Anda di halaman 1dari 27

PSIKOLOGI KELUARGA

TIM INSTRUKTUR NASIONAL BIMBINGAN PERKAWINAN


Kemenag RI
2018
GAMBARAN UMUM
 Dalam materi ini, peserta mengeksplorasi ciri kehidupan
perkawinan yang sukses dan yang gagal, sehingga dapat
menyimpulkan tantangan dalam kehidupan berkeluarga.

 Setelah itu, peserta belajar komponen penting dalam


hubungan pasangan, dan tahap perkembangan hubungan
pasangan suami istri, penghancur hubungan vs pembangun
hubungan, serta hal-hal penting untuk membangun
perkawinan yang baik.

 Peserta juga diajak untuk mengeksplorasi potensi konflik


yang terjadi dan bagaimana mengelola konflik sebagai
bagian kehidupan dalam keluarga
POKOK BAHASAN

 Komponen Hubungan Perkawinan


 Tahap Perkembangan Hubungan dalam Perkawinan
 Penghancur vs Pembangun Hubungan
 Kesiapan Menikah: Kebutuhan Saya-Kebutuhan
Pasangan, Kematangan Hubungan, dan Rekening
Bank Emosi
 Ketrampilan Komunikasi
 Ketrampilan Mengelola Konflik
METODE, WAKTU, & MEDIA
 METODE
 Game, tugas kelompok, tugas pasangan, role-play (bermain
peran), presentasi, ceramah, dan tanya-jawab.

WAKTU
180 menit.
 MEDIA
Lembar Rekening Bank Hubungan
 Lembar Kasus
 Kertas HVS, pensil, kertas plano, spidol, solatip, papan tulis putih,
laptop dan LCD jika ada
LANGKAH 1
Komponen Hubungan Perkawinan dan
Tahap Perkembangan Hubungan

 Secara kelompok menggambar keluarga harmonis dan


tidak.
 Simpulkan ciri keluarga harmonis-tidak harmonis;
penyebab menjadi harmonis dan tidak harmonis
 Ingatkan 4 pilar yang akan mewarnai Komponen
Hubungan Pernikahan, yaitu Kedekatan Emosi, Gairah,
dan Komitmen.
 Penjelasan kondisi kombinasi antara 3 komponen.
 PenjelasanTahap Perkembangan Hubungan.
4 Pilar Perkawinan

Musyawarah Zawaj

Mu’asyarah Mitsaqon
bil Ma’ruf Ghalidhan
KOMPONEN HUBUNGAN PERNIKAHAN
 Komitmen, yaitu bagaimana suami-istri
sama-sama memandang ikatan
perkawinan sebagai ikatan yang kokoh
Komitmen (mitsaaqan ghalizhan, QS. An-Nisa, 4: 21).
 Kedekatan emosi muncul dalam bentuk
rasa kasih sayang, mawaddah dan
rahmah, di antara pasangan suami istri
(QS. Ar-Rum, 30:21). Mereka menjadikan
pasangan sebagai pasangan jiwa, tempat
berbagi kehidupan yang sesungguhnya.
 Gairah adalah adanya dorongan untuk
mendapatkan kepuasan seksual dari
Kedekatan pasangannya, sebagaimana menjadi salah
Gairah satu tujuan perkawinan yaitu
emosi
menghalalkan hubungan seksual antara
laki-laki dan perempuan. Demikian
pentingnya komponen ini, Al-Qur’an
banyak menyebutkannya di dalam
berbagai ayat, misalnya QS Al-Baqarah,
2: 187.
KEMUNGKINAN
KOMBINASI 3 KOMPONEN

 Kedekatan Emosi + Gairah + Komitmen (Samara)


 Kedekatan Emosi + Gairah – Komitmen (Jatuh Cinta)
 Gairah + Komitmen – Kedekatan Emosi (Tdk tentram)
 Komitmen + Kedekatan Emosi – Gairah (Hampa)
 Kedekatan Emosi – Gairah – Komitmen (Persahabatan)
 Gairah – Komitmen – Kedekatan Emosi (Fisik)
 Komitmen – Kedekatan Emosi – Gairah (Empty Love)
TAHAP PERKEMBANGAN HUBUNGAN

 Hubungan pernikahan merupakan proses berkelanjutan


yang terdiri dari tahap-tahap yang memiliki tantangan
yang berbeda-beda.
 Kebanyakan pasangan tidak memahami tantangan ini,
dan karenanya tidak siap mengelola tantangan, lalu
menjadi mudah menyerah dan memilih untuk berpisah.
 Bila dikelola dengan baik, setiap Tahap Perkembangan
Hubungan akan memperkuat hubungan.
MENJAGA DAN MEMUPUK KEDEKATAN EMOSI

 Menjaga keterbukaan
 Sikap saling memahami
 Banyak yang terjebak pada sikap menuntut:
 “kalau kamu bisa membahagiakan saya maka saya
baru membahagiakan kamu”
 Ada prinsip tabadul atau saling, yang berarti tidak
menunggu pasangan melakukan terlebih dahulu
MENJAGA KOMITMEN TETAP KOKOH

 Kejujuran, kesetiaan, dan diiringi dengan sikap tanggung


jawab
 Meneladani rasul, amanah
 Mengingat Mitsaqan ghalidhan
 Komitmen akan diuji dengan konflik (masalah,
perbedaan)
 Jika bisa menyelesaikan konflik maka akan mjd kuat
 Jika dihindari?
MENJAGA API GAIRAH
 Bukan hanya kebutuhan fisik
 Hubungan fisik dan emosional yang paling dekat
 Tantangan: kesibukan, kelelahan, bekerja, anak dan
lingkungan
 Solusi: bersentuhan sederhana, menyiapkan diri
dengan wewangian dan pakaian yang baik
 Menghabiskan waktu berdua saja
TAHAPAN PERKAWINAN
TAHAPAN SITUASI PERSOALAN TANTANGAN
UMUM
12-18 Mulai menyatu Ingin Mencari keseimbangan
Bulan; membahagiakan kebutuhan diri dan
Tahap pasangan menyatu
Menyatu
2-3 tahun Kehidupan yang Pembagian peran, Mengelola perbedaan.
Tahap lebih ajeg, perbedaan pribadi, Ada pertengkaran,
Bersarang memiliki anak, kebutuhan dekat dg pertimbangan pribadi akan
kebutuhan keluarga keluar. Brlajar mencari
bersarang & solusi
finansial
3-4 tahun Kebutuhan Cukup yakin dg Menjaga keseimbangan
Tahap pribadi semakin kekuatan hub tersebut, mis lebih
Kebutuhan kuat. perkawinan. Yakin mementingkan
Pribadi pasangan menjaga kepentingan pribadi; yg
komitmen adil untuk blm matang ajann curiga.
keb pribadi & kel BELAJAR KOMPROMI
TAHAPAN SITUASI PERSOALAN UMUM TANTANGAN
5-14 TAHUN Karena yakin dg Ada yang lupa Berbesar hati tidak
TAHAP pasangan, mjd menghargai saling mengukung,
KOLABORASI pribadi yang maju, pengorbanan menjalin
mampu memberi pasangan. komunikasi yang
dukungan kpd Komunikasi baik agar jarak
pasangan memburuk. Jika tak terjaga
sadar, pasangan akan
menjauh

15-24 TAHUN Pasangan sibuk Pasangan sdh Kesadaran bahwa


TAHAP penyesuaian dg melewati banyak kehidupan telah
PENYESUAIAN tantangan hidup masalah. Namun bs membawa banyak
yang baru, sudah muncul persoalan perubahan bg
menemukan cara baru, mis. Menuntut, pasangan.
menerima menggampangkan. Pasangan perlu
pasangan, & Kdg putus asa menghindari sikap
menemukan cara pasangan tidak merasa benar
yang tdk disukai dr berubah sendiri. Perlu
pasangan menjadi pendengar
yg baik
LANGKAH 2

PEMBANGUN DAN PENGHANCUR


HUBUNGAN PERKAWINAN
 Role play bertengkar: satu pihak keras, yang lain longgar.
 Fasilitator menjelaskan tentang sikap penghancur hubungan:
kritik (sikap menyalahkan), sikap membenci dan
merendahkan, sikap membela diri dan mencari alasan, serta
sikap mendiamkan (mengabaikan).
 Fasilitator menjelaskan tentang beberapa pondasi dan cara
pandang dalam membangun hubungan yang mempengaruhi
komunikasi:Kebutuhan Saya dan Kebutuhan Pasangan
Saya; Rekening Bank Hubungan; Kematangan dalam
berinteraksi
 Membuat Rekening Bank Emosi;
 Di kolom Debet (Setoran), diisi hal-hal apa saja dalam
perkawinan yang penting dan berharga bagi catin.
 Di kolom Kredit (Penarikan), diisi hal-hal apa saja yang
tidak diharapkan oleh catin.
 Para peserta bergantian menyampaikan dan fasilitator
menyampaikan simpulan
PENGHANCUR HUBUNGAN
 SIKAP MENYALAHKAN, KRITIK PEDAS .
 Tidak mau melihat keunggulan pasangan
 SIKAP MEMBENCI DAN MERENDAHKAN.
 Aku menyesal menikah denganmu
 SIKAP MEMBELA DIRI DAN MENCARI ALASAN
 “Aku sibuk di luar krn dia tidak membuatku kerasan”
 SIKAP MENDIAMKAN DAN ABAI
 “tidak mau bertengkar, tapi acuh dan tak peduli”
SIKAP

KONDISI KATA POSITIF NEGATIF


HUBUNGAN

STABIL 5 1

LABIL 1 8

(Gottman Institute)
PEMBANGUN HUBUNGAN
 MEMAHAMI KEBUTUHAN YANG BERBEDA ANTAR PASANGAN.
Kebutuhan Saya dan Kebutuhan Pasangan Saya adalah sama-
sama penting dan perlu diselaraskan. Nilai adil menjadi prinsip
utama dalam memahami kebutuhan saya, kebutuhan pasangan,
dan kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara kedua hal
ini (QS An-Nisa, 129-130).
 REKENING BANK HUBUNGAN, di mana masing-masing
istri/suami memiliki kesempatan untuk membangun hubungan
dengan memperlakukan pasangannya dengan baik (mu’asyarah
bil ma’ruf, QS. An-Nisa, 4: 19). Setiap tindakan baik akan
menambah saldo rekening, dan setiap tindakan yang menyakiti
akan mengurangi saldo rekening.
 KEMATANGAN DALAM BERINTERAKSI, yaitu pondasi penting
dalam melakukan musyawarah (QS. Al-Baqarah, 2: 23).
Musyawarah hanya akan dapat terwujud bila pasangan suami-
istri memahami bahwa demi tujuan perkawinan, diperlukan
kesepakatan untuk tidak saling mengalahkan tetapi mencari yang
terbaik bagi keluarga.
REKENING BANK HUBUNGAN
SETORAN PENARIKAN
Hal-hal yang saya harapkan dari Hal-Hal yang saya harap tidak terjadi
hubungan kami dalam hubungan kami

Hal-hal yang saya harapkan dari Hal-hal yang saya harap tidak
pasangan saya dilakukan oleh pasangan saya

Bila sedang bertengkar atau berbeda Bila sedang bertengkar atau berbeda
pendapat, hal-hal yang akan pendapat, hal-hal yang akan
meredakan emosi saya: membuat emosi saya makin tinggi:
REKENING BANK HUBUNGAN

SETORAN PENARIKAN
 KOMUNIKATIF  MARAH
 PENYABAR  NGOMEL
 SENYUM  CEMBURU
 MEMBANTU  KASAR
 MENCIUM  TIDAK SADAR DIRI
 MEMUJI  SESUAI PERSPEKTIF DIRI
SENDIRI
KEMATANGAN=
KEBERANIAN X TENGGANG RASA

Keberanian: Keberanian
menyampaikan pendapat
KALAH MENANG- & kebutuhan
MENANG MENANG
Tenggang Rasa:
RENDAH -------TINGGI
TENGGANG RASA

Kemampuan untuk
memperhatikan pendapat
atau kebutuhan pasangan
Kematangan:
Kemampuan pasangan
MENANG
KALAH/KALAH menjaga keberanian &
KALAH
tenggang rasa berjalan
seimbang

RENDAH-------------------TINGGI
KEBERANIAN
LANGKAH 3
MENGELOLA KONFLIK
 Secara berkelompok (berbeda jenis kelamin) menganalisis
kasus: apa yang terjadi, bagaimana respon pasangan,
faktor internal dan eksternal kasus, antisipasi
 Membangun kesadaran tentang perbedaan pasangan hal
yang lumrah. Yang penting bagaimana merespon
perbedaan tersebut, bukan mempermasalahkan,
 Konflik positif jika dikelola dengan baik untuk dinamisasi
hubungan dan pencarian pembelajaran dan sebaliknya.
Konflik soal besar kecil, sering jarang, dan bagaimana
mengelolanya.
 Sumber-sumber konflik
 Mengelola konflik
DISKUSI KASUS
 Fakta-fakta apa yg terjadi dlm kasus tsb?
 Faktor-factor apa yg melatari kasus tersebut
terjadi?
 Untuk mencegah kasus tsb apa yg bisa
dilakukan oleh suami istri?
SUMBER-SUMBER KONFLIK
 Ketidak setaraan status, posisi, dan relasi
 Kebutuhan pasangan yang tidak terpenuhi
 Perbedaan kebiasaan dan budaya antara dua
pasangan dan keluarganya masing-masing
 Perbedaan peran dan tanggung-jawab baik
dalam ranah domestik maupun publik
LANGKAH-LANGKAH
MENGELOLA KONFLIK
 Pastikan selalu memandang perbedaan secara positif lalu
berpikir untuk mencapai win-win solution.
 HINDARI sikap-sikap yg menjadi penghancur hubungan,
LAKUKAN sikap-sikap yang menjadi Pembangun hubungan
 Mulailah dengan memahami terlebih dahulu, lalu bantu
pasangan untuk memahami kita
 Lakukanlah negosiasi, membangun kesepakatan, sinergi
berdua, bekerja sama, bukan sendiri-sendiri. Dari caraku-
caramu, menjadi cara kita bersama.
 Selalu ingat dengan 4 pilar perkawinan
 Jangan ragu untuk mencari mediasi jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai