Anda di halaman 1dari 47

SYARAT DAN METODE

PELAKSANAAN BENDUNG
BENDUNG

Bendung yaitu suatu bangunan


yang melintang pada aliran
sungai yang terbuat dari
pasangan batu kali/bronjong/
beton yang berfungsi untuk
meninggikan muka air agar
dapat dialirkan ke tempat yang
memerlukan.

2
SYARAT-SYARAT KONSTRUKSI BENDUNG
 Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada
waktu banjir;
 Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya
dukung tanah di bawahnya;
 Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang
disebabkan oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke
dalam tanah;
 Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air
minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi;
 Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat
membawa pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak
menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.
3
SYARAT-SYARAT PENENTUAN LOKASI BENDUNG

• aspek yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi bendung adalah :


1. pertimbangan topografi
2. kemantapan geoteknik fondasi bendung
3. pengaruh hidraulik
4. pengaruh regime sungai
5. tingkat kesulitan saluran induk
6. ruang untuk bangunan pelengkap bendung
7. luas layanan irigasi
8. luas daerah tangkapan air
9. tingkat kemudahan pencapaian
10. biaya pembangunan
11. kesepakatan stakeholder
Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus
didasarkan atas beberapa faktor

1. Keadaan topograf
 Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi,
sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan
diari;
 Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah
diketahui maka elevasi mercu bendung dapat
ditetapkan;
 Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi
topograf dapat diseleksi.
5
2. Keadaan hidrologi
Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan
juga adalah faktor – faktor hidrologinya, karena
menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi
bendung tergantung pada debit rencana. Faktor – faktor
yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana,
perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi
curah hujan, unit hidrograf, dan banjir di site atau
bendung.

6
3. Keadaan Hidrolik & Morfologi
 Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya
pada waktu debit banjir;
 Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit
banjir;
 Tinggi muka air pada debit banjir rencana;
 Potensi dan distribusi angkutan sedimen.

7
4. Keadaan Tanah Pondasi
Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah
pondasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi
kegempaan dan potensi gerusan karena arus dan
sebagainya.

5. Biaya Pelaksanaan
Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi
salah satu faktor penentu pemilihan lokasi pembangunan
bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari
segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak
terlalu sulit. 7
PERTIMBANGAN REGIME SUNGAI

• Hindari lokasi bendung pada bagian sungai dimana


terjadi perubahan kemiringan sungai secara mendadak
• Hindari bagian sungai dengan belokan tajam
• Pilih bagian sungai yang lurus mempunyai kemiringan
relatif tetap sepanjang penggal tertentu
PERTIMBANGAN HIDRAULIK

• bagian sungai yang lurus


• jika bagian sungai yang lurus tidak ditemukan, maka bisa dipilih
lokasi di belokan, tapi posisi bangunan intake harus terletak pada
tikungan luar dan terdapat bagian sungai yang lurus di hulu bendung
00
.0
10
00
.0
20
0
.00
64
SALURAN INDUK

• pilih lokasi bendung sedemikian sehingga pembangunan


saluran induk dekat bendung tidak terlalu sulit dan tidak
terlalu mahal
• hindari trace saluran menyusuri tebing terjal apalagi
berbatu
• usahakan ketinggian galian tebing pada saluran induk
kurang dari 8 m dan ketinggian timbunan kurang dari 6 m
RUANG UNTUK BANGUNAN PELENGKAP

• untuk kolam pengendap dan saluran penguras


dengan panjang dan lebar masing-masing kurang
lebih 300 – 500 m dan 40 – 60 m
Luas Layanan Irigasi
 dapat memberikan luas layanan yang memadai
terkait dengan kelayakan sistem irigasi
LUAS DAERAH TANGKAPAN AIR

• terkait dengan debit andalan yang didapat dan debit banjir


yang mungkin terjadi menghantam bendung
• dikaitkan dengan luas layanan yang didapat dan ketinggian
lantai layanan dan pembangunan bangunan melintang anak
sungai (kalau ada)

Kesepakatan Stakeholder
 melakukan sosialisasi pemilihan lokasi bendung
P .1 3
+4
9 7 .800

498

7 .800
.5 1

+ 49
0

5 0 4 .9 0 6
498
.6 9
6
+4
9 7 .800

D sn. JU R A N G JE R O

7 .800
+ 49

an
+ 4

gam
97

en
.8 0

ar P
0

P ag
+ 4 8 9 .9 0 0

494
0
.80
97
+4

.0 3
5
D s n . J U R A N G JE R O
492 + 4
.9 8 97
0 .8 0
492 0
.5 1
9

0
5 0 1 .3 8 4

.80
97
+4
B
5 0 1 .2 3 4 49
7.

9 .900
4 9 6 .0 5 2 52

8
+ 4

1
5 0 4 .8 0 4 2
492 +
.5 5 49
4 9 5 .8 6 1 7 7.
+4
9 8 .600

80 49 +4

0
9 7 .800

7.
4 9 5 .2 7 3 49 48
5. 3

2
23

3
5 0 4 .2 6 1 49 9
3.

9 .900

49
49 53

8
+ 4

6.
2. 0

4
492

49

17
10
5 0 1 .5 7 3 .7 1

5
3

6.

2
1 R .2

17
492
+ 4
98 .600

49
.4 4

2
9 3 .90

2
+4

1.
5 0 0 .5 6 5 492

49
4 9 4 .5 4 8 .6 6

49
0

1
49
9 2 .90

0.
+4

49
2.

32
49 00

5.
1
4 9 6 .5 0 4 4 9 3 .6 2 6 1. 1

37
6

49
23

9 .900

0
4

5.
8

49
+ 4
4 9 4 .8 2 9 49

26
5.
1.

2
22

20
49

8
1

1
0.

49
9

49
10
49 38

0.
11
493 1. 7

3.
7

48
8
77
06

12
.4 3

53
0

9.
5 9

20

7
3 4 .5

5
4 9 6 .4 7 6

18
.00
5 0 1 .2 8 9

0
88
+4
49
49
1.

0.
49
95

70
4 9 5 .5 6 3 49

13
3

9
0.
5.

4
501

49

10
11

05
.0 5 38

.800
12
13
0.
7

14

88
2

48
4 9 6 .3 0 2

21

+4
28

9.
8
+ 4

30
9 6.00

48
.900
9 .900

7
9.
89
8

49
+ 4

68
+ 4

16

49

49
7 .800

0.

0
17

0.
+ 49

4.
16

49
48

28
4 9 4 .7 4 1

47
3

0.
8.
11

48
49

2
05
26
48

9.
2.
49

48
R .1

49

2
3

21
06

7.
5.

7.
an
4 9 7 .7 6 9

48
5.
49 51

gam

12

6
4

69
12

75
en

8.
9. 5

15

49
ar P

9
.800
8 .000

8
81

76
D sn. N G AM PEL

1
501

P ag

16
+4

88
9 8 .600

5.

+ 4
.4 7

+ 4
+ 4

7
98

0R

49
.600

75
5 0 2 .3 8 7 HA
7 J O B IN A N G U N

22

49
12

2.
1

8 .800
+4

5.
9 7 .800

31
49
5 0 0 .1 3 8

8
75

+ 4

7
5.
+ 4

7 .800
9 4.50
13

1
496

75
+ 49
.00

5 0 4 .1 8 7

49 96.
1

48
49
14

+ 4

4
9 3.00

6. 45

7.
4.

21
20

45 0

40
94

2
1

48
6.
49

95
9.
496
.00

49
495

79
.00

48

5
17

6.
4 494

22

7.
.00

56

U
12
48
493

6
.00

3
5 0 2 .7 3 7

6.
492
.00

P.

48
13

3
491

48
.00

P.
I 490

7.
9
.00

48

15
23
7.
10

1
23
+

1
50
I

48
0.

49

6.
488

16
.00

20
6.
00
5 0 4 .5 0 6

17
63

9
15

49

9
6.
487

18
.00

74
+5

48
1

6.
05

30
6
.0

48
486
.00

5.
48

47
6.
P.

48

8
35
D sn. N G A M P E L

5.

2
58
8

6
48
6.
68
4 8 6 .1 6 1

3
49
H A R J O B IN A N G U N

0.
48

98
5.

2
58
6

49
4.
60
7
P.
M A T A A IR

7
4 8 5 .3 1 3

49
4.
4 8 6 .0 9 6

60
9
24
PENCAPAIAN MUDAH

• kemudahan untuk keperluan mobilisasi alat dan bahan saat


pembangunan fisik maupun operasi dan pemeliharaan
• kemudahan melakukan inspeksi oleh aparat pemerintah

Biaya Pembangunan yang Efisien

 Biaya konstruksinya minimal tetapi memberikan ouput yang


optimal
MORFOLOGI SUNGAI
MORFOLOGI SUNGAI

• perlu diketahui apakah meander di lokasi bangunan yang


direncana stabil atau rawan terhadap erosi selama terjadi
banjir
• peta foto udara lama diperiksa dengan seksama guna
membuat penyesuaian-penyesuaian morfologi sungai
• naiknya muka air setelah selesainya pelaksanaan bangunan
bendung harus diperhitungkan
MUKA AIR
• muka air rencana di depan pengambilan bergantung pada:
- elevasi muka air yang diperlukan untuk irigasi (eksploitasi
normal)
- beda tinggi energi pada kantong lumpur yang diperlukan untuk
membilas sedimen dari kantong
- beda tinggi energi pada bangunan pembilas yang diperlukan
untuk membilas sedimen dekat pintu pengambilan
- beda tinggi energi yang diperlukan untuk meredam energi pada
kolam olak
METODE PELAKSANAAN

• metode pelaksanaan dipertimbangkan juga dalam


pemilihan lokasi yang cocok pada tahap awal
penyelidikan
• metode pelaksanaan alternatif di sungai (a) dan
sudetan/kopur di samping sungai (b)
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN-PEKERJAAN SEMENTARA YANG HARUS
DIPERTIMBANGKAN

• pembuatan saluran pengelak, dibuat jika konstruksi dilaksanakan di


dasar sungai yang dikeringkan dan aliran sungai akan dibelokkan
untuk sementara
• bendungan sementara (cofferdam) adalah bangunan sementara di
sungai untuk melindungi lokasi pekerjaan
• tempat kerja (construction pit) adalah tempat di mana bangunan
akan dibuat, biasanya lokasi cukup dalam dan perlu dijaga tetap
kering dengan jalan memompa air di dalamnya
• kopur (sudetan), jika pekerjaan dilakukan di luar alur sungai di

tempat yang kering dan dilakukan dengan memintas (disodet) dimana

lengan sungai lama kemudian harus ditutup

• dewatering (pengeringan air permukaan dan penurunan muka air

tanah)

• tanggul penutup diperlukan untuk menutup saluran pengelak atau

lengan sungai lama setelah pelaksanaan konstruksi bendung pengelak

selesai
19

20 8.
.3

1
.1 5 9
50

90 0
1
A.
1 9 8 .4
1
.2 4 0
40

0
.5 2
18

1 87
19
.4

.5
40

80
B M .0

17
1 2 .1

.5
B M .0
12 150
.2 2 0

70
16
X = 1 0 0 0 .0 0 0
00
1 2 .0 5 9

.2
1 3 .2 5 0 Y = 1 0 0 0 .0 0 0
2

60
13

A.
13

Z = + 1 0 .0 0 0

8
3 3 .5 1
0 10

.8
3
.0

.8 .0
9

16
5

15
1 .7 1 1 6 .5 0

13
20
13

E 6 .7 4

.8
0
F
.5

3 .5
G 1 3+.2 50

20
60

0.60
0 .4 0

0.30
1 0 .0 0
13

14 1 6 .9 3 0
.2

.3 1179 .4 1 0 .1 5 0
10

80 0 R2

82
.6 88 0 1 F

3
.3 0

1.20
6 .0

4 .3
0 1 +1

7.
+ 1 5 .0 0 0 .0
0 0
0 .7 2 F
G
A 1 13 D
1 3 2 .1

17 .8 1 0 .0 0 0
.6 8
1
.2 6 0

1.00
0 14
50

1 5 .5 3 0 0
.1 5
+ 1 5 .8 0

15 12
12 2.

