidak lengkap dan sesuai
dengan kriteria sehingga
tidak dapat diganti LMAN 5
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai