Anda di halaman 1dari 22

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Jember
Korosi berasal dari bahasa latin “Corrodere” yang artinya perusakan logam atau
berkarat

Definisi:
• Proses degradasi/deteorisasi/perusakan material yang terjadi disebabkan oleh
lingkungan sekelilingnya.
• Kerusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya.
• Perusakan material tanpa perusakan mekanis.
• Kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya/kebalikan dari
metalurgi ekstraktif..
Reaksi Kimia/Reaksi Elektrokimia
Peristiwa korosi berdasarkan proses elektrokimia yaitu proses (perubahan / reaksi
kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik.

1. Logam yang menjadi anoda


2. Logam yang menjadi katoda
3. Adanya larutan elektrolit
4. Adanya konduktor listrik

• Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda)
• Bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda)
• Elektron mengalir dari anoda ke katoda
Gambar 1. Proses Pengkorosian

• Ilustrasi dari proses pengkorosian pada material logam dapat dilihat pada Gambar 1
dimana besi yang dibentuk sesuai kegunaannya dapat terkorosi akibat lingkungan yang
dihadapi pada aplikasinya
Sifat Logam Sifat Lingkungan
• Potensial oksidasi • Suhu
• Teganan lebih • Kehadiran uap air
• Area anoda dan katoda relatif • Pengaruh pH
• Sifat anion kation
• Kemurnian logam
• Konduktansi medium
• Keadaan fisik logam
• Konsentrasi oksigen
• Sifat oksida lapis tipis
• Kecepatan aliran proses
• Daya larut (solubility • Pemcegah korosi
Berbagai jenis pengklasifikasian korosi:
• Korosi Reaksi Kimia Langsung dan Korosi Elektrokimia
• korosi suhu rendah dan Korosi suhu tinggi
• Korosi Basah dan korosi Kering
Reaksi Kimia Secara Langsung
Disebabkan karena reaksi kimia secara langsung dengan lingkungannya.
Lingkungan dapat berupa sinar matahari, tekanan/suhu tinggi, air
sungai, air laut, tanah kapur, tanah pertanian dll

Reaksi Elektrokimia
Disebabkan proses elektrokimia, yang terdiri dari 4 komponen utama,
yaitu Anoda, Katoda, Elektrolit, dan Konsuktor/arus listrik.
• Korosi suhu rendah,dianggap terjadi di bawah suhu 260 °C (500 °F).
• Korosi suhu rendah ini mengharuskan adanya air sebagai elektrolitnya.

• Korosi suhu tinggi terjadi berkisar diatas 260 °C (500 °F).


• Air tidak diperlukan dalam korosi ini karena korosi terjadi oleh reaksi langsung
antara logam dengan lingkungannya.

semakin tinggi suhu maka kecepatan oksidasi juga meningkat dengan cepat
Korosi Basah :
• terjadi ketika ada fasa cair yang terlibat dalam proses korosi. Korosi ini biasanya melibatkan
larutan berair atau elektrolit.

Contoh:
Korosi besi terendam di dalam larutan asam klorida (HCl).
korosi besi karena berada di lingkungan berair.

Korosi Kering :
• terjadi karena tidak adanya fasa cair atau fasa diatas titik embun dari lingkungan.
• Korosi ini paling sering dikaitkan dengan suhu yang tinggi.

Contoh:
Senyerangan logam besi oleh gas oksigen (O2) atau oleh gas belerang dioksida (SO2).
Serangan korosi pada baja akibat dimasukan di dalam tungku pembakaran
Pada umumnya korosi pada logam merupakan reaksi elektrokimia.
Reaksi ini meliputi reaksi oksidasi dan reaksi reduksi.
Contoh
reaksi oksidasi dan reaksi reduksi:
Fe → Fe²+ + 2e- (reaksi oksidasi)
O2+ 2H2O + 2 e-→ 4OH- ↑ (reaksi reduksi)

Zn → Zn²+ + 2e- (reaksi oksidasi)


2 H + + 2e- → H2 ↑ (reaksi reduksi)

• Korosi yang terjadi pada suatu reaksi oksidasi disebut reaksi anodik ( terjadi penambahan muatan positif )
• Korosi yang terjadi pada suatu reaksi reduksi disebut reaksi katodik ( terjadi pengurangan muatan positif ).
• Jadi proses korosi memerlukan sepasang reaksi elektrokimia anodik-katodik.
Deret Elektrokimia

Deret elektrokimia atau deret


Volta adalah urutan logam
logam (ditambah hidrogen)
berdasarkan kenaikan potensial
elektrode standarnya

Salah satu metode untuk mencegah korosi antara lain


dengan menghubungkan logam (misalnya besi)
dengan logam yang letaknya lebih kiri dari logam
tersebut dalam deret volta (misalnya magnesium)
sehingga logam yang mempunyai potensial elektrode
yang lebih negatif lah yang akan mengalami oksidasi.
Metode pencegahan karat seperti ini disebut
perlindungan katodik.
Calculating the cell potential, Eocell,
at standard conditions
H2O with O2
Consider a drop of oxygenated
Fe water on an iron object

Fe+2 + 2e-  Fe Eo = -0.44 v reverse

Fe  Fe+2 + 2e- -Eo = +0.44 v 2x

O2 (g) + 2H2O + 4e-  4 OH- Eo = +0.40 v

2Fe + O2 (g) + 2H2O  2Fe(OH)2 (s) Eocell= +0.84 v


This is corrosion or the oxidation of a metal.
12
From: http://academic.pgcc.edu/~ssinex/E_cells.ppt.
1. Proteksi Katodik
2. Pelapisan (Coating)
3. Pemilihan Material (Material Selection)
4. Penambahan Inhibitor
Proteksi Katodik
• salah satu cara perlindungan terhadap korosi yaitu dengan pemberian arus searah (DC) dari
suatu sumber eksternal untuk melindungi permukaan logam dari korosi.
• Metode ini efektif dan berhasil melindungi logam dari korosi khusus di lingkungan yang
terbenam air maupun di dalam tanah, seperti perlindungan pada kapal laut, instalasi pipa
bawah tanah, dan sebagainya.

Ada 2 cara untuk menerapkan sistem proteksi katodik:


1. Metode anoda karbon (sacrificial anode) menggunakan prinsip galvanik, dimana logam
yang ingin dilindungi dengan logam lain yang akan menjadi pelindung, dengan syarat
logam pelindung tersebut bersifat lebih anodik (lebih negatif) dibandingkan dengan logam
yang ingin dilindungi, sehingga logam yang ingin dilindungi akan bersifat katodik dan tidak
terkorosi
2. Metode arus tanding (impressed current) dilakukan dengan memberikan arus listrik
searah dari suatu sumber eksternal, untuk melindungi suatu struktur logam yang saling
berdekatan.
Contoh Perlindungan Katoda / Pengorbanan Anoda

Prinsip : Logam yang lebih reaktif (Eo kecil) akan lebih dahulu
berkarat.
Syarat : Logam yang akan digunakan untuk melindungi harus lebih
reaktif
Preventing the Corrosion of Iron
(cathodic protection/sacrificial anode)

Sacrificial anode
Pelapisan (Coating)
Coating merupakan proses pelapisan permukaan logam dengan cairan atau serbuk, yang akan
melekat secara kontinu pada logam yang akan dilindungi. Adanya lapisan pada permukaan
logam akan meminimalkan kontak antara logam dengan lingkungannya, yang kemudian akan
mencegah proses terjadinya korosi pada logam.

Menurut Korb, Lawrence J., & david L. Olson, (1992) coating dibagi menjadi tiga jenis:
1. Pelapisan Logam: electroplating, electroless-plating, hot dip galvaning, pack cementation,
cladding, thermal spraying, dan physical vapor deposition.
2. Pelapisan Anorganik: anodizing, chromate filming, phosphate coating, nitriding, dan
lapisan pasif.
3. Pelapisan Organik, dengan tiga metode proteksi, yaitu barrier effect, sacrificial effect, dan
inhibition effect.
Contoh Pelapisan
Pelapisan Cat (pelapisan organik) : Cat bukan hanya dikenal untuk mengedalikan korosi pada logam
tetapi juga untuk memberikan efek dekoratif pada permukaan lain seperti, kayu, plastik, kaca

Sifat-sifat cat sebagai pelapis korosi:


1. Cat harus memiliki daya adhesi yang kuat terhadap benda dan sifat ini harus stabil setiap
watu.
2. Cat harus mudah dilapiskan dengan cara-cara yang dianjurkan dalam proses pengecatan,
misalnya dengan kuas,rol dan semprot.
3. Lapisan cat yang disapuakan ke permukaan harus bersifat dapat menutupi permukaan
dengan merata dan sempurna.
4. Kualitas cat seperti waran dan viskositasnya harus tetap
5. Memiliki sifat khusus untuk kegunaan yang khusu pula, misalnya tahan air untuk cat
bawah air, tahan suhu tinggi dan anti korosi.
• Untuk memenuhi sifat-sifat diatas,maka
pada cat harus terkandung komponen –
komponen seperti pigmen, zat pengikat,zat
filler (pengisi) pelarut dan zat adiftif.
• Komponen-komponen utama pada cat ini
dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Komponen Utama Cat


Pemilihan Material (Material Selection)
• Prinsip dasar dari pemilihan material ini adalah mengenai tepat atau tidaknya
pengaplikasian suatu material terhadap suatu lingkungan tertentu.
• Pemilihan material yang sesuai dengan kondisi lingkungan, dapat meminimalisir terjadinya
kerugian akibat proses korosi.
• Deret galvanik merupakan suatu acuan yang penting dalam melakukan pemilihan material.
Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan kadar
sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi.

3 jenis inhibitor berdasarkan fungsinya:


1. Inhibitor anodik dapat memeperlambat reaksi elektrokimia di anoda melalui
pembentukan lapisan pasif di permukaan logam tersebut logam terlindungi dari korosi.
2. Inhibitor presipitasi dapat membentuk presipitat di seluruh permukaan suatu logam yang
berperan sebagai lapisan pelindung untuk menghambat reaksi anodik dan katodik logam
tersebut secara tidak langsung.
3. Inhibitor katodik dapat memperlambat reaksi katodik suatu logam dan membentuk
presipitat di wilayah katoda yang dapat meningkatkan impedansi permukaan sekaligus
membatasi difusi pereduksi untuk melindungi logam tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai