Anda di halaman 1dari 29

PENANGGULANGAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANAK

DENGAN CARA PENYULUHAN GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS


KAMPUNG SETU
TUGAS INI DIAJUKAN UNTUK DISEMINARKAN TUGAS
MENEMPUH MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU : DRS. PARMONO, M.PD

Nurul Iftitah Laila P17124019073


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat sehat sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tentang “Penanggulangan Angka Kematian Ibu Dan Anak Dengan Cara
Penyuluhan Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas Kampung Setu”.
 Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
dan bertujuan agar pembaca dapat mengetahui “Penanggulangan Angka
Kematian Ibu Dan Anak Dengan Cara Penyuluhan Gizi Ibu Hamil Di
Puskesmas Kampung Setu”.
 Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang ditujukan kepada :

1. Allah SWT yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai Saya dalam menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
2. Kedua Orang Tua yang selalu mendukung dan senantiasa mendoakan Saya.
3. Dr. Parmono, M,Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1
4. Teman-teman yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat yaitu kelas 1B

Materi yang Saya sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, karena saya
juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, arahan, koreksi, dan saran yang membangun
sangat saya nantikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Jakarta, 26 Agustus 2019


 Penulis
Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang ditujukan
kepada :

1. Allah SWT yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai Saya dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua Orang Tua yang selalu mendukung dan senantiasa mendoakan Saya.
3. Dr. Parmono, M,Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia di Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1
4. Teman-teman yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat yaitu kelas 1B

Materi yang Saya sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari kata
sempurna, karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, arahan,
koreksi, dan saran yang membangun sangat saya nantikan. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Jakarta, 26 Agustus 2019

Penulis
Daftar Isi

 Kata Pengantar 1.7 Hipotesa


1.8 Sistematika Penulisan
 Daftar Isi
 Bab I Bab II
2.1 Angka Kematian Ibu (AKI
1.1 Latar Belakang 2.2 Angka Kematian Bayi (AKB)
1.2 Tujuan Penulisan 2.3 Penanggulangan Angka Kematian
Ibu
1.3 Ruang Lingkup 2.4 Penanggulangan Angka Kematian
Anak
1.4 Rumusan Masalah
2.5 Penyuluhan Gizi Ibu Hamil
1.5 Masalah
Bab III
1.6 Metodologi Pengetahuan 3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

 Angka Kematian Ibu (AKI) Merupakan salah satu indikator yang peka terhadap
kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, dannifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup (Kemenkes RI, 2015)
 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia masih
terbilang tinggi, menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun
2013, ada sekitar 800 ibu di dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi
kehamilan dan persalinan. Penyebab utama dari kematian ibu adalah sumber daya
yang rendah, pendarahan, hipertensi, infeksi, dan penyakit penyerta lainnya yang
diderita ibu sebelum masa kehamilan. Wanita yang tinggal di Negara berkembang
memiliki resiko kematian 23 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang
tinggal di Negara maju sehubungan dengan faktor yang berhubungan dengan
kehamilan dan persalinan (WHO,2013).
Selain angka kematian ibu, angka kematian anak di dunia juga masih tinggi. Meskipun begitu,
menurut hasil pengamatan yang dilakukan oleh WHO terhadap program Millenium Development
Goals (MDGs) melalui program Global Health Observatory (GHO), terutama MDGs 4 yang berisi
tentang mengurangi angka kematian anak terlihat bahwa angka kematian anak di dunia mengalami
penurunan sekitar 50% pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 1990, tahun dimana
program MDGs sendiri mulai dicanangkan, pada tahun 1990 angka kematian anak mencapai 12,7
juta, pada tahun 2013 angka kematian anak di dunia tercatat sebesar 6,3 juta (WHO,2013).
Di Indonesia sendiri AKI masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan negara-negara
tetangga, menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup (KH).
Angka tersebut belum sesuai dengan target MDGs yaitu 102/100.000 KH (Depkes RI,2012).
Menurut hasil Survei Kesehatan RumahTangga Indonesia (SKRT) penyebab langsung kematian
di Indonesia 90% terjadi pada saat persalinan. Selain itu penyebab tidak langsung dari kematian
ibu adalah factor keterlambatan yaitu terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk ke tempat
pelayanan kesehatan, sebagai contohnya adalah terlambat mengenali tanda bahaya sehingga ibu
sampai di tempat pelayanan kesehatan sudah dalam kondisi darurat (Depkes RI, 2012). Fakta
tersebut menunjukkan bahwa pentingnya pengetahuan tentang Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) bagi ibu hamil. Maka penulis memilih judul : Penanggulangan Angka
Kematian Ibu Dan Anak Dengan Cara Penyuluhan Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas Kampung Setu.
1.2 Identifikasi Masalah

 Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, adapun permasalahan yang akan
dibahas antara lain :

 Bagaimana Angka Kematian Ibu di Indonesia


 Bagaimana Angka Kematian Bayi di Indonesia
 Bagaimana cara penanggulangan Angka Kematian Ibu ?
 Bagaimana cara penanggulangan Angka Kematian Bayi ?
 Bagaimana penyuluhan gizi bagi ibu hamil ?
1.3 Batasan Masalah

 Dari identifikasi masalah yang ada, penulis hanya membatasi


pembahasan mengenai informasi Penyuluhan gizi bagi ibu hamil.
1.4 Rumusan Masalah

 Dari identifikasi masalah yang ada, penulis akan membahas


lebih jauh tentang “ Mengapa Ibu Hamil perlu mengetahui
penyuluhan gizi?”
1.5 Tujuan Penelitian

a. Umum
Menjelaskan penanggulangan angka kematian ibu dan anak dengan cara
penyuluhan gizi ibu hamil di puskesmas kampung setu
b. Khusus
Menyelesaikan tugas bahasa Indonesia.
1.6 Metodologi Penulisan

 Penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini menggunakan metodologi


objektif praktis. Artinya penelitian ini dapat dikembalikan kepada sumber
aslinya.
1.7 Hipotesa

 Berdasarkan uraian di atas terdapat peningkatan pemahaman tentang


Penanggulangan Angka Kematian Ibu dan Anak Dengan Cara Penyuluhan Gizi Ibu
Hamil Di Puskesmas Kampung Setu
1.8 Sistematika Penulisan

 Halaman Penulisan
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
 BAB I PENDAHULUAN
 BAB II PENANGGULANGAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANAK DENGAN CARA
PENYULUHAN GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KAMPUNG SETU
 BAB III PENUTUP
 Daftar Pustaka
 Lembar Pengesahan
BAB II

PENANGGULANGAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN


ANAK DENGAN CARA PENYULUHAN GIZI IBU
HAMIL DI PUSKESMAS KAMPUNG SETU
2.1 Angka Kematian Ibu (AKI)

Data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) tahun 2015 menunjukkan bahwa
dari 100.000 kelahiran hidup di Indonesia, 305 diantaranya berakhir dengan kematian sang ibu
(Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) tersebut – 305/100.000
kelahiran hidup – mendorong pemerintah untuk melakukan intervenesi struktural; salah satunya
adalah dengan mencantumkan target penurunan AKI ke dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN 2014-2019, pemerintah menargetkan penurunan AKI dari 205/100.000
kelahiran menjadi 276/100.000 kelahiran hidup. Akan tetapi, menurut Direktur Promosi Kesehatan
Kemenkes Eni Gustina, menurunkan AKI bukanlah perkara yang mudah (Media Indonesia, 2017)
Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat, dan pasca
kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan mayoritas kasus kematian ibu sekitar
75% dari total kasus kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, tekanan, darah tinggi saat kehamilan,
komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2014). Untuk kasus Indonesia sendiri,
berdasarkan data dari Pusat Kesehatan dan Informasi Kemenkes (2014) penyebab utama kematian
ibu dari tahun 2010-2013 adalah pendarahan (30.3% pada tahun 2013) dan hipertensi (27.1% pada
tahun 2013). Hal ini sangat ironis, mengingat berbagai penyebab kematian ibu di atas sebenarnya
dapat dicegah, jika sang ibu mendapatkan perawatan medis yang tepat.
2.2 Angka Kematian Bayi (AKB)

Kematian bayi adalah kematian anak kurang dari satu tahun. Kematian bayi diukur sebagai tingkat
kematian bayi, yang merupakan jumlah kematian anak di bawah satu tahun per 1000 kelahiran.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat angka kematian neonatal
atau sebelum bayi berumur satu tahun menurun dari 32 per 1000 kelahiran hidup di 2012 menjadi 15.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia terus menurun setiap tahun. Namun, jalan memerangi AKB masih
panjang.
Angka kematian bayi di bawah lima tahun (balita) juga mengalami penurunan dari 40 per 1000
kelahiran di 2012 menjadi 32 per 1000 kelahiran di 2017. “Berdasar hasil survei, tingginya angka kematian
balita rata-rata disebabkan berbagai penyakit, seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), panas
tinggi hingga diare”, katanya.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, adanya penurunan AKI dan AKB disebabkan beberapa
faktor. Hampir seluruh puskesmas –9.456—telah melaksanakan kelas ibu hamil, 96,1% ibu hamil pernah
mendapatkan pelayanan antenatal sekali selama kehamilan, 86% ibu hamil periksa sekali sewaktu trimester
I, dan 74,1% ibu hamil periksa sesuai standar, serta persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan telah
mencapai 86%. Namun, perkembangan terbaru dari beberapa daerah di Tanah Air menunjukkan AKB naik
turun.
2.3 Penanggulangan Angka Kematian Ibu

Tingginya angka kematian ibu sebenarnya bukanlah masalah yang terbilang baru. Upaya penanganan
kasus kematian ibu merupakan diskursus level global yang telah diperbincangkan sejak abad ke 17. Dalam
penelitiannya yang berjudul “Death Childbed from the Eighteent Century to 1935,” Loudon menjelaskan
bahwa catatan-catatan terkait kasus kematian ibu mulai muncul pada awal abad ke-17, seiring dengan
berkembangnya praktik kebidanan di masyarakat Inggris (Loudon, 1986). Akan tetapi, komitmen
masyarakat global terkait penaganan kasus kematian ibu agaknya baru hadir di akhir abad ke-20. Pada
tahun 1987, kekhawatiran terkait dampak dari tingginya kasus kematian ibu mendorong WHO dan
organisasi-organisasi internasional lain untuk melahirkan The Safe Motherhood Initiative (Women &
Children First, 2015)
1. Safe Motherhood Initiative dan Gerakan Sayang Ibu (GSI)
Konsep Safe The Motherhood sendiri mencakup serangkaian upaya, praktik, protokol, dan panduan
pemberian pelayanan yang didesain untuk memastikan perempuan menerima layanan ginekologis, layanan
keluarga berencana, serta layanan prenatal, delivery, dan postpartum yang berkualitas, dengan tujuan
untuk menjamin kondisi kesehatan sang ibu, janin, dan anak agar tetap optimal pada saat kehamilan,
persalinan, dan pasca-melahirkan (USAID, 2005). Mengacu pada modul yang disusun oleh The Health
Policy Project (2003), konsep Safe The Motherhood sendiri memiliki enam pilar utama,yaitu :
a. Keluarga Berencana – Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki akses terhadap
informasi, dan layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu, jumlah, dan jarak kehamilan.
b. Perawatan Antenatal – Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor risiko yang dapat
menyebabkan komplikasi kehamilan; serta memastikan bahwa segala bentuk komplikasi dapat
terdeteksi secara dini, dan ditangani dengan baik.
c. Perawatan Persalinan – Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses persalinan
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk mendukung persalinan yang aman;
serta menjamin ketersediaan perawatan darurat bagi perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-
kasus kehamilan berisiko dan komplikasi kehamilan.
d. Perawatan Postnatal – Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan kepada ibu dan
bayi, seperti bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga berencana, serta mengamati tanda-
tanda bahaya yang terlihat pada ibu dan anak.
e. Perawatan Post-aborsi – Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa komplikasi aborsi
terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang permasalahan kesehatan
reproduksi lain yang dialami oleh pasien, serta memberikan layanan keluarga berencana jika
dibutuhkan.
f. Kontrol Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV, dan AIDS – Mendeteksi, mencegah, dan
mengendalikan penularan IMS, HIV, dan AIDS kepada bayi; menghitung risiko infeksi di masa yang
akan datang; menyediakan fasilitas konseling dan tes IMS,HIV, dan AIDS untuk mendorong upaya
pencegahan; dan jika memungkinkan – memperluas upaya kontrol pada kasus-kasus transmisi IMS,
HIV, dan AIDS dari ibu ke bayinya.
2. PKBI Dalam Konteks Penurunan AKI
Sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempelopori gerakan Keluarga Berencana di
Indonesia, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) terlibat secara aktif dalam upaya
penurunan AKI; khususnya melalui poin pertama, kelima, dan terakhir dari The Safe Motherhood
Initiative, yaitu akses program keluarga berencana, perawatan pasca aborsi, dan kontrol IMS,
HIV, dan AIDS. Sejak didirikan pada tahun 1957, PKBI percaya bahwa keluarga merupakan pilar
utama untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Keluarga yang dimaksud adalah keluarga yang
bertanggung jawab – baik dalam dimensi kelahiran, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan masa
depan. Nilai inilah yang kemudian dimanifestasikan dalam Program Layanan Keluarga Berencana (KB) dan
Kesehatan Seksual dan Reproduksi (Kespro) PKBI.
Melalui Program Layanan KB dan Kespro, PKBI menyediakan pelayanan kesehatan seksual dan
reproduksi yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (termasuk kelompok difabel dan kelompok
marjinal lain). Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh PKBI dalam program Keluarga Berencana
– senada dengan poin pertama dari enam pilar utama The Safe Motherhood Association. Selain program
KB, PKBI juga menyediakan pelayanan penanganan kehamilan tidak diinginkan yang komprehensif, sesuai
dengan poin kelima dari enam pilar utama The Safe Motherhood Association. Terakhir, dalam rencana
strategisnya, PKBI juga memiliki komitmen untuk mengembangkan upaya pencegahan dan penanggulangan
IMS, HIV, dan AIDS sejalan dengan pilar terakhir The Safe Motherhood Initiative.
2.4 Penanggulangan Angka Kematian Anak

Kematian bayi bisa disebabkan banyak hal. Mulai dari keracunan kehamilan, gagal napas,
berat badan lahir rendah, dan faktor lain. Namun, hal-hal ini sebenarnya bisa dicegah.
Syaratnya, ibu hamil rutin memeriksakan kesehatan diri dan janin.
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) meneliti penyebab kematian ibu dan bayi
lahir di Indonesia. Mereka menyelisik data dari 7.381 literatur sejak Juni 2016 hingga
Maret 2018. Ketua Evidence Summit Profesor Dr.dr. Akmal Taher, SpU.(K). Mengungkap,
kualitas pelayanan kesehatan, sistem rujukan kesehatan, implementasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan adalah penyebab
kematian ibu dan bayi.
Namun, ada juga peran faktor budaya. Ada beberapa daerah di Indonesia yang
berprinsip perempuan tidak berhak menentukan proses persalinannya. Alhasil, banyak kasus
perempuan melahirkam dalam kondisi darurat dan sulit untuk ditolong. “Ini lantaran keluarga
melarang ibu hamil dirujuk ke fasilitas medis yang masih memadai. Perempuan untuk
melahirkan di rumah sakit saja harus menurut keputusan suami dan keluarga,” kata Akmal.
Tak heran jika rapor AKB Indonesia masih merah. Tanah Air merupakan 1 dari 10 negara
yang jadi fokus kampanye Every Child Alive 2018 UNICEF. Sebanyak sembilan negara yang
jadi fokus dalam kampanye ini antara lain Bangladesh, Etiopia, Guinea-Bissau, India, Malawi,
Mali, Nigeria, Pakistan, dan Republik Persatuan Tanzania. Negara-negara ini terpilih lantaran
mereka lah sumber lebih dari setengah kematian bayi baru lahir di dunia.
Kampanye Every Child Alive UNICEF mendesak pemerintah, bisnis, penyedia layanan
kesehatan, komunitas dan individu ke-10 negara itu untuk memenuhi janji pertanggungan
kesehatan universal health coverage (UHC) dan menyelamatkan nyawa setiap anak.
Kampanye ini bertujuan membangun konsensus atas prinsip bahwa setiap ibu dan bayi
berhak mendapat perawatan terjangkau dan berkualitas. Sejalan itu, percepatan penurunan
AKB adalah salah satu dari empat prioritas yang jadi fokus Program Indonesia Sehat lewat
pendekatan keluarga yang dihelat Kementrian Kesehatan RI. Dalam upaya penurunan AKI
dan AKB sangat diperlukan komitmen dan dukungan lintas program, lintas sektor serta peran
aktif masyarakat. Semua upaya di atas harus dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan.
2.5 Penyuluhan Gizi Ibu Hamil

 Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengann memperhatikan
prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas, fisik, perilaku, hidup bersih, dan
memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat
badan normal untuk mencegah masalah gizi.
 Gizi seimbang sangat penting terutama pada ibu yang sedang hamil untuk
keperluan dirinya sendiri dan juga janinnya. Keadaan gizi juga dapat
mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, pertumbuhan dan perkembangan janin,
serta persiapan laktasi ibu. Sehingga kebutuhan makanan ibu meningkat. Makanan
tersebut digunakan untuk pembentukan janin, persiapan pembentukan ASI,
tumbuh kembang bayi selanjutnya untuk kesehatan ibu
Pada bulan kehamilan, kebutuhan makan naik perlahan-lahan tetapi pada bulan-bulan selanjutnya
pertumbuhan janin yang dikandung tumbuh dengan pesat sehingga makanan yang dibutuhkan juga
meningkat.
Kebutuhan Zat Gizi Selama Kehamilan:
• Karbohidrat : sebagai sumber tenaga, dapat diperoleh dari jenis-jenis padi, umbi-umbian seperti
kentang
• Protein : sebagai zat utama untuk membangun jaringan-jaringan bagian tubuh, sumber protein
hewan (daging,ikan,unggas,lele), sumber protein nabati (kacang kedelai, kacang tanah, kacang
merah, kacang-kacangan)
• Vitamin C : dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, dapat diperoleh dari buha-
buahan yang berwarna kuning seperti jeruk, wortel, sayur-sayuran
• Vitamin A : untuk perkembangan psikomotor dan penglihatan anak, sumber vitamin A hewani
(Minyak ikan,kuning telur), Sumber vitamin A nabati ( Wortel,sayur-sayuran)
• Zat besi : untuk pembentukan darah, dapat diperoleh dari bahan makanan dari hewan (telur,hati
daging) dan bahan makanan nabati kacang (kacang, tanah,kacang kedelai, sayur-sayuran hijau
seperti bayam, daun singkong, kangkung)
• Cairan : ibu hamil dianjurkan minum 2 liter per hari
• Mineral : mineral dibutuhkan untuk pembentukkan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh,
fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Mineral berfungsi
sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga,
pertumbuhan dan penyembuhan.
2. Manfaat Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil
• Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan
• Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan tubuh ibu sendiri
• Supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas

3. Dampak Bila Ibu Kekurangan Gizi


a) Pengaruh bagi ibu hamil :
• Ibu lemah dan kurang nafsu makan
• Perdarahan dalam masa kehamilan
• Kemungkinan terjadi infeksi tinggi

• Anemia/kurang darah
b) Pengaruh waktu persalinan
• Persalinan sulit dan lama
• Persalinan sebelum waktunya (prematur)
• Pendarahan setelah persalinan

c) Pengaruh pada janin :


• Keguguran
• Bayi lahir mati
• Cacat bawaan
• Anemia pada bayi
• Berat badan lahir rendah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Di Indonesia, kasus Angka Kematian Ibu (AKI) semakin tinggi dengan data 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Tandanya, angka kematian ibu masih terbilang tinggi dengan data tersebut. Kasus angka kematian ibu bukan lah hal yang
baru. Menurut WHO,faktor kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat, dan pasca kehamilan. Adapun jenis-
jenis komplikasi yang menyebabkan mayoritas kasus kematian ibu sekitar 75% dari total kasus kematian ibu adalah
pendarahan, infeksi, tekanan, darah tinggi saat kehamilan, komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak aman.
Sedangkan, Angka Kematian Bayi (AKB) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat
angka kematian neonatal atau sebelum bayi berumur satu tahun menurun dari 32 per 1000 kelahiran hidup di 2012
menjadi 15. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia terus menurun setiap tahun. Namun, jalan memerangi AKB masih
panjang. Penyebab utama dari kematian bayi adalah asfiksia kelahiran, pneumonia, komplikasi kelahiran infeksi neonatal,
diare, malaria, campak dan malagizi.
Adapun upaya penanggulangan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah dengan upaya The Safe Motherhood Initiative dan
Gerakan Sayang Ibu. Dan upaya penangulangan Angka Kematian Bayi adalah dengan cara Kampanye Every Child Alive
UNICEF yang mendesak pemerintah, bisnis, penyedia layanan kesehatan, komunitas dan individu ke-10 negara itu untuk
memenuhi janji pertanggungan kesehatan universal health coverage (UHC) dan menyelamatkan nyawa setiap anak.
Gizi seimbang juga sangat diperlukan ibu hamil selama proses kehamilannya. Karna gizi yang cukup juga akan
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin di dalam rahim ibu. Dan juga mempengaruhi selama proses
persalinan dan juga laktasi.
3.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, penulis memberikan saran kepada pembaca yaitu:


 Ibu hamil sebaiknya mendapat perawatan dan pengetahuan mengenai
kesehatan tubuh bagi dirinya sendiri dan juga janinnya
 Ibu hamil juga harus memenuhi kebutuhan nutrisi dan juga gizi karna itu
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangkan janinnya

Anda mungkin juga menyukai