Anda di halaman 1dari 11

BAB 15

Electronic switching circuits

Rafli Nur Pratama


16220025
Pendahuluan

Di bidang teknik listrik, switch merupakan komponen listrik yang dapat mematahkan sirkuit
listrik,mengganggu arus atau mengalihkan dari satu konduktor yang lain. Mekanisme switch dapat
dioperasikan secara langsung oleh operator manusia untuk mengontrol sirkuit (misalnya, tombol
lampu atau tombol keyboard), dapat dioperasikan oleh benda bergerak seperti saklar pintu yang
dioperasikan, atau dapat dioperasikan oleh beberapa elemen penginderaan untuk tekanan, suhu
atau aliran.
Switch dapat langsung dimanipulasi oleh manusia sebagai sinyal kontrol untuk sistem, seperti
tombol keyboard komputer, atau untuk mengontrol aliran listrik di sirkuit, seperti tombol
lampu. Otomatis switch dioperasikan dapat digunakan untuk mengontrol gerakan mesin,
misalnya, untuk menunjukkan bahwa pintu garasi telah mencapai posisi terbuka penuh atau alat
mesin berada dalam posisi untuk menerima benda lain. Switch dapat dioperasikan oleh variabel
proses seperti tekanan, temperatur, aliran, arus, tegangan, dan kekuatan, bertindak sebagai
sensor dalam proses dan digunakan untuk secara otomatis mengontrol sistem. Misalnya,
termostat adalah switch temperatur yang dioperasikan digunakan untuk mengontrol proses
pemanasan. Sebuah saklar yang dioperasikan oleh rangkaian listrik lain disebut relay.
Sifat-sifat switch elektronik
Ketika diaktifkan, switch ideal membentuk hubungan singkat yang sempurna antara dua terminal (lihat 1
dan 2 dalam Gambar 15.1a) dan ketika mematikan sarana isolasi yang sempurna. Switch yang ideal miliki
waktu respons nol (akan aktif secara langsung sesuai kebutuhan). Akhirnya, terminal kontrol
(3) diisolasi dari terminal sirkuit yang pada gilirannya diisolasi dari tanah (ke
membentuk apa yang disebut switch mengambang). Jelas, sebuah switch yang sebenarnya hanya sebagian memenuhi sifat
ideal ini. Ketidaksempurnaan utama digambarkan pada Gambar 15.1b. tapi bahkan sebuah rangkaian serumit ini tidak
memperhitungkan semua properti dari sebuah switch. Biasanya sifat dinamis dari switch ditentukan dalam diagram waktu.
Gambar 15.2 menjelaskan spesifikasi yang umum digunakan sehubungan dengan perilaku dinamis. Kuantitas xi
terhubung ke satu terminal (input), x adalah kuantitas di terminal lain (keluaran). Kuantitas yang harus dinyalakan dan
dimatikan mungkin berupa voltase atau arus. Di Praktiknya, dua jenis switch dibedakan: switch tegangan dan arus
switch.
Pembedaan ini didasarkan pada bagaimana switch dikonfigurasi dalam sirkuit elektronik, bukan pada konstruksinya. Misalnya,
lebih tepat menggunakan switch dengan voltase offset besar V off sebagai switch arus daripada sebagai switch voltase.

Gamb
ar
15.2

Gambar 15.1
Komponen switching

Komponen-komponen yang digunakan pada umumnya adalah komponen semikonduktor yang


dapat dioperasikan sebagai pensakelar, pengubah, dan pengatur sinyal arus/tegangan. Seperti
karakteristik sekelar pada umumnya, karakteristik semikonduktor daya yang dioperasikan sebagai
sakelar memiliki dua keadaan, yaitu: kondisi ’ON’ dan kondisi ’OFF’. Hal ini berarti, rangkaian
dalam keadaan ’tertutup’ atau ’terbuka’. Dalam kondisi ideal, semikonduktor daya yang
dioperasikan sebagai sekelar hanya menyerap daya yang relatif kecil baik saat kondisi ’ON’
maupun ’OFF’ atau bahkan dalam kondisi tertentu daya yang diserap dapat diabaikan (nol).
Keuntungan lain dari proses pensakelaran ini dapat dilakukan sekaligus proses pengubahan atau
proses pengaturan. Karena keistimewaan inilah semikonduktor daya banyak digunakan dalam
pengaturan daya listrik.
1. Dioda
Dioda merupakan semikonduktor (komponen) elektronika daya yang memilki
dua terminal, yaitu: anoda dan katoda. Dalam rangkaian elektronika daya, dioda
difungsikan sebagai sakelar. Gambar 1.1 (a), (b), dan (c) masing-masing
ditunjukkan simbol dioda, karakteristik diode, karakteristik ideal dioda jika
dioperasikan sebagai sakelar. Sebagai sakelar, sebagaimana Gambar 1 (c), dioda
akan konduksi (ON) jika potensial pada anode lebih positif daripada potensial
pada katoda, dan dioda akan memblok (OFF) jika potensial pada anoda lebih
negatif daripada potensial pada katoda.
Jika diode dalam kondisi ideal, ketika dioda dalam kondisi ON memiliki
karakteristik tegangan pada dioda sama dengan nol dan arus yang
mengalir pada diode sama dengan arus bebannya. Sebaliknya, dioda
dalam kondisi OFF memiliki karakteristik tegangan pada dioda sama
dengan tegangan sumbernya dan arus yang mengalir sama dengan
nol. Dalam kondisi dioda ON dan OFF ini dapat dinyatakan tidak
terjadi kerugian daya pada dioda.
2. Thyristor
Thyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar (switch) atau pengendali
yang terbuat dari bahan semikonduktor. Thyristor yang secara ekslusif bertindak sebagai saklar ini
pada umumnya memiliki dua hingga empat kaki terminal. Meskipun terbuat dari semikonduktor,
Thyristor tidak digunakan sebagai Penguat sinyal seperti Transistor.

Pada prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan arus/tegangan rendah yang
diberikan pada salah satu kaki terminalnya untuk mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi yang
melewati dua terminal lainnya. Sedangkan untuk Thyristor yang berterminal dua yang tidak
memiliki terminal kendali (GATE), fungsi saklarnya akan diaktifkan apabila tegangan pada kedua
terminalnya mencapai level tertentu. Level tegangan yang dimaksud tersebut biasanya disebut
dengan Breakdown Voltage atau Breakover Voltage. Pada saat dibawah tegangan breakdownnya,
kedua kaki terminal tidak akan mengaliri arus listrik atau berada di posisi OFF.
3. Photo Resistor
Photoresistor adalah komponen berbasis semikonduktor yang resistensi
berkurang jika ada cahaya lebih terang yang jatuh di atasnya.Photoresistors
biasanya digunakan dalam rangkaian pengindera cahaya tetapi tidak baik untuk
perubahan cahaya yang cepat.
LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis Resistor yang berubah hambatannya
karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar,
sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.
4. Junction FET (Junction Field Effect Transistor)
JFET adalah komponen tiga terminal dimana salah satu terminal dapat mengontrol arus antara dua terminal
lainnya. JFET terdiri atas dua jenis, yakni kanal-N dan kanal-P, sebagaimana transistor terdapat jenis NPN dan
PNP.
Cara Kerja JFET pada prinsipnya seperti kran air yang mengatur aliran air pada pipa. Elektron atau Hole akan
mengalir dari Terminal Source (S) ke Terminal Drain (D). Arus pada Outputnya yaitu Arus Drain (ID) akan
sama dengan Arus Inputnya yaitu Arus Source (IS). Prinsip kerja tersebut sama dengan prinsip kerja sebuah
pipa air di rumah kita dengan asumsi tidak ada kebocoran pada pipa air kita. Besarnya arus listrik tergantung
pada tinggi rendahnya Tegangan yang diberikan pada Terminal Gerbangnya (GATE (G)). Fluktuasi Tegangan
pada Terminal Gate (VG) akan menyebabkan perubahan pada arus listrik yang melalui saluran IS atau ID.
Fluktuasi yang kecil dapat menyebabkan variasi yang cukup besar pada arus aliran pembawa muatan yang
melalui JFET tersebut. Dengan demikian terjadi penguatan Tegangan pada sebuah rangkaian Elektronika.
Junction FET atau sering disingkat dengan JFET memiliki 2 tipe berdasarkan tipe bahan semikonduktor yang
digunakan pada saluran atau kanalnya. JFET tipe N-Channel (Kanal N) terbuat dari bahan Semikonduktor tipe
N dan P-Channel (Kanal P) yang terbuat dari Semikonduktor tipe P.
5. Metal Oxide Semiconduction Field Effect Transistor (MOSFET)
MOSFET merupakan salah satu jenis transistor yang memiliki impedansi masukan (gate) sangat tinggi
(Hampir tak berhingga) sehingga dengn menggunakan MOSFET sebagai saklar elektronik, memungkinkan
untuk menghubungkannya dengan semua jenis gerbang logika.
Seperti halnya JFET, Saluran pada MOSFET juga dapat berupa semikonduktor tipe-N ataupun tipe-P. Terminal
atau Elektroda Gerbangnya adalah sepotong logam yang permukaannya dioksidasi. Lapisan Oksidasi ini
berfungsi untuk menghambat hubungan listrik antara Terminal Gerbang dengan Salurannya. Oleh karena itu,
MOSFET sering juga disebut dengan nama Insulated-Gate FET (IGFET). Karena lapisan Oksidasi ini bertindak
sebagai dielektrik, maka pada dasarnya tidak akan terjadi aliran arus antara Gerbang dan Saluran. Dengan
demikian, Impedansi Input pada MOSFET menjadi sangat tinggi dan jauh melebihi Impedansi Input pada
JFET. Pada beberapa jenis MOSFET Impedansi dapat mencapai Triliunan Ohm (1012 Ohm). Dalam bahasa
Indonesia, MOSFET disebut juga dengan Transistor Efek Medan Semikonduktor Logam-Oksida.
Salah kelemahan pada MOSFET adalah tipisnya lapisan Oksidasi sehingga sangat rentan rusak karena adanya
pembuangan elektrostatik (Electrostatic Discharge).
Referensi

http://komponendasarelektronik.blogspot.co.id/2015/12/saklar-atau-switch.html
http://arbianpratama.blogspot.co.id/2013/09/komponen-switching.html

Anda mungkin juga menyukai