Anda di halaman 1dari 57

Laporan Kasus

CT SCAN
LVIII-A
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. Agnie Putri Calista


• Umur : 12 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Cihideung
• MRS Tanggal : 22 Oktober 2019
ANAMNESIS

Pasien datang diantar ke IGD dengan penurunan kesadaran


yang dialami sejak ±2 jam SMRS. Keluhan muncul sejak pasien
terjatuh saat berkuda dengan posisi kepala terlebih dahulu dan
pasien langsung tidak sadarkan diri. Tidak ada darah yang
keluar dari hidung, mulut, ataupun tulang tengkorak. Keluhan
seperti ini baru dirasakan pertama kali. Tidak ada keuhan
demam, riwayat TB paru atau TB kelenjar
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum : Coma (GCS 3), sakit berat


• Tensi : 90/60 mmHg
• Nadi : 129 x/menit
• Pernafasan : 25 x/menit
• Suhu : 36,0°C
• SpO2 : 95% via O2 10 l/menit NRM

• Kepala : Simetris +/+


• Mata : Konjungtiva Anemis -/-, Sclera ikterik -/-, pupil midriasis +/+, refleks
cahaya direk +/+ indirek +/+
• Hidung : Epistaksis -/-, krusta sanguinolenta -/-
• Leher : Simetris +/+, tidak tampak deviasi, KGB tidak teraba
Thorax
• Paru : Pergerakan tidak tertinggal,VBS +/+, Rh -
/-, Wh -/-
• Jantung : BJ I & II murni reguler
• Abdomen : Datar, soepel, BU (+) Normal
• Ekstremitas : Akral mulai dingin, CRT 3 detik
STATUS NEUROLOGIS

1. Rangsang Meningen / Iritasi Radiks


• Kaku Kuduk : -/-
• Test Brudzinsky I :-
• Test Brudzinsky II :-
• Test Brudzinsky III :-

2. Saraf Otak
• N. III/IV/VI : Pupil : pupil midriasis
: Refleks Cahaya (D/I) : +/+ , +/+
: Posisi Mata : Simetris
3. MOTORIK

Kekuat Fasikul
Tonus Atrofi
an asi

Anggota badan Tidak dapat diperiksa


atas
Anggota badan Tidak dapat diperiksa
bawah
GERAKAN INVOLUNTER : TIDAK ADA

CARA BERJALAN/GAIT : SULIT DINILAI


4. Sensorik
Permukaan Dalam
Anggota Tidak dapat diperiksa
badan atas

Batang tubuh Tidak dapat diperiksa

Anggota Tidak dapat diperiksa


badan bawah
• A. Refleks Fisiologis : Sulit dinilai
B. Refleks Patologi : Sulit dinilai
C. Refleks Primitif : Sulit dinilai

• Fungsi Otonom : BAK/BAB : Normal


• Pemeriksaan Fungsi Luhur: Sulit dinilai
CT SCAN KEPALA
EKSPERTISE

• Tampak lesi hiperdense berbentuk bulan sabit


• Tampak perdarahan pada daerah subdural sinistra yang
menyebabkan midline shift
Kesan : Subdural Hemorrhagic
DIAGNOSIS

1. Diagnosis Banding
• Subdural Hemorragic
• Epidural Hemorrhagic
• Meningitis TB
2. Diagnosis Klinis
• Subdural Hemorrhagic
CT SCAN

• CT Scan ( Computed Tomography Scanner )


adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil
dari tulang tengkorak dan otak.
• alat penunjang diagnosa yang mempunyai
aplikasi yang universal utk pemeriksaan seluruh
organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot
dan tulang, tenggorokan, rongga perut

• Prinsip cara kerja CT:


X ray tube mengeluarkan sinar X yang tipis
membuat potongan axial dari tubuh dan
intensitas sinar yang melewati tubuh diterima
• Beda intensitas sinar x yg dipancarkan dan yg diterima
detektor merupakan penyerapan / atenuasi dari
jaringan yg dilalui.
• Karena X ray tube yang merupakan sumber sinar
membuat potongan dari berbagai arah maka
komputer dapat menghitung nilai atenusi dari tiap
titik dalam jaringan.
• Data yang terdiri atas kumpulan nilai atenuasi tadi
dirubah menjadi matrix dng berbagai nilai grey scale
dimonitor.
• Gambaran
• Hitam  Putih
• -1000 HU  +1000 HU
• Udara, lemak, CSF, white matter, grey matter, perdarahan akut,
tulang
• Udara: -1000 HU
• Air: 0 HU
• Tulang: +1000 HU
PRINSIP KERJA CT SCANNER
SISTEM CT SCANNER

• Sistem Pemroses Citra


bagian yang secara langsung berhadapan dengan obyek
yang diamati (pasien)
terdiri atas sumber sinar-x, sistem kontrol, detektor
dan akusisi data
Bagian keluaran dari sistem pemroses citra, adalah
sekumpulan detektor yang dilengkapi sistem akusisi
data. Detektor adalah alat untuk mengubah besaran
fisik-dalam hal ini radiasi-menjadi besaran listrik
Sistem akusisi data terdiri atas sistem pengkondisi
sinyal dan interfacae (antarmuka ) analog ke komputer.
Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan
tiga pesawat detektor, dua diantaranya menerima
sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu
berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur
intensitas sinar rontgen yang telah menembus
tubuh dan penyinaran dilakukan menurut proteksi
dari tiga titik, menurut posisi jam 12, 10 dan jam
02 dengan memakai waktu 4,5 menit.
SISTEM KOMPUTER DAN SISTEM
KONTROL

 mengontrol sumber sinar-x, menyimpan data, dan


mengkonstruksi gambar tomografi
 Komputer terdiri atas processor, array processor, harddisk dan
sistem input-output
CT SCANNER PADA UMUMNYA DILENGKAPI
DENGAN DUA BUAH MONITOR DAN
KEYBOARD
• Operation Station mempunyai fungsi sebagai operator
kontrol untuk mengontrol beberapa parameter scan seperti
tegangan anoda, waktu scan dan besarnya arus filamen
• viewer station mempunyai fungsi untuk memanipulasi sistem
pemroses citra. Bagian ini mempunyai sistem kontrol yang
dihubungkan dengan sistem keluaran seperti hard copy film,
magnetic tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat
dilakukan pekerjaan untuk mendiagnosa hasil scanning.
27 CT SCAN

2 3

5 4
PERDARAHAN
INTRAKRANIAL
Definisi

• Perdarahan intrakranial
adalah perdarahan
(patologis)yang terjadi di
dalam kranium, yang mungkin
ekstradural, subdural,
subaraknoid, atau serebral
(parenkimatosa).
Etiologi

• Trauma
• Komplikasi tumor otak primer dan
sekunder
• Manifestasi penyakit sistemik yang
menyebabkan hipertensi dan
koagulopati
Anatomi Kepala
Anatomi Cerebral
Vaskularisasi Cerebral
Klasifikasi
• Subdural hematom
Seringkali disebabkan karena trauma.
Bagian yang mengalami perdarahan
yaitu bridging vein karena tarika rotatorik
pada otak. Sering terjadi pada
permukaan lateral dan atas hemisfer
serta daerah temporal. (perdarahan
100-200 cc).

• Epidural hematom
Akibat trauma kapitis (fraktur). Fraktur
yang paling ringan adalah fraktur linear.
Jika fraktur lebih dalam, kepingan
tulang akan menusuk dan merobek
duramater serta jaringan otak.

• Intraserebral hematom
Sering terjadi di lobus frontalis dan
temporalis.
Klasifikasi
Perdarahan
Intrakranial
Traumatika
Perdarahan epidural

• Pemeriksaan fisik:
Pupil membesar (ipsilateral)
Hemiparesis (kontralateral)
Dapat terjadi penurunan kesadaran
Perdarahan subdural

• Pemeriksaan fisik:
Penurunan kesadaran
Pupil anisokor
Gerakan motorik asimetris
Edema papil
Perdarahan subarakhnoid

• Pemeriksaan fisik:
Peningkatan tekanan darah
Demam
Kaku kuduk
Perdarahan peripapilar retina
Hemiparesis
Gangguan lapang pandang
Tanda dan gejala

• sakit kepala
• tanda-tanda kelainan neurologis
(misalnya kelemahan, kelumpuhan, mati
rasa, gangguan berbicara, gangguan
penglihatan dan kebingungan)
• Mual
• Muntah
• Kejang
• penurunan kesadaran
CT-Scan
• CT menunjukkan lesi hyperdense
besar pada lobus kiri dengan
tanda-tanda perdarahan
subarachnoid. Efek massa yang
signifikan dan pergeseran garis
tengah. Fossa posterior berubah.
MRI
CT-Scan

• Kasus: trauma

• Dua gambaran hyperdense


cembung dua pada bagian
atas menunjukkan adanya
epidural hematom.
CT-Scan

• CT scan menunjukkan fraktur linear luas pada bagian


tengkorak. Terdapat akumulasi volume darah yang
cukup banyak sehingga terlihat cembung dan
menekan bagian parenkim. Epidural hematom akibat
trauma.
CT SCAN

• Tampak lesi hyperdens berbentuk


bulat sabit mengikuti kontur cranium
bagian dalam.

• Kesan : Subdural Hematom


• Tampak gambaran hyperdens
berbentuk biconvex dan adanya
pemisahan jaringan otak dengan
skull

• Kesan : Epidural hematom


Perdarahan epidural
Ekspertise:
terdapat
gambaran
hiperdens
bikonveks dengan
batas yang tegas.
Perdarahan subdural
Ekspertise:
terdapat
gambaran
hiperdens
berbentuk
bulan sabit
dengan midline
shift ke kiri
Perdarahan
subarakhnoid
Ekspertise:
terdapat
gambaran
hiperdens yang
menandakan
adanya
perdarahan
subarakhnoid
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai