Anda di halaman 1dari 12

Bagaimana akhlak kita terhadap Rasulullah Saw?

• Pertama : Menaati Rasulullah Saw. Baik yang sesuai


selera/tidak. Melaksanakan apa yang beliau
perintahkan sesuai kemampuan dan menjauhi apa
yang beliau larang.
• Qs. An-Nisa 80
• 80. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia
telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari
ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka[321].
Bagaimana akhlak kita kepada Allah
Swt ?

• Pertama: Membenarkan berita yang datang


dari Allah subhanahu wata’ala
Maksudnya adalah seseorang tidak boleh ragu dan bimbang
dalam membenarkan berita yang datang dari Allah, karena
berita dari Allah bersumber dari ilmu Allah yang paling benar
perkataannya.
Allah ta’ala berfirman:

‫َّللا َح ِديثًا‬
ِ ‫ق ِم َن ه‬ ْ َ ‫َم ْن أ‬
ُ ‫ص َد‬
“Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada
Allah?” (An Nisa: 87)
• Kita semua telah mengetahui bahwa takdir-takdir Allah yang
menimpa mahluk-Nya tidak semua sesuai dengan keinginan
si hamba. Ada sesuai dengan keinginan kita, adapula yang
bertentangan dengan keinginan kita. Misalnya sakit,
keadaan seperti ini bukan keinginan kita. Semua manusia
tentu ingin sehat.Contoh yang lainnya misalnya kemiskinan.
Ini juga bukan keinginan kita. Setiap manusia pasti ingin
hidup kaya atau berkecukupan.
• Akan tetapi takdir Allah dengan hikmah-Nya bermacam-
macam, sebagian ada yang disukai manusia dan ia pun
berlapang dada dengan takdir tersebut. Dan sebagian lagi
tidak disukai manusia. Maka akhlak yang baik kepada Allah
berkenaan dengan takdir-takdir-Nya adalah dengan ridha
dengan apa yang Allah takdirkan. Merasa tenang dan lapang
dengan takdir tersebut serta hendaknya kita menyadari
bahwa tidaklah Allah menakdirkan bagi kita seseuatu
• Kedua: Menerima hukum-hukum
yang Allah tetapkan dengan
mengamalkannya
Tidaklah sepantasnya bagi seseorang untuk menolak
hukum Allah. Apabila seseorang menolak hukum Allah
maka apa yang dia lakukan adalah bentuk akhlak buruk
kepada Allah. Sama saja penolakan itu dalam bentuk
pengingkaran, atau sombong tidak mau mengamalkan,
menolak atau menyepelekan pengamalannya.

.Ketiga: Menerima takdir Allah


dengan sabar dan tawakal
• Kedua : Membenarkan semua berita shahih yang
datang dari Rasulullah Saw. Allah telah memberikan
jaminan kebenaran setiap ucapan yang keluar dari
Rasulullah Saw. Karena apa yang beliau ucapkan
tidak lain adalah wahyu dari Allah Swt. Firman
Allah Qs. An-Najm 3-5

• “ 3. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut


kemauan hawa nafsunya.
• 4. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya).
• 5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.”
• Ketiga : Mendahulukan perkataan Rasulullah
Saw atas perkataan manusia, dan membatasi
diri beramal sesuai dengan sunnahnya.
• Keempat : Mencintai ulama ( Sahabat, tabi’in
dan tabi’ut tabi’in)
• Kelima : Beramal hanya dengan tuntunan
Rasulullah Saw
Bagaimana akhlak terhadap sesama dan
lingkungan?
Kewajiban bagi seorang muslim terhadap seorang
muslim ada 6 macam :
1. Jika berjumpa mengucapkan salam
2. Jika diundang, maka datangilah
3. Jika meminta nasehat, maka berilah nasihat
4. Jika bersin lalu dia membaca “Alhamdulillah”, maka
doakanlah “Yarhamukallah”
5. Jika sakit maka jenguklah
6. Jika meninggal, maka antarkanlah jenazahnya (HR.
Bukhari-Muslim)
Akhlak baik terhadap sesama manusia dibagi
menjadi beberapa :
• Diri sendiri ( sabar, pemalu, santun, rendah
hati, lapang dada, suka pemaaf, busana
muslim dan muslimah, )
• Terhadap orang lain ( mengucapkan yang
paling baik, memaafkan, kasih sayang
terhadap sesama, mengucapkan salam,
berjabat tangan, menepati janji, berlaku adil,
mengutamakan yang lain, menundukkan
pandangan)
Lima Langkah Meraih
Akhlaq Mulia
Pertama:
Hendaknya seseorang senantiasa memperhatikan dalil-
dalil dari Al Quran dan As Sunnah yang berkaitan dengan
keutamaan akhlaq yang terpuji.

Kedua:
Berteman dengan orang-orang shalih yang berakhlaq
mulia, yang dikenal dengan ilmu dan amanahnya.
Akhlak tercela terhadap sesama dibagi menjadi
beberapa :
• Diri sendiri (boros, serakah, pengecut,
bersedih terhadap barang yang hilang,
membanggakan diri, buruk sangka, )
• Sesama ( memanggil dengan gelar yang buruk,
menghina, mencela, perselisihan, mencuri
dengar, gibah, adu domba, senda gurau,
menipu)
• Ketiga:
Hendaknya seseorang memperhatikan apa yang
diakibatkan oleh akhlak yang buruk,
• Keempat:
Hendaknya dia senantiasa menghadirkan dalam
benaknya gambaran akhlak Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam
• Kelima :
Senantiasa berdoa, meminta kepada Allah agar
dianugerahi akhlaq yang mulia
• Referensi:
Makarimul Akhlaq, Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Qutufun min Syamaaili Muhammadiyyah, Asy Syaikh Muhammad bin Jamil
Zainu

Anda mungkin juga menyukai