.7 7 3 .0 6
0
+ 1 5 .0 0
A
1

7
.3 2

0 6 .4 10
7 .0
.8 0
00
15 2 .0 7
06 0

1
3

4 .5 2

0.80
.5 3 1
11

14 0

0.50
0
.2

.2 2 .0 9 00.4 0
11

00

0 1 21 .0 1
.1

1 B

3.50
B 60

+ 8.00

+ 8.00
30

14 F 60

10.00
.2

7.50
.2 0 9 .2
0 1 2 .4 4 0
11

12
.7 5 11
.4

0.60
0 .7 5 0 .7 5 0 .7 5 0 .7 5 0 .7 5
0
60

0 .7 5

3.50
12

2 .6 3 7 .8 0 7
9 .6 5 1
.3

B' B'
60
60

9 .6 5 1
9 .2
+ 1 5 .0 0

D E W A T E R IN G 1 2 .1 0 0
0 .7 5

70
1 6 65.. . 29 1 0

+ 10.30
2 .8 0
8 .5 2 0
11 5 . 0

1 .2 0
.6
. 0 092277 0

0
1 6

+ 8 .0 0
1 1 .7 9 + 8 .0 0
1

2 0 00

12 8 .5 2 0
10

32.00
.8 0 1 1 .4 3 0
0 6 .6

.0 0
11 Bang. Lam a 1

+ 10
.9 6 10

1
0

65
C 09 8 .1.8 7 0
21

.1 C

9.
7
10
.2

50
80

1 1 .2 0 0 7 .4 1 0

20.10
0 7 .9 1 0 .3 5 0
74 70
11 9. 7 .9
1 2 .9 4 1
1 1 .0 1 0 BM 1 10
.3 3
.1 5 3 4 .2 9 4 0
0 8 .9
10 1 1 .4 7 0
.9 3 1 0 .4 2 0 3 7 .0 0
10 0 4 .5 0
1 .8 5 2 .8 0 4 .8 0 2 .7 0
.4 1 B M .1
10 0 X = 9 7 9 .8 5 9
.1 2 0
10 0 1 0 .6 3 3 72 Y = 9 7 9 .2 8 1
9.
0

0.50
.7 2 0

0
4 .4
1100 .3

5 .0
91
+ 1 5 .8 0 Z = + 1 0 .8 1 0
13 0
8. 750
+ 1 5 .0 0
.8 33

R=
.4 2
0 8. 0 0

48
1 0 .4 1 0 88 .1 4

.8
9 .6 9 0 8. 14

13
.5 0
12 1
30 1 10 .8 3
.2 .1 8
9 .5 7 0 + 1 5 .0 0 10
12
.6 7 20
R=

.1

8
0 14

.8
30
.9 3
10

9 .6
9 0

13
15
.0 0

0 5 10 15 20 m
.3 9
0
1155 .7 1 0 .5 8 0
.0 9
.7
1155 .0
.7 99 00
S k a la 1 : 2 0 0
.7 9 00 1 4 .4 3 0
0
.0
15 E D
+

19
.2 3
0
TIPE BANGUNAN

• bangunan yang mempengaruhi muka air hulu: bendung


pelimpah dan bendung gerak mampu membendung air sampai
tinggi minimum yang diperlukan
• bangunan yang tidak mempengaruhi muka air hulu:
pengambilan bebas, pompa dan bendung saringan bawah
yang dapat dibuat dari pasangan batu atau beton, atau
campuran kedua bahan ini yang masing-masing bahan
bangunannya mempengaruhi bentuk dan perencanaan
bangunan tersebut
MATERIAL BANGUNAN UTAMA

• pasangan batu kali, syarat:


- tinggi bendung maksimum 3m
- lebar sungai maksimum 30m
- debit sungai persatuan lebar dengan periode ulang
100 tahun maksimum 8m3/dt/m
- tinggi tembok penahan tanah maksimum 6m
MATERIAL BANGUNAN UTAMA

• BETON, SYARAT:
- BENDUNG PELIMPAH SKALA BESAR DAN TINGGI MELEBIHI SYARAT-SYARAT
BATASAN PADA BENDUNG PASANGAN BATU KALI
- KUALITAS LEBIH BAGUS DARI BATU KALI, KARENA PROSEDUR PELAKSANAAN
DAN KONTROL KEKUATAN BAHAN MENGACU PADA STANDAR YANG SUDAH
BAKU
MATERIAL BANGUNAN UTAMA

• beton komposit, syarat:


- bendung pelimpah skala besar dan tinggi melebihi
syarat-syarat batasan pada bendung pasangan batu
kali tapi volumenya besar
- struktur beton yang didalamnya diisi dengan pasangan
batu kali
- tebal lapisan luar minimal 60 cm
METODE PERENCANAAN

Metode perencanaan merupakan langkah- langkah awal


yang ditempuh dalam perencanaan suatu konstruksi.
Metode yang dimaksudkan diatas adalah metode
perencanaan konstruksi yang diperlukan dalam rencana
pelaksanaan pembangunan Bendung.

29
METODE PERENCANAAN

Data
Topograf

Survei Data Ya
Identikasi Lapangan, Geologi Cek
Studi Investigasi,
Masalah kelengkapan
Pustaka Pengumpulan Data data
Tidak
Data Hidrologi

Data
Tanah

30
Mulai

Analisa Data

Perencanaan Dimensi
Konstruksi

Analisa Stabilitas

Tidak
Aman

Ya

Gambar Dessain
Konstruksi

RKS

RAB

31

Selesai
METODE RENCANA PELAKSANAAN

Dalam perencanaan konstruksi akan didapatkan


dimensi teknis dari konstruksi yaitu cofferdam dan
diversion channel yang kemudian akan diterapkan
dalam metode rencana pelaksanaan bendung.
Metode yang dipakai dalam rencana pelaksanaan
bergantung pada teknik pelaksanaan yang
diterapkan pelaksana di lapangan, teknik
pelaksanaan yang diterapkan akan berpengaruh
pada konstruksi dalam sistem dewatering-nya.
32
TERDAPAT 2 TIPE TEKNIK PELAKSANAAN
DALAM PEMBANGUNAN BENDUNG,

1. Konstruksi Tanpa Tahapan


2. Konstruksi dengan Tahapan

33
METODE RENCANA PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNG
TANPA TAHAPAN

 PELAKSANAAN KONSTRUKSIBENDUNGTANPA TAHAPAN


 PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNG DI MANA KONSTRUKSI
BENDUNGNYA BIAS LANGSUNG DIBUAT DALAMSATU TAHAP.
 METODOLOGI RENCANA PELAKSANAANNYA ADALAH SEBAGAI
BERIKUT :

34
DIAGRAM ALIR METODOLOGI RENCANA PELAKSANAAN
TANPA TAHAPAN

Mulai A

Pekerjaan Diversion
Channel/Diversion Pembongkaran Cofferdam

Pekerjaan Cofferdam
Pembongkaran Diversion channel
/ Tunnel (bila tidak dimanfaatkan lagi
Pekerjaan Bendung seluruhnya

A Selesai
14
METODOLOGI RENCANA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
BENDUNG DENGAN TAHAPAN

Pelaksanaan konstruksi bendung dengan tahapan


adalah pelaksanaan konstruksi bendung dimana
konstruksi bendungnya tidak bisa langsung dibuat
dalam satu tahap(biasanya dibuat dalam dua Tahap).
Secara umum metode rencana pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :
36
DIAGRAM ALIR METODOLOGI RENCANA
PELAKSANAAN DENGAN TAHAPAN

Pembongkaran
Cofferdam Tahap II

Selesai

37
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNG

38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

Anda mungkin juga menyukai