Anda di halaman 1dari 13

Terapi biologis

1. AYU SANDRA SASKIA


2. NISA AFIFAH
3. RIYAN FEBRIANTO
4. REGA SRI ANDAYANI
1. Pengertian
Pengertian
Penerapan terapi biologis atau terapi somatic didasarkan
pada model medical di mana gangguan jiwa dipandang
sebagai penyakit. Ini berbeda dengan model konsep yang
lain yang memandang bahwa gangguan jiwa murni adalah
gangguan pada jiwa semata, tidak mempertimbangkan
adanya kelaianan patofisiologis. Tekanan model medical
adalah pengkajian spesifik dan pengelompokkasn gejala
dalam sindroma spesifik. Perilaku abnormal dipercaya
akibat adanya perubahan biokimiawi tertentu. Terapi ini
memfokuskan penyembuhan klien dengan bantuan obat-
obatan yang berfungsi sebagai anti depresi.
Tujuan
Tujuan
Terapi biologi atau somatic diberikan dengan
tujuan mengubah perilaku mal adaptif menjadi
perilaku yang adaptif dengan melakukan
tindakan dalma bentuk perlakuan fisik.
LANJUTAN
Jenis-Jenis dan Karakteristik
Restrain
Restrain adalah terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau muncul
untuk membatasi mobilitas fisik pasien, dilakukan pada kondisi khusus,
merupakan intervensi yang terakhir jika perilaku klien sudah tidak dapat
diatasi atau dikontrol dengan strategi perilaku maupun modifikasi
lingkungan (Widyodiningrat. R, 2009).
Jenis-jenis restrain :
Camisole (jaket pengekang)
Manset/ tali untuk pergelangan tangan dan kaki
Kursi geriatric
Sprei/ selimut basah
Tujuan dan Prinsip-prinsip Restraint
Melindungi pasien dari cedera fisik
Memberikan lingkungan yang aman
Strategi untuk menurunkan agresifitas

Indikasi
Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan
lingkungannya
Perilaku agitasi yang tidak dapat diatasi obat obatan
Klien yang mengalami gangguan kesadaran
Klien yang membutuhkan bantunan untuk mendapatkan rasa
aman dan pengendalian diri.
LANJUTAN
Seklusi
Seklusi adalah bentuk terapi yang mengurung klien dalam ruangan
khusus. Klien tidak dapat meninggalkan ruangan tersebut secara
bebas. Bentuk siklus dapat berupa pengurungan diruangan tidak
terkunci sampai pengurungan dalam ruangan yang terkunci dengan
Kasur tanpa sprei, tergantung dari tingkat kegawatan klien.

Indikasi
Yaitu dengan perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri,
orang lain dan lingkungann.

Kontraindikasi
Resiko tinggi bunuh diri
Klien dengan gangguan social
Kebutuhan untuk observasi masalah medis
Hukuman
Lanjutan
Fototerapi
Fototerapi atau sinar adalah terapi somatic pilihan. Terapi ini diberikan dengan memaparkan pada
klien terang. Terapi ini dapat menurunkan 75% gejala depresi yang dialami klien depresi
musim dingin atau gangguan efektif musiman.
Efek samping yang terjadi setelah dilakukan dapat berupa nyeri kepala, insomnia, kelelahan,
mual, mata kuning, keluar sekresi dari hidung atau sinus.

ECT (Electro Convulsif Therapy)


ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang
pada penderita baik tonik maupun klonik. Tindakan ini adalah bentuk terapi pada klien
dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang ditempelkan pada pelipis klien untuk
membangkitkan kejang grandmall.
Indikasi
ECT merupakan prosedur yang hanya digunakan pada keadaan
yang dirokemendasikan.

Kontraindikasi
Peningkatan tekanan intra kranial
Keguguran pada kehamilan.
Gangguan system muskuloskaletal, osteoartisis berat,
osteoporosis, fraktur Karena kejang grandmall.
Gangguan kardiovaskuler, infrak miokardium, agina, hipertensi,
aritmia dan aneu risma
Gangguan system pernafasan, asma bronkial
Keadaan lemah
Lanjutan
Terapi Deprivate Tidur
Terapi deprivasi tidur adalah terapi yg diberikan kepada klien
dengan cara mengurangi jumlah jam tidur klien. Hasil
penelitian ditemukan bahwa 60% klien depresi mengalami
perbaikan yg bermakna setelah jam tidurnya dikurangi selama
1 malam. Umumnya lama pengurangan jam tidur efektif
sebanyak 3,5 jam.
Indikasi
Terapi deprivasi tidur dianjurkan untuk klien depresi.

Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja terapi deprivasi tidur ini adalah mengubah
neuroendokrin yang berdampak anti depresan. Dampaknya
adalah menurunnya gejala-gejala depresi.
Lanjutan
Efek Samping
Klien yg didiagnosa mengalami gang. efektif tipe bipolar bila diberikan
terapi ini dpt mengalami gejala mania.

Intervensi Nutrisi
Pada umumnya terapis menganjurkan klien untuk mengkonsumsi
makanan yang mengandung penilethylamine dan buah-buahan yang
kaya akan antioksidan. Karena zat-zat tersebut dapat membantu
mengurangi stress.

Pemberian Obat (Medikasi Psikofarmaka)


Psikofarmaka adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien dengan
gangguan mental. Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik
yang bersifat Neuroleptik (bekerja pada sistem saraf). Pengobatan
pada gangguan mental bersifat komprehensif, yang meliputi :
Teori biologis (somatik). Mencakup pemberian obat psikotik dan Elektro Convulsi Therapi
(ECT).
Psikoterapeutik
Terapi Modalitas

Psikofarmakologi adalah komponen kedua dari management psikoterapi. Perawat perlu


memahami konsep umum psikofarmaka. Beberapa hal yang termasuk Neurotransmitter
adalah Dopamin, Neuroepineprin, Serotonin, dan GABA (Gama Amino Buteric Acid),
dll. Meningkatnya dan menurunnya kadar/konsentrasi neurotransmitter akan
menimbulkan kekacauan atau gangguan mental. Obat-obatan psikofarmaka efektif untuk
mengatur keseimbangan Neurotransmitter.

Prinsip Dasar Pelaksanaan Terapi


Penerapan terapi biologis atau terapi somatic didasarkan pada model medical dimana
gangguan jiwa dipandang sebagai penyakit. Ini berbeda dengan model konsep yang lain
yang memandang bahwa gangguan jiwa murni adalah gangguan pada jiwa semata, tidak
mempertimbangkan adanya kelainan patofisiologi. Tekanan model medical adalah
pengkajian spesifik dan pengelompokkan gejala dalam sindroma spesifik. Perilaku
abnormal dipercaya akibat adanya perubahan biokimiawi tertentu.
LANJUTAN
Peran Perawat dalam pemberian Terapi Psikofarmaka
Perawat harus mempunyai cukup pengetahuan tentang strategi psikofarmaka yang
tersedia, tetapi informasi ini harus digunakan sebagai salah satu bagian dari
pendekatan holistik pada asuhan pasien. Peran perawat meliputi hal-hal sebagai
berikut :
Pengkajian pasien. Pengkajian pasien memberi landasan pandangan tentang masing-
masing pasien.
Koordinasi modalitas terapi. Koordinasi ini mengintegrasikan berbagai terapi
pengobatan dan sering kali membingungkan bagi pasien
Pemberian agen psikofarmakologis. Program pemberian obat dirancang secara
professional dan bersifat individual
Pemantauan efek obat. Termasuk efek yang diinginkan maupun efek samping yang
dapat dialami pasien.
Penyuluhan pasien. Memungkinkan pasien untuk meminum obat dengan aman dan
efektif
Program Rumatan obat. Dirancang untuk mendukung pasien di suatu tatanan perawatan
tindak lanjut dalam jangka panjang.
Partisipasi dalam penelitian klinis antar disiplin tentang uji coba obat.
Perawat merupakan anggota tim yang penting dalam penelitian obat yang digunakan
untuk mengobati pasien gangguan jiwa
Kewenangan untuk memberi resep
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai