Anda di halaman 1dari 71

BRONKOPNEUMONIA

dr.Maria Chrismayani
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan lokasi lesi di 3. Berdasarkan mikroorganisme
paru penyebab
• Pneumonia lobaris • Pneumonia bakteri
• Pneumonia lobularis (bronkopneumoni) • Pneumonia virus
• Pneumonia interstitialis • Pneumonia mikoplasma
2. Berdasarkan asal infeksi • Pneumonia jamur
• Pneumonia yang didapat dari 4. Berdasarkan karakteristik
masyarkat (community acquired penyakit
pneumonia = CAP) • Pneumonia tipikal
• Pneumonia yang didapat dari rumah • Pneumonia atipikal
sakit (hospital-based pneumonia) 5. Berdasarkan lama penyakit
• Pneumonia akut
• Pneumonia persisten
• Pneumonia lobularis
• Peradangan akut dari parenkim paru
pada bagian distal bronkiolus terminalis
dan meliputi bronkiolus respiratorius,
duktus alveolaris, sakus alveolaris, dan
alveoli.
• Konsolidasi area berbercak
Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru
dimana proses peradangannya ini menyebar
membentuk bercak-bercak infiltrat yang
berlokasi di alveoli paru dan dapat pula
melibatkan bronkiolus terminal.
Survey Kesehatan Nasional (SKN),
2010

Masalah
kesehatan
PNEUMONIA
utama pada
anak di
negara
berkembang
Survey Kesehatan Nasional (SKN),
2010
27,6 %,
kematian
bayi
Di Indonesia
disebabkan oleh
penyakit sistem
respiratori,
terutama
pneumonia.
22,8 %
kematian
balita
EPIDEMIOLOGI
•Insiden Bronchopneumonia di negara
berkembang hampir 30% pada anak-anak di
bawah umur 5 tahun dgn resiko kematian yg
tinggi,
•Sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan
angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada
anak di bawah umur 2 tahun.
Patofisiologi
Faktor Penyebab
Bronchopneumonia masuk
kedalam saluran pernafasan.

Inflamasi Broncus dan Alveoli


dengan ditandai oleh
penumpukan sekret.

Bila penyebaran kuman sudah mencapai


alveolus maka komplikasi yang terjadi
adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema
dan atelektasis.
Patologi dan
Patogenesis
Stadium II/Hepatissi
Stadium I/ Hiperemia Merah

Disebut Disebut hepatisasi


hiperemia karena merah karena terjadi
sewaktu alveolus
terjadi respon
terisi oleh sel darah
peradangan merah, eksudat dan
permulaan yang fibrin yang dihasilkan
berlangsung oleh pejamu (host)
pada daerah baru sebagai bagian dari
yang terinfeksi. reaksi peradangan.
Patologi dan
Patogenesis
Stadium III/ Hepatisasi Stadium IV/
Kelabu Resolusi
Pada stadium IV/
Hepatisasi kelabu resolusi yang terjadi
yang terjadi sewaktu respon imun
dan peradangan
sewaktu sel-sel
mereda, sisa-sisa sel
darah putih fibrin dan eksudat
mengkolonisasi lisis dan diabsorpsi
daerah paru yang oleh makrofag
terinfeksi. sehingga jaringan
kembali ke struktur
semula.
ETIOLOGI
• Patogen penyebab pneumonia pada anak bervariasi
tergantung :
– Usia
– Status imunologis
– Status lingkungan
– Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat, polusi
udara)
– Status imunisasi
– Faktor pejamu (penyakit penyerta, malnutrisi).
• Usia pasien merupakan peranan penting pada perbedaan
dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spectrum
etiologi, gambaran klinis dan strategi pengobatan
GEJALA KLINIS
• Bronchopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi
saluran napas bagian atas selama beberapa hari.
• Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39 – 400 C
dan mungkin disertai kejang demam.
• Anak megalami kegelisahan, kecemasan, dispnoe
pernapasan.
• Kerusakan pernapasan diwujudkan dalam bentuk napas
cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, retraksi
pada daerah supraclavikular, ruang-ruang intercostal,
sianosis sekitar mulut dan hidung
• Dapat disertai muntah dan diare.
PEMERIKSAAN FISIK
Dalam pemeriksaan fisik ditemukan hal-hal sebagai
berikut :
• Suhu tubuh ≥ 38,5o C
• Pada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik,
interkostal, suprasternal, dan pernapasan cuping
hidung.
• Takipneu berdasarkan WHO:
Usia < 2 bulan ≥ 60 x/menit
Usia 2-12 bulan ≥ 50 x/menit
Usia 1-5 tahun ≥ 40 x/menit
Usia 6-12 tahun ≥ 28 x/menit
• Pada palpasi ditemukan fremitus vokal
menurun.
• Pada perkusi lapangan paru redup pada daerah
paru yang terkena.
• Pada auskultasi dapat terdengar suara
pernafasan menurun. Fine crackles (ronki basah
halus) yang khas pada anak besar bisa tidak
ditemukan pada bayi. Dan kadang terdengar
juga suara bronkial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
• Pada pneumonia virus dan mikoplasma umumnya
leukosit dalam batas normal. Pada pneumonia bakteri
didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000 –
40.000/mm3 dengan predominan PMN.

2. C-Reactive Protein (CRP)


• Secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostik
untuk membedakan antara faktor infeksi dan noninfeksi,
infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri
superfisialis dan profunda
3. Pemeriksaan Mikrobiologis
• Diagnosis dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari
darah, cairan pleura, atau aspirasi paru.
4. Pemeriksaan serologis
• Uji serologik untuk medeteksi antigen dan antibodi
pada infeksi bakteri mempunyai sensitivitas dan
spesifitas yang rendah.
5. Analisa gas darah( AGDA )
• Menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia.Pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik
6. Pemeriksaan Roentgenografi
• Foto rontgen toraks proyeksi posterior-anterior
merupakan dasar diagnosis utama pneumonia.
Secara umum gambaran foto toraks terdiri dari:
• Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan
bronkovaskular, peribronchial cuffing dan overaeriation.
• Infiltrat alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air
bronchogram.
• Bronkopneumoni ditandai dengan gambaran difus
merata pada kedua paru berupa bercak-bercak infiltrat
yang dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai
dengan peningkatan corakan peribronkial.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Klasifikasi pneumonia berdasarkan pedoman WHO :
Bayi dan anak berusia 2 bulan – 5 tahun :
• Pneumonia berat
 Frekuensi pernafasan pada anak umur 2-12 bulan ≥ 50 x/menit, Usia 1-5 tahun ≥
40 x/menit
 Adanya retraksi
 Sianosis
 Anak tidak mau minum
 Tingkat kesadaran yang menurun dan merintih (pada bayi)
 Anak harus dirawat dan di terapi dengan antibiotik
Bayi berusia di bawah 2
• Pneumonia Bulan :
 Frekuensi pernafasan pada anak • Pneumonia
umur 2-12 bulan ≥ 50 x/menit, Usia  Bila ada nafas cepat ≥ 60 x/menit atau
1-5 tahun ≥ 40 x/menit sesak nafas
 Adanya retraksi  Harus dirawat dan diberikan antibiotik
 Anak perlu di rawat dan berikan
terapi antibiotik
• Bukan pneumonia
 Tidak ada nafas cepat atau sesak nafas
 Tidak perlu dirawat, cukup diberikan
pengobatan simptomatik
PENATALAKSANAAN

