Anda di halaman 1dari 16

Sistem Transmisi Daya Listrik

2 SKS

Elias K. Bawan
Tujuan
1. Mahasiswa mengenal peralatan saluran
transmisi daya listrik
2. Mahasiswa bisa melakukan analisis jaringan
transmisi daya listrik
3. Mahasiswa bisa merencanakan jaringan
transmisi daya listrik
Silabus
Pengantar Sistem Tenaga Listrik (1) Representasi Diagram Pengganti Saluran
a. Pendahuluan Transmisi (3)
b. Komponen Sistem tenaga Listrik a. Saluran pendek
Pengantar Sistem Transmisi Daya Listrik b. Saluran menengah model t dan Phi
(1) c. Saluran panjang
a. Klasifikasi saluran transmisi Konstanta-Konstanta Umum Saluran
b. Tegangan Saluran Transmisi Transmisi (2)
c. Komponen Utama Saluran Transmisi Kompensasi Pada Saluran Transmisi (2)
Karakteristik Elektrik Saluran Tranmsisi (3) a. Reaktor Shunt
a. Resistansi b. Kapasitor seri
b. Induktansi dan Reaktansi Induktif Fasa Perencanaan Saluran Transmisi Daya
Tunggal
Listrik (1)
c. GMR dan GMD
d. Kapasitansi dan Reaktansi Kapasitif Fasa
Tunggal Final test
Mid Test
Daftar Pustaka
1. A. Arismunandar, S. Kuwahara (2004) Teknik Tenaga Listrik, Jilid II Saluran
Transmisi; Pradnya Paramita, Jakarta
2. A. Arismunandar, S. Kuwahara (2004) Teknik Tenaga Listrik, Jilid III Gardu
Induk; Pradnya Paramita, Jakarta
3. Bonggas L. Tobing (2003); Peralatan Tegangan Tinggi; Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
4. Hutauruk T.S (1987); Pengetanahan Netral Sistem Tenaga Listrik dan
Pengetanahan Peralatan; Erlangga, Jakarta
5. Hutauruk T.S (1990); Transmisi Daya Listrik; Erlangga, Jakarta
6. Bhel (2005); Handbook of Switchgears, Tata McGraw-Hill Publishing Co
Ltd, New Delhi
7. TS Madhava, Rao (1996); Principles and Practise of Electric Power
Transfer System, Khanna Publishers
8. Turan Gonen (1988); Electric Power Transmission system engineering;
Jhon Wiley and Sons, New York
Aturan Penilaian
Tugas : 20%
Absen : 10% Nilai :
Mid Test : 35% ≥ 80 A
Final Test : 35% 70 – 79,9 B
55 – 69,9 C
45 – 54,9 D
≤ 44,9 E
Gambaran Umum
Sistem Tenaga Listrik
Alur Sistem Tenaga Listrik
Sistem Tenaga Listrik

Terdiri atas 4 bagian :


1. Sistem
pembangkitan
2. Sistem transmisi
3. Sistem distribusi
4. Beban
Lanjutan Sistem Tenaga Listrik
Jenis Pembangkitan
Energi listrik dibangkitkan di pembangkit tenaga
listrik (PTL) yang dapat merupakan suatu pusat
listrik tenaga uap (PLTU), pusat listrik tenaga air
(PLTA), pusat listrik tenaga gas (PLTG), pusat
listrik tenaga diesel (PLTD), ataupun pusat listrik
tenaga nuklir (PLTN). PTL biasanya
membangkitkan energi listrik pada tegangan
menengah (TM), yaitu pada umumnya antara 6-
20 kV.
Gardu Induk Step Up
• Pada sistem tenaga listrik yang besar, atau bilamana
PTL terletak jauh dari pemakai, maka energi listrik itu
perlu diangkut melalui saluran transmisi, dan
tegangannya harus dinaikkan dari TM menjadi
tegangan tinggi (TT).
• Pada jarak yang sangat jauh malah diperlukan tegangan
ekstra tinggi (TET). Menaikkan tegangan itu dilakukan
di gardu induk (GI) dengan menggunakan
transformator penaik (step-up transformer). Tegangan
tinggi di Indonesia adalah 70 kV, 150 kV, dan 275 kV.
Sedangkan tegangan ekstra tinggi 500 kV.
Transmisi Tenaga Listrik.
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari
tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga
Saluran distribusi listrik (substation distribution)
sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen
pengguna listrik.
Tegangan Transmisi
• Tegangan generator dinaikkan ke tingkat
tegangan transmisi yaitu antara 11 kV d 765
kV.
• Tegangan extra-tinggi (Extra High Voltage –
EHV) : 345 500 dan 765 kV.
• Tegangan tinggi standar (High Voltage-HV
standard) :115kV, 138kV, dan 230kV
Gardu Induk Step Down
• Mendekati pusat pemakaian tenaga listrik, yang dapat
merupakan suatu industri atau suatu kota, tegangan
tinggi diturunkan menjadi tegangan menengah (TM).
Hal ini juga dilakukan pada suatu GI dengan
menggunakan transformator penurun (step-down
transformer). Di indonesia tegangan menengah adalah
20 kV.
• Saluran 20 kV ini menelusuri jalan-jalan di seluruh kota,
dan merupakan sistem distribusi primer. Bilamana
transmisi tenaga listrik dilakukan dengan menggunakan
saluran hantaran udara dengan menara-menara
transmisi, sistem distribusi primer di kota biasanya
terdiri atas kabel-kabel tanah yang tertanam di tepi
jalan, sehingga tidak terlihat.
Gardu Distribusi
• Di tepi-tepi jalan biasanya berdekatan dengan
persimpangan, terdapat gardu-gardu distribusi (GD), yang
mengubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah
(TR) melalui transformator distribusi (distribution
tansformer).
• Melalui tiang-tiang listrik yang terlihat di tepi jalan, energi
listrik tegangan rendah disalurkan kepada pemakai. Di
indonesia tegangan rendah adalah 220/380 Volt, dan
merupakan sistem distribusi sekunder.
• Energi diterima pemakai dari tiang TR melalui konduktor
atau kawat yang dinamakan sambungan rumah (SR) dan
berakhir pada alat pengukur listrik yang sekaligus
merupakan titik akhir pemilikan PLN
Klasifikasi Beban
1. Beban rumah tangga, pada umumnya beban rumah tangga berupa
lampu untuk penerangan, alat rumah tangga, seperti kipas angin,
pemanas air,lemari es, penyejuk udara, mixer, oven, motor pompa
air dan sebagainya. Beban rumah tangga biasanya memuncak
pada malam hari.
2. Beban komersial, pada umumnya terdiri atas penerangan untuk
reklame, kipas angin, penyejuk udara dan alat- alat listrik lainnya
yang diperlukan untuk restoran. Beban hotel juga diklasifikasikan
sebagai beban komersial (bisnis) begitu juga perkantoran. Beban
ini secara drastis naik di siang hari untuk beban perkantoran dan
pertokoan dan menurun di waktu sore.
3. Beban industri dibedakan dalam skala kecil dan skala besar. Untuk
skala kecil banyak beropersi di siang hari sedangkan industri besar
sekarang ini banyak yang beroperasi sampai 24 jam.
4. Beban Fasilitas Umum

Anda mungkin juga menyukai