KELOMPOK 4
• Jan Apandi T
• Rania Fajriani
• M.Nur Lukman
• Kholivia Pratiwi
• Marissa A. T.
A. Pengertian
• Luka bakar (combustio) adalah kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi
(Moenadjat, 2001).
• Derajat II, meliputi destruksi epidermis serta lapisan atas dermis dan cedera pada bagian dermis
yang lebih dalam. Luka tersebut terasa nyeri, tampak merah dan mengalami eksudasi cairan.
Pemutihan jaringan yang terbakar diikuti oleh pengisian kembali kapiler; folikel rambut masih
utuh.
• Derajat III, meliputi destruksi total epidermis serta dermis, dan pada sebagian kasus, jaringan
yang berada di bawahnya. Warna luka bakar sangat bervariasi mulai dari warna putih hingga
merah, cokelat atau hitam. Daerah yang terbakar tidak terasa nyeri karena serabut-serabut
sarafnya hancur. Luka bakar tersebut tampak seperti bahan kulit. Folikel rambut dan kelenjar
keringat turut hancur.
PENANGANAN PERTAMA DI UGD
• Nilai keadaan umum dan perhatikan A-B-C (airway,breathing,circulation)
• Penilaian luas dan kedalaman luka bakar
• Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara (kemungkinan pasien mengalami trauma
inhalasi)
• Kaji adanya edema saluran pernafasan (mungkin/pasien perlu dilakukan intubasi atau
trakheostomi)
• Kaji adanya faktor-faktor lain yang memperberat luka bakar seperti adanya faktor
riwayat penyakit sebelumnya (DM, hipertensi , gagal jantung) dan penyebab luka bakar
karena tegangan listrik
• Pasang infus. Jika luka bakar > 20% derajat II/III
• Pasang kateter urine, NGT, Pemberian terapi cairan intravena, Pemberian terapi
oksigen jika diperlukan
• Periksa laboratorium darah yang meliputi :
Hb,Ht, Trombosit
Protein total (albumin dan globulin)
Ureum kreatinin
Elektrolit
Gula darah
Analisa gas darah
Tes fungsi hati
• Berikan suntikan ATS/Toxoid (kolaborasi dokter)
• Perawatan luka
• Kolaborasi pemberian obat-obatan :
Antasida
Roborantia (vit. C dan vit. A)
Analgetik
Antibiotika
• Mobilisasi sedini mungkin
• Pengaturan posisi
ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek Airway,
breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
a. Airway
Apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang Endotracheal Tube (ET).
b. Breathing
Eschar(jaringan mati) yang melingkari dada dapat menghambat pergerakan dada untuk
bernapas, segera lakukan escharotomi.
c. Circulation
Luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema, pada luka bakar
yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan
pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter.
2. Pengkajian sekunder
a. Identitas pasien
Resiko luka bakar setiap umur berbeda: anak dibawah 2 tahun dan diatas 60 tahun mempunyai angka kematian lebih
tinggi, pada umur 2 tahun lebih rentan terkena infeksi. (Doengoes, 2000)
Ø Intervensi :
1. Kaji sejauh mana kurangnya nutrisi
2. Lakukan penimbangan berat badan klien setiap hari (bila mungkin)
3. Pertahankan keseimbangan intake dan output
4. Jelaskan kepada klien tentang pentingnya nutrisi sebagai penghasil kalori yang sangat dibutuhkan
tubuh dalam kondisi luka bakar
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian nutrisi parenteral
6. Kolaborsi dengan tim ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang adekuat