• Suportif : O2, nutrisi enteral/ parenteral


• Antibiotik secara empiris (biakan kuman dan tes
sensitivitas)
- Usia < 3 bulan : ampisilin + gentamisin
- Usia 3 bulan – 5 tahun : ampisilin + kloramfenikol,
tambahkan makrolid jika tidak berespon dengan
ampisilin + kloramfenikol
- Usia ≥ 5 tahun: makrolid, tambhakan golongan beta
laktam bila tidak berespon dnegan makrolid
PENATALAKSANAAN
Terapi Antibiotik
• Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM
setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama
72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka diberikan
selama 5 hari.
• Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau
terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau
minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang,
letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan
berat) maka ditambahkan kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM
atau IV setiap 8 jam).
• Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat,
segera berikan oksigen dan pengobatan
kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-
gentamisin.
• Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100
mg/kgBB IM atau IV sekali sehari).
• Bila anak tidak membaik dalam 48 jam, maka
bila memungkinkan buat foto dada
Terapi Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat
• Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai panduan
untuk terapi oksigen (berikan pada anak dengan saturasi
oksigen < 90%, bila tersedia oksigen yang cukup).
• Lanjutkan pemberian oksigen sampai tanda hipoksia
(seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
yang berat atau napas > 70/menit) tidak ditemukan lagi.
Perawatan penunjang
• Bila anak disertai demam (> 39º C) yang tampaknya
menyebabkan distres, beri parasetamol.
• Bila ditemukan adanya wheeze, beri bronkhodilator kerja
cepat
• Bila terdapat sekret kental di tenggorokan yang tidak
dapat dikeluarkan oleh anak, hilangkan dengan alat
pengisap secara perlahan.
• Pastikan anak memperoleh kebutuhan cairan rumatan
sesuai umur anak hati-hati terhadap kelebihan
cairan/overhidrasi.
• Anjurkan pemberian ASI atau cairan oral.
• Jika anak tidak bisa minum, berikan cairan rumatan
melalui jalur intravena.
ILUSTRASI KASUS

• Nama : An. PI
• Umur : 7 tahun 8 bulan
• Jenis Kel : Perempuan
• Alamat : Jl. A.Yani, Gg Merpati
Lumintang
• Tgl Masuk RS : 27/01/15
Anamnesis
• An. PI, perempuan, usia 7 tahun 8 bulan, BB 18 datang ke
Poliklinik Anak RSAD Tk II Udayana pada tanggal 27 Januari
2015 pukul 09.00 WITA, dengan keluhan utama sesak nafas.
Hal ini dialami os sejak pagi hari yang dirasa makin berat. Biru
(-), riwayat tersedak (-), mengi (+). Batuk dialami os sejak
malam sebelumnya (26/1/15). Batuk tidak berdahak. Batuk
tidak disertai pilek. Demam (+) tinggi mendadak sejak pagi
hari (27/1/15) diukur mencapai 38 derajat celcius. Menggigil
dan kejang (-), Muntah (-), Mencret (-), BAK normal , Minum
dan makan (+) sedikit-sedikit. Riwayat kontak dengan
penderita batuk lama (-).
Riwayat Penyakit dahulu.
Pasien memiliki riwayat penyakit asma sejak usia 2
tahun. Namun dikatakan jarang kambuh. Terakhir
kambuh pada tanggal 21/1/2015 dan sangat berat
sehingga dirawat di rumah sakit.

Riwayat Pengobatan
Pasien sempat dirawat di ruang Sandat selama 3 hari,
yaitu pada tanggal 21/1/2015- 23/1/2015 dengan
keluhan sesak dan saat itu dikatakan menderita asma.

Riwayat Penyakit Keluarga


Di dalam keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti
ini. Ibu pasien memiliki riwayat alergi makanan laut.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Tidak ditemukan
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan
kelainan
Setiap bulan periksa
Perawatan antenatal
ke bidan

KELAHIRAN Tempat kelahiran Praktek bidan

Penolong persalinan Bidan


Cara persalinan Spontan
Masa gestasi 38 minggu
Berat lahir 2700 gr
Keadaan bayi Panjang badan 45 cm
Langsung menangis

Riwayat kehamilan dan persalinan


pasien baik
Riwayat Pertumbuhan & Perkembangan
• Pertumbuhan gigi : 1 tahun
• Psikomotor : tengkurap 4 bulan, duduk 8 bulan, berdiri 9 bulan,
berjalan 12 bulan, berbicara 12 bulan (konsonan pertama).
• Gangguan kepribadian mental dan emosi : tidak ada.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik.

Riwayat Makanan
Buah /
Umur (bulan) ASI/PASI Bubur Susu Nasi Tim
Biskuit

0–2 ASI
2–4 ASI
4–6 ASI √
6–8 ASI/PASI √
8-10 ASI/PASI √
10-12 ASI/PASI √ √ 33
Riwayat Makanan
Jenis Makanan Frekuensi Dan Jumlah

Nasi / Pengganti 2x sehari, 1 centong

Sayur 2 x seminggu, 1 mangkok

Daging/ Ayam 2 x seminggu, 1-2 ptg

Telur 1 x sehari, 1 butir

Ikan 2 x seminggu, 1 ptg

Tahu 2 x seminggu, 2 ptg

Tempe 2 x seminggu, 2 ptg

Susu (merk/takaran) -

Kebutuhan gizi pasien kurang terpenuhi 34


Riwayat Imunisasi
Vaksin Dasar ( umur )

BCG 0 bulan

DPT / PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan

Polio 0 bulan, 2 bulan 4 bulan 6 bulan

Campak 9 bulan
Hepatitis 0 bulan 2 bulan 4 bulan

Riwayat imunisasi dasar pasien sesuai


usia
35
Riwayat Keluarga

Tanggal Lahir Jenis Kelamin Hidup Keterangan


Sehat

4 Juni 2007 Perempuan √ Pasien

8 Agustus 2009 Perempuan √ Sehat

Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara

36
Riwayat Keluarga
Ayah Ibu
Nama IMS NLM

Perkawinan Ke Pertama Pertama

Umur Saat Menikah 32 tahun 23 tahun

Pekerjaan TNI AD PNS

Agama Hindu Hidnu

Suku Bangsa Bali Bali

Keadaan Kesehatan Baik Baik

Keadaan kesehatan kedua orang tua pasien saat ini


dalam keadaan baik.
37
Riwayat Perumahan & Sanitasi
Pasien tinggal bersama orang tuanya.
Rumah terdiri dari 2 kamar tidur dan 1
kamar mandi, dekat jalan raya, di daerah
pemukiman yang cukup padat, jarak antara
rumah berdekatan, dan saluran air lancar.
Ventilasi dan penerangan cukup baik,
sumber air dari air tanah.

Kondisi rumah dan cukup baik, namun


lingkungan tempat tinggal pasien yang padat
dan dekat dengan jalan raya (polusi udara)
berpengaruh terhadap kesehatan pasien
38
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteria - Jantung -

Cacingan - Diare - Ginjal -

Demam
3 thn Kejang - Darah -
Berdarah
Demam Kecelaka Radang
- - -
Thypoid an paru
Tuberkul
Otitis - Morbili - -
osis

Parotitis - Operasi - Lainnya -

Pasien tidak pernah mengalami batuk yang disertai sesak nafas


sebelumnya dan tidak ada riwayat trauma atau kecelakaan maupun39
operasi.
Pemeriksaan Fisik
• STATUS PRESENT
KU : Sesak Kes: Compos Mentis,
Nadi : 100x/menit, Respirasi : 40 x/menit, Temp : 38,1ºC, BB=18kg
• Anemia (-) Sianosis : (-) Ikterus : (-) Dyspnoe : (+) Oedema : (-)
• STATUS LOKALISATA
• Kepala : Mata :, RC +/+, Pupil isokor, Conjungtiva Palpebra Inferior Pucat (-
/-), bibir sianosis (-), THT kesan tenang (+)
• Leher : Pembesaran KGB (-)
• Thoraks : Simetris fusiformis, retraksi (+) intercostal
HR: 100x/i, regular
RR: 40 x/i, regular, ronkhi basah halus (+) pd lapangan paru kiri
dan kanan, wheezing (+/+)
• Abdomen : Bising usus (+) N , H/L : tidak teraba
• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
Status Antropometri
• Berat Badan : 18 kg
• Tinggi Badan: 120 cm
• Usia : 7 tahun
• BB/TB : -2,1 (menurut WHO)
• Status Gizi : Gizi Kurang
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin (27/1/2015)
- WBC : 7,5 Normal
- Hb :15 Normal
- HCT : 48,4 Meningkat
- PLT : 349 Normal
- LED : 19 Meningkat
Penegakkan Diagnosis
• Anamnesis:
Dispneu (+),Febris (+),Batuk +
• Pemeriksaan Fisik :
Sianosis (-), Takipneu (+), febris (+), retraksi intercostal
(+), Ronki basah halus dan wheezing kedua lap paru (+)
• Pemeriksaan Penunjang :
Peningkatan LED (Lab), Kesan Pneumonia bilateral (Ro
Thorax)
 Diagnosis Banding : Asma bronkial
Bronkopneumonia
 Diagnosis Kerja : Asma bronkial
Penatalaksanaan
• Oksigenasi ½ - 1 lpm
• IVFD Tridex 27B 20 tpm
Ditambahkan Aminophilin 6 ml per 1 flash tridex 27B
(setiap flash ditambhakan aminofilin 6 ml)
• Inj. Kalmetason bolus 1 ampul IV, selanjtnya 3 ½ ampul
IV
• Ceftriaxon 1 x 900 mg IV
• Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl
0,9% 2 ml @6 jam
• Novalgin injeksi 180 mg IV bila Tax > 38,5
• Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth
• Ambroxol syrup3 x ¾ cth
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan

28/1/15 Sesak(+), KU: lemas Asma serangan • IVFD D5% +

batuk pilek Kes: CM sedang episode Aminophilin 6 ml 20


TTV: tetes
(+), sering
TD: 110/70 mmHg • Inj. Kalmetason 3 x ½
Panas badan
N: 100x/menit, ampul IV
(+)
RR: 36x/menit • Amoxicilin 3x250 mg
Suhu • Nebulisasi Combivent
M: 36,8ºC 2 ml + Bisolvon 20
P: 37,8 tetes + Nacl 0,9% 2
Kepala: Normosefali ml @6 jam
Mata: an-/-, ikt-/- • Novalgin injeksi 180
Thoraks: mg IV bila Tax > 38,5
Cor: S1S2 tunggal, • Paracetamol syrup 3
regular, murmur(-) x 1 ½ cth
Po: Ves -/-, Rh ±/±, • Ambroxol syrup3 x ¾
Wh -/- cth

Akral hangat
29/1/ Sesak(+), KU: lemas Bronkopneumoni • IVFD D5% ½ S +
15 batuk pilek (+) Kes: CM a Aminophilin 6 ml 20
TTV:
Panas badan tetes
TD: 110/70 mmHg
(+) • Injeksi Cefotaxim3x
N: 96 x/menit,
500mg
RR: 32x/menit
Suhu: • Nebulisasi Combivent 2
M 36,7ºC ml + Bisolvon 20 tetes +
Pagi 04.00 : 38 ºC Nacl 0,9% 2 ml @6 jam
06.00 : 36,7 ºC • Ambroxol syrup3 x ¾
Kepala : Normosefali
cth
Mata: an-/-, ikt-/-
• Novalgin injeksi 180 mg
Hidung : PCH (+)
IV bila Tax > 38,5
Thoraks: retraksi sobcostal
(+), • Paracetamol syrup 3 x 1
Cor: S1S2 tunggal, regular, ½ cth
murmur(-) • Promedex 3 x 1 cth
Po: Ves -/-, Rh +/+ basah • Salbutamol 1,5 mg +
halus inspirasi, Wh -/-
Dexametason 0,5 mg
Abd: meteriorismus ±, H/L
(3x1 pulv)
ttb
Pemeriksaan Penunjang

• Rontgen Thorax (29/1/2015)


Kesan:
• Pneumonia bilateral
• Lymphadenopathy
parahilar bilateral
• Jantung dalam batas
normal
• Tulang-tulang costa
kesan intak
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan

30/1/15 Sesak(+), KU: lemas Bronkopneumonia • IVFD D5% ½ S 16


batuk pilek (+), Kes: CM tpm
TTV:
Panas badan • Inj. Kalmetason 3 x ½
TD: 110/70 mmHg
(+) ampul IV
N: 104 x/menit,
• Injeksi Cefotaxim3x
RR: 40x/menit
Suhu: 500mg
M 38,5ºC • Nebulisasi Combivent
Pagi 37,4 ºC 2 ml + Bisolvon 20
Kepala : Normosefali tetes + Nacl 0,9% 2
Mata: an-/-, ikt-/-
ml @6 jam
Hidung : PCH (-)
• Ambroxol syrup3 x ¾
Thoraks: retraksi
cth
subcostal (+),
Cor: S1S2 tunggal, • Novalgin injeksi 180
regular, murmur(-) mg IV bila Tax > 38,5
Po: Ves -/-, Rh +/+, Wh • Paracetamol syrup 3 x
-/- 1 ½ cth
Abd: meteriorismus (-),
• Promedex 3 x 1 cth
H/L ttb
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan

31/1/15 Sesak(+), KU: agak lemas Bronkopneumonia • IVFD D5% ½ S 16


batuk pilek (+), Kes: CM tpm
TTV:
Panas badan • Inj. Kalmetason 3 x ½
TD: 110/70 mmHg
(+) ampul IV
N: 100 x/menit,
• Injeksi Cefotaxim3x
RR: 30x/menit
Suhu: 500mg
M 36ºC • Nebulisasi Combivent
Pagi 36,2 ºC 2 ml + Bisolvon 20
Kepala : Normosefali tetes + Nacl 0,9% 2
Mata: an-/-, ikt-/-
ml @6 jam
Hidung : PCH (-)
• Ambroxol syrup3 x ¾
Thoraks: retraksi
cth
subcostal (-),
Cor: S1S2 tunggal, • Novalgin injeksi 180
regular, murmur(-) mg IV bila Tax > 38,5
Po: Ves -/-, Rh +/+, Wh • Paracetamol syrup 3 x
-/- 1 ½ cth
Abd: meteriorismus (-),
• Promedex 3 x 1 cth
H/L ttb
• CFT
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan

1/2/15 Batuk KU: agak lemas Bronkopneumonia • IVFD D5% ½ S 16 tpm


berdahak (+), Kes: CM • Inj. Kalmetason 3 x ½
TTV: ampul IV
makan/minum
TD: 110/80 mmHg • Injeksi Cefotaxim 3x
(+), BAB (-) 3
N: 96 x/menit,
500mg
hari
RR: 30x/menit
• Nebulisasi Combivent 2
Suhu:
ml + Bisolvon 20 tetes +
M 36,5ºC
Nacl 0,9% 2 ml @8 jam
Pagi 36,3 ºC
• Ambroxol syrup 3 x ¾
Kepala : Normosefali
cth
Mata: an-/-, ikt-/-
Hidung : PCH (-) • Novalgin injeksi 3 x 180

Thoraks: retraksi mg IV bila Tax > 38,5


subcostal (-), • Paracetamol syrup 3 x
Cor: S1S2 tunggal, 1 ½ cth
regular, murmur(-) • Promedex 3 x 1 cth
Po: Ves -/-, Rh +/+, Wh • Mycrolac supp
±/± • Vit 2 x 1
Abd: meteriorismus (+), • CFT
BU (+) N
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan

2/2/15 Batuk (+) , KU: agak lemas Bronkopneumonia • IVFD D5% ½ S 16 tpm
nafas gerok- Kes: CM + Asma bronkial • Inj. Kalmetason 3 x ½
gerok (+) , TTV: ampul IV
makan/minum TD: 100/60 mmHg • Injeksi Cefotaxim 3x
N: 102 x/menit,
(+) baik 500mg
RR: 32x/menit
• Nebulisasi Combivent 2
Suhu:
ml + Bisolvon 20 tetes +
M 36ºC
Nacl 0,9% 2 ml @8 jam
Pagi 36 ºC
• Ambroxol syrup 3 x ¾
Kepala : Normosefali
cth
Mata: an-/-, ikt-/-
Hidung : PCH (-) • Novalgin injeksi 3 x 180

Thoraks: retraksi subcostal (- mg IV bila Tax > 38,5


), • Paracetamol syrup 3 x
Cor: S1S2 tunggal, regular, 1 ½ cth
murmur(-) • Promedex 3 x 1 cth
Po: Ves -/-, Rh +/+, Wh ±/± • Bionic 2 x 1 cth
Abd: meteriorismus (+), BU • CFT
(+) N
Akral hangat
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan

3/2/15 Batuk (+) KU: baik Bronkopneumonia • IVFD D5% ½ S 16 tpm

berkurang , Kes: CM + Asma Bronkial •Inj. Kalmetason 3 x ½ ampul

nafas gerok- TTV: IV

gerok (+) , TD: 110/70 mmHg •Injeksi Cefotaxim 3x 500mg


N: 100 x/menit, •Ambroxol syrup 3 x ¾ cth
makan/minum
RR: 32x/menit • Injeksi Novalgin 3 x 180 mg
(+) baik
Suhu: IV bila Tax > 38,5
M 36,5ºC •Nebulisasi Combivent 2 ml +
Pagi 36 ºC Bisolvon 20 tetes + Nacl
Kepala : Normosefali 0,9% 2 ml @8 jam
Mata: an-/-, ikt-/- •Paracetamol syrup 3 x 1 ½
Hidung : PCH (-) cth
Thoraks: retraksi subcostal (- •Promedex 3 x 1 cth
), •Bionic 2 x 1 cth
Cor: S1S2 tunggal, regular, •BPL
murmur(-) Obat pulang:
Po: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/- - Cefixime syrup 2 x ¾ cth
Abd: meteriorismus (+), BU -Pulveres: Dexa 0,25 mg +
(+) N Salbutamol 1,5 mg (3 x pulv
Akral hangat I)
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
Terdapat perbaikan tanda vital dan
keluhan pasien.

• Quo ad functionam : ad bonam


PEMBAHASAN
Mengapa pasien didiagnosis sebagai
bronkopneumonia ?
Anamnesis
Kel. Utama : Sesak
Nafas

Pulmonal Ekstra-
Pulmonal

Sal. nafas atas (croup, tumor,


corpus alineum) -> stridor
• Jantung
• Ginjal
Sal. nafas bawah :
- Asma -> bunyi mengi
• Endokrin
- TBC paru -> kontak dengan • Diare
penderita batuk lama/TB
- Pneumonia
Anamnesis
Kel. Tambahan
• Batuk pilek
• Panas badan
• Nafsu makan menurun
Inf.
Saluran
Faktor Risiko
Nafas
• Riwayat perokok
• Sosial ekonomi rendah,
• Sirkulasi rumah yang
tidak baik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang ditemukan pada
pasien :
• Pada nafas terdapat retraksi otot
interkostal, dan pernapasan cuping
hidung.
• Palpasi : Vokal fremitus simetris.
• Perkusi : Tidak terdapat kelainan
• Auskultasi : Rhonki basah halus dan
wheezing.
Pemeriksaan Penunjang
• Darah perifer lengkap
– Hasil leukosit 7500/mm3 (Normal)
virus atau mikoplasma.

• Rontgen thoraks AP
– Kesan : Pneumonia bilateral
Diagnosis
3 dari 5 gejala di bawah ini :
1. Sesak nafas disertai dengan pernafasan
cuping hidung dan tarikan dinding
dada
2. Panas badan
3. Ronki
4. Foto toraks
5. Leukositosis
Penatalaksanaan
•IVFD D5% ½ S 16 tpm
•Injeksi Kalmetason 3 x ½ ampul IV
•Injeksi Cefotaxim3x 500mg
•Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl 0,9% 2 ml @6
jam
•Ambroxol syrup3 x ¾ cth
•Novalgin injeksi 180 mg IV bila Tax > 38,5
•Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth
•Promedex 3 x 1 cth
•CFT
Penatalaksanaan
Oksigen 1-2 atau 2-4 L/menit
• Diberikan karena pasien sesak nafas. Oksigen diberikan sampai
sesak nafas hilang (analisis gas sampai dengan PaO2 ≥ 60 Torr).

• Antibiotik
– Anak usia sekolah (> 5 tahun)
• Amoksisillin/makrolid (eritromisin, klaritromisin,
azitromisin) atau beta laktam
• Tetrasiklin (pada anak usia > 8 tahun)
• Simtomatik
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
– Terdapat perbaikan tanda vital dan keluhan
pasien.
– Mortalitas kurang dari 6/1000

Quo ad functionam : ad bonam


– Dapat sembuh total
– Bila ada penyakit yang mendasari  sembuh
dalam waktu >1bulan atau pneumonia
berulang
Usia Etiologi yang sering
E. colli
Streptococcus group B
Neonatus dan bayi
Klebsiela
kecil
Gram negatif enterokokus

3 minggu-3 bulan Chlamydia trachomatis


Streptococcus pneumonia
4 bulan-5 tahun Haemophillus influenzae tipe B
Streptococcus pneumonia
5 tahun-remaja Mycoplasma pneumoniae
PENATALAKSANAAN
(Antibiotik)
• Drug of choice untuk kuman yang
dicurigai.

• Bila, tidak ada yang dicurigai

Antibiotik awal (24-72 jam pertama)


menurut kelompok usia (trial & error).
Cont….
PENATALAKSANAAN
(Antibiotik)
Cont… Pantau
. (min 24 jam s/d hari ke-3)

• Peny. Bertambah berat


• Tidak ada perbaikan

Ganti AB sesuai kuman


penyebab
Indikasi Rawat

Bayi Anak
• Saturasi oksigen ≤ 92 %, sianosis • Saturasi oksigen ≤ 92 %, sianosis
• Frekuensi napas > 60 x/menit • Frekuensi napas ≥ 50 x/menit
• Distress pernapasan, apneu • Distress pernapasan
intermitten, atau grunting
• Grunting
• Tidak mau minum/menetek
• Terdapat tanda dehidrasi
• Keluarga tidak bisa merawat
• Keluarga tidak bisa merawat
dirumah
dirumah
Kriteria Pulang
• Gejala dan tanda pneumonia menghilang
• Asupan peroral adekuat
• Pemberian antibiotik dapat diteruskan
dirumah (peroral)
• Keluarga mengerti dan setuju untuk
pemberian terapi dan rencana kontrol
• Kondisi rumah memungkinkan untuk
perawatan lanjutan dirumah
Komplikasi
• Penyebaran bakteri dalam rongga thorak :
– Efusi pleura
– Empiema
– Perikarditis

• Penyebaran bakteremia dan hematologi


– Meningitis
Pencegahan
• Hindari kontak dengan penderita
• Obati secara dini penyakit-penyakit yang
dapat menyebabkan terjadinya
pneumonia.
• Tingkatkan daya tahan tubuh
• Vaksinasi
Prognosis
• Sembuh total
• Mortalitas kurang dari 1%
• Mortalitas lebih tinggi pada
– anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi-
protein
– datang terlambat untuk pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai