Anda di halaman 1dari 32

Pembelahan Sel

Oleh :
Muhammad Nurdin Iman (1410212048)
Elvina Ramadayanti (1710212018)
Ridwan Efendi (1710213024)
Kromosom
 Kromosom adalah struktur mirip benang yang terdapat gen di dalamnya.
Gen sendiri merupakan instruksi individual yang memberi tahu tubuh kita
bagaimana caranya berkembang dan menjalani fungsinya. Gen juga
mengatur karakteristik fisik dan medis, seperti golongan darah, warna
rambut, hingga kerentanan terhadap penyakit.
 Gen terdiri dari DNA. Ukuran gen ini bervariasi, bisa terdiri dari beberapa
ratus basis DNA atau bahkan bisa melebihi 2 juta basis. Diperkirakan
manusia memiliki sekitar 20.000 hingga 25.000 gen. DNA membentuk
gen, kemudian gen membentuk kromosom, dan kromosom akan membuat
kesatuan yang disebut dengan genom.
 Penelitian yang dilakukan untuk mempelajari kromosom umumnya
dilakukan selama pembelahan sel. Ketika sel tidak membelah, kromosom
tidak dapat terlihat di inti sel, bahkan ketika dilihat dari bawah mikroskop.
DNA yang membentuk kromosom menjadi lebih padat selama
pembelahan sel, sehingga akan terlihat.
 Penelitian yang dilakukan untuk mempelajari
kromosom umumnya dilakukan selama
pembelahan sel. Ketika sel tidak membelah,
kromosom tidak dapat terlihat di inti sel,
bahkan ketika dilihat dari bawah mikroskop.
DNA yang membentuk kromosom menjadi
lebih padat selama pembelahan sel, sehingga
akan terlihat.
Struktur kromosom

 Kromosom terdiri dari sentromer dan lengan


kromosom. Sentromer tidak mengandung gen
dan merupakan tempat melekatnya kromosom.
Secara mikroskopis, sentromer terlihat terang
karena kemampuan menyerap zat warna yang
rendah. Sentromer memiliki fungsi penting
dalam pembelahan sel mitosis dan meiosis.
 Lengan Kromosom
Lengan kromosom merupakan bagian badan utama
kromosom yang mengandung gen. Setiap kromosom
memiliki satu atau dua lengan. Setiap lengan kromosom,
terdapat benang halus yang terpilin. Lengan dibungkus oleh
selaput tipis dan di dalamnya terdapat matriks yang berisi
cairan bening yang mengisi seluruh bagian lengan. Cairan ini
mengandung benang-benang halus berpilin yang disebut
kromonema.
 Kromomer
Kromonema berupa pita spiral yang terdapat penebalan.
Bagian kromonema yang mengalami pembelahan disebut
kromomer. Kromomer berfungsi untuk membawa sifat
keturunan sehingga disebut sebagai lokus gen.
 Sentromer
Sentromer merupakan bagian kepala kromosom yang
berbentuk bulat. Bagian kepala ini merupakan pusat kromosom
dan membagi kromosom menjadi dua lengan. Bagian ini
merupakan daerah penyempitan pertama pada kromosom yang
khusus dan tetap. Daerah ini disebut juga sebagai kinetokor atau
tempat melekatnya benang-benang gelendong (spindle fober).
Elemen-elemen ini berfungsi untuk menggerakkan kromosom
selama mitosis atau sebagian dari mitosis. Pembelahan sentromer
ini akan memulai gerakan kromatid pada masa anafase.
 Telomere
Pada bagian ujung kromosom terdapat suatu tambahan yang
disebut telomere. Telomer merupakan bagian ujung-ujung
kromosom yang dapat menghalangi atau menghindari
tersambungnya ujung kromosom yang satu dengan kromosom
yang lain.
 Satelit
Satelit yaitu suatu tambahan atau tonjolan
yang terdapat pada ujung kromosom. Namun
demikian, Tidak semua kromosom mempunyai
satelit.
 Crossing over yang tidak sama adalah jenis duplikasi
atau penghapusan gen yang menghapus urutan dalam
satu untai dan menggantikannya dengan duplikasi
dari saudara perempuannya kromatid dalam mitosis
atau dari kromosom homologinya selama meiosis . Ini
adalah jenis crossover kromosom antara urutan
homolog yang tidak dipasangkan secara tepat.
Biasanya gen bertanggung jawab atas terjadinya
persilangan. Ini bertukar urutan hubungan yang
berbeda antara kromosom. Seiring dengan konversi
gen , diyakini menjadi pendorong utama untuk
generasi duplikasi gen dan merupakan sumber mutasi
dalam genom.
 Selama meiosis , kromosom duplikat ( kromatid ) dalam
organisme eukariotik melekat satu sama lain di wilayah sentromer
dan dengan demikian dipasangkan. Kromosom tetua kemudian
sejajar satu sama lain. Selama masa ini, rekombinasi dapat terjadi
melalui penyilangan bagian kromatid tetua dan mengarah pada
rekombinasi timbal balik atau rekombinasi non-timbal balik.
Crossing over yang tidak sama membutuhkan ukuran kemiripan di
antara urutan-urutan agar misalignment terjadi. Semakin banyak
kesamaan dalam urutan, semakin besar kemungkinan terjadi
persilangan yang tidak merata. satu urutannya hilang dan diganti
dengan duplikasi urutan lainnya.
 Ketika dua urutan disejajarkan, penyeberangan yang tidak sama
dapat membuat pengulangan tandem pada satu kromosom dan
penghapusan pada yang lain. Tingkat persilangan yang tidak sama
akan meningkat dengan jumlah urutan berulang di sekitar
duplikasi. Ini karena urutan berulang ini akan berpasangan,
memungkinkan ketidakcocokan dalam titik lintas terjadi.
Kromosom Homolog
 Kromosom homolog adalah dua potong DNA dalam organisme diploid yang
membawa gen yang sama, satu dari masing-masing sumber orangtua. Secara
sederhana, kedua orang tua menyediakan genom lengkap. Setiap orangtua
memberikan 23 kromosom yang sama, yang menyandikan gen yang sama. Jadi,
sel-sel kami membawa 46 kromosom total, dalam dua salinan.
 Namun, setiap kromosom homolog dapat memberikan versi berbeda dari masing-
masing gen. Dua versi dari masing-masing gen menciptakan lebih banyak variasi,
menurunkan efek negatif dari mutasi negatif, dan umumnya menstabilkan
populasi.
 Dalam genetika, kromosom homolog mengandung gen untuk karakteristik yang
sama dari suatu organisme. Lebih khusus, setiap salinan dari kromosom memiliki
gen untuk karakteristik yang terletak di tempat yang sama, atau lokus. Homolog
berasal dari bahasa Yunani di mana homo berarti seperti dan logous berarti
proporsional atau sebanding dengan. Kromosom homolog adalah sepasang
kromosom yang mengandung sekuens gen yang sama, masing-masing berasal dari
satu induk.
 Kromosom homolog berbaris dan sinapsis (berpasangan) selama meiosis.
Kromosom homolog telah sesuai urutan DNA dan berasal dari orang tua yang
terpisah; satu homolog berasal dari ibu dan yang lainnya berasal dari ayah.
Poliploidi
 Poliploidi adalah kondisi pada suatu organisme yang memiliki set
kromosom (genom) lebih dari sepasang. Organisme yang memiliki
keadaan demikian disebut sebagai organisme poliploid. Usaha-
usaha yang dilakukan orang untuk menghasilkan organisme
poliploid disebut sebagai poliploidisasi.
 Organisme hidup pada umumnya memiliki sepasang set
kromosom pada sebagian besar tahap hidupnya. Organisme ini
disebut diploid (disingkat 2n). Namun, sejumlah organisme pada
tahap yang sama memiliki lebih dari sepasang set. Gejala
semacam ini dinamakan poliploidi (dari bahasa Yunani πολλαπλόν,
berganda). Organisme dengan kondisi demikian disebut poliploid.
Tipe poliploid dinamakan tergantung banyaknya set kromosom.
Jadi, triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), heksaploid
(6n), oktoploid, dan seterusnya. Dalam kenyataan, organisme
dengan satu set kromosom (haploid, n) juga ditemukan hidup
normal di alam.
 Di alam, poliploid dapat terjadi karena kejutan listrik (petir), keadaan lingkungan
ekstrem, atau persilangan yang diikuti dengan gangguan pembelahan sel. Perilaku
reproduksi tertentu mendukung poliploidi terjadi, misalnya perbanyakan vegetatif
atau partenogenesis, dan menyebar luas.

 Poliploidi buatan dapat dilakukan dengan meniru yang terjadi di alam, atau dengan
menggunakan mutagen. Kolkisin adalah mutagen yang umum dipakai untuk
keperluan ini. Efeknya cepat diketahui dan aplikasinya mudah. Penggunaannya
beresiko tinggi karena kolkisin sangat karsinogenik.
 Autopoliploid terjadi apabila suatu spesies, karena salah satu sebab di atas,
menggandakan set kromosomnya dan kemudian saling kawin dengan
autopoliploid lain. Pola pembelahan sel autopoliploid rumit karena melibatkan
perpasangan empat, enam, atau delapan set kromosom. Triploid karena
autopoliploid dapat bersifat fertil.
 Allopoliploid terjadi karena persilangan antarspesies dengan genom yang berbeda
tanpa diikuti reduksi jumlah sel dalam meiosis. Amfidiploid adalah allotetraploid
yang perilaku pembelahan selnya serupa dengan diploid. Allopoliploidi segmental
terjadi apabila sebagian kromosom berasal dari genom yang berbeda (tidak
semuanya berasal dari set kromosom yang lengkap).

 Suatu spesies dapat bersifat diploid, meskipun dalam sejarah perkembangan


evolusinya berasal dari poliploid. Spesies demikian dikenal sebagai
paleopoliploid. Contoh spesies ini misalnya padi. Dengan n=10, padi berasal dari
moyang poliploid dengan n=5.
 Organisme yang paling tinggi adalah diploid yang memiliki dua set kromosom dengan
satu set kromosom yang disumbangkan oleh ayah dan satu set dari ibu. Variasi dalam
jumlah set kromosom sering dijumpai di alam. Meskipun sangat umum pada tumbuhan,
poliploidi juga terjadi pada hewan seperti beberapa spesies ikan, salamander, kadal, dan
baru-baru ini tikus poliploid ditemukan di Argentina.
 Bahkan, diperkirakan bahwa lebih dari sepertiga spesies tanaman berbunga adalah
polyploid. Tingkat Ploidy atau ploidi mengacu pada jumlah set lengkap kromosom dan
dinotasikan dengan “x.” Organisme diploid adalah 2x, misalnya Fragaria vesca, stroberi
alpine, diploid dengan 2x = 14 seperti teknik menanam rumput cow grass.
 Polyploidy dapat terjadi pada banyak kombinasi lain seperti triploid dengan tiga set
kromosom (3x), empat set tetraploid (4x), enam set adalah hexaploid (6x), dan
seterusnya. Penting juga untuk memahami jika seseorang mengacu pada jumlah gamet
kromosom yang berkurang setelah meiosis ketika sel membelah menjadi sel yang
disebut gamet, yang dikenal sebagai sperma atau sel telur, dinotasikan sebagai “n.”
 Ini juga disebut haploid, mengacu pada jumlah gamet kromosom, pada dasarnya berarti
jumlah kromosom dalam gamet sel telur atau serbuk sari yang bila dikombinasikan
sama 2n. Misalnya Fragaria x ananassa, strawberry domestik, adalah octoploid dengan
2n = 8x = 56. Aneuploidy mengacu pada nomor kromosom yang bukan merupakan
kelipatan yang tepat dari n.
Mitosis dan Meiosis

Reproduksi sel terbagi menjadi dua cara


yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah
proses pembagian sel dimana hasilnya adalah
dua sel anak yang identik. Sedangkan meiosis,
adalah pembagian sel yang menghasilkan
empat gamet, masing – masing memiliki
jumlah kromosom setengah dari sel induknya.
Berikut ini perbedaan lainnya antara mitosis
dan meiosis.
Mitosis Meiosis
Defenisi Bagian dari pembelahan Pembelahan sel yang
sel, dimana kromosom di mengurangi jumlah
dalam nukleus terbelah kromosom menjadi
menjadi 2 set kromosom setengahnya. Proses ini
yang identik, masing - terjadi di setiap reproduksi
masing memiliki nukleus seksual
Tipe Reproduksi Aseksual Seksual
Manusia, Hewan,
Terjadi pada Semua Organisme
Tumbuhan, Jamur
Percampuran Genentik Tidak Ya
Kode Genetik
(Sifat sel anak dan sel Identik Berbeda
induk)
Reproduksi Sel,
Pembeda genetik lewat
Fungsi pertumbuhan dan perbaikan
reproduksi seksual
sel tubuh
Jumlah Pembagian 1 2 (Meiosis I, Meiosis II)
Jumlah Sel yang dihasilkan 2 sel diploid (2n) 4 sel haploid (n)
Jumlah Kromosom Tetap Setengahnya
Mitosis Meiosis

(Meiosis I)
Prohase I
Prophase Metaphase I
Prometaphase Anaphase I
Telophase I
Fase Metaphase
(Meiosis II)
Anaphase Prophase II
Telophase Metaphase II
Anaphase II
Telophase II

Karyokinesis Terjadi di Interphase Terjadi di Interphase I


Terjadi di Telophase I dan
Cytokinesis Terjadi di Telophase
Telophase II
centromeres tidak terpisah
Centromeres terpisah saat
Pemisahan Centromeres saat anaphase I, namun
anaphase
terpisah saat anaphase II
Semua sel kecuali sel Sel seksual (sperma dan
Membuat sel
seksual (sperma dan ovum) ovum)
Pembentukan tetrad Tidak terjadi Pada profase I

Ilmuan yang menemukan Walther Flemming Oscar Hertwig


Mitosis Meiosis

Biasanya dua pembelahan


Jumlah Pembelahan Hanya satu pembelahan
dan lebih bertahap

Untuk reproduksi aseksual,


Membutuhkan rekombinan
pertumbuhan dan reparasi
dan proses reproduksi
sel. Juga Untuk
Tujuan seksual. Juga untuk
perkembangbiakan
mengurangi jumlah
organisme eukariotik
kromosom.
uniseluler.

Tidak diplikasi kromosom


dan sitoplasma pada
Konten berupa kromosom pembelahan pertama.
Isi Duplikasi
dan material sitoplasma. pembelahan kedua sama
dengan mitosis dan jumlah
kromosom tidak berkurang

Terjadi proses persilangan


Persilangan Tidak terjadi persilangan
(Cross over)
Mitosis Meiosis

Sentromer tidak terpisah


Sentromer terpisah pada
Sentromer pada fase anafase I, tetapi
fase anafase
pada anafase II meiosis

Sitokinesis terjadi dua kali,


Sitokinesis terjadi hanya
Sitokinesis yaitu pada fase telofase I
sekali
dan telofase II.
Jumlah Sel Anak 2 sel 4 sel
Tidak identik dengan sel
Sifat Sel Anakan Identik dengan sel induk induk (terjadi kombinasi
gen)

Sifat kromosom sel anak


hasil pembelahan dari sel Diploid (2n) Haploid (n)
induk diploid (2n)

Peranan bagi organisme


Menghasilkan sel somatik Menghasilkan sel-sel gamet
eukariotik multiseluler
Mitosis Meiosis
Ada, antara meiosis I
Interkinesis Tidak ada
dengan meiosis II
Kromosom berjajar di Metafase II : kromosom
Metafase bidang ekuatorial dalam 1 berjajar di bidang ekuatorial
baris dalam 1 baris
Duplikasi kromosom Para pertengahan profase I
Pada awal profase
(kromatid saudara) (fase pakiten)
Sinapsis kromosom
Tidak terjadi Terjadi pada profase I
homolog
Pindah silang (crossing
Tidak ada Ada
over) gen pada kromosom
Pada anafase I, sentromer
Terbagi 2 sehingga kromatid
Sentromer saat anafase belum memisah. Sentromer
memisah saat anafase
memisah saat anafase II
Anafase I : memisahkan
pasangan kromosom
Memisahkan kromatid
Anafase homolog, Anafase II :
saudara
memisahkan kromatid
saudara
 Mitosis sendiri adalah reproduksi atau pembelahan sel yang
menghasilkan dua sel anak, dimana sel membelah melalui
tahap-tahap yang teratur, masing-masing mempunyai sifat
dan jumlah kromosom yang sama dengan induknya.
Pembelahan sel mitosis secara besar terdiri atas fase istirahat
(interfase) , fase pembelahan inti (kariokinesis) dan fase
pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Pembelahan mitosis
berlangsung secara bertahap melalui beberapa fase, yaitu
profase, metafase, anaphase, telofase, dan interfase.
 Sedangkan meiosis adalah reproduksi atau pembelahan sel
atau biasa disebut pembelahan reduksi yang menghasilkan
empat sel anak, dimana dalam prosesnya terjadi
pengurangan (Reduksi) jumlah kromosom. Pembelahan sel
meiosis berlangsung melalui dua tahap interfase, dikenal
dengan meiosis I dan meiosis II.
Crossing Over (Pindah Silang)

 Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran


segmen dari kromatid-kromatid bukan saudara dari
sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang
sangat umum terjadi pada saat pembentukan gamet pada
kebanyakan makhluk. Pindah silang terjadi pada akhir
profase I atau awal metafase I yang terjadi pada saat
kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid.
Pindah silang umumnya terjadi pada kromatid-kromatid
tengah yaitu kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad
kromatid. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya
pindah silang pada kromatid-kromatid yang lain.
Pembelahan

 Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan


membentuk sel-sel baru melalui proses yang
disebut pembelahan sel atau reproduksi sel.
Pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu
pembelahan secara langsung (amitosis) dan
pembelahan secara tidak langsung (mitosis
dan meiosis). Simak lebih lanjut di
Brainly.co.id -
 A. Pembelahan langsung
Pembelahan langsung adalah pembelahan sel
tanpa melalui tahap-tahap pembelahan. Pembelahan
lanhsung ini disebut pembelahan biner atau
membelah diri yang dialami oleh mikroorganisme
seperti bakteri dan protozoa (Amoeba, Euglena,
Paramaecium).
 B. Pembelahan tidak langsung
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah
pembelahan yang melalui tahapan-tahapan tertentu.
Pembelahan sel secara tidak langsung dibedakan
menjadi dua, yaitu pembelahan mitosis dan meiosis
Simak lebih lanjut di Brainly.co.id -
 1. Pembelahan mitosis
Terjadi pada sel tubuh, mengalami 1x pembelahan, sifat sel anakan sama
dengan sel induk, jumlah kromosom sama dengan induk, sifat kromosom
diploid/2n yaitu memiliki kromosom berpasangan.
Tahap-tahap pembelahan mitosis adalah sebagai berikut:
 a. Profase
Benang-benang kromatin membentuk kromosom kemudian kromosom
berduplikasi menjadi kromosom yang memiliki 2 kromatid. Membran inti mulai
menghilang. Sentosom membentuk 2 sentriol yang dihubungkan dengan benang
spindel.
 b. Metafase
Sentriol menuju kutub-kutub berlawanan. Kromosom (memilki 2 kromatid)
bergerak menuju bidang equatorial (tengah). Sentromer pada kromosom diikat
oleh benang spindel yang dihubungkan oleh kinetokor.
 c. Anafase
Tiap-tiap kromatid pada kromosom memisah menuju kutub berlawanan.
 d. Telofase
Di kutub-kutub pembelahan kromatid berubah menjadi kromosom kemudian
menjadi benang-benang kromatin kembali. Terbentuk lekukan di bagian tengah
sel (equatorial) yang disebut sitokinesis (pembelahan sitoplasma) yang membagi
sel menjadi 2 sel anakan.
 2. Pembelahan meiosis
Terjadi pada pembentukan sel gamet (sperma dan ovum). Mengalami 2x pembelahan. Sifat
sel anakan setengah dari sofat induk. Jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel
induk. Sifat kromosom haploid/n yaitu kromosom tidak berpasangan. Tahap-tahap pembelahan
meiosis dibagi menjadi 2 yaitu meiosis I terdiri dari profase I, metafase I, anafase I, telofase I
dan meiosis II yang terdiri profase II, metafase II, anafase II, telofase II.
Pada meiosis I terjadi tahap-tahap:
 a. Profase I
Terbagi menjadi 5 tahap yaitu:
Leptonema. Terbentuknya kromosom.
Zygonema. Kromosom homolog berdampingan.
Pakinema. Masing-masing kromosom homolog berduplikasi menjadi 4
kromatid (tetrad).
Diplonema. Terjadi pindah silang antar lengan kromatid di titik chiasma.
Diakinesis. Membran inti mulai menghilang. Sentosom membentuk 2 sentriol
yang dihubungkan dengan benang spindel.
 b. Metafase I
Setiap kromosom homolog bergerak menuju bidang equatorial. Sentromer pada kromosom
diikat oleh benang spindel yang dihubungkan oleh kinetokor.
 c. Anafase I
Tiap-tiap kromosom pada homolognya memisahkan diri menuju kutub berlawanan.
 d. Telofase I
Kromosom berkumpul di kutub-kutub pembelahan. Terjadi sitokinesis yang
membagi sel menjadi 2 sel anakan. Selanjutnya 2 sel anakan masing-masing mengalami
meiosis ke 2
Pada meiosis II terjadi tahap-tahap:
 a. Profase II
Terbentuk kromosom. Membran inti mulai menghilang. Sentosom membentuk 2
sentriol yang dihubungkan dengan benang spindel.
 b. Metafase II
Setiap kromosom bergerak menuju bidang equatorial. Sentromer pada kromosom
diikat oleh benang spindel yang dihubungkan oleh kinetokor.
 c. Anafase II
Tiap-tiap kromatid pada kromosom memisah menuju kutub berlawanan.
 d. Telofase II
Di kutub-kutub pembelahan kromatid berubah menjadi kromosom kemudian
menjadi benang-benang kromatin kembali dan terbentuk membran inti kembali.

Pada pemelahan meiosis terjadi pengurangan jumlah kromosom (reduksi


kromosom). Pengurangan jumlah kromosom terjadi pada saat meiosis I karena pada saat
ini terjadi pembagian kromosom dari sel induk ke sel anakan sehingga jumlah
kromosom pada sel anakan setengah dari jumlah sel induk
 Kromosom berjajar pada bidang pembelahan
pada pembelahan meiosis terdapat pada
tahap metafase II. Pada tahap metafase I
kromosom homolog berjajar di bidang
pembelahan. Adapun pada metafase
(mitosis) semua kromosom berjajar
berdampingan di bidang pembelahan.
Mikrosporogenesis dan
Makrosporogenesis
 Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis merupakan proses
pembentukan gamet jantan. Terjadi di dalam
kepala sari. Di dalam kepala sari, terdapat
kantung serbuk sari yang di dalamnya ada
berbagai sel-sel induk serbuk sari
(mikrospora) yang diploid.
Adapun tahapan pembentukan mikrosporogenesis
secara lengkap adalah sebagai berikut:
 Sel induk mikrospora melakukan pembelahan meiosis I dan
menghasilkan sepasang sel haploid.
 Sepasang sel haploid membelah meiosis II menghasilkan 4
mikrospora haploid yang berkelompok menjadi satu
(tetrad).
 Setiap mikrospora mengalami pembelahan kariokinesis
sehingga menghasilkan 2 inti haploid. Yaitu inti vegetatif
(inti saluran serbuk sari) dan inti generatif.
 Inti generatif membelah secara mitosis sehingga
membentuk dua inti sperma yang dikenal dengan inti
generatif I dan inti generatif II.
 Makrosporogenesis / Megasporogenesis
Makrosporogenesis merupakan
pembentukan gamet betina. Berlangsung di
dalam ovarium (bakal buah). Di dalam
ovarium, terdapat bakal biji (ovulum) yang
mengandung sel induk makrospora.
Tahapan megasporogenesis :
 Sebuah sel induk megaspora dengan inti diploid di ovarium
mengalami pembelahan meiosis I dan menghasilkan dua
sel haploid.
 Kedua sel haploid tersebut mengalami pembelahan meiosis
II sehingga menghasilkan 4 megaspora haploid.
 Tiga anakan di antaranya mengalami degenerasi (mati).
 Megaspora yang masih hidup mengalami 3 kali mitosis
diikuti kariokinesis tanpa sitokinesis dan dihasilkan sel
besar (kandung lembaga muda) dan 8 inti haploid.
 8 inti anakan tersebut adalah 2 kandung lembaga sekunder,
3 antipoda, 2 sel sinergid, dan 1 ovum.

Anda mungkin juga menyukai