Anda di halaman 1dari 37

Penyulingan (Distillation)

•Distilasi(penyulingan) adalah proses pemisahan komponen


dari suatu campuran yang berupa larutan cair-cair dimana
karakteristik dari campuran tersebut adalah mampu-campur
dan mudah menguap, selain itu komponen-komponen
tersebut mempunyai perbedaan tekanan uap dan hasil dari
pemisahannya menjadi komponen-komponennya atau
kelompok kelompok komponen.

•Karena adanya perbedaan tekanan uap, maka dapat


dikatakan pula proses penyulingan merupakan proses
pemisahan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan
titik didihnya
Teori Dasar Distilasi

 Titik didih dapat didefinisikan sebagai nilai suhu pada


tekanan atmosfir atau pada tekanan tertentu lainnya,
dimana cairan akan berubah menjadi uap atau suhu pada
tekanan uap dari cairan tersebut sama dengan tekanan gas
atau uap yang berada di sekitarnya.

 Jika dilakukan proses penyulingan pada tekanan atmosfir


maka tekanan uap tersebut akan sama dengan tekanan air
raksa dalam kolom setinggi 760 cmHg. Berkurangnya
tekanan pada ruangan di atas cairan akan menurunkan titik
didih.Sebaliknya peningkatan tekanan di atas permukaan
cairan akan menaikkan titik didih cairan tersebut
(Guenther, 1987).
Teori Dasar Distilasi
Ada 2 macam sistem penyulingan campuran
cairan :
1. Penyulingan dari campuran cairan yang saling
tidak melarut dan selanjutnya membentuk 2
fase.
2. Penyulingan dari campuran cairan yang saling
melarut secara sempurna dan hanya
membentuk satu fase. Pada prakteknya usaha
tersebut dilakukan untukmemurnikan dan
memisahkan fraksi-fraksi (fractionation)
minyak atsiri tanpa menggunakan uap panas.
Teori Dasar Distilasi

 Perbedaan sifat campuran satu fase dengan


campuran dua fase dapat dibedakan secara
jelas jika suatu cairan menguap, terutama
dalam keadaan mendidih.
 Pada suhu tertentu molekul-molekul cairan
tersebut memiliki energi tertentu dan
bergerak bebas secara tetap dan dengan
kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul
dalam cairan hanya bergerak pada jarak
pendek sebelum dipengaruhi oleh molekul-
molekul lain,sehingga arah geraknya diubah.
Teori Dasar Distilasi
 Setiap molekul pada lapisan permukaan yang
bergerak ke arah atas akan meninggalkan
permukaan cairan dan akan menjadi molekul uap.
Molekul-molekul uap tersebut akan tetap berada
dalam gerakan yang konstan, dan kecepatan
molekul-molekul dipengaruhi oleh suhu pada saat
itu (Guenther, 1987).
 Kondensasi atau proses pengembunan uap mejadi
cairan, dan penguapan suatu cairan menjadi uap
melibatkan perubahan fase cairan dengan koefisien
pindah panas yang besar. Kondensasi terjadi apabila
uap jenuh seperti steam bersentuhan dengan
padatan yang temperaturnya dibawah temperatur
jenuh sehingga membentuk cairan seperti air.
Hukum Hidrodestilasi minyak atsiri
atau zat-zat menguap
Perbandingan antara berat dua komponen
uap dan perbandingan berat dua macam
cairan dalam destilat (kondensat),
merupakan perbandingan dari tekanan uap
parsial dikalikan dengan perbandingan
berat molekulnya.

W H2O = P H2O X M H2O


W Oil P Oil M Oil
W H2O = P H2O X M H2O
W Oil P Oil M Oil

W H2O : Berat air dalam kondensat


W Oil : Berat minyak di dalam kondensat
P H2O :Tekanan uap air pada suhu yang ditetapkan (suhu
ketel)
P Oil : Tekanan uap minyak pada suhu yang ditetapkan
(Suhu ketel)
M H2O : Berat molekul air (18)
M Oil : Berta molekul minyak (dengan asumsi bahwa
nilaiini ditetapkan sebagai nilai rata-rata)
Pembagian Destilasi
 Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Distilasi kontinyu
2. Distilasi batch

 Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :


1. Distilasi atmosferis
2. Distilasi vakum
3. Distilasi tekanan

 Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :


1. Destilasi system biner
2. Destilasi system multi komponen

 Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :


1. Single-stage Distillation
2. Multi stage Distillation
Macam – macam destilasi

 Destilasi sederhana
 Destilasi bertingkat ( fraksional )
 Destilasi azeotrop
 Destilasi vakum
 Refluks / destruksi
 Destilasi kering
Macam-Macam Destilasi :
 1. Distilasi Sederhana,
prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan
berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.

 2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat),


Sama prinsipnya dengan dis.sederhana, hanya dis.bertingkat
ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik,
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang berdekatan.

 3. Distilasi Azeotrop,
Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih
komponenyang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan
azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
Macam-Macam Destilasi :
 4. Distilasi Kering :
memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa
uap dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil
cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.

 5. Distilasi vakum:
memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat
tinggi, motede yang digunakan adalah dengan
menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1
atm, shg titik didihnya juga menjadi rendah, dalam
prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya
tidak perlu terlalu tinggi.
 Sebagai contoh, proses penyulingan dari larutan garam yang
dilakukan di laboratorium, sebagaimana ditunjukkan pada gambar
4.60.Pada gambar tersebut, terlihat, larutan garam (NaCl)
dimasukkan pada labu, dimana pada bagian atas dari labu
tersebut dipasang alat pengukur suhu atau thermometer. Larutan
garam di dalam labu dipanasi dengan menggunakan pembakar
Bunsen. Setelah beberapa saat, larutan garam tersebut akan
mendidih dan sebagian akan menguap. Uap tersebut dilewatkan
kondensor, dan akan terkondensasi yang ditampung pada
erlemeyer.Cairan pada erlemeyer merupakan destilat sebagai air
murni.
 Pada operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada
gejala bahwa bila campuran cair ada dalam keadaan
setimbang dengan uapnya,komposisi uap dan cairan
berbeda.

 Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang lebih


mudah menguap, sedangkan cairan akan mengandung lebih
sedikit komponen yang mudah menguap.

 Bila uap dipisahkan dari cairan, maka uap tersebut


dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan cairan yang
berbeda dari cairan yang pertama, dengan lebih banyak
komponen yang mudah menguap dibandingkan dengan
cairan yang tidak teruapkan.

 Bila kemudian cairan dari kondensasi uap tersebut diuapkan


lagi sebagian,akan didapatkan uap dengan kadar komponen
yang lebih mudah menguap lebih tinggi.
Operasi Distilasi
1. Keadaan Awal
 Mula-mula, pada cairan terdapat campuran A
dan B, dimana karakteristik dari komponen-
komponen tersebut adalah komponen A lebih
mudah menguap (volatil) dibanding komponen
B.
 Komposisi dari kedua komponen tersebut
dinyatakan dengan fraksi mol.Untuk fase cair
komponen A dinyatakan dengan xA, sedangkan
komponen B dinyatakan dengan xB.
2. Campuran diuapkan sebagian, uap dan cairannya
dibiarkan dalam keadaan setimbang.
3.Uap dipisahkan dari cairannya dan dikondensasi; maka
didapat dua cairan,cairan I dan cairan II. Cairan I
mengandung lebih sedikit komponen A (lebih mudah
menguap) dibandingkan cairan II
 Pada kondisi diatas, dari campuran dua komponen cairan
(campuran biner) akan didapat dua cairan yang relatif
murni.Hal ini dapat terlaksana,apabila beda titik didih dari
kedua komponen tersebu relatif besar.Apabila perbedaan titik
didih dari kedua komponen tersebut tidak terlalu jauh,maka
perlu dilakukan proses penyulingan dengan alat penyuling
(distillation) kontinyu (sinambung).

 Pada alat penyuling (distillation) kontinyu (sinambung)


tersebut terlihat pendidih ulang (reboiler) yang mendapat
umpan berupa zat cair secara kontinyu yang merupakan
komponen yang akan dipisahkan. Karena adanya panas yang
masuk (pemanasan) pada pendidih-ulang, maka zat cair masuk
akan diubah sebagian menjadi uap, dalam hal ini uap akan kaya
dengan komponen yang volatil (mudah menguap).
 Apabila perbedaan titik didih dari komponen
tersebut relatif tinggi, maka uapnya hampir
merupakan komponen murni.
 Akan tetapi apabila perbedaan titik didih dari
komponen tersebut,tidak terlalu besar,maka
uap merupakan campuran dari beberapa
komponen.
 Kemudian uap campuran tersebut
dikondensasikan, kemudian zat cair hasil
kondensasi, sebagian dikembalikan kedalam
kolom, yang disebut dengan refluks.
 Cairan yang dikembalikan tersebut (refluks)
diusahakan agar dapat kontak secara lawan
arah dengan uap, sehingga diharapkan hasil atas
(over head) akan meningkat kemurniannya.
 Untuk mendapatkan kondisi tersebut
(kemurnian meningkat),diperlukan uap yang
banyak agar dapat digunakan sebagai refluks
dan hasil atas.
 Kondisi tersebut harus diimbangi dengan panas
yang masuk pada reboiler harus besar
(ditingkatkan). Hal ini perlu dipertimbangkan,
khususnya dalam rangka penghematan energi.
 Dalam distilasi, fase uap yang terbentuk
setelah larutan dipanasi, dibiarkan
kontak dengan fase cairannya sehingga
transfer massa terjadi baik dari fase uap
ke fase cair maupun dari fase cair ke
fase uap sampai terjadi keseimbangan
antara kedua fase.
 Setelah keseimbangan tercapai,kedua
fase kemudian dipisahkan. Fase uap
setelah dikondensasikan dalam
kondensor disebut sebagai distilat
sedangkan sisa cairannya disebut
residu.Distilat mengandung lebih
banyak komponen yang volatil (mudah
menguap) dan residu mengandung lebih
banyak komponen yang kurang volatil.
Penyulingan minyak atsiri terdapat pada kantung-kantung
minyak dalam jaringan tumbuhan sehingga diperlukan suatu usaha
untuk mengeluarkannya.

air

Uap panas
Tanaman
ketel penyuling dan minyak
aromatik
atsiri

panas
kondensor

tabung pemisah

minyak atsiri air suling


Contoh :
Destilasi pada Penyulingan Minyak Nilam
Proses Penyulingan Minyak Nilam
TANAMAN NILAM

PEMETIKAN

DAUN NILAM TANGKAI NILAM

PENGECILAN
UKURAN

PELAYUAN DAN
PENGERINGAN

DAUN DAN TANGKAI


NILAM KERING

PENYULINGAN

MINYAK + AIR
NILAM

PEMISAHAN AIR

MINYAK NILAM
Bahan Baku Nilam untuk Penyulingan
Unit Penyulingan Nilam Kapasitas 25 kg
PENYULINGAN
MINYAK AKAR WANGI
Proses pengolahan minyak akar wangi
Tanaman akar
wangi

Pemanenan
Mencabut tanaman dengan hati-hati

Pembersihan akar dari tanah

Pemotongan akar

Pembersihan dan pengeringan akar

Penyulingan

Minyak
akar wangi
INDUSTRI KECIL
PENYULINGAN MINYAK PALA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai