Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN TRAUMA


KEPALA

By
Farida Hayati, SKp
Type Trauma Kepala
A. Trauma kepala terbuka
trauma ini dpt menyababkan fr. Tlng
tengkorak dan laserasi duramater ----
kerusakan otak krn tlng. Tengkorak
menusuk otak.
Meliputi :
1. fr. Linier daerah temporal.
menyebabkan perdarahan epidural --- arteri
meningeal pecah.
fr. Linear yg melintang grs tengah --- perdarahan
sinus dan robeknya sinus sagitalis superior
2. Fr. Di daerah basis cranii
Fr. Dari atas atau bag kepala yg atas
membentur jalan.
Fr. di fosa anterior --- keluarnya
rhinorhoe dan adanya brill hematom
(raccon eye).
3. Fr pada os petrosum
berbentuk longitudinal dan tranversum.
Fr. Longitudinal : ant dan post ---
kerusakan pd meatus acusticus interna,
foramen jugularis dan tuba eustachius --
- 2-3 hari tampak battle sign dan
otorhoe.
4. Fr. Basis tengkorak
Tidak selalu dpt dideteksi oleh foto
Ro--- krn letaknya yg sangat dasar.
Tanda2 klinik yg dpt membantu
mendiagnosa adlah : battle sign,
hemotimpanum,periorbital
echimosis,rhinorhoe, otorhoe.
komplikasi : meningitis, perdarahan.
B. Trauma Kepala Tertutup
1. Komosio Cerebri
 Trauma kapitis ringan
 Pingsan < 10 menit
 Pusing, noda di depan mata dan
linglung
 Tidak menimbulkan gejala sisa
 Tdk menyebabkan kerusakan struktur
otak
2. Kontosio cerebri
 Perdarahan kecil pd jaringan otak --
- pecah pada kapiler ---rusaknya
jaringan syaraf --- oedema jar otak
dan sekitarnya --- peningkatan TIK
--- herniasi --- penekanan BO ---
oedema BO --- fatal --- mati
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
1. PERDARAHAN EPIDURAL
 Perdrhn yg tjd antara tabula interna dan
duramater
 Lokasi tersering : temporal kmd frontal
 Sumber perdarahan : pecahnya
pembuluh darah meningen dan sinus
venosus akibat fr cranii
 Gejala : kesadaran menurun, anisokor,
hemiparese kontralateral.
2. Perdarahan subdural
 Perdrhn antara duramater dan
arachnoid --- perdrhn vena
 Perdrhn subdural acut --- cedera otak
besar dan cedera BO
 Tanda dan gejala : sakit kepala,
mengantuk, kebingungan, respon
lambat dan gelisah --- kritis :
perlambatan reaksi ipsilateral pupil.
 Perdrhn subdural sub acut : berkembang 7
– 10 hari setelah cedera dan dihubungkan
dg kontosio cerebri yg agak berat --- tek
serebral yg terus menerus --- penurunan
tk kesadaran
 Perdrhn subdural kronis --- luka ringan
perdrhn kecil --- masuk ruang sudural.
Bbrp mg kmd menumpuk di sekitar
membran vaskular--- meluas ---
penurunan reaksi pupil dan motor
3. Perdarahan intraserebral
 Mrp penumpukan darah pd jaringan otak.
 Perdrhn mungkin menyertai contra coup
phenomenon --- berhubungan dg kontosio
cerebri.
 Tjd dlm area frontal dan temporal.
 Adanya subtansi drh dlm jar otak --- oedema
 Gejala neurologi tgt ukuran dan lokasi
perdarahan.
Patofisiologi
 Otak berfungsi dg baik bila kebutuhan O2 dan
glukosa dapat terpenuhi.
 Otak tidak punya cadangan O2, jadi kekurangan
aliran darah ke otak walaupun sebentar akan
menyebabkab ggn fungsi otak.
 Glukosa tidak boleh kurang dari 20 mg %,
metabolisme kurang dari 20 mg % --- koma.
Trauma Capitis akan Mempengaruhi
Fungsi Organ :
1. Faktor cardiovaskuler
perdarahan otak --- menurunkan tek vaskuler ---
pemb drh arteriola berkontraksi. Pengaruh syaraf
otonom pada arteri dan arteriola tidak begitu besar -
--aktivitas miokard berubah --- peningkatan
frekwensi jantung dan menurunkan stroke work :
pembacaan CVP abnormal.
Tidak adanya stimulus endogen syaraf
simpatis akan menurunkan kontraktilitas
ventrikel --- penurunan curah jantung --
- peningkatan tek atrium kiri ---
kompensasi peningkatan tek sistole ---
edema paru.
2. Faktor respiratori
adanya edema paru dan vasokonstriksi
paru --- hyperpnea dan
bronchokontriksi.
Konsentrasi O2 dan CO2 dalam arteri
mempengaruhi aliran darah.
Bila PO2 menurun --- aliran darah
bertambah krn tjd vasodilatasi.
Penurunan PCO2 --- alkalosis ---
vasokonstriksi arteri dan terjadi penurunan
CBF dan demikian juga sebaliknya.
Bila edema otak --- herniasi --- menekan
batang otak dan medula oblongata ---
pernafasan ataksia.
3. Faktor metabolisme
Trauma --- pelepasan ADH --- retensi cairan
--- pengeluaran urin sedikit dan
meningkatkan konsentrasi elektrolit.
Retensi Na --- stimulus thd hipotalamus ---
pelepasan ACTH dan sekresi aldosteron ---
proses hemodinamik oleh ginjal ---
mengatasi retensi Na dan cairan. 3 – 4 hari
--- retensi cairan dan Na berkurang.
Adanya trauma --- tubuh butuh
energi menangani perubahan2 sel
tubuh. Nutrisi berkurang ---
penghancuran protein otot sebagai
sumber nitrogen utama --- asidosis
metabolik --- metabolisme anaerob
glukosa.
Nutrisi perlu diberikan sesuai tingkat
kesadaran.
4. Faktor gastrointestinal
Trauma kepala – merangsang
hipotalamus --- anterior hipofisis
untuk mengeluarkan steroid adrenal --
- sebagai kompensasi tubuh untuk
mengatasi edema cerebral ---
lambung terpengaruh – peningkatan
sekresi asam lambung ---
hyperasiditas --- pelepasan
katekolamin dalam menangani stress.
5. Faktor psikologis
Trauma capitis --- pengalaman yang
menakutkan --- gejala sisa ---
mempengaruhi psikis pasien dan
keluarga.
Prioritas Diagnosa Keperawatan
dan Rencana Tindakan
1. Potensial / aktual tidak efektifnya pola
pernafasan b/d kerusakan pusat pernafasan
( MO ) dan obstruksi tracheobronchealis.
 Tujuan : pola nafas efektif
 Kriteria hasil :
 Pola nafas, frekwensi nafas normal 14 – 20 x / menit
dan teratur.
 Bunyi nafas normal
 Tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
 Pergerakan dada simetris
 Nilai AGD normal :
 pH darah 7,35 – 7,45
 PO2 80 – 100 mm Hg
 PCO2 35 – 45 mm Hg
 HCO3 22 – 26 m Eq/L
 Saturasi O2 95 – 98 %
- Intervensi :
1. Kaji kecepatan, kedalaman, frekwensi, irama dan
bunyi nafas --- R/ perubahan yg tjd berguna dalam
menunjukkan adanya komplikasi pulmunal dan
luasnya bagian otak yg terkena.
2. Atur posisi semi fowler --- R/ mengurangi
penekanan isi rongga perut terhadap diaphragma
sehingga ekspansi paru tidak terganggu.
3. Lakukan penghisapan lendir dg hati – hati selama
10 – 15 menit, catat warna dan bau sekret --- R/
penghisapan lendir jalan nafas lancar, bebas dari
akumulasi sekret. Penghisapan dilakukan dg hati2
u/ mencegah terjadinya iritasi dan reflek vagal.
4. Berikan posisi semi prone lateral bila tidak ada
kejang dan setelah 4 jam pertama, ubah posisi terlentang tiap 2 jam
---R/ posisi semi prone membantu
keluarnya sekret dan mencegah aspirasi. Merubah posisi
dapat merangsang mobilisasi sekret di saluran
pernafasan.
5. Bila pasien sudah sadar, anjurkan dan ajak klien latihan
nafas dalam --- R/ mencegah terjadinya atelektasis.
6. kolaborasi dg tim medis dalam pemberian terapi O2, monitor
ketepatan terapi O2 --- R/ meningkatkan oksigenasi
otak, untuk mencegah hipoksia. Monitor untuk mencegah pemberian
O2 yg berlebihan
2. Potensial terjadinya peningkatan
TIK b/d proses desak ruang akibat
penumpukan cairan drh dalam otak,
kelainan sirkulasi serebrospinal dan
vasodilatasi pemb drh otak akibat
asidosis metabolik.
– Tujuan : peningkatan TIK tidak terjadi
– Kriteria hasil : tensi, nadi, respirasi dan
suhu normal. Reflek cahaya positif,
pupil normal, kesadaran membaik dan
GCS normal.
• Intervensi :
• Kaji status neurologis yang berhub dg TIK : GCS --
- R/ dapat diketahui scr dini adanya peningkatan
TIK
• Monitor TTV minimal satu jam sampai keadaan
stabil ---R/ peningkatan TTV mrp indikasi adanya
peningkatan TIK.
• Tinggikan kepala 15 – 45 derajad tanpa bantal dan
posisi netral --- R/ posisi ini akan meningkatkan
dan melancarkan sirkulasi balik dari vena kepala
shg menurunkan kongesti cerebrum, edema dan
mencegah penekanan tjd peningkatan TIK. Posisi
netral mencegah penekanan pd syaraf medula
spin.
 Monitor intake dan out put tiap 8 jam sekali --- R/ dapat
mencegah kelebihan cairan yang dapat mengurangi edema
cerebri.
 Kolaborasi dg tim medis dlm pemberian obat2an anti edema spt
manitol, gliserol dan lasix --- R/ manitol dan gliserol mrp cairan
hypertonis yg berguna unt menarik cairan dari intraseluler ke
ekstraseluler. Lasix unt meningkatkan ekresi natrium dan air
yang diinginkan.
 Monitor suhu dan atur suhu lingk, bila suhu tbh meningkat sgr
kompres --- R/ demam mrp ggn hipotalamus --- suhu meningkat
akan meningkatkan metabolisme shg dpt meningkatkan TIK.
 Bantu pasien unt menghindari atau membatasi batuk, muntah dan
mengedan pd saat BAB --- R/ aktivitas tsb dpt meningkatkan tek
intrasbdominal dan intrathorax yg dpt meningkatkan TIK
INGAT !!!!

 TRAUMA CAPITIS
MEMBUTUHKAN
PENANGANAN YANG
CEPAT DAN
INTESNSIF SERTA
KETELITIAN
SAUDARA !!!!!!

Anda mungkin juga menyukai