Anda di halaman 1dari 54

1

Penentuan Proses Batch atau Kontinyu dalam Proses


Teknik Kimia
• Satuan Proses dan Satuan Operasi merupakan
inti dari Kimia Industri, karena satuan proses
maupun operasi pada pengolahan ini sangat
menentukan ekonomis atau tidaknya suatu
proses.
• Satuan Operasi merupakan dari bagian dari
sistem proses, dimana pada bagian ini lebih
menekankan pada perubahan yang lebih
bersifat fisis,
• Satuan Proses penekanannya pada perubahan
yang bersifat kimiawi.
• Kedua satuan tersebut memerlukan alat
(equipment) untuk melakukan perubahan.
Peralatan untuk satuan operasi cukup banyak,
dimana sebagian simbol dari peralatan
tersebut telah dibahas pada sub-bab
sebelumnya.
Penentuan Proses Batch atau Kontinyu dalam Proses
Teknik Kimia (Cont’d)
• Proses tidak kontinyu (batch) atau disebut dengan
tumpak merupakan suatu sistem proses dimana selama
proses berlangsung tidak ada masukkan (input)
maupun keluaran (output).
• Proses dengan sistem kontinyu atau sinambung
merupakan suatu sistem proses dimana selama proses
berlangsung terdapat masukkan dan keluaran.
• Apabila hanya ada masukkan saja atau hanya ada
keluaran saja atau kadang-kadang ada yang dikeluarkan
atau ditambahkan selama proses, maka proses disebut
dengan semi tumpak (semi-batch).
• Pada sistem kontinyu (sinambung) setelah beberapa
saat akan terjadi keadaan tunak (steady state), hal ini
disebabkan pada sistem tersebut tidak terjadi
akumulasi atau akumulasi = 0, dimana secara umum
rumus dalam suatu sistem dapat dinyatakan sebagai:
akumulasi = input – output
Penentuan Proses Batch atau Kontinyu dalam Proses
Teknik Kimia (Cont’d)
• Akumulasi merupakan perubahan dari variabel yang diamati pada
sistem tersebut (misalkan konsentrasi, suhu) sebagai fungsi
waktu. Jadi pada sistem kontinyu pada suatu kondisi dimana
input = output, akibatnya akumulasi = 0, atau dengan kata lain
sistem dengan keadaan tunak merupakan suatu sistem dimana
variabel yang diamati (misalkan konsentrasi atau kualitas dari
produk) tidak berubah dengan waktu atau bukan fungsi waktu.
• Sebaliknya, pada sistem tumpak, variabel yang diamati akan
berubah selama waktu pengamatan.
• Berdasarkan kondisi tersebut, maka suatu industri kimia dimana
produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar, pada umumnya
dilakukan dengan sistem kontinyu atau sinambung. Hal ini dengan
pertimbangan produk kualitas yand dihasilkan akan lebih
seragam.
Penentuan Proses Batch atau Kontinyu dalam Proses
Teknik Kimia (Cont’d)
• Disisi lain untuk suatu industri apabila jumlah produksinya relatif
sedikit (misalkan industri farmasi) maka industri tersebut
menggunakan sistem batch atau tak kontinyu.
• Hal yang sama dilakukan untuk suatu industri, dimana produksi
yang bersifat musiman atau tergantung dari permintaan
konsumen (misalkan industri pakaian, tekstil, makanan), maka
industri tersebut akan menggunakan sistem tumpak.
• Peralatan yang digunakan untuk sistem kontinyu pada umumnya
lebih kecil dibanding sistem tumpak akan tetapi pada sistem
kontinyu diperlukan alat pengendalian yang lebih ketat dibanding
sistem tumpak.
• Laju produksi sebaiknya dinyatakan
dalam satuan massa atau molar. Anggap
waktu kerja tahunan 8000 jam.
• Putuskan apakah proses kontinyu atau
(batch) partaian.
• Proses kontinyu cocok untuk komoditas
banyak, sementara proses partaian lebih
bermanfaat untuk produk tertentu,
batasan sekitar 10.000 ton per tahun.

6
1. Stoikiometri semua reaksi yang terjadi
 Menunjukkan persamaan stoikiometri untuk komponen
utama yang dapat dihubungkan dengan tahap reaksi
dalam pembuatan produk- produk yang diinginkan.
Termasuk produk antara (intermediates) yang dapat
dipisahkan dan didaur ulang (recycle). Pada setiap
tahap mengindikasikan fasa reaksi, dan kisaran suhu
serta tekanan yang memungkinkan.
 Daftar efek suhu untuk setiap reaksi. Identifikasi reaksi
yg sangat eksotermis, seperti reaksi yang sensitive
terhadap suhu dengan energi aktivasi yang tinggi.
 Daftar batasan (constraints) teknologi, seperti rasio
reaktan pada masukan reaktor, konsentrasi maksimum
yang diperbolehkan, batasan sifat mudah terbakar dan
eksplosif.

7
8
 Kisaran temperatur dan tekanan reaksi
 Fasa sistem reaksi
 Beberapa informasi tentang distribusi
produk terhadap konversi (dan
kemungkinan suhu reaktor, rasio molar
reaktan, dan/atau tekanan)
 Beberapa informasi konversi terhadap
space velocity/waktu tinggal
 Jika katalis digunakan, tentang keadaan
katalis (homogen, slury, packed
bed, serbuk, dll), beberapa ttg laju
deaktivasi dan regenerasi katalis dan
metode regenerasi (pencucian solven, dll).

9
2. Selektifitas
 Daftar reaksi sekunder yang mengarah kepada
pembentkan produk samping, dalam kisaran
suhu dan tekanan yang disebutkan di atas.
 Temukan data tentang selektifitas dan
variasinya dengan konversi. Informasi ini
penting dalam perancangan koseptual. Data
tentang distribusi produk pada kondisi yang
berbeda juga perlu diperoleh.
 Berikan perhatian khusus terhadap informasi
pengotor dalam reaktor kimia. Termasuk
reaksi yang melibatkan pengotor yang masuk
dengan bahan baku.

1
0
3. Kesetimbangan Kimia
 Analisis kesetimbangan kimia memungkinkan menemukan
konversi per-pass maksimum dicapai dan komposisi campuran
reaksi pada kesetimbangan. Dengan demikian, ini dapat
menyarankan satu ukuran untuk meningkatkan konversi dan
selektivitas.

1
1
4. Katalis
 Daftar katalis yang potensial. Perkirakan
harganya.
 Uji pengaruh suhu dan pengotor terhadap
aktivitas katalis.
 Uji masalah lingkungan yang muncul dengan
regenerasi seperti kebutuhan pelarut dan zat
kimia khusus.
 Perkirakan harga regenerasi dan pembuangan.

1
2
5. Reactor Engineering
 Uraikan tipe reaktor alternative. Kumpulkan
informasi tentang perancangan reaktor.
Minimal data waktu tinggal, suhu dan
tekanan operasi
 Daftar batasan reaksi : Suhu umpan
minimum, suhu maksimum dan tekanan
seperti aspek keselamatan.
 Cari informasi tentang kinetika reaksi
utama, sebagaimana tentang selektifitas.
Terakhir ini adalah paling krusial untuk
perancangan proses yang realistis.

1
3
a. Harga produk terhadap kemurnian
 Identifikasi pengotor yang berpengaruh terhadap
harga produk.
 Temukan informasi tentang variasi harga terhadap
kemurnian. Disini Anda dapat mendata aplikasi
turunan dan potensi pasar.
 Temukan juga harga untuk produk samping dan produk
antara yang bernilai.
b. Harga Bahan Baku
 Dapatkan informasi tentang harga bahan baku sebagai
fungsi kemurnian. Pertimbangkan harga internal, jika
proses dapat diintegrasikan pada program yang sudah
ada.
 Untuk sumber yang jauh pertimbangkan termasuk
biaya transportasi dan biaya penyimpanan.
14
c. Harga Utilitas
 Daftar harga untuk utilitas : bahan
bakar, steam (high, medium and low
pressure), air pendingin, air
kondensat, garam, listrik, dan refeigerasi.
 Tentukan batasan ketersediaan.

d. Harga Pembuangan Limbah


 Daftar biaya pembuangan produk
samping, sebagaimana biaya untuk mengolah
komponen organic yang menguap (volatile
organic components), polychlorinated
biphenyls (PCBs), dan pengotor lain yang
dilarang oleh peraturan lingkungan.

15
Cooling Tower

16
a. Lokasi.
 Dekat dengan sumber bahan baku lebih
dipilih.
 Pertimbangkan sebagai pertimbangan
pertama integrasi dengan program proyek
yang telah ada dimana proses lain dapat
mensuplai bahan baku atau produk antara
pada harga yang lebih rendah.
 Pertimbangkan pula lokasi yang baik untuk
pengiriman produk.

17
18
19
20
b. Fasilitas Penyimpanan (Storage facilitie)
Biaya penyimpanan bahan baku, produk dan
produk antara signifikan dalam kasus
komoditas skala besar.

c. Iklim
 Dapatkan data tentang suhu minimum dan
maksimum, kelembapan, angin dan
variaabilitas meteorology.
 Data ini perlu dalam merancang isolasi
peralatan dan dalam menguji keumungkinan
penggunaan pendingin udara.

21
d. Sistem Utilitas
 Tentukan tipe utilitas yang tersedia pada
tempat yang dipilih, terutama level steam
proses (high, medium and low
pressure), suhu air pendingin (yang direcycle
dari cooling towers), gas inert, fasilitas
refrigerasi.

e. Peraturan Lingkungan.
 Daftar kebutuhan khusus dimana proses harus
memenuhinya yang berkaitan dengan
peraturan lingkungan , seperti gas rumah
kaca, tanah dan polusi air.
22

BATAS B2 – pertemuan ke-3 (10-03-17)


a.Explosions risks.
 Daftar campuran yang potensial terbakar yang
terlibat dengan komponen dalam reaktor dan
fasilitas penyimpanan. Tentukan kisaran suhu
dan konsentrasi, terutama untuk campuran gas-
udara.
b. Fire risks.
 Temukan informasi tentang flash point, suhu
auto-ignition dan flammability limits.
c.Toxicity.
 Tentukan karakter toksik dan non-toksik zat
kimia utama yang terlibat dalam proses. Indikasi
volatilitas kompoenen cairan beracun adalah
keharusan.
23
FIRE

Api (atau terbakar / pembakaran):


•Reaksi kimia pada substansi menggabungkan dengan oksidator dan
melepaskan energi oksidasi eksotermik cepat bahan bakar dinyalakan

Kebakaran terjadi karena kombinasi dari tiga komponen:


 Oksidasi: oksigen, oksidator
 Bahan bakar / bahan mudah terbakar: uap / gas, cair, padat
 Sumber pemicu: percikan, api, panas, listrik statis, elektro-
magnetik, dll
Fuels:
• Solids : coal, wood-dust, fiber, plastic, metals
• Liquids : gasoline, kerosene, acetone, methanol, ether, benzene
• Vapor : acetylene, propane, methane, CO, H2.

Oxidizers:
• Solids : Ammonium nitrite, metal peroxide
• Liquids : H2O2, HNO3, HClO3 (perchloric acid)
• Vapor : O2.
The TRIANGLE of FIRE

Combustion always occurs in the vapor phase.


26
27
Important parameters: heat radiation intensity (kW/m2)

Forms of fire:
• Flash fire (Fire on pool).
• BLEVEs
• Jet or Torch Fire
Characteristics affecting the radiation intensity:
• Shape of the flame
• Direction/orientation of the flame
• Amount of soot (debu2 hasil pembakaran) produced
• Effect of wind drag on the flame

24
FIRE DAMAGE

BLEVE
A burning (fireball):
pool of Boiling Liquid
liquid Fire Expanding
Types
Vapor Explosion

Torch: e.g. a Running: a


jet of flame cascade of
from rupture Flame: a
burning fuel
pipe sudden rapid
down a
combustion of a
structure
cloud gas.

25
Hazard
HAZARD
IDENTIFICATION Identification - Monitoring
- Math. model
- Sci. estimates
SCENARIO Accident
IDENTIFICATION Scenario
• Location
Source • Condition (P, T)
Characterization • Rate
• State (gas, liquid)

PROBABILITY CONSEQUENCES • Chemical species


• Frequency
Exposure
• Duration
Assessment • Routes

•NOEL (No Observable


Dose Response Effect Level)
• TD (Toxic Dose)
Assessment
• LD (Lethal Dose)
RISK • etc.
DETERMINATION Risk
Characterization Data
26
27
 Penting untuk membedakan antara konversi
dan yield. Konversi berkaitan dengan
reaktan, dan yield berkaitan dengan produk.
 Konversi adalah ukuran dari fraksi reaktan
yang bereaksi.
 Untuk mengoptimalkan desain reaktor dan
meminimalkan pembentukan produk
samping, konversi dari pereaksi tertentu
sering kurang dari 100%.
 Jika lebih dari satu reaktan yang
digunakan, di mana konversi didasarkan
harus ditentukan.

32
 Konversi didefinisikan oleh ekspresi berikut:

33
 Selektivitas
adalah ukuran efisiensi reaktor
dalam mengkonversi reaktan menjadi produk
yang diinginkan. Ini adalah fraksi dari bahan
yang bereaksi yang telah dikonversi menjadi
produk yang diinginkan.

 Jika
tidak ada produk samping yang
terbentuk, maka selektivitas adalah 100%. Jika
reaksi terjadi dan produk samping
terbentuk, maka selektivitas menurun.

34
Selektivitas selalu dinyatakan sebagai
selektivitas umpan A untuk produk B dan
didefinisikan oleh persamaan berikut:

35
 Selektivitas biasanya ditingkatkan dengan
mengoperasikan reaktor pada konversi yang
rendah. Pada konversi yang tinggi, reaktor
memiliki konsentrasi rendah setidaknya satu
reaktan dan konsentrasi produk
tinggi, sehingga reaksi yang membentuk
produk samping lebih cenderung terjadi.
 Reaktan yang tidak dikonversi dalam reaktor
dapat direcovery dan didaur ulang.
 Reaktan yang dikonversi menjadi produk
samping biasanya tidak dapat dipulihkan, dan
produk samping harus dimurnikan untuk dijual
atau dibuang sebagai limbah.

36
 Yield
adalah ukuran kinerja reaktor atau
pabrik. Beberapa definisi yield yang berbeda
digunakan, sehingga penting untuk
menyatakan secara jelas basis jumlah yield.

 Halini sering tidak dilakukan ketika yield


dikutip dalam literatur, dan penilaian harus
digunakan untuk menentukan apa yang
dimaksudkan.

37
 Yield produk B dari umpan didefinisikan oleh:

 Untukreaktor, Yield = perkalian konversi dan


selektivitas

38
 Dengan reaktor industri, perlu untuk
membedakan antara yield reaksi “Reaction
yield”, yang hanya mencakup kehilangan
secara kimia terhadap produk samping, dan
yield keseluruhan “Reaktor yield'', yang juga
mencahup kehilangan secara fisik, seperti
kerugian akibat penguapan ke dalam gas
buang.

 Jika konversi sudah mendekati 100%, hal itu


mungkin tidak layak memisahkan dan mendaur
ulang bahan yang tidak bereaksi; yield reaktor
keseluruhan kemudian akan tercakup dalam
kehilangan materi yang tidak bereaksi.
39
Yield pabrik adalah ukuran kinerja keseluruh
pabrik dan mencakp kehilangan secara kimia
dan fisik.

40
 Dalam meproduksi ethanol dengan hidrolisis
ethylene, diethyl ether dihasilkan sebagai
produk samping. Sebuah campuran dengan
 komposisi aliran umpan adalah ethylene
55%, inerts 5%, 40% water,
 dan aliran produk : ethylene 52,26%,
ethanol 5,49%, diethyl ether 0,16%, 36,81%
water, 5,28% inerts.
 Hitung selektivitas ethylene terhadap ethanol
dan ether.

42
Penyelesaian :

Reaksi :

Basis : 100 mol umpan

Catatan: Aliran inerts akan konstan, karena mereka tidak


bereaksi, dan dengan demikian dapat digunakan untuk
menghitung arus lain dari komposisi.

43
Aliran Umpan :

Aliran produk :

Etilen yang bereaksi:

Selektivitas ethylene untuk ethanol:

1 mol ethanol dihasilkan per mol ethylene, faktor stoikiometri adalah 1.

44
Selektivitas ethylene untuk ether

Faktor stoikiometri adalah 0,5; 2 mol etilena menghasilkan 1 mol


ether.

Konversi

Selektivitas berdasarkan air (water) juga bisa dihitung tapi kurang


penting, air relatif murah dibandingkan dengan etilen. Water jelas
diumpankan ke reaktor yang melebihi cukup.

Yield ethanol berdasarkan ethylene adalah :

45
 Partaian: pengumpanan/pemuatan bahan
mentah dan pengambilan produk berselang-
seling. Bejana pemroses diisi bahan-bahan
mentah, dioperasikan sam-pai pengolahan
tuntas, dibongkar/dikeluarkan produknya, di-
cuci/dibersihkan, diisi lagi bahan-bahan mentah, dst.

 Sinambung : bahan-bahan mentah mengalir


secara sinambung (terus menerus) untuk
diolah dan produk mengalir keluar secara
sinambung pula, 24 jam sehari tanpa
interupsi.
42
Zat-zat kimia yang volume produksi pabriknya kecil
( 5 ton/hari) umumnya dibuat secara partaian. Unit
produksinya bisa menghasilkan aneka produk
sejenis (fleksibel).
 bahan-bahan obat, pigmen, zat
warna, celup, aneka bubuhan (additives) untuk
pangan, produk ramuan, dsb.
Proses partaian :
 modal awal (investasi) relatif kecil;
 teknik pengendalian relatif sederhana;
 tenaga kerja per satuan produk relatif besar;
 ongkos produksi per satuan produk relatif besar.

43
Proses Batch dipertimbangkan hanya jika salah satu
berikut terjadi. Berikut karakter proses
farmasi, makanan, dan plastik tertentu.
1. Operasional proses hanya beberapa bulan.
Produk hanya satu dimana perusahaan pertama
yang memasarkan memenagkan manfaat
konpetitif
2. Hanya memerlukan beberapa hari produksi
untuk suplai setahun.
3. Kita memiliki sedikit informasi desain dan proses
sensitive terhadap variasi pengaturan
4. Produk akan memiliki umur 1-2 tahun
sebelumproduk alain datang dan menggantinya
5. Nilai produk jauh diatas biaya untuk
menghasilkannya.
44
 Pabrik-pabrik kimia berskala besar dan pabrik
sintesis eka-guna umumnya bermode operasi
sinambung :
 ongkos produksi per satuan produk relatif kecil;
 non padat-karya;
 dikendalikan secara otomatik ( komputer);
 investasi besar.
 Mode operasi semi-partaian / semi-sinambung :
bahan mentah utama dan produk diisikan
dikeluarkan secara partaian, reagen lain atau bahan
pembantu diumpankan sinambung (misal :
pengumpanan udara dan nutrien dalam bioproses
yang menggunakan ‘jasa’ langsung
mikroorganisme).
 Pabrik sintesis serba-guna lazim bermode operasi
partaian atau semi-partaian.
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 45
Basis Perancangan

H
a) Reaksi
Reaksi Utama :

C 6H5CH 3 + H2 C 6H6 + CH 4

Reaksi samping :

C 6H6 C 12H10 + H2
Kondisi reaksi :
 Suhu masuk reaksi > 1150oF
 Tekanan reaktor : 500 psia
Selektivitas:
mol benzen keluarreaktor
selektivitas  S
mol toluen yang terkonversi

mol toluen yang terkonversi


konversi  x
mol toluen yang mask reaktor

0,0036
S 1
(1 x)1,544
Selektivitas proses HDA
S 0,99 0,985 0,977 0,97 0,93
x 0,5 0,6 0,7 0,75 0,85

0.1 1
0.1
1-S

y = 0.003x-
1.59 R² =

0.999
0.01
1-x
 Fasa Reaksi : fasa gas
 Katalis : tanpa katalis
b) Laju produksi benzen : 265 mol/jam
c) Kemurnian produk benzen, xD = 0,9997
d) Bahan baku : toluen murni; aliran H2 mengandung 95%
H2, 5% CH4 pada 550 psia, 100oF
e) Constraint :
 H2/aromatic > 5 pada inlet reaktor (untuk
mencegah coking);
 suhu outlet reaktor 1300oF (untuk mencegah reaksi
hydrocracking);
 Pendinginan cepat keluar reaktor sampai 1150oF
(untuk mencegah cocking)
 x < 0,97 untuk korelasi distribusi produk
51

Anda mungkin juga menyukai