Anda di halaman 1dari 23

Definisi

“Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam


mengelola dan menatausahakan BMN yang sesuai dengan tugas dan fungsi
instansi yang bersangkutan”.
Tujuan

BMN pada dasarnya digunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
kementerian negara/lembaga dalam rangka Menjamin Tertib dalam Peggunaan.
Dasar
Hukum

 PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN atau BMD

 PMK Nomor 246/PMK. 06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaa BMN

 PMK Nomor 87/PMK. 06/2016 tentang Perubahan atas PMK Nomor 246/PMK.
06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaa BMN

 Permendagri 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan BMD


Prinsip Umum

1. Penggunaan BMN dibatasi hanya untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi


Kementerian/Lembaga.

2. Pengguna Barang wajib menyerahkan BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak
digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya kepada Pengelola Barang.

3. Subjek pelaksanaan Penggunaan BMN meliputi:


a. Pengelola Barang;
b. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang.
PENGGUNAAN BMN :
Berdasarkan PMK RI NOMOR 246/PMK.06/2014 dan PMK RI NOMOR 87 /PMK.06/2016
tentang perubahan atas PMK RI NOMOR 246/PMK.06/2014 tentang TATA CARA PELAKSANAAN
PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

1. PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN


2. PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN UNTUK DIOPERASIKAN OLEH PIHAK LAIN
3. PENGGUNAAN SEMENTARA BMN
4. PENGALIHAN STATUS PENGGUNAAN BMN
1. PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN

Oleh Pengelola Barang Oleh Pengelola Barang Tanpa


Didahului Usulan Penetapan
Status Penggunaan Dari
Penggunaa Barang

Penetapan status penggunaan BMN dilakukan karena adanya Pengadaan barang dan jasa.
1. PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN OLEH PENGELOLA BARANG

Tahapan :

• Permohonan

• Penelitian

• Penetapan

• Pendaftaran
A. Permohonan

(1)Permohonan penetapan status Penggunaan BMN diajukan secara tertulis oleh


Pengguna Barang kepada Pengelola Barang
(2)Permohonan penetapan status Penggunaan BMN harus disertai dokumen
sebagai berikut:
Tanah dan/
Tanah Bangunan
Bangunan

• Fotokopi dokumen • Fotokopi IMB • Fotokopi dokumen


kepemilikan berupa • Fotokopi Dokumen kepemilikan tanah berupa
Sertifikat Sertifikat
Perolehan
• Fotokopi IMB
• Untuk BMN yang belum • Fotokopi dokumen lainnya
memiliki sertipikat, dapat • Fotokopi Dokumen
seperti Berita Acara Serah Perolehan
diganti dengan: Terima (BAST) perolehan
• Fotokopi dokumen lainnya
• Fotokopi AJB,Girik, barang seperti Berita Acara Serah
Letter C, BAST terkait • Dalam hal IMB, dokumen Terima (BAST) perolehan
perolehan barang, perolehan dan BAST tidak barang
ledger jalan dimiliki, dapat diganti • Untuk BMN yang belum
• SPTJM yang menyatakan dengan SPTJM yang memiliki sertipikat, IMB,
BMN digunakan dalam menyatakan BMN dokumen perolehan dan
penyelenggaraan tusi. digunakan dalam BAST tidak dimiliki, dapat
penyelenggaraan tusi. diganti dengan:
• Surat keterangan dari
• SPTJM yang menyatakan
lurah/camat; jika ada BMN digunakan dalam
• Surat permohonan penyelenggaraan tusi
pendaftaran hak atas
tanah; jika ada

10
Selain Tanah dan/atau Penyertaan Modal
Bangunan Pemerintah Pusat (PMPP)

• Fotokopi dokumen kepemilikan, seperti • fotokopi dokumen penganggaran, seperti


Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);
(BPKB), bukti pemilikan pesawat terbang, • fotokopi hasil audit Aparat Pengawasan
bukti pemilikan kapal laut, atau dokumen Intern Pemerintah atau Badan Pemeriksa
lain yang setara dengan bukti kepemilikan. Keuangan Republik Indonesia;
• fotokopi dokumen lainnya, seperti Surat • fotokopi dokumen kepemilikan berupa
Tanda Nomor Kendaraan (STNK) atau Berita sertipikat, untuk BMN berupa tanah;
Acara Serah Terima (BAST) terkait • fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (1MB),
perolehan barang; untuk BMN berupa bangunan;
• Dalam hal dokumen tidak dimiliki, dengan • fotokopi dokumen perolehan bangunan,
nilai perolehan diatas Rp100.000.000 yakni untuk BMN berupa bangunan;
fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST)
• fotokopi dokumen lainnya, seperti Berita
perolehan barang dan dokumen lainnya
Acara Serah Terima (BAST) perolehan
barang;
• fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST)
pengelolaan sementara BMN, dalam hal BMN
sudah tidak berada dalam penguasaan
Pengguna Barang
• BMN yang belum memiliki sertipikat, IMB,
dokumen perolehan dan BAST dapat diganti
dengan SPTJM yang menyatakan BMN
digunakan dalam penyelenggaraan tusi.

11
B. Penelitian
(1) Pengelola Barang melakukan penelitian atas kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang
dipersyaratkan.
(2) Dalam hal hasil penelitian belum mencukupi, Pengelola Barang dapat:
a. meminta keterangan atau data tambahan kepada Pengguna Barang yang mengajukan
permohonan penetapan status Penggunaan BMN;
b. meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada instansi terkait; dan/ atau
c. melakukan pengecekan lapangan.
C. Penetapan
(1) Penetapan status Penggunaan BMN dilakukan melalui keputusan Pengelola Barang.
(2) Keputusan Pengelola Barang sekurang-kurangnya memuat:
a. pertimbangan penetapan status Penggunaan;
b. BMN yang ditetapkan statusnya;
c. Pengguna Barang;
(3) d. tindak lanjut penetapan status Penggunaan BMN.
(4) Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Pengguna Barang, Pengelola Barang
memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Barang yang mengajukan permohonan
disertai dengan alasannya.

D. Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan bagi pengguna barang baru yang belum mendaftarkan barang dan jasa yang
digunakannya.
2. PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN OLEH PENGELOLA BARANG TANPA
DIDAHULUI USULAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN DARI PENGGUNA BARANG

• Pengelola Barang dapat


menetapkan status penggunaan
BMN pada Pengguna Barang tanpa
didahului usulan dalam Kondisi :

• Adanya sengketa di Pengadilan;


• Adanya sengketa pertanahan di Penetapan
Badan Pertanahan Nasional;
• Penetapan BMN yang berasal dari • dilakukan bagi
perolehan lainnya yang sah; atau pengguna barang baru
• Penetapan BMN yang berasal dari
pengalihan status Penggunaan yang belum
BMN.
• Berdasarkan mendaftarkan barang
keputusan yang digunakannya.
Pengelola Barang
Tanpa
Permohonan Pendaftaran
PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN UNTUK
DIOPERASIKAN OLEH PIHAK LAIN
1) Penggunaan BMN untuk dioperasikan oleh pihak lain dilakukan dalam rangka menjalankan
pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga.

2) Biaya pemeliharaan BMN selama jangka waktu Penggunaan BMN untuk dioperasikan oleh
pihak lain dibebankan pada pihak lain yang mengoperasikan BMN.

3) Pihak lain yang mengoperasikan BMN dilarang melakukan pengalihan atas pengoperasian
BMN tersebut kepada pihak lainnya dan/atau memindahtangankan BMN bersangkutan.

4) Dalam hal pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi biaya operasional menghasilkan
keuntungan bagi pihak lain yang mengoperasikan BMN, keuntungan tersebut disetor
seluruhnya ke rekening Kas Umum Negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak.

5) Penyetoran keuntungan dituangkan dalam perjanjian antara Pengguna Barang dan pihak lain
yang mengoperasikan BMN
Pihak Lain Yang Dapat Mengoperasikan BMN

• Dilakukan untuk penyelenggaraan kepentingan


Badan Usaha umum. • Organisasi bilateral atau multilateral
yang secara resmi diikuti oleh
Milik Negara • Jangka waktu paling lama 5 tahun dan dapat
diperpanjang
Indonesia sebagai anggotanya.
• Dilakukan untuk melaksanakan
kesepakatan yang telah tertuang
Organisasi dalam perjanjian antara Pemerintah
• Dilakukan untuk penyelenggaraan kepentingan internasional Republik Indonesia dengan organisasi
umum. internasional bersangkutan.
Koperasi • Jangka waktu paling lama 5 tahun dan dapat • Dilakukan untuk BMN berupa tanah
diperpanjang dan/atau bangunan.
• Jangka waktu pelaksanaan sesuai
dengan perjanjian.

• Digunakan sebagai fasilitas umum, dengan


mempertimbangkan hubungan baik antar
Pemerintah negara.
negara lain • Dilakukan untuk BMN berupa tanah dan/atau
bangunan.
• Dilakukan untuk penyelenggaraan
• Paling lama 99 tahun.
Badan hukum kepentingan umum.
lainnya • Jangka waktu paling lama 5 tahun dan
dapat diperpanjang
Proses Penggunaan BMN Untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain

Penelitian dan
• Permohonan
Penetapan • Perjanjian antara
diajukan oleh Pengguna dengan
• Penelitian dan pihak lain
pengguna Penetapan yang
barang dilakukan oleh • Dilaksanakan setelah
• Dokumen pengelola terbitnya keputusan
kelengkapan barang Pengelola Barang

Permohonan Perjanjian
PENGGUNAAN SEMENTARA BMN
1. BMN yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna Barang dapat digunakan sementara oleh
Pengguna Barang lainnya tanpa harus mengubah kepemilikan dan status Penggunaan BMN.

2. Penggunaan sementara BMN dilakukan antar Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Pengelola
Barang.

3. Biaya pemeliharaan BMN selama jangka waktu Penggunaan sementara BMN dibebankan kepada
Kementerian/Lembaga yang menggunakan sementara BMN bersangkutan.

4. Penggunaan sementara BMN dituangkan dalam perjanjian antara Pengguna Barang dengan Pengguna Barang
yang menggunakan sementara BMN.

5. Jangka waktu Penggunaan sementara BMN: a. paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang, untuk
BMN berupa tanah dan/atau bangunan; b. paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang, untuk BMN
selain tanah dan/atau bangunan. Dalam hal Penggunaan sementara BMN dilakukan untuk jangka waktu
kurang dari 6 (enam) bulan, maka: tidak memerlukan persetujuan dari Pengelola Barang; dan pembebanan
biaya pemeliharaan selama jangka waktu Penggunaan sementara BMN dilakukan sesuai dengan perjanjian.

6. Pada saat jangka waktu Penggunaan sementara BMN telah habis, BMN yang digunakan sementara tersebut
dikembalikan kepada Pengguna Barang; atau dialihkan status Penggunaannya kepada Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN, setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang.
Proses Penggunaan Sementara

Persetujuan
• Permohonan diajukan
secara tertulis oleh
Pengguna Barang • Persetujuan
kepada Pengelola Penelitian dituangkan dalam
Barang surat persetujuan
• Dokumen kelengkapan yang didasarkan pada
hasil penelitian
• Dilakukan oleh
Pengelola Barang
Permohonan terhadap
kelengkapan dan
kesesuaian
dokumen.
PENGALIHAN STATUS PENGGUNAAN BMN
1. BMN dapat dialihkan status penggunaannya dari Pengguna Barang kepada Pengguna Barang lainnya
untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Pengelola Barang.

2. Pengalihan status Penggunaan BMN dilakukan antar Pengguna Barang setelah terdapat permohonan
dari Pengguna Barang lama dan disetujui oleh Pengelola Barang.

3. Pengalihan status Penggunaan BMN dapat pula dilakukan berdasarkan inisiatif dari Pengelola
Barang dengan terlebih dahulu memberitahukan maksudnya tersebut kepada Pengguna Barang.

4. Pengalihan status Penggunaan BMN dilakukan terhadap BMN yang masih berada dalam penguasaan
Pengguna Barang yang tidak digunakan lagi oleh Pengguna Barang bersangkutan.

5. Pengalihan status Penggunaan BMN dilakukan tanpa kompensasi dan tidak diikuti dengan
pengadaan BMN pengganti.

6. BMN yang dialihkan status penggunaannya dilakukan penatausahaan dan pemeliharaan oleh
Pengguna Barang baru.
Proses Pengalihan Status Penggunaan BMN

• Permohonan
diajukan secara
tertulis oleh Penetapan
Pengguna Barang Persetujuan
kepada
Pengelola Barang Penelitian
• Berdasarkan
• Dokumen • Persetujuan keputusan
kelengkapan dituangkan Pengelola
dalam surat Barang
• Dilakukan oleh
persetujuan
Pengelola
yang didasarkan
Permohonan Barang pada hasil Pendaftaran
terhadap penelitian
kelengkapan
dan kesesuaian • Pengguna barang baru
dokumen. mendaftarkan barang
yang awalnya milik
pengguna barang lama
menjadi miliknya
Soal dan Jawaban
 Mega : Pasal-pasal mana saja yang mengalami perubahan dari PMK Nomor 246/PMK. 06/2014 ke PMK
Nomor 87/PMK. 06/2016 ?

Jawab : Perubahan yang terjadi dapat di lihat di PMK perubahan yaitu PMK Nomor 87/PMK. 06/2016 .

 Iis : Mengapa diperlukan pengalihan status penggunaan BMN ?

Jawab : 1. Untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi kementrian / lembaga

2. Barang tersebut diperlukan oleh kementrian/ lembaga lain

3. Barang tersebut tidak lagi digunakan oleh kementrian / lembaga yang bersangkutan.

 Desi : Apa beda proses penggunaan sementara dengan pengalihan status penggunaan BMN ?

Jawab : Kalau penggunaan sementara BMN hanya ada tahap permohonan, penelitian, dan persetujuan dan
juga tanpa harus merubah kepemilikan dan status penggunaan. Sedangkan pengalihan status
penggunaan BMN terdapat tahap permohonan, penelitian, persetujuan, penetapan, dan pendaftaran,
serta kepemilikan dan status penggunaan harus berubah kepada pemilik barang yang baru.

Anda mungkin juga menyukai