Anda di halaman 1dari 50

Perhitungan dosis OBAT

ALI AFFAN SILALAHI, S. SI., M. SI


Pendahuluan

Dosis Obat
Dosis Obat adalah sejumlah takaran obat yang diberikan kepada
manusia yang dapat memberikan efek fisiologis.

Tujuan Perhitungan Dosis Obat


Setiap bahan kimia adalah racun, termasuk obat.
Oleh karena itu dosis harus dihitung untuk memastikan bahwa
obat yang diberikan dapat memberikan efek terapi yang diinginkan.
Dasar-dasar Perhitungan Dosis untuk Perawat

 Memahami perhitungan dosis individual bagi bayi, anak-anak, lansia,


orang dengan berat badan yang ekstrem (obes) dan pada pasien dengan
fungsi ginjal dan hati yang terganggu.
 Memahami satuan-satuan dosis yang digunakan dalam bidang farmasi
(obat) dan cara konversinya.
 Memahami perhitungan dosis yang harus diberikan berdasarkan sediaan
yang ada (tersedia).
 Memahami cara menghitung luas permukaan tubuh.
 Mengetahui sediaan obat.
Beberapa Istilah Dosis

 Single dose : dosis sekali pemakaian, contoh dosis sekali pakai


mebendazole 100 mg.
 Daily dose : dosis pemakaian satu hari, contoh dosis pemakaian
digitoksin 100 µg/hari.
 Dosis regimen : jadwal waktu pemberian setiap dosis obat, misal dosis
doxepin 75 mg sehari. Jumlah tersebut dibagi dalam beberapa kali
pemberian sehingga total pemberian dalam sehari 75 mg.
 Dosis lazim/terapeutik : dosis untuk tercapainya efek terapi pada orang
dewasa.
 Dosis inisial/loading dose : dosis permulaan atau dosis awal pengobatan
untuk mempercepat tercapainya kadar efektif minimal. Setelah pemberian
loading dose dilanjutkan dengan maintenance dose (dosis pemeliharaan).
 Dosis maksimum : dosis tertinggi yang aman bagi penderita
dewasa (tidak boleh terlampaui).
 Dosis toksik : dosis yang melebihi dosis maksimal yang
dapat menimbulkan keracunan.
 Dosis letal : dosis yang melebihi dosis maksimal yang dapat
menimbulkan kematian.
Faktor-faktor Mempengaruhi Dosis

 Karakteristik fisikokimia obat meliputi kelarutan, koefisien partisi,


pH, asam, basa, garam.
 Rute pemakaian obat.
 Faktor penderita : umur, BB, jenis kelamin, obesitas dan kondisi
patofisiologi tertentu.
Perhitungan Dosis pada Bayi dan Anak

Untuk pemilihan obat pada anak perlu diperhatikan dalam


 Hindari pemberian anak obat-obatan yang diperuntukkan bagi orang
dewasa meskipun dengan dosis kecil.
 Hindari pemberian obat dari resep dokter yang diberikan pada orang
lain dan bukan atas nama anak.
 Memberikan obat khusus yang ditujukan hanya untuk anak dengan
kondisi yang khusus pula.
 Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan
durasinya. Orang tua diberi penjelasan pentingnya melanjutkan
pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam resep
meskipun anak tampak sembuh.
 Dalam pemberian obat pada anak, sedian obat yang

banyak disedian untuk anak dibuat dalam bentuk


eliksir atau suspensi.
 Jika obat yang tersedia untuk anak dalam bentuk

tablet sebaiknya dihaluskan atau digerus terlebih


dahulu karena tablet yang dikunyah akan membuat
anak tersedak.
Faktor penyebab perbedaan respon obat anak dan dewasa

 Perbedaan absorpsi karena perbedaan relatif kepadatan sel.


 Perbedaan distribusi karena persentase cairan ekstrasel dan
cairan tubuh total relatif lebih tinggi pada anak dibanding
dewasa.
 Perbedaan metabolisme karena proses enzimatis belum
sempurna.
 Perbedaan ekskresi karena glomerulus dan tubuli ginjal
belum sempurna.
Perhitungan Dosis Individual untuk Bayi dan
Anak jika hanya Dosis Dewasa yang Diketahui



3. Berdasarkan Nomogram West
 Ukur tinggi badan (TB) dalam
cm
 Ukur berat badan (BB) dalam kg
 Tarik garis lurus yang
menghubungkan TB (cm) dan
BB (kg), titik potong garis yang
ditarik dari titik tinggi badan
sampai berat badan dengan
garis PT (satuan m2) pada
Nomogram West menunjukkan
luas permukaan tubuhnya.

DA = dosis DD = dosis
anak dewasa

n = umur m = umur
dalam tahun dalam bulan
Perhitungan Dosis Individual untuk Bayi dan Anak
berdasarkan Dosis Setiap Kg BB yang Sudah
Diketahui

 Jika sudah diketahui dosis setiap kg BB-nya, maka


perhitungan dosis pada pasien tinggal mengalikan
nilai dosis/kg BB dengan Bb-nya.
 Misalnya, dosis parasetamol 5-10 mg/kg BB , maka
dosis untuk anak dengan BB 10 kg adalah 50-100
mg.
Satuan Dosis yang Sering Digunakan dalam
Farmakologi
 mg; g
 IU atau UI (internasional unit, unit international) merupakan satuan dosis untuk obat yang
sukar dimurnikan atau sukar ditentukan bobotnya, seperti pada hormone, vaksin dan
produk biologi lainnya.
 Persen (%), ada beberapa macam yaitu :
a) Persen b/b (bobot per bobot), berarti jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan
b) Persen b/v (bobot per volume), berarti jumlah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan
c) Persen v/v (volume per volume), berarti jumlah ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
d) Persen v/b (volume per bobot), berarti jumlah ml zat terlarut dalam 100 gramlarutan
Menghitung Dosis Obat

 Kebanyakan intruksi dan label obat ditulis dalam sitem pengukuran metrik.
 Jika jumlah obat spesifik yang dibutuhkan sama dengan jumlah obat yang
tertera dalam label obat, tidak diperlukan perhitungan dosis obat, dan obat
dapat disiapkan dengan cara yang sederhana.
 Contoh : jika kebutuhan dosis “ibuprofen 400 mg PO” dan di kemasan obat
tertulis “ibuprofen 400 mg pertablet” ini jelas berarti 1 tablet yang akan
diberi.
 Tetapi bagaimana jika obat yang dibutuhkan dengan dosis 400 mg dan obat
yang tersedia tablet dengan dosis 200 mg ?
 Contoh : “berapa banyak 200 mg tablet yang diberikan untuk memenuhi
dosis 400 mg? Pada kasus ini dapat dihitung mudah yaitu 2 tablet.
Perhitungan Pemberian Obat


Contoh

Pasien membutuhkan ibuprofen 600
mg. Sediaan yang ada adalah ibuprofen
200 mg. Berapa tablet yang dibutuhkan
oleh si pasien?

Berapa ml (sendok teh) sirup yang
harus diberikan, jika pasien
membutuhkan 500 mg amoksisilin
untuk sediaan yang ada berupa
sirup 125 mg/5 ml.

Pemberian Melalui Infus

 Untuk menghitung dosis atau kecepatan infus yang tepat saat


memberikan obat melalui infus, paramedic harus mengetahui informasi
sebagai berikut yaitu :
 Jumlah atau volume obat yang harus diberikan
 Lama pemberian obat yang diinginkan
 Kecepatan infus yang diinginkan
 Faktor alat (jumlah tetes untuk tiap ml) dari infus set yang digunakan


Pengenceran

Pengukuran Dosis Obat

 Jika sediaan obat dalam bentuk cair, maka penggunaan untuk

tiap dosis adalah dengan sendok/gelas takar dan pipet.


 Untuk ketepatan pengukuran volume obat, pasien disarankan

selalu menggunakan alat-alat takar.


Istilah Latin dalam Pemberian Obat
Singkatan Kepanjangan Arti
ac ante coenam sebelum makan
dc durante coenam saat makan
pc post coenam sesudah makan
cth cochlear thea sendok te (5 ml)
C cochlear sendok makan (15 ml)
cito - segera
hs hora somni sebelum tidur
prn pro re nata bila perlu
dd de die sehari
bdd/2dd bis de die 2 kali sehari
tdd/3dd ter de die 3 kali sehari
qdd quartier/quinque de die 4/5 kali sehari
Singkata Kepanjangan Arti
n
s signa tanda
suc signa usus cognitus tanda untuk pemakaian diketahui
sue signa usus externus tanda dipakai untuk luar
simm signa in manus medici serahkan ke tangan dokter
stat statim penting
ad lib ad libitum minum sebanyak-banyaknya
ia intra arterium suntikan melalui pembuluh darah arteri
Ic/sc intra cutan/sub cutan suntikan melalui lapisan kulit luar
im intra muscular suntikan melalui otot
iv intra vena suntikan melalui pembuluh darah vena
ad auricularies dexter telinga kanan
as auricularies sinister telinga kiri
od oculus dexter mata kanan
os oculus sinistra mata kiri
Gambaran Lokasi Pemberian Obat Injeksi
Frekuensi Pemberian Obat

 Dipengaruhi sifat fisika kimia obat, besar dosis dan


tujuan pengobatan.
 Dapat diberikan setiap bulan sekali, setiap 5 menit,
terus menerus (infus) atau beberpa kali sehari.
 Kinetika, t1/2, onset dan durasi obat sangat
berpengaruh
 Untuk mengatisipasi menurunnya kepatuhan pada
penggunaan obat jangka panjang, industri farmasi
telah mengembangkan sediaan long acting.
Referensi

 www.dosagehelp.com
 www.safemedication.com

Anda mungkin juga menyukai