anggota Kelompok : - M. Yogi Revaldo (190101013) - Yahya ayasy am (190101014) - Fikri Rinu (190101015) - Febriyoko Aritonang (190101016) -Tedy Roynaldo (190101017) - M. Maulana saputra(190101018)
Fakultas Teknik D3 Teknik Mesin
Universitas Lampung 2019/2020 PENDAHULUAN
Tenaga kerja merupakan modal utama dalam
pengembangan usaha, sehingga mereka harus mendapatkan perlindungan keselamatan kerja dari perusahaan. Selain itu, untuk menunjang terciptanya suasana dan lingkungan pekerjaan yang aman dan sehat, perusahaan harus melaksanakan beberapa program untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam presentasi ini kami akan menyampaikan kesehatan Kerja dalam aspek biologi. PENGERTIAN Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal, mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stres lingkungan di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteraan, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat. BAHAYA BIOLOGI Bahaya biologi pada lingkungan kerja Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi. Contoh : · Organisme viable dan racun biogenic Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease. · Alergi Bionik Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim. Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang. Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur jaringan). Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb. · Bahaya Infeksi Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang potensial mengalaminya yaitu pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci. UPAYA DALAM KESEHATAN KERJA
Upayakesehatan kerja adalah penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerj
a dan lingkungan kerja agar setiap pegawai dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat disekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal. (UU Kese hatan Tahun 1992 Pasal 23). PENGENDALIAN BAHAYA BIOLOGIS Untuk pengendalian bahaya biologis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Eliminasi Eliminasi merupakan suatu pengendalian resiko yang bersifat permanen dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas pertama. EEliminasi adalah cara pengendalian resiko yang paling baik, karena resiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat potensi bahaya ditiadakan. 2) Subtitusi Pengendalian dengan subtitusi dilakukan dengan cara menganti bahan- bahan dan peralatan yang berbahaya dengan bahan- bahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau yang lebih aman, sehingga pemaparannya selalu dalam batas yang masih bias diterima. 3) Rekayasa Teknik Pengendalian dengan rekayasa teknik dilakukan dengan cara merubah struktur objek kerja untuk mencegah seseorang terpapar potensi bahaya, misalnya dengan memisahkan tempat untuk pembuangan sampah sesuai dengan jenisnya, pemberian pengaman pada mesin, pemberian alat bantu mekanik. 4) Pengendalian Administrasi Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya. Metode ini meliputi; rekruitmen tenaga kerja baru sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan ditangani, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan. 5) Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri secara umum merupakan sarana pengendalian yang digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara. Alat Pelindung Diri merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem pengendalian resiko di tempat kerja. KESIMPULAN
Semua jenis bahaya dalam lingkungan kerja terutama dalam aspek
biologi dapat diatasi apabila dilakukan upaya – upaya yang tepat dalam penanganya, sehingga mampu mencptakan lingkungan kerja yang sehat.