Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK

Isu isu bioetik

NAMA :
1. AYU SANDRA SASKIA
2. FITRA LISMA
3. VINI AFRIANTI
4. REGA SRI ANDAYANI
DEFINISI
Kata arthritis berasal dari kata
Yunani. Pertama, arthron, yang
berarti sendi. Kedua, itis yang
berarti peradangan. Secara
harfiah, arthritis berarti radang
sendi.. Sedangkan rheumatoid
arthritis adalah suatu penyakit
autoimun dimana persendian
(sendi tangan dan kaki)
mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan
seringkali akhirnya menyebabkan
kerusakan bagian dalam sendi
(Gordon, 2002).
LANJUTAN

Reumatoid Artritis (RA) adalah suatu penyakit inflamasi


kronis yang menyebabkan degenerasi jaringan penyambung.
Jaringan penyambung yang biasanya mengalami kerusakan
pertama kali adalah membran sinovial, yang melapisi sendi.
inflamasi tidak berkurang dan menyebar ke struktur sendi
disekitarnya,Inflamasi ditandai oleh akumulasi sel darah putih,
aktivasi komplemen, fagositosis ekstensif, dan pembentukan
jaringan parut.
LANJUTAN

 Pada inflamasi kronis, membran sinovial mengalami


hipertropi dan menebal sehingga menyumbat aliran darah dan
lebih lanjut menstimulasi nekrosis sel dan respon
inflamasi.Sinovium yang menebal menjadi ditutup oleh
jaringan granular inflamasi yang disebut panus. Panus dapat
menyebar ke seluruh sendi sehingga menyebabkan inflamasi
dan pembentukan jaringan parut lebih lanjut. Sehingga
merusak tulang dan menimbulkan nyeri hebat serta
deformitas. (Corwin, 2009).


Klasifikasi Artritis Reumatoid

A. Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe :


Reumatoid Arthritis Klasik
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
Reumatoid Arthritis Defisit
Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
Probable Reumatoid Arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
Possible Reumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
B. Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,
edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan
kekakuan.
Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan
sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan
gangguan fungsi secara menetap.
ETIOLOGI

Penyebab pasti rheumatoid arthritis belum


diketahui secara pasti, diperkirakan merupakan kombinasi
dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor
sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah
faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus.
Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi
antara IGC dan faktor Reumatoid. Menurut Smith dan
Haynes (2002),
A. Pada Tahap Awal Klien Dengan Rheumatoid Arthritis
Akan Menunjukan Tanda Dan Gejala Seperti :
Nyeri persendian
Bengkak (Reumatoid nodule)
Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur
pada pagi hari
Terbatasnya pergerakan
Sendi-sendi terasa panas
Demam (pireksia)
Anemi
Berat badan menurun
Kekuatan berkurang
Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
 B. Pada Tahap Yang Lanjut Akan Ditemukan Tanda
Dan Gejala Seperti :
 -Gerakan menjadi terbatas
 -Adanya nyeri tekan
 -Deformitas bertambah pembengkakan
 -Kelemahan
 - Depresi
 C. Gejala Extraartikular :
 Pada jantung : Reumatoid heard diseasure, Valvula
lesion (gangguan katub), Pericarditis, Myocarditis
 Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis
 Pada lympa : Lhymphadenopathy
 Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
 Pada otot : Mycsitis
Patofisiologi
Reumatoid Artritis
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang
dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi dalam
jaringan sinovial. Proses fagositosis
menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-
enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga
terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan
akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan
erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak
sendi. Otot akan turut terkena karena serabut
otot akan mengalami perubahan degeneratif
dengan menghilangnya elastisitas otot dan
kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis
tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan
yang berhubungan dengan perilaku. Etika merupakan
aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral
kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip
dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan
bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-
nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan
istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam
hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode
Etik PPNI atau IBI.
Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk
memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan
standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan
profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai

dari pendidikan perawat atau bidan, dan berlanjut
pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat
atau teman. Perilaku yang etis mencapai puncaknya
bila perawat atau bidan mencoba dan mencontoh
perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk
membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini,
perawat atau bidan seringkali menggunakan dua
pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan
pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan
/kebidanan.
2.2 PRINSIP ETIS DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN
Lima prinsip penting dalam bidang keperawatan
yang dikembangkan oleh Fry (1991) meliputi :
1. Kemurahan Hati (Beneficence)
Inti dari prinsip ini adalah tanggung jawab untuk
melakukan kebaikan yang menguntungkan klien
dan menghindari perbuatan yang merugikan atau
membahayakan klien. Tetapi dengan kemajuan
ilmu dan teknologi, resiko yang membahayakan
klien dapat terjadi sehingga akan menimbulkan
konflik atau dilema. Untuk itu diperlukan sistem
klarifikasi nilai sebelum seseorang memutuskan
suatu tindakan. Megan (1989) mengelompokan
tujuh proses penilaian ke dalam tiga kelompok
yaitu:
a. Menghargai
Menjunjung dan menghargai nila/keyakinan
dan perilaku seseorang
Menegaskan di depan umum jika diperlukan
b. Memilih
Memilih dari berbagai alternative
Memilih setelah mempertimbangkan
konsekuensinya
Memilih secara bebas
c. Bertindak
Bertindak sebagai pola, konsistensi, dan
repetisi (mengulang yang telah disepakati)
2. Keadilan (Justice)
Beauchamp dan Childress memandang bahwa
mereka yang sederajat harus diperlakukan sederajat,
sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara
tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan kata lain ketika seseorang mempunyai
kebutuhan kesehatan yang besar, maka ia harus
mendapatkan sumber kesehatan yang besar pula.
3. Kemandirian (Otonomi)
Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu
mempunyai kebebasan untuk menentukan tindakan
atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka
pilih (Veatch dan Fry, 1987). Penerapan prinsip ini
dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat
kesadaran, usia, penyakit, ekonomi, lingkungan
rumah sakit, tersedianya informasi dan lain-lain.
4. Kejujuran (Veracity)
Menurut Veatch dan Fry (1987), prinsip ini
didefinisikan dengan menyatakan yang sebenarnya
atau tidak bohong. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa pada klien dalam keadaan terminal, klien
ingin diberi tahu tentang kondisinya secara jujur
(Veatch, 1978). Kejujuran harus dimiliki perawat saat
berhubungan dengan klien, karena kejujuran
merupakan dasar terbinanya hubungan saling
percaya antara perawat dengan klien.
5. Ketaatan (Fidelity)
Prinsip ini didefinisikan oleh Veatch dan Fry
sebagai tanggung jawab untuk tetap setia pada
suatu kesepakatan. Dalam konteks hubungan
perawat-klien meliputi tanggungjawab menjaga
janji, mempertahankan konfidensi, dan
memberikan perhatian/kepedulian. Kesetiaan
perawat terhadap janji-janji tersebut mungkin
tidak akan mengurangi penyakit atau mencegah
kematian klien, tetapi akan mempengaruhi
kehidupan serta kualitas kehidupan klien.
Kesimpulan

1. Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam


pelayanan kesehatan (Hudak & Gallo, 1997).Dalam
pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada
bioetik sebagaimana tercantum dalam sumpah janji
profesi keperawatan dan kode etik profesi keperawatan.
2. Dalam praktinya, seorang perawat harus memiliki
prinsi-prinsip Autonomi, Benefesience, Justice,
Veracity, Avoiding Killing, Fedelity.